Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KULIAH UMUM

“Laboratorium Kesehatan”
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Klinik

Oleh :
1. Devi Wulandari (11151055)
2. Fatimah Nur’octaviani D (11151058)
3. Hana Ramadhanty (11151060)
4. Lutfia Chandra P (11151065)
5. M. Iqbal A.R (11151069)
6. Nurul Azmi D (11151073)
7. Shinta Rahayu (11151080)
8. Syaraswati Wulandari (11151084)
9. William Adisurya (11151085)
10.Yusup Bahtiar (11151087)
KELOMPOK 4 / 4 FA2

SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG


2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Laboratorium Kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang diharapkan
mampu memberikan pelayanan terbaik terhadap kebutuhan individu dan masyarakat dalam
rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010 yang berperan sebagai pendukung maupun
penegak dari sebuah diagnosis penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang optimal.
Menurut Kep.Menkes No.943/Menkes/SK/VIII/2002 yang dimaksud dengan
Laboratorium Kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan
berasal manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang integral dari
pelayanan kesehatan, pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
berbagai program dan upaya kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakan
diagnosis, pemberian pengobatan dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan
keputusan lainnya.
Oleh karena itu, mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar
dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti, benar, dapat dipercaya
dan memuaskan pengguna jasa. Dalam penatalaksanaan penyakit secara umum kita
mengenal proses
penanganan pasien yang diawali dengan : anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik. Dalam
kasus ringan mungkin dokter atau pengguna jasa lain dapat segera menentukan diagnosa
sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus-kasus yang lebih serius,
pemeriksaan laboratorium menjadi sangat dibutuhkan dalam penentuan diagnosa, prediksi,
terapi dan pemantauan suatu penyakit. Maka sebagai konsekuensi, hasil pemeriksaan
laboratorium yang berkualitas/bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna jasa
lainnya agar diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi lebih tepat dan
efisien. Pemberian pelayanan Laboratorium Kesehatan di masyarakat dapat kita jumpai
dalam bentuk pelayanan terintegrasi dengan pelayananan kesehatan lainnya (misalnya ;
laboratorium di rumah sakit dan puskesmas),
dan dalam bentuk pelayanan tersendiri atau mandiri (Balai laboratorium kesehatan, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan & Laboratorium Kesehatan Swasta/LKS).

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Laboratorium kesehatan
2. Macam-macam laboratorium kesehatan
3. Fungsi laboratorium kesehatan
4. Peranan laboratorium kesehatan
1.3 Tujuan
1. Untuk mengenalkan mahasiswa tetang fungsi-fungsi pelayanan laboratorium
kesehatan bagi masyarakat.
2. Mengenalkan peranan laboratorium dalam pengaruhnya terhadap kesehatan
masyarakat.
1.4 Manfaat
Mahasiswa dapat lebih memahami dan mengetahui secara lebih luas dan mendalam
tentang manfaat dan peranan laboratorium bagi kesehatan masyarakat , sehingga
terciptanya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada masyarakat sesuai dengan
harapan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran,
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor
yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat. Laboratorium
kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan kesahatan, khususnya bagi
kepentingan preventif dan curative, bahkan promotif dan rehabilitative.
Penyelenggaraan laboratorium kesehatan masyarakat umumnya dilaksanakan di Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan. Sementara sampai saat ini fungsi Balai Labkes merupakan
laboratorium yang mampu menyelenggarakan pelayanan klinik dan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan keterbatasan dan keluasan kemampuan parameter pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh suatu laboratorium maka laboratorium kesehatan tersebut diklasifikasi menjadi
laboratorium pratama dan utama.

2.2 LABORATORIUM KLINIK


Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pemeriksaan
spesimen klinik untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. (pasal
1). Spesimen klinik adalah bahan yang berasal dan/ atau diambil dari tubuh manusia untuk
tujuan diagnostik, penelitian, pengembangan, pendidikan, dan/atau analisis lainnya, termasuk
new-emerging dan re-emerging, dan penyakit infeksi berpotensi pandemik. (pasal 2).
Pemeriksaan teknik sederhana adalah pemeriksaan laboratorium menggunakan alat fotometer,
carik celup, pemeriksaan metode rapid, dan/atau mikroskopik sederhana yang memenuhi
standar sesuai ketentuan yang berlaku. (pasal 3). Pemeriksaan teknik automatik adalah
pemeriksaan laboratorium menggunakan alat automatik yang memenuhi standar sesuai
kebutuhan yang berlaku mulai dari tahap melakukan pengukuran sampel sampai dengan
pembacaan hasil. (pasal 4). Laboratorium klinik dibagi menjadi :
2.2.1 Laboratorium Klinik Umum Mandiri
Laboratorium Klinik Umum merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di bidang hematologi, kimia klinik,
mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, dan imunologi klinik.(pasal 2:2)
(pasal 3:1) Laboratorium Klinik umum diklasifikasikan menjadi :
 Laboratorium Klinik Umum Pratama : Laboratorium Klinik Umum Pratama
merupakan laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik
dengan kemampuan pemeriksaan terbatas dengan teknik sederhana (pasal 3:2)
 Laboratorium Klinik Umum Madya : Laboratorium Klinik Umum Madya yaitu
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan
kemampuan pemeriksaan tingkat laboratorium klinik umum prata dan pemeriksaan
imunologi dengan teknik sederhana. (pasal 3:3)
 Laboratorium Klinik Umum utama : Laboratorium Klinik Umum Utama merupakan
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik dengan
kemampuan pemeriksaan lebih lengkap dari laboratorium umum madya dengan teknik
automatik. (pasal 3:4)
2.2.2 Laboratorium Klinik Khusus
Laboratorium Klinik Khusus merupakan laboratorium yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan spesimen klinik pada 1 (satu) bidang pemeriksaan khusus
dengan kemampuan tertentu. (pasal 2:3). Laboratorium Klinik khusus terdiri atas :
 Laboratorium Mikrobiologi Klinik : Laboratorium mikrobiologi klinik
melaksanakan pemeriksaan mikroskopis, biakan, identifikasi bakteri, jamur, virus, dan
uji kepekaan. (pasal 4:2)
 Laboratorium Parasitologi Klinik : Laboratorium parasitologi klinik melaksanakan
identifikasi parasit atau stadium dari parasit baik secara mikroskopis dengan atau tanpa
pulasan, biakan atau imunoesai. (pasal 4:3)
 laboratorium Patologi Anatomik : Laboratorium patologi anatomik melaksanakan
pembuatan preparat histopatologi, pulasan khusus sederhana, pembuatan preparat
sitologi, dan pembuatan preparat dengan teknik potong beku. (pasal 4:4)

A. Laboratorium Kesehatan Masyarakat


a. Kimia Lingkungan
b. Pemeriksaan Jasaboga

B. Laboratorium Kesehatan Lingkungan


 Laboratorium Klinik Rumah Sakit
KELAS A,B,C,D
Akreditasi : KARS versi GCI
 Laboratorium Klinik Puskesmas
PDTP, Puskesmas, PDTPK (lokasi terpencil)
Akreditasi: FKTP

2.3 Fungsi Laboratorium Kesehatan


Laboratorium sebagai pelaksana teknis Kesehatan dan sebagai satuan penelitian kesehatan
mempunyai fungsi antara lain :
1. Pelaksana kesehatan sesuai dengan pembangunan kesehatan.
2. Pelaksana dan Pembina hubungan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain dan
masyarakat .
Agar pembangunan bidang kesehatan ini dapat berhasil serta tugas dan fungsi kesehatan dapat
dilaksanakan dengan baik, maka perlu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan
peningkatan pemberdayaan sarana dan prasarana laboratorium bagi penunjangnya, yang
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam peningkatan mutu kesehatan dan akan
mempengaruhi pula efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya.
2.4 Pelayanan Laboratorium Kesehatan
Pelayanan Laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, dan pengobatan, serta
pemulihan kesehatan.
Penyelenggara sarana laboratorium kesehatan bisa dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah)
atau swasta, baik secara perseorangan atau berbadan hukum sesuai dengan persyaratan jenis
dan fungsi laboratorium yang diatur berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah,
dan secara lebih khusus terhadap penyelenggaraan pelayanan laboratorium kesehatan ini
pemerintah telah mengeluarkan aturan main dalam bentuk Kep.Menkes
No.04/Menkes/SK.I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan Swasta yang terdiri dari
laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat.
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi kesehatan individunya, maka
ke depan nantinya mereka dapat menggunakan pelayanan laboratorium kesehatan tersebut
secara lebih efisien dan efektif sehingga kebutuhan untuk mengetahui dan mendeteksi secara
dini kesehatan dirinya tidak selalu harus dengan rujukan dari tenaga medis lainnya (terutama
parameter pemeriksaan yang berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan.
Dengan demikian laboratorium kehilangan kemandirian motivasi dan inisiatif
pengembangan dan menunjukkan kesehatan , termasuk perbaikan mutu kesehatan yang
merupakan salah satu tujuan kesehatan nasional. Peran serta masyarakat, khususnya tenaga
kesehatan dalam penyelenggara kesehatan selama ini sangat minim. Dengan demikian hasil
laboratorium mempunyai beban untuk mempertanggung jawabkan hasil penelitian kepada
pasien, klien ataupun tenaga kesehatan lainya sebagai penentu tindakan selanjutnya.
Laboratorium kesehatan yang bermutu menunjukkan pada derajat atau tingkat
keunggulan suatu kesehatan dalam memadukan berbagai input seperti bahan dan alat penelitian,
sarana kesehatan, suasana laboratorium yang kondusif, lingkungan yang nyaman dan dukungan
administrasi, sehingga terjadi interaksi pelayanan yang baik.
Apabila dikaitkan dengan tuntutan program kesehatan yang menginginkan masyarakat
sadar akan pentingnya kesehatan dan sekrining penyakit dari gejala- gejala yang di rasakan dan
mendapat kepastian diagnosa agar bisa membatasi ataupun dapat mengobati lebih dini agar
tercapainya kesehatan masyarakat yang baik, menginginkan mutu kesehatan yang meningkat
sementara kemampuan dan keberadaaan laboratorium sangat jarang di masyarakat sehingga
untuk menjawab diagnosa itu sangat memprihatinkan.
2.5 Tujuan Pemeriksaan Laboratorium
Tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium adalah :
a. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya dengan
urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes selanjutnya
adalah untuk melihat gangguan faal hati.
b. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia, malaria, TBC, DM.
c. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.
d. Memasukkan/mengeluarkan dari diagnosis diferensial misalnya pasien dengan panas; tifoid,
malaria, dengue hemorrhagic fever (DHF).
e. Menentukan beratnya penyakit, misalnya hepatitis, infeksi saluran kemih.
f. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronis: tbc paru, sirosis hati.
g. Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah.
h. Membantu menentukan rawat inap, misalnya observasi tifoid, observasi leukemia.
i. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit, misalnya
leukemia, diabetes.
j. Membantu ketepatan terapi, misalnya tes kepekaan kuman.
k. Memonitor terapi, misalnya tes HbA1c pada diabetes, widal pada tifoid.
l. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah ditemukan diagnosis.
m. Membantu mengikuti perjalanan penyakit, misalnya diabetes, hepatitis.
n. Memprediksi atau menentukan ramalan (prognosis) penyakit, misalnya dislipidemia dengan
penyakit jantung, kanker dengan kematian.
o. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya bila hasil pemeriksaan
laboratorium kembali normal.
p. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya tes untuk membuktikan
perkosaan.
q. Mengetahui status kesehatan umum (general check up).
2.6 Produk Laboratorium Kesehatan
Laboratorium kesehatan merupakan sarana pelayanan jasa yang menghasilkan produk berupa
sekumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan informasi bagi pihak tertentu dalam
upaya mendukung dan penegakan diagnosis, evaluasi terhadap proses pengobatan, informasi
terhadap adanya suatu kasus di masyarakat dan lain sebagainya. Sebagai sebuah sarana
kesehatan yang menghasilkan data yang akan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan
dan tindakan bagi pengguna jasa tersebut maka kehandalan hasil pemeriksaan tersebut sangat
diutamakan.
Hasil pemeriksaan dikatakan handal jika hasil pemeriksaan tersebut memenuhi syarat ketelitian,
ketepatan hasil pemeriksaan, memiliki sensitivitas dan spesifisitas metode yang tinggi. Apabila
hasil pemeriksaan laboratorium yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut handal
menunjukkan laboratorium tersebut memiliki kualitas yang baik, dan untuk menunjang kualitas
Laboratorium kesehatan tersebut maka 3 (tiga) faktor utama yang perlu diperhatikan, yaitu :
Manajemen, Sumber Daya Manusia, dan Sarana Alat & Reagensia.
Sampai saat ini sarana laboratorium kesehatan di Kalimantan Selatan umumnya memberikan
pelayanan laboratorium klinik, terutama yang diselenggarkan oleh laboratorium rumah sakit,
Balai labkes dan laboratorium klinik swasta, dengan parameter pemeriksaan pada bidang
hematologi, kimia klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi. Parameter
pemeriksaan tersebut ditujukan untuk mendukung dan mendiagnosis terhadap fungsi-fungsi
organ seperti jantung, paru, hati, pankreas, ginjal dan lain-lain. Disamping itu pula untuk
mendeteksi adanya penyakit-penyakit infeksi yang mungkin diderita oleh pasien seperti
penyakit yang disebabkan oleh berbagai kuman atau bakteri, virus dan parasit/jamur serta
mikroorganisme lainnya.
Untuk menjamin agar hasil pemeriksaan di laboratorium klinik ini berkualitas baik, yaitu
memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi maka seluruh kegiatan dilaboratorium mulai dari
kegiatan pra analitik (Persiapan pasien, Pengambilan dan Penampungan spesimen, Penanganan
spesimen, Pengiriman specimen, serta Pengolahan dan Penyimpanan specimen), analitik
(Pemeriksaan spesimen, Pemeliharaan dan Kalibrasi alat, Uji kualitas Reagen, Uji Ketelitian,
dan Uji Ketepatan), pasca analitik (pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan) harus
terkontrol dengan baik dan benar, dan jika ini dilakukan oleh laboratorium maka umumnya
jarang dijumpai adanya keluhan bagi pengguna jasa.
BAB III
PERANAN LABORATORIUM BAGI KESEHATAN MASYARAKAT

3.1 Peranan Laboratorium Bagi Kesehatan Masyarakat


Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Untuk
memperoleh kesehatan yang prima, setiap orang akan berusaha dengan berbagai cara untuk
mengatasi dan mengobati penyakit yang dideritanya hingga sembuh. Seseorang dalam
mencapai kesembuhan yang diharapkan terkadang membutuhkan bantuan dari pihak lain
dalam hal ini adalah laboratorium klinik. Laboratorium klinik merupakan salah satu instansi
yang berwenang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. Keadaan ini
membuat laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada
kosumen dalam hal ini adalah pasien yang akan menggunakan jasa laboratorium klinik,
sehingga pasien merasakan kepuasan dan loyal terhadap kualitas yang ditawarkan. Pelayanan
laboratorium merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan yang sangat dibutuhkan
masyarakat. Melalui kualitas pelayanan yang baik diharapkan pasien akan merasa puas
sehingga pasien akan kembali ke rumah sakit tersebut jika membutuhkan pelayanan kesehatan.
Hal ini nantinya akan dipertimbangkan oleh laboratorium klinik prodia dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pasiennya. Prodia merupakan
klinik (laboratorium medis) yang memiliki manajemen yang tangguh fasilitas peralatan dan
layanan pemeriksaan yang berkualitas, ditambah kemampuan melayani lebih dari 2000 jenis
pemeriksaan, Prodia telah berperan sebagai laboratorium rujukan berskala nasional. Prodia
memiliki berbagai macam layanan, diantaranya adalah layanan pemeriksaan laboraturium rutin
yang menggunakan sistem Technical Quality Assurance (TQA) yang menjamin mutu
pemeriksaan disetiap cabang Prodia adalah sama dan memenuhi standar Prodia (mencakup
peralatan, prosedur serta kompetensi setiap personilnya). Namun demikian tidak semua
pelanggan loyal terhadap Prodia dan ada beberapa diantaranya bahkan tidak kembali
melakukan pemeriksaan di klinik Prodia.
3.2 Penyelenggaraan dan Penggunaan Jasa Laboratorium Kesehatan
Penyelenggaran sarana laboratorium kesehatan bisa dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah)
atau swasta, baik secara perseorangan atau berbadan hukum sesuai dengan persyaratan jenis
dan fungsi laboratorium yang diatur berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah,
dan secara lebih khusus terhadap penyelenggaraan pelayanan laboratorium kesehatan ini
pemerintah telah mengeluarkan aturan main dalam bentuk Kep.Menkes
No.04/Menkes/SK.I/2002 tentang Laboratorium Kesehatan Swasta. Dalam peraturan tersebut
laboratorium kesehatan swasta terdiri dari laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan
masyarakat.
Umumnya yang membutuhkan jasa laboratorium kesehatan tersebut adalah sarana kesehatan
pemerintah dan swasta, dokter, dokter gigi, bidan, instansi pemerintah untuk kepentingan
penegakan hukum, atau oleh masyarakat langsung (namun untuk kebutuhan diagnosis penyakit
diharuskan melalui petunjuk dokter).
Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kondisi kesehatan individunya, maka
ke depan nantinya mereka dapat menggunakan pelayanan laboratorium kesehatan tersebut
secara lebih efisien dan efektif sehingga kebutuhan untuk mengetahui dan mendeteksi secara
dini kesehatan dirinya tidak selalu harus dengan rujukan dari tenaga medis lainnya (terutama
parameter pemeriksaan yang berhubungan dengan upaya pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan.
3.3 Aspek Mutu Dalam Perencanaan SDM Laboratorium Kesehatan
Perlu disadari bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat,
tuntutan akan pelayanan kesehatan yang bermutu pun semakin meningkat. Sejalan dengan itu
maka pelayanan diagnostik yang diselenggarakan oleh laboratorium kesehatan sangat perlu
untuk menerapkan sebuah standar mutu untuk menjamin kualitas pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat.
Salah satu standar mutu pelayanan laboratorium klinik Rumah Sakit adalah tersedianya SDM
dengan jumlah yang cukup dan memenuhi kualifikasi tenaga sesuai dengan jenis pelayanan
laboratorium klinik yang ada.
Berkaitan dengan mutu pelayanan laboratorium kesehatan, ada 3 variabel yang dapat
digunakan untuk mengukur mutu, yaitu :
1. Input (struktur), ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
laboratorium kesehatan, seperti SDM, dana, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi,
informasi dan lain-lain. Pelayanan laboratorium kesehatan yang bermutu memerlukan
dukungan input yang bermutu pula. Hubungan input dengan mutu adalah dalam perencanaan
dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2. Proses, ialah interaksi professional antara pemberi layanan dengan konsumen (pasien/
masyarakat). Proses ini merupakan variable penilaian mutu yang penting.
3. Output/outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada
konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.
Untuk meningkatkan mutu pelayanan, laboratorium klinik yang terdapat dalam seluruh Rumah
Sakit perlu dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen yang tepat. Salah satu
pendekatan mutu yang digunakan adalah Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Magement,
TQM).
Pendekatan Manajemen Mutu Terpadu dalam pelayanan laboratorium adalah menggunakan
konsep dari Creech, yaitu suatu pendekatan manajemen yang merupakan suatu sistem yang
mempunyai struktur yang mampu menciptakan partisipasi menyeluruh dari seluruh jajaran
organisasi dalam merencanakan dan menerapkan proses peningkatan yang berkesinambungan
untuk memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan. Terdapat lima pilar Manajemen Mutu
Terpadu, yaitu kepemimpinan, proses, organisasi, komitmen, produk dan layanan (service).
Manajemen mutu terpadu berfokus pada peningkatan proses. Proses adalah transformasi dari
input, dengan menggunakan mesin peralatan, perlengkapan metoda dan SDM untuk
menghasilkan produk atau jasa bagi pelanggan .
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Laboratorium kesehatan adalah sarana kesehatan yang melaksanakan
pengukuran, penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia
atau bahan bukan berasal dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab
penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan kesehatan masyarakat.
· Laboratorium sebagai pelaksana teknis Kesehatan dan sebagai satuan penelitian
kesehatan mempunyai fungsi antara lain :
1. Pelaksana kesehatan sesuai dengan pembangunan kesehatan
2. Pelaksana dan Pembina hubungan kerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain
dan masyarakat .
· Pelayanan laboratorium merupakan salah satu bagian dari pelayanan kesehatan
yang sangat dibutuhkan masyarakat.

4.2 Saran
Laboratorium perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada
kosumen dalam hal ini adalah masyarakat yang akan menggunakan jasa
laboratorium, sehingga masyarakat merasakan kepuasan dan loyal terhadap kualitas
yang ditawarkan, hal ini juga bertujuan agar terselenggaranya pelayanan
laboratorium kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam rangka
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
DAFTAR PUSTAKA
 Gandasoebrata R, Penuntun Laboratorium Klinik, Cetakan 13, Dian Rakyat, Jakarta,
2007.
 Hadi Sutrisno, Statistik 2, Penerbit Andi Offset,Yogyakarta, 1989.
 Waterbury L, Buku Saku Hematologi, Alih Bahasa Sugi Suhandi, Edisi 3, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
 Widmann F. K, Clinical Interpreation of Laboratory Test, (Tinjauan Klinik Atas Hasil
Pemeriksaan Laboratorium), Terjemahan R. Gandasoebrata, dkk, Edisi 9. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1989.
 Wirawan, Riadi dan Erwin Silman, Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana,
Edisi 2, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta, 1996.

Anda mungkin juga menyukai