Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN IVA

No.Dokumen : SOP/UKP/KB/363/20
17
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
: 31 Januari 2017
Terbit

Halaman : 1–3

UPTD
PUSKESMAS
TAMBAKREJO
CHRISTIN SUPRANDARI, Bsc
NIP.196107051984032012

1. Pengertian Pemeriksaan IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) adalah cara
sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin
(Sukaca E. Bertiani, 2009)
Selainitu dapat dikatakan bawa pemeriksaan IVA merupakan
pemeriksaan leher Rahim dengan cara melihat langsung (dengan
mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan
larutan asam asetat 3 – 5 %.
2. Tujuan Deteksi dini Ca Cervik.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor 188.4/10.61/415.17.4/2017 tentang
Pengelolaan dan Pelaksanaan Program UKM di UPTD Puskesmas
Tambakrejo.
4. Referensi –
5. Alat dan 1. Formulir Pemeriksaan IVA 6. Asam asetat (3 – 5 %)
Bahan 2. Baki instrument 7. Swab-lidi berkapas
3. Speculum vagina 8. Sarung tangan
4. Cucing 9. Jam
5. Air DTT
6. Langkah - 1. Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat
langkah penjelasan mengenai prosedur yang akan dilakukan. Privasi dan
kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
2. Bila disetujui untuk melakukan IVA maka pasien menandatangani
informed consent tindakan IVA.
3. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi.
4. Vagina akan dilihat secara visual apakah ada kelainan dengan
bantuan pencahayaan yang cukup.
5. Speculum yang steril dimasukkan ke vagina pasien secara
tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher Rahim.
6. Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, dipakai kapas steril
basah untuk menyerapnya.
7. Dengan menggunakan lidi kapas,olesi leher rahim dengan air
DTT. Lalu olesi dengan larutan asam asetat 3-5% dioleskan ke
leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksinya dapat
di lihat di leher Rahim.
8. Bila warna leher Rahim berubah menjadi keputih-putihan,
kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi
menimbulkan dehidrasi sel yang membuat pengumpulan protein,
sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi akan
berubah menjadi warna putih. Bila tidak didapatkan gambar epitel
putih pada daerah transformasi berarti hasilnya negative, bila
hasilnya positif konsulkan dokter.
9. Setelah dilihat hasilnya olesi/ bersihkan leher rahim dengan air
DTT.
10. Kemudian lepas speculum dengan pelan – pelan.
11. Lakukan dokumentasi dan sampailan hasilnya pada pasien.

7. Bagan Alir Petugas Anamnesa Informed consent

Pasien menggosongkan Menyiapkan alat


kandung kemih

Mengusap servik dengan lidi


Pasien posisi lithotomi
kapas menggunakan larutan
asam asetat
Kemudian lepas
speculum dengan pelan
– pelan dan bantu pasien Tunggu hasilnya selama 1 menit
untuk duduk kembali

Celupkan kedua sarung Rendam sarung tangan


tangan yang masih dipakai dengan larutan khlorin
selama 10 menit
ke dalam larutan klorin 0,5
%, lalu lepas sarung tangan
dengan membalik sisi Dokumentasi
dalam keluar.
8. Hal yang Program skrining oleh WHO
perlu  Skrining pada setiap wanita minimal IX padausia 35-40
diperhatikan tahun.
 Kalau fasilitas memungkinkan lakukan setiap 10 tahun
pada usia 35-55 tahun
 Kalau fasilitas tersedia lebih dilakukan tiap 5 tahun pada
usia 35-55 tahun
 Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun
pada usia 25-60 tahun
 Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun sekali
seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
SYARAT MENGIKUTI TES IVA
 Sudah pernah melakukan hubungan seksual
 Tidak sedang haid
 Tidak sedang hamil
 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
1. IVA dilakukan oleh dokter atau bidan yang berkompeten
9. Unit Poli KIA/Kebidanan.
Terkait
10. Dokumen Formulir IVA dan Register KB.
terkait
11. Rekaman Tanggal mulai
No Yang diubah Isi Perubahan
historis diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai