Anda di halaman 1dari 9

APLIKASI TEORI KONSERVASI LEVINE PADA ANAK DENGAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUANG


PERAWATAN ANAK

Mariyam¹

¹ Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang


Jl.Kedungmundu Raya No.8 A Semarang
Email: mary_chalista81@yahoo.co.id

Abstrak
Konservasi menurut Levine merupakan suatu gambaran sistem yang kompleks agar manusia dapat
melanjutkan fungsi dan beradaptasi sesuai dengan pertahanan tubuhnya. Kebutuhan oksigen adalah
kebutuhan fisiologis bagi manusia. Anak mempunyai kebutuhan oksigen yang lebih tinggi dari orang
dewasa. Pemenuhan oksigen memerlukan peran sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler. Gangguan
pada kedua sistem tersebut menyebabkan gangguan dalam pemenuhan oksigenasi. Perawat perlu
membantu anak supaya kebutuhan oksigenasi terpenuhi agar tubuh mampu melanjutkan fungsi sehingga
anak kuat dan mampu melawan ketidakmampuan. Hal tersebut sesuai dengan prinsip konservasi Levine.
Karya ilmiah ini membahas aplikasi teori Konservasi Levine dalam asuhan keperawatan pada anak
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang perawatan anak. Fokus bahasan pada
penggunaan teori Konservasi Levine dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi anak. Asuhan keperawatan
dilakukan melalui proses keperawatan Levine yaitu pengkajian, merumuskan trophicognosis, menentukan
hipotesis, intervensi dan evaluasi. Terdapat lima kasus yang dibahas. Hasil akhir dari penerapan
konservasi Levine mampu meningkatkan kemampuan anak dalam beradaptasi terhadap perubahan yang
terjadi namun respon organismik terhadap tindakan masing-masing klien berbeda tergantung dari
kemampuan dan penyakit yang diderita.

Kata kunci : Oksigenasi, teori Konservasi Levine

Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan 103
104 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 1, No. 2,Oksigenasi
Kebutuhan November 2013;Perawatan
Di Ruang 104-112 Anak
Mariyam
PENDAHULUAN
Kebutuhan oksigenasi merupakan Perhatian atas energy, aktivitas dan
kebutuhan fisiologis dasar bagi semua integritas fungsi pernapasan agar tubuh
manusia untuk kelangsungan hidup sel dan mampu untuk memenuhi kebutuhan
jaringan serta metabolisme tubuh. Anak oksigenasi perlu dilakukan pada anak yang
mempunyai kebutuhan oksigen lebih tinggi mengalamami gangguan pemenuhan
dari orang dewasa. Pemenuhan kebutuhan kebutuhan oksigenasi. Beberapa penelitian
oksigen sangat ditentukan oleh keadekuatan tentang penerapan teori konservasi Levine
sistem pernapasan dan sistem telah dilakukan. Delmore (2006) yang
kardiovaskuler (Poston, 2009). Gangguan menerapkan teori konservasi Levine pada
pada kedua sistem tersebut menyebabkan klien dengan ventilasi jangka panjang, yang
gangguan dalam pemenuhan oksigenasi mengevaluasi keletihan (fatigue) dan
(Potter & Perry, 2006). malnutrisi energy protein selama proses
weaning dan hasil penelitian menunjukkan
Anak sering dirawat di rumah sakit karena bahwa klien cenderung lelah selama proses
mengalami gangguan pernapasan. Menurut penyapihan. Selain itu Mefford dan
data Riskesdas tahun 2007 penyebab Alligood (2004) juga menerapkan teori
kematian terbanyak pada balita adalah konservasi Levine dalam perawatan bayi
pneumonia sebesar 15,5 % (Depkes, 2012). premature. Prinsip Konservasi menurut
Profil kesehatan Indonesia tahun 2010 Levine terdiri atas konservasi energi,
menunjukkan bahwa pneumonia dan infeksi integritas struktural, integritas personal dan
saluran pernapasan akut (ISPA) termasuk integritas sosial
10 besar penyakit terbanyak pada pasien
rawat inap di RS, kasus ISPA sejumlah METODE
9737 kasus dan pneumonia sejumlah 9340 Penelitian ini menggunakan desain studi
kasus (Kementrian Kesehatan RI, 2011). kasus. Kasus yang diambil sebanyak 5.
Selain disfungsi sistem pernapasan, Tempat diadakan penelitian di ruang
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi Pediatric Intensive Care Unit (PICU)
juga disebabkan oleh disfungsi sistem Penelitian dilakukan pada bulan Februari
kardiovaskuler. Disfungsi sistem sampai April 2013. Sampel dalam
kardiovaskuler merupakan penyebab utama penelitian ini adalah anak yang dirawat di
kematian dalam usia satu tahun pertama PICU dengan gangguan pemenuhan
selain prematuritas. Insiden penyakit kebutuhan oksigen di antaranya kasus
jantung kongenital pada anak diyakini Ventricular Septal Defect (VSD),
sebesar 4 sampai 10 per 1000 kelahiran pneumonia aspirasi, bronkopneumonia,
hidup (Hockenberry & Wilson, 2009). acute respiratory distress syndrome
(ARDS), kasus spinal muscular atropy
Pada anak dengan gangguan pemenuhan (SMA) dan kasus aspirasi benda asing. Data
kebutuhan oksigenasi, perawat perlu didapatkan dari catatan medis dan
membantu anak supaya kebutuhan keperawatan serta observasi klien.
oksigenasi anak terpenuhi agar tubuh
mampu melanjutkan fungsi sehingga anak HASIL
kuat dan mampu melawan Kasus 1, An. H (7 bulan) laki-laki, masuk
ketidakmampuan. Hal ini sesuai dengan ruang rawat PICU pada 18 Februari 2012
prinsip konservasi yang dikemukakakn oleh dengan sesak nafas. Anak terdiagnosa
Levine. Berdasarkan teori ini peran perawat ventricular septal defect (VSD) 12 mm.
adalah mempertahankan konservasi dan Pengkajian tanggal 20 Februari 2012, anak
integritas pada semua situasi. Intervensi perawatan hari keempat. Anak tampak sakit
ditujukan untuk meningkatkan kemampuan berat, lemah, kurus, dan apatis. Suhu tubuh
adaptasi dan mempertahankan kesehatan 38,3 C, nadi 160 x/menit teraba besar,
secara menyeluruh (Alligood, 2010). tekanan darah 70/40 mmHg. Anak

104 Jurnal Keperawatan Anak


Volume 1 No. 2 November 2013
Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
103-111 105
Oksigenasi Di Ruang Perawatan Anak
Mariyam
terpasang nasogastric tube (NGT) dan penghisapan sampai 5 detik dan
mendapatkan diet susu full cream 6 x 60 memberikan waktu cukup diantara tindakan
ml, berat badan 4,7 kg, tinggi badan 67 cm. untuk memungkinkan reoksigenasi,
Status gizi anak berdasarkan BB/TB memberikan posisi prone, menjaga intake
tergolong status gizi buruk (58,8 %). Klien cairan adekuat (total intake cairan 16
lebih banyak tertidur, terbangun jika ada ml/jam: 384 cc/hari), memberikan
yang membangunkan. Anak mendapatkan lingkungan yang tenang agar anak dapat
obat midazolam 14 mg dalam 50 ml beristirahat, memonitor intake dan output
Dextrose 5 % diberikan 1 ml/jam. Kuku cairan (balance cairan), memberikan
sianosis, hidung dan mulut terdapat sekret kompres hangat, mengatur suhu ruangan
serta mulut terpasang endotracheal tube agar tetap sejuk, melakukan perawatan oral
(ETT) nomer 4 dengan batas 11 cm yang hygiene dengan menggunakan chorhexidine
terhubung dengan ventilator dengan modus 0,12 %, merawat tempat penusukan vena,
PCMV, peep +5cmH2O, respiratory rate memberikan minum sesuai dengan diet,
50 x/menit, tidal volume: medium, FiO2: memfasilitasi interaksi antara orang tua dan
0,80, perbandingan inspirasi dan anak saat jam berkunjung dan memberikan
ekspirasi=1:1, mukosa bibir lembab dan informasi tentang kondisi anak. Selain itu
pucat, bunyi jantung I & II normal, tindakan kolaborasi yang dilakukan adalah
terdengar suara murmur, capillary refill pemantau hasil laboratorium, pemberian
time 3 detik, akral dingin, saturasi 91 % dan obat-obatan. Selama perawatan 10 hari di
ekstremitas sinistra bawah oedema. Anak ruang rawat PICU anak sempat mengalami
tampak sesak, ada retraksi dada, ronchi, perbaikan, saturasi mencapai 90-95 %,
reflek batuk kuat. Hasil laboratorium pada namun pada tanggal 28 Februari 2012 jam
tanggal 20 Februari menunjukkan alkalosis 08.00 anak mengalami bradikardi, sempat
hipokloremi, anemia, dan risiko infeksi dilakukan resusitasi jantung paru selama
dengan HCO3 36 mEq/l (normal: 21-25 sekitar 5 menit dan akhirnya anak
mEq/l), khlorida 89 mmol/l (normal 96-108 dinyatakan meninggal.
mmol/l), hemoglobin 9,7 gr/dl (normal: 12-
16 mg/dl), Hematokrit 32 % (normal: 38-47 Kasus 2, An. R (2 tahun 8 bulan) laki-laki,
%), CRP 25,4. Anak tampak terlihat tidak An. R dirawat di ruang rawat PICU RS di
nyaman saat dilakukan tindakan yang Jakarta sejak tanggal 15 Oktober 2011
menimbulkan nyeri misalnya pemasangan karena kejang dan apnue. Saat dilakukan
infus dan suction di ETT, terlihat anak pengkajian pada tanggal 22 November 2012
menggerakkan kaki dan meneteskan air anak sudah pada perawatan PICU hari ke
mata. Selain itu setiap dilakukan perubahan 39. Selama perawatan di PICU anak
posisi dan setelah dilakukan suction anak menjalani pemeriksaan lumbal pungsi,
mengalami penurunan saturasi oksigen. laboratorium dan pemeriksaan foto thorak
dan menjalani perawatan dengan bantuan
Masalah keperawatan utama yang muncul ventilasi mekanik. Anak di diagnosa
pada An. H adalah bersihan jalan nafas ARDS, Sepsis, Ventilator Associated
tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola Pneumonia (VAP), meningoensefalitis.
nafas tidak efektif, intoleransi aktifitas, Saat dikaji anak dalam kesadaran apatis,
peningkatan suhu tubuh, penurunan curah besar pupil kanan dan kiri isokor 3 mm,
jantung, perubahan proses keluarga. anak terpasang ventilator tipe PSIMV,
Intervensi keperawatan yang telah diberikan dengan PEEP +6 cmH2O, respiratory rate
antara lain memantau tanda-tanda vital, dari ventilator 18 x/menit, tidal volume
memantau status mental, memantau status medium dan FiO2 0,50. Anak terpasang
hemodinamik, memantau kepatenan jalan NGT dan mendapatkan diet susu full cream
nafas, melakukan fisioterapi dada dan 8x90 cc. Berat badan klien saat ini 15,5 kg,
melakukan suction sekresi dari ETT, mulut tinggi badan 90 cm. Selama di PICU anak
dan hidung sesuai dengan kebutuhan (4 jam lebih banyak tidur, bangun saat batuk dan
sekali) dengan membatasi setiap mengeluarkan sekret. Saat dilakukan

Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan 105
106 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 1, No. 2,Oksigenasi
Kebutuhan November 2013;Perawatan
Di Ruang 104-112 Anak
Mariyam
tindakan yang menimbulkan nyeri (misal memfasilitasi hubungan antara An. R dan
pemasangan infus vena jugularis) anak keluarga saat jam berkunjung. Hasil
mengatupkan gigi dan kadang lidahnya evaluasi setelah perawatan sampai dengan
tergigit.Turgor kulit bagus namun pada tanggal 23 Desember 2012 menunjukkan
telapak tangan dan telapak kaki tampak hasil bahwa anak belum dilakukan
kering hingga bersisik, mata tampak pemasangan trakheostomi sesuai dengan
bengkak pada kelopak mata dan terdapat perencanaan dari tim dokter, keluarga
sekret, hidung terdapat sekret dan terpasang mengatakan masih bingung tentang biaya
ETT pada lubang hidung kanan dan kiri perawatan setelah pemasangan
terdapat NGT, mulut terdapat banyak tracheostomi, anak makan cair 8x120 cc
sekret, suara jantung normal, irama jantung yang terdiri dari 1200 kkal dan protein 30
teratur, tampak pucat pada telapak tangan, gram melalui NGT, anak dapat istirahat
edema pada telapak tangan dan telapak dengan tenang, waktu luang banyak
kaki, capillary refill time 3 detik, anak digunakan untuk tidur, posisi tidur anak
terpasang ventilator, ada reflek batuk, suara setiap 4 jam dialih baring mulai dari posisi
nafas ronkhi, terdapat kemerahan pada prone, semi fowler, miring kanan maupun
ujung penis, kulit skrotum kemerahan dan miring kiri, kesadaran apatis, pupil isokor
terdapat kemerahan pada anus, pada dengan besar pupil 4 mm, ada reflek
ekstremitas pergerakan terbatas tangan dan cahaya, pernapasan dibantu dengan
kaki kaku. Pada pemeriksaan penunjang ventilator dengan modus PCMV, PEEP
analisis gas darah menunjukkan asidosis +5cmH2O, Respiratory Rate 30 x/menit,
respiratorik dengan PCO2 46 dan HCO3 tidal volume medium, FiO2 0,35, Pressure
30, selain itu menunjukkan anemia dengan control 18, P.Triger 5.0, I:E=1:1,5, MAP
Hb 10,1 g/dl dan menunjukkan adanya 105, sekret berkurang, ada reflek batuk,
infeksi dengan leukosit 20.900, perfusi jaringan cukup, akral hangat,
pemeriksaan kultur bronkus pada tanggal capillary refil time <3 detik, masih
20/11/2011 menunjukkan kuman terpasang IVFD long line di tangan kanan,
p.aerosinosa, kultur darah tanggal suhu tubuh 37,6 °C, Nadi 120 x/menit
21/11/2011 menunjukkan adanya kuman teraba besar, tekanan darah 121/78 mmHg,
s.maltophilia. spastik di kaki dan tangan berkurang, kulit
lembab dan bersih, perineal bersih. Anak
Selama dalam perawatan antara tanggal 22 masih dilakukan perawatan di ruang rawat
November 2011 – 08 Desember 2011 PICU.
terdapat masalah keperawatan bersihan
jalan nafas tidak efektif, gangguan Kasus 3, An. A (9 bulan 20 hari)
pertukaran gas, perfusi jaringan perifer, perempuan, dirawat di ruang PICU RS di
gangguan integritas kulit, risiko infeksi, Jakarta dengan diagnosa medis
risiko tinggi terjadi jatuh, dan cemas pada broncopneumonia dengan tetrallogi of fallot
orang tua. Tindakan yangdiberikan menjaga (TOF), palatozisiz, tracheomalasia dan gizi
keefektifan jalan nafas dengan pemberian kurang. Pada saat dikaji tanggal 14 Januari
nebulizer, fisioterapi dada dan suction, 2011 jam 09.30 anak sudah pada hari ke2.
memberikan posisi untuk meningkatkan Tingkat kesadaran anak apatis, terpasang
ventilasi (prone,) range of motion (ROM) NGT dan mendapatkan diet neocate 8x15
pasif, menjaga kesterilan, masasse dan cc, berat badan klien saat ini 4,7 kg, selama
memberikan vaselin pada kulit yang kering, perawatan anak terganggu tidurnya karena
memberikan diet SGM 8x90 ml dan cairan hipersaliva, banyak sekret yang keluar dari
infus D10 N2 20 cc/jam, melakukan oral hidung dan mulut, bibir dan kuku tangan
hygiene, merawat tempat penusukan vena, serta kaki sianosis saat menangis, terdapat
menjaga klien agar tidak jatuh, memberikan jari tabuh, terdengar suara murmur,
obat-obatan sesuai dengan advis dokter dan capillary refill time 3 detik, akral dingin,
memberikan dukungan kepada keluarga dan anak tampak sesak nafas, ada tarikan

106 Jurnal Keperawatan Anak


Volume 1 No. 2 November 2013
Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
103-111 107
Oksigenasi Di Ruang Perawatan Anak
Mariyam
dinding dada/ retraksi intercosta, terdengar
suara stridor, reflek batuk lemah, terdapat Kasus 4, An. K (13 bulan) laki-laki, masuk
kemerahan pada pantat dan anus. Saat jam PICU pada tanggal 28 Juni 2011 dengan
berkunjung ibu dan ayah pasien datang diagnosa medis pneumonia dan suspek
untuk mengunjungi anaknya. Ibu membelai, Spinal Muscular Atropy (SMA), selama
mengajak bicara, memandang. Anak perawatan pneumonia teratasi dan infeksi
tampak tenang saat orang tua datang. mengalami perbaikan, antibiotik dapat
dihentikan namun karena masalah
Masalah keperawatan yang muncul selama penyakitnya (SMA) anak tergantung pada
perawatan antara lain bersihan jalan nafas ventilator. Pada tanggal 25 Agustus 2011
tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pasien dilakukan pemasangan tracheostomi.
gangguan integritas kulit, risiko infeksi,
risiko tinggi terjadi jatuh, dan perubahan Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19
proses keluarga. Untuk menyelesaikan Maret 2012 anak mendapatkan diet lewat
masalah keperawatan yang muncul telah NGT makanan cair (MC) 8 x 150 cc. (1200
dilakukan tindakan antara lain: menjaga kal). reflek menelan tidak ada, berat badan
keefektifan jalan nafas dengan melakukan anak saat ini 9,8 Kg. Anak hanya berbaring
pemberian nebulizer dengan ventolin dan di tempat tidur, semua pemenuhan
pumicort, melakukan fisioterapi dada dan kebutuhan dasar dibantu oleh perawat
melakukan suction sesuai dengan advis maupun keluarga, sebelum tidur biasanya
dokter, memberikan posisi untuk anak melihat video kartun. Suhu tubuh 36,3
meningkatkan ventilasi dan mengurangi c, nadi 118x/menit teraba besar, hidung
aspirasi sekret dengan posisi prone, selain dan mulut terdapat banyak sekret, mukosa
itu juga merubah posisi setiap 4 jam sekali bibir lembab dan pucat, leher terdapat
dengan semi fowler, miring dan saat tracheostomi yang terhubung dengan
sianosis diberikan posisi knee chest, ventilator dengan modus SIMV, RR 25 x,
memberikan diet neocate 8x 15 cc, mencuci FiO2 25 %, IT: 1,0, I:E=1:1,4, Flow: +1,
tangan sebelum dan setelah memberikan PIP/PEEP: 11/+6. RR antara 40-47 x/menit,
perawatan, menggunakan sarung tangan terdapat ronchi, dada tampak pektus
untuk mempertahankan asepsis saat ekskavatum (dada cekung), bunyi jantung I
memberikan perawatan langsung, & II normal, capilery refill time 3 detik,
melakukan oral hygiene, menjaga klien akral hangat, saturasi 100%, telapak kaki
agar tidak terjatuh, memberikan informasi dan tangan odema, terdapat kelemahan otot
tentang kondisi anak dan memfasilitasi seluruh tubuh/ hipotonia, selama perawatan
hubungan anak dan orang tua. di PICU anak berbaring terus menerus
hanya posisi berbaringnya saja yang
Setelah dilakukan perawatan selama 8 hari berubah mulai dari semi fowler, terlentang,
di PICU, pada tanggal 21 November 2011 miring kiri dan miring kanan. Pada
anak pindah ruang rawat anak dengan pemeriksaan analisis DNA Spinal Muscular
kondisi sebagai berikut: anak minum Atropy yang dilakukan pada tanggal 25 juli
neocate 8x50 ml melalui NGT, waktu luang 2011 mendeteksi delesi ekson 7 gen SMN-
anak lebih banyak digunakan untuk tidur, T (Survival Motor Neuron-telometric)
bangun saat merasa lapar dan haus, homozigot pada klien, sesuai dengan
kesadaran apatis, reflek cahaya positif, diagnosis klinis spinal muscular atrophy
pupil isokor, pernafasan spontan 44 x/menit (SMA).
dan teratur, suara nafas vesikuler, sekret
berkurang, terpasang infuse longline di Masalah keperawatan yang muncul pada
tangan kanan, capillary refill time < 3 detik An. K antara lain bersihan jalan nafas tidak
akral teraba hangat, suhu tubuh 36,7 °C, efektif, pola nafas tidak efektif, risiko
palatoskizis belum dikoreksi, anak ada infeksi, risiko tinggi kerusakan integritas
kontak senyum dengan orang lain, baik kulit. Implementasi yang telah dilakukan
pada perawat maupun orang tua. untuk menyelesaikan masalah tersebut

Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan 107
108 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 1, No. 2,Oksigenasi
Kebutuhan November 2013;Perawatan
Di Ruang 104-112 Anak
Mariyam
antara lain: mengukur tanda-tanda vital keluarga. Imlementasi yang telah dilakukan
setiap 1-2 jam, memantau pernapasan untuk menyelesaikan masalah tersebut
(sesak, sianosis, gerakan dinding dada dan antara lain menjaga kepatenan jalan nafas
respon terhadap pemberian ventilator, dengan melakukan suction, posisi miring ke
memberikan posisi untuk memaksimalkan kiri atau ke kanan, menjaga agar anak tidak
ventilasi (posisi semi fowler), berkolaborasi jatuh, memfasilitasi hubungan anak dan
dengan petugas fisioterapis dari unit orang tua. Pada tanggal 18 April 2012 anak
rehabilitasi medis untuk pelaksanaan menjalani bronkoskopi untuk pengambilan
fisioterapi dada, melekukan suction pada benda asing yang masih tersisa di ruang
tracheostomi, hidung maupun mulut, operasi IGD. Pada tanggal 19 April 2012
memberikan diit 8x150 ml makanan cair. anak sudah mulai dapat bernafas spontan
namun masih mengalami batuk dan sedikit
Kasus 5, An. Hi (2 tahun) laki-laki, masuk keluar sputum dari mulut. Pada tanggal 20
perawatan PICU pada tanggal 16 April April 2012 anak diperbolehkan untuk
2012 jam 01.00 dengan alasan masuk post pindah ke ruangan. Anak dipindahkan ke
bronkoskopi untuk ekstraksi benda asing. ruang infeksi.
Anak dilakukan broncoskopi di ruang
operasi. Post bronkoskopi anak dilakukan DISKUSI
perawatan di PICU. Saat dilakukan Pengkajian yang didapatkan pada lima
pengkajian pada tanggal 16 April 2012 jam kasus menunjukkan klien mengalami
08.00 anak dalam keadaan masih puasa. BB gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
anak 12 kg dan TB 86 cm. Anak yang dimanifestasikan dengan adanya
mendapatkan cairan rumatan N5 (470) + sputum, batuk, dispnea, sesak napas, dan
KCL (10) diberikan 45 ml/jam. Anak keletihan. Selain itu ditemukan data dari
muntah dengan butiran kacang keluar dari pengkajian fisik berupa konjungtiva
mulut anak. Anak mendapatkan midazolam, anemis, retraksi dada, sianosis perifer, jari
anak somnolen. Suhu tubuh 36,5 c, nadi tabuh, waktu pengisian kapiler > 3 detik,
151x/menit teraba lemah, Tekanan darah murmur, penurunan saturasi oksigen,
107/61 mmHg, MAP 75 mmHg, Frekuensi adanya ronkhi, adanya stridor, dan kurang
pernapasan 30 x/menit, saturasi oksigen gizi. Potter dan Perry (2006) serta Berman
93%. Mulut terdapat ETT no 4 yang masuk dan Snyder (2012) menyebutkan bahwa
14 cm dan tersambung dengan ventilator pengkajian pada klien dengan gangguan
dengan seting; Mode; Pressure control, rate pemenuhan kebutuhan oksigenasi, akan
30x, FiO2 25 %, IT 0,86, I:E=1:1,3, PIP 8, ditemukan adanya keletihan, dispnea,
PEEP +5, Bunyi jantung I & II normal, batuk, wheezing, nyeri, konjungtiva pucat,
capillary refill time < 2 detik, akral hangat, membran mukosa bibir sianosis, bernapas
suara nafas vesikuler, terdengar ronchi, melalui mulut, distensi vena jugularis,
pergerakan dada simetris, terdapat sputum retraksi dada, pernapasan cuping hidung,
di mulut bercampur dengan muntahan sianosis perifer, sianosis sentral, edema, jari
sputum dan kacang, pada ETT tampak tabuh dan adanya suara napas tambahan.
adanya slym kental kemerahan, reflek batuk Lodha et al (2003) menyebutkan bahwa
ada. Hasil laboratorium PH 7,48 dan HCO3 anak dengan hipoksemia (saturasi oksigen <
29,7, peningkatan leukosit. Pengkajian 90%) menunjukkan gejala pernapasan
lainnya didapatkan Jika anak bangun anak cepat, sianosis, retraksi interkostal dan
terlihat ingin berontak, tangan berusaha penurunan kemampuan untuk makan.
untuk mencabut ETT.
Masalah utama yang muncul adalah
Masalah yang muncul pada An. H antara gangguan pertukaran gas, bersihan jalan
lain: bersihan jalan nafas tidak efektif, pola napas tidak efektif, pola napas tidak efektif
nafas tidak efektif, risiko infeksi, risiko dan intoleransi aktivitas. Menurut Berman
terjadi jatuh, dan perubahan proses dan Synder (2012) yang merujuk pada

108 Jurnal Keperawatan Anak


Volume 1 No. 2 November 2013
Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
103-111 109
Oksigenasi Di Ruang Perawatan Anak
Mariyam
NANDA International (2009) menyebutkan ventilator, suara peralatan, dan suara
masalah utama pada anak dengan telepon (McClaugherty, 2000).
ganggguan pemenuhan kebutuhan Peningkatan aktivitas metabolisme tubuh
oksigenasi antara lain gangguan pertukaran yang dapat terjadi karena aktivitas, demam,
gas, bersihan jalan napas tidak efektif, pola proses penyembuhan luka menyebabkan
napas tidak efektif, dan intoleransi aktivitas. peningkatan kebutuhan oksigenasi (Potter
& Perry, 2009). Saat tubuh demam maka
Peran perawat menurut Levine adalah kebutuhan jaringan akan oksigen
meningkatkan adaptasi klien terhadap meningkat. Demam meningkatkan laju
perubahan yang terjadi pada setiap metabolisme sehingga tubuh mulai
lingkungan klien dan mempertahankan memecah simpanan protein. Tubuh juga
kesehatan secara keseluruhan (Alligood, berusaha beradaptasi terhadap peningkatan
2010). Berdasarkan teori konsevasi Levine, kadar karbon dioksida dengan
intervensi dilakukan dengan memberikan meningkatkan frekuensi dan kedalaman
perawatan secara langsung kepada klien pernapasan dengan tujuan mengeliminasi
untuk meningkatkan adaptasi klien dan karbon dioksida yang berlebih (Potter &
meningkatkan kesehatan secara Perry, 2009). Selain itu laju metabolisme
keseluruhan. Intervensi diberikan tubuh dan kebutuhan oksigenasi meningkat
berdasarkan prinsip konservasi Levine yaitu pada keadaan cemas. Tubuh berespon
konservasi energi, integritas struktural, terhadap ansietas dan stres dengan
integritas personal, dan integritas sosial meningkatkan frekuensi dan kedalaman
(Alligood, 2010). pernapasan (Potter & Perry, 2009).

Fokus intervensi untuk mempertahankan Menjaga dan memperbaiki integritas


konservasi energy adalah meningkatkan struktur fungsi kardiopulmonal juga
kemampuan tubuh untuk menghasilkan menjadi tujuan. Pada kasus yang menjadi
energi yang cukup dan menghemat pembahasan terdapat adanya perubahan
pengeluaran energi. Peningkatan produksi pada struktur paru. Keempat kasus terdapat
energi dilakukan dengan memberikan adanya inflamasi parenkim paru yang
nutrisi cukup untuk anak. Pada anak dengan menyebabkan adanya konsolidasi paru
gangguan oksigenasi yang mengalami sakit sehingga menurunkan pengembangan paru
kritis, nutrisi diperlukan untuk dan mengurangi suplai oksigen dan
mempertahankan dan meningkatkan fungsi peningkatan sekresi.
kardiovaskuler dan respirasi, meningkatkan
sistem imunitas, meminimalisir efek puasa, Tindakan keperawatan yang dilakukan
mencegah defisiensi nutrisi, dan untuk meningkatkan konservasi integritas
memberikan dukungan nutrisi sampai struktur adalah dengan memberikan posisi
respon inflamasi fase akut berakhir (Hagau untuk meningkatkan ventilasi (pronasi,
& Culcitchi, 2010). Usaha menghemat setengah duduk, dan berbaring miring),
pengeluaran energi dilakukan dengan melakukan fisioterapi dada, melakukan
meningkatkan istirahat dan mengurangi penghisapan sekret, memantau tanda-tanda
aktivitas, serta mengurangi kecemasan. vital, memantau fungsi neurologis,
Tindakan untuk menghemat pengeluaran memantau respon klien terhadap pemberian
energi dilakukan dengan menjaga agar ventilator, dan kolaborasi pemberian
lingkungan tetap tenang dan tidak bising. antibiotik. Pemberian posisi pronasi
Suara yang bising akan menghasilkan bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi,
respon fisiologis yaitu metabolisme meningkatkan mekanika pernapasan,
meningkat, denyut jantung meningkat, dan mengurangi jumlah daerah atelektasis,
peningkatan kebutuhan oksigen memfasilitasi pengeluaran sekret, dan
(McClaugherty, 2000). Sumber kebisingan mengurangi cidera paru terkait dengan
di PICU antara lain alarm monitor, alarm ventilator (Pelozi, Brazzi, & Gattinoni,
2002).

Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan 109
110 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 1, No. 2,Oksigenasi
Kebutuhan November 2013;Perawatan
Di Ruang 104-112 Anak
Mariyam
Pada anak dengan gangguan pemenuhan dilakukan untuk meningkatkan integritas
kebutuhan oksigenasi perlu dimonitor personal dan sosial.
saturasi oksigen. Berdasarkan American
Academic of Pediatric merekomendasikan SIMPULAN
pemberian bantuan oksigenasi dilakukan Aplikasi teori Konservasi Levine dalam
jika saturasi oksigen kurang dari 90% pemberian asuhan keperawatan pada anak
(Fauzas, Priftis, & Anthrocopoulus, 2011). bersifat komprehensif, proses keperawatan
Intervensi lain yang dilakukan untuk Levine lengkap mulai dari pengkajian
meningkatkan pemenuhan oksigenasi hingga evaluasi. Berdasarkan hasil
adalah dengan melakukan fisioterapi dada. penerapan teori konservasi Levine pada
Fisioterapi dada berkaitan dengan anak dengan gangguan pemenuhan
penggunaan postural drainase yang kebutuhan oksigenasi, mampu
dikombinasikan dengan tehnik perkusi, meningkatkan kemampuan klien dalam
vibrasi, dan ekspirasi kuat (Hockenberry & beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi
Wilson, 2009). Pengaturan posisi tubuh pada lingkungan internal maupun eksternal
klien sesuai gravitasi dapat mempengaruhi guna menpertahankan dan meningkatkan
proses ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas konservasi energi, integritas struktural,
(Walsh, Hood, & Merrit, 2011). Postural integritas personal dan integritas sosial.
drainase diindikasikan jika sekret yang Namun respon organismik terhadap
berlebihan di dalam bronkus tidak dapat tindakan masing-masing klien berbeda
dikeluarkan oleh aktivitas silia normal tergantung tergantung dari kemampuan dan
(Hockenberry & Wilson, 2009). Teknik penyakit yang diderita. Berdasarkan
yang paling banyak digunakan berkatan penelitian ini, Teori konservasi Levine yang
dengan postural drainase adalah perkusi termasuk dalam model konseptual dapat
ada dinding dada. Prosedur ini harus diterapkan dalam berbagai kasus penyakit,
dilakukan hanya pada rongga iga dan yang diperlukan adalah kemampuan berfikir
jangan sampai menimbulkan nyeri kritis perawat dalam melakukan pengkajian,
(Hockenberry & Wilson, 2009). menentukan tropichognosis, hipotesis,
intervensi dan melakukan evaluasi agar
Pada klien dilakukan juga tindakan untuk penerapan teori dapat optimal.
mengurangi yaitu perawatan mulut.
Perawatan mulut pada anak yang dirawat di DAFTAR PUSTAKA
PICU penting untuk meminimalkan risiko
infeksi (Johnstone, Spence, & McClain, Alligood, M.R. (2010). Nursing theory:
2010). Buruknya kebersihan mulut pada Utilization & application (4th ed.).
klien yang dirawat di PICU berhubungan Philadephia: Mosby.
dengan meningkatnya akumulasi plak gigi, Berman, A., & Snyder, S. (2012).
kolonisasi bakteri pada oropharing, dan Fundamentals of nursing: Concepts,
meningkatkan kejadian VAP (Johnstone, process and practice. (9th ed.). New
Spence, & McClain, 2010). York: Pearson.
Delmore, B.A. (2006). Levine’s framework
Selain memberikan tindakan untuk in long term ventilated patient during the
meningkatkan kemampuan klien dalam weaning course. Nursing Science
mencapai konservasi energi dan integritas Quarterly, 19(3), 247-258.
struktural, tindakan keperawatan juga Depkes. (2012). Manajemen terpadu balita
diberikan untuk meningkatkan kemampuan sakit (MTBS) atau integrated
dalam konservasi integritas personal dan management of childhood illness
sosial. Meningkatkan rasa nyaman pada (IMCI). Diambil dari
klien anak dengan therapeutic touch www.gizikiadepkes.go.id pada tanggal
(Kemper & Kelly, 2004) dan memfasilitasi 10 Mei 2012.
interaksi antara orang tua dan anak

110 Jurnal Keperawatan Anak


Volume 1 No. 2 November 2013
Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan
103-111 111
Oksigenasi Di Ruang Perawatan Anak
Mariyam
Fauzas, S. Priftis, K.N., & Anthracopoulus, Pelozi,P., Brazzi, L., & Gattinoni, L.
M.B. (2011). Pulse oximetry in (2002). Prone position in acute
pediatrice practice. Pediatrics, 128, 740- respiratory distress syndrome. Eur
753. Respir J, 20, 1017-1028.
Hagau, N., & Culcitchi, C. (2010) Petter, M. (2011). Fundamentals of
Nutritional support in children with pediatric surgery. Philadelphia: Spinger.
congenital heart disease. Nutrisional Poston, B. (2009). An exercise in personal
Therapy & Metabolism, 28 (4), 172-184. exploration: Maslow’s hierarchy of
Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2009). needs. The surgical technologist.
Wong’s essentials of pediatric nursing. Diambil dari http://www.ast.org/
(8th ed.). St.Louis: Mosby Elsevier. publications/Journal%20Archive/2009/8
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. _August_2009/CE.pdf pada tanggal 1
(2011). Profil kesehatan Indonesia April 2012.
2010. Jakarta: Kementrian Kesehatan Potter, P.A., &.Perry, A.G. (2006).
Republik Indonesia. Fundamental of nursing: Concepts,
MacIntyre, N.R. (2001). Evidence based process, and practice. St.Louis: Mosby.
guidelines for weaning and Ward, S.L., & Hisley, S.M. (2009).
discontinuing ventilator support. Chest, Maternal-child nursing care: Optimizing
12 (6), 375-395. outcomes for mothers, children and
Mefford, L.C., & Alligood, M.R. (2004). families. Philadelphia: F.A. Davis
Testing a theory of health promotion for company.
preterm infants based on levine’s
conservation model of nursing. The Ucapan Terimakasih
Journal of Theory Construction and Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
Testing, 15 (2), 116-121. civitas akademik Fakultas Keperawatan
NANDA International. (2008). Nanda Universitas Indonesia, RSUPN DR Cipto
international nursing diagnoses: Mangunkusumo, RSAB Harapan kita dan
Definition & classification 2009-2011. semua pihak yang telah membantu hingga
Philadelphia: John Wiley & Sons. penelitian ini dapat selesai dengan baik
.

Aplikasi Teori Konservasi Levine Pada Anak Dengan Gangguan Pemenuhan 111
112 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 1, No. 2,Oksigenasi
Kebutuhan November 2013;Perawatan
Di Ruang 104-112 Anak
Mariyam

Anda mungkin juga menyukai