Disusun Oleh:
Kelompok 3
Imam Nasrudin 220112130004
Yuli Wahyuni 220112130014
Fitri Ayu Laksmi 220112130010
Debbie Mutia Putri 220112130096
Fatia Huriati 220112130044
Anita Pallas 220112130077
Dwi Puspitasari 220112130095
Osepnitta M 220112130080
Sherly 220112130100
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROFESI KEPERAWATAN JIWA ANGKATAN XXVI
BANDUNG
2013/2014
A. Konsep MPKP di Rumah Sakit Jiwa
Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah
dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu:
1. MPKP Transisi
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan SPK,
namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal dari D3 Keperawatan
2. MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.
3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu
MPKP I
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan tetapi Kepala
Ruangan (Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1
Keperawatan.
MPKP II
MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana
Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan, sudah
memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di
area keperawatan jiwa.
B. Pilar MPKP
Pilar-pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan
professional yang dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul-modul tersebut adalah:
Modul I : Management Approach
Modul II : Compensatory Reward
Modul III : Professional Relationship
Modul IV : Patient Care Delivery
C. Perencanaan di Ruang MPKP
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi,
filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan
jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan dan tahunan.
b. Rencana Bulanan
Rencana Bulanan Karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai
MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rrencana
tindak lanjut dalan rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup
rencana bulanan karu adalah:
- Membuat jadual dan memimpin case conference
- Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
- Membuat jadual dinas
- Membuat jadual petugas TAK
- Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
- Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
- Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
- Melakukan audit dokumentasi
- Membuat laporan bulanan
Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel I.5.
( ……………………..)
( ……………………..) ( ………………………)
c. Rencana Tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam satu tahun
yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan
(aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi
mutu pelayanan
Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah
pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP
bahkan meningkatkannnya di masa mendatang
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan
pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
KEPALA
RUANGAN
TIM I TIM II
Perawat Perawat
Pelaksana Pelaksana
8 – 10 Klien 8 – 10 Klien
2. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
a. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim diketuai
masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.
b. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas (pagi, sore,
malam)
c. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
d. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu,
Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana dari tim lain ke Tim yang
mengalami kekurangan anggota
e. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi apabila karena
sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk itu yang dipilih adalah
perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada. Sebagai pengganti Kepala
Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya
digantikan oleh anggota tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara
anggota tim.
f. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
g. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien baik yang
diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya
h. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua
Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan
kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam tim
i. Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
j. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang menjadi
tanggung jawabnya
Pelaksanaan struktur organisasi dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel
I.7:
Tabel I.7. Evaluasi Kegiatan Menyusun Struktur Organisasi
No Aspek yang di Nilai Dilakukan Tidak dilakukan Keterangan
01 Menggambarkan
kedudukan kepala
ruangan
02 Adanya posisi tim I
dan II
03 Gambaran jumlah
perawat pelaksana
04 Jumlah pasien yang
dikelola
Keterangan :
Nilai Aktivitas Penyusunan Struktur Organisasi:
Dilakukan :1
Jumlah nilai yg dilakukan x 100%
Tidak dilakukan : 0
4
b. Ketua Tim
1) Management Approach
a) Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b) Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c) Pengarahan
Memimpin pre conference
Memimpin post conference
Menciptakan iklim motivasi di timnya
Mengatur pendelegasian dalam timnya
Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d) Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan
oleh Perawat Pelaksana
Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
2) Compensatory Reward
a) Menilai kinerja perawat pelaksana
3) Professional Relationship
a) Melaksanakan konfrensi kasus
b) Melakukan kolaborasi dengan dokter
4) Patient Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri
harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi
sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses piker:
waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
c. Perawat pelaksana
1) Perencanaan
a) Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)
2) Patient Care Delivery
a) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri
harga diri rendah
b) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko perilaku kekerasan
c) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
d) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan persepsi
sensori: halusinasi
e) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan proses pikir:
waham
f) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien risiko bunuh diri
g) Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien defisit perawatan diri
1 Karu P P P P P P L P
Tim I
2 Katim P P P P P P L P
3 PA. A M M M M - L P P
4 PA. B P P P P L S P S
5 PA. C S L S S S S S L
6 PA .D S* S* S* L M* M* M* M
7 PA. E P S L S S S S S*
Tim II
8 Katim P P P P P P L P
9 PA. F S S S S* L P P P
10 PA G M* M* M* M* - L P P
11 PA H P P P P P L S S
13 PA I P P P L S* S* S* S
14 PA.J S S S L M M M M*
Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6
Sore 4 3 4 3 3 5 4 4
Malam 2 2 2 2 2 2 2 2
Keterangan:
P: Pagi S : Sore M : Malam L: Libur * : Penanggung jawab
Daftar dinas dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen pada table I.9.
Tabel I.9. Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP
No Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak dilakukan Ket
01 Menggunakan format
yang disediakan
02 Tercantum nama-nama
perawat per Tim
03 Tergambar adanya
penanggung jawab
harian
04 Susunan dinas pership,
pagi, sore dan malam
05 Jadual dibuat untuk
satu bulan
Keterangan : Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Dinas:
Dilakukan : I Jumlah nilai x 100%
Tidak dilakukan : 0 5
5. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim
selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama
dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan
alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah
keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan
lain dan keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar
pasien di ruangan diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat
dimodifikasi sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada Tabel I.10.
No Tim II
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh Ketua
Tim berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas
sore. Contoh di atas menunjukkan:
Dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono
merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet
karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam
Dinas sore tanggal 6 Februari 2006 adalah Ulfa dan Pustie
Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang
Daftar pasien dapat di observasi dengan menggunakan instrumen pada Tabel I.11.
Tabel I.11. Evaluasi Daftar Pasien MPKP
Tidak
No Aspek yang Dinilai Dilakukan
Dilakukan
1 Tercantum nama pasien tiap tim
2 Tercantum nama Ketua Tim
3 Tergambar nama perawat pelaksana
4 Tergambar perawat asosiet (PA)
5 Tercantum nama dokter yang merawat
6 Tergambar perawat dinas pagi, sore, malam
7 Tercantum tanggal, bulan, dan tahun
Keterangan: Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien:
Dilakukan :1 Tidak dilakukan : 0 Jumlah nilai yang dilakukan x 100%
6
No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf
2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua
staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai
kesempatan untuk mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai
dan mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan
menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sub total
Total
Total nilai
Nilai = -------------- X 100 Nilai: ……….
56
2. Manajemen Waktu
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian
yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara berurutan yang
disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas secara detail dalam
Modul Perencanaan.
3. Pendelegasian
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan
kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui
mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara
berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan
pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai
konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya adalah:
a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas
sementara karena alasan tertentu
b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan
hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian
adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift,
tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya sebagai berikut:
a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim untuk
menggantikan tugas Kepala Ruangan
b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu Anggota
Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan
personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan
perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau Katim
melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
( ………………………….) ( ……………………)
4. Supervisi
Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan
pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi
dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan
keperawatan serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme yang diterapkan di MPKP. Untuk itu
pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:
a. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala
Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
b. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
c. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing
staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan
manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan
kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat
pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka
perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami
oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat pada Tabel 1.15
5. Komunikasi Efektif
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
a. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari
dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan ,
sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift
sore.
b. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau Pj Tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari Katim
atau PJ tim.
c. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah: hasil
Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin
oleh Katim atau PJ tim.
PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1. Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2. PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a. Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah
dicapai, tindakan yang sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b. Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3. Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah
disampaikan
4. Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5. Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6. Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7. Bersalaman
Tabel 1.18. Pedoman Pre Conference
6. Manajemen Konflik
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution.
Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama
dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.
Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian
masalah (problem solving) yang meliputi:
a. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada
pihak yang berkonflik
b. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
c. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
d. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
e. Menerapkan solusi pilihan
f. Mengevaluasi peredaan konflik
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi Perawatan atau
Konsultan.
Keterangan:
Jumlah hari perawatan adalah jumlah total pasien dirawat dalam satu hari kali jumlah hari
dalam satu satuan waktu
Jumlah hari per satuan waktu. Kalau diukur per satu bulan, maka jumlahnya 28 – 31 hari,
tergantung jumlah hari dalam satu bulan tersebut.
Keterangan:
Jumlah TT: jumlah total kapasitas tempat tidur yang dimiliki
Hari perawatan: jumlah total hari perawatan pasien yang keluar hidup dan mati
Jumlah pasien keluar: jumlah pasien yang dimutasikan keluar baik pulang, mutasi lari,
atau meninggal
Jumlah waktu pengekangan dihitung selama periode waktu tertentu (1 bulan) dengan
menggunakan Tabel 1.22.
Jumlah
Survey Kepuasan
Survey kepuasan yang akan dilakukan di ruang MPKP adalah kepuasan pasien, keluarga,
perawat dan tenaga kesehatan lain. Di MPKP survey kepuasan pasien dilakukan setiap pasien
pulang, diberikan saat selesai menyelesaikan administrasi atau saat mempersiapkan pulang
dengan cara pasien dan keluarga mengisi angket yang disediakan. Survey kepuasan untuk
dilakukan tiap 6 bulan sekali.
G. Compensatory Reward
1. Proses Rekruitmen Tenaga Perawat di Ruang MPKP
Rekruitmen di ruang MPKP berfokus pada rekruitmen perawat yang ada di rumah sakit
bukan mencari tenaga perawat baru dari luar rumah sakit.
Dalam menentukan perawat yang diperlukan di ruang MPKP, perlu diketahui kategori
Ruang MPKP yang akan dikembangkan. Ruang MPKP dikategorikan menjadi tiga level, yaitu
level profesional I,II,III, pemula, dan transisi. Untuk level MPKP Profesional I diharapkan karu
dan katim mempunyai latar belakang pendidikan Ners, Sarjana Keperawatan dengan jenjang
karir minimal Perawat Klinik 3 (PK 3), serta seluruh perawat pelaksana minimal mempunyai
latar belakang pendidikan D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal Perawat Klinik 2
(PK 2).
MPKP profesional II adalah MPKP yang tenaga perawatnya mayoritas Ners. Bahkan
pada tingkat ini diharapkan sudah ada tenaga perawat spesialis keperawatan jiwa yang berada di
MPKP. Di MPKP profesional III semua tenaga perawat berlatar belakang pendidikan ners,
beberapa perawat spesialis keperawatan jiwa, dan bahkan ada doktor keperawatan yang bekerja
di area MPKP ini.
Untuk level MPKP Pemula diharapkan karu dan katim mempunyai latar belakang
pendidikan minimal D III Keperawatan dengan jenjang karir minimal PK 3, serta seluruh
perawat pelaksana minimal mempunyai latar belakang pendidikan D III Keperawatan dan PK 1
(telah lulus orientasi). Untuk level MPKP Transisi diharapkan kondisinya sama dengan level
pemula, tetapi latar belakang pendidikan perawat pelaksana dapat SPK dengan jenjang karir
minimal PK2.
Tes tulis dilakukan oleh orang yang independen. Materi yang dites adalah pengetahuan
perawat terkait dengan konsep MPKP (lampiran 3). Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan perawat tentang konsep MPKP. Jumlah yang lulus
disesuaikan dengan kebutuhan perawat di ruang MPKP dengan nilai yang tertinggi.
Wawancara dilakukan oleh tim rumah sakit yang terdiri dari bagian administrasi dan
bidang keperawatan dengan menggunakan panduan wawancara (lampiran 4). Tes wawancara
ditujukan pada bakal calon karu, perawat primer, dan perawat pelaksana. Tujuan wawancara
kepada calon karu dan katim untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mereka terhadap
konsep manajemen, asuhan keperawatan, kemampuan menyelesaikan konflik, motivasi, dan
disiplin. Wawancara kepada calon perawat pelaksana dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuannya terhadap pegelolaan asuhan keperawatan, motivasi, dan disiplin.
Presentasi dilakukan oleh calon karu dan katim. Tim penilai terdiri dari konsultan, bidang
perawatan, Bagian personalia (HRD), pimpinan rumah sakit (lampiran 5). Presentasi berisi visi,
misi, dan program kerja sesuai standar MPKP yang akan dijalankan jika terpilih sebagai karu.
Kemudian semua nilai direkapitulasi (lampiran 6) dan hasilnya dikonsulkan pada pimpinan
rumah sakit untuk menetapkan kepala ruangan. Jika nama dan jumlah perawat telah ditetapkan
sesuai dengan hasil tes maka pimpinan rumah sakit membuat Surat Keputusan (SK) penempatan
perawat yang bekerja di ruang MPKP.
Sebelum perawat bekerja di ruang MPKP, mereka diminta untuk membuat pernyataan
akan kesediaannya bekerja dan mengembangkan ruang MPKP dan menandatanganinya
(lampiran 7). Perawat diberikan penjelasan tentang lingkup kerja dan pengembangan karir.
3. Perawat Pelaksana
a. Management Approach
Membuat rencana jangka pendek yaitu rencana harian asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan yaitu gangguan konsep diri: harga diri rendah, risiko perilaku
kekerasan, isolasi sosial, gangguan persepsi sensori: halusinasi, gangguan proses pikir:
waham, risiko bunuh diri, defisit perawatan diri.
Selama masa orientasi, dilakukan evaluasi atau penilaian terhadap kinerja perawat dalam
melaksanakan budaya kerja MPKP. Selanjutnya bagi perawat yang telah menjalani masa
orientasi dilakukan penentuan apakah perawat tersebut diterima atau tidak di ruang MPKP.
Penentuan dilakukan oleh pimpinan keperawatan dan fasilitator nasional (konsultan).
4. Penilaian kinerja
Penilaian kinerja di ruang MPKP ditujukan pada kepala ruangan, perawat primer dan
perawat asosiet (lampiran 9). Kemampuan tiap SDM dievaluasi dengan menggunakan supervisi
baik secara langsung (observasi) maupun tidak langsung (melalui dokumentasi). Kinerja kepala
ruangan disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan dan fasilitator nasional; kinerja
perawat primer disupervisi/dievaluasi oleh Kepala Bidang Perawatan, fasilitator nasional, dan
kepala ruangan; kinerja perawat pelaksana disupervisi/dievaluasi oleh kepala ruangan dan
perawat primer. Kepala Bidang Perawatan bertanggung jawab mengobservasi dan menilai
keberlangsungan seluruh aktivitas di ruang MPKP. Selama melakukan supervisi di ruang MPKP
Kepala Bidang Perawatan didampingi oleh dua orang fasilitator lokal, yaitu satu orang dari
bidang perawatan dan satu orang fasilitator NAD CMHN.
Seiring dengan jenjang karir maka ditetapkan pula kriteria perawat yang dapat
menduduki struktur keperawatan, sebagai berikut:
1. Perawat pelaksana dapat dari PK 1 – PK 5
2. Katim dapat dari PK 2 –PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 1 dan PP
1. Katim diharapkan mempunyai kemampuan PM 1 karena katim akan berperan sebagai
pembimbing klinik bagi mahasiswa yang ditempatkan pada timnya
3. Karu dapat dari PK 3 –PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan minimal PM 2 dan PP
2
4. Kepala seksi keperawatan dapat dari PK 4 –PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan
minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
5. Kepala Bidang Perawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan
minimal PM 4, PP 4, dan PR 2
Direktur keperawatan dapat dari PK 4 – PK 5 dan diharapkan mempunyai kemampuan
minimal PM 5, PP 4, dan PR 2
Tujuan/ kegunaan
1. Mengidentifikasi keberhasilan tindakan keperawatan
2. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemukan
3. Mendiskusikan penyelesaian masalah
4. Menyusun POA bulan berikut
5. Meningkatkan hubungan antara perawat di ruangan
Syarat
1. Dipimpin oleh kepala ruangan
2. Peserta rapat adalah seluruh perawat ruangan tanpa mengganggu kegiatan ruangan
3. Waktu : 60 menit
4. Dilakukan setiap awal bulan setelah evaluasi bulan sebelumnya
5. Bahan rapat : isi laporan bulan sebelumnya
6. Dilakukan di ruangan
Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Kepala ruangan menjadwalkan rapat keperawatan ruangan dan disepakati oleh semua
perawat yang ada diruangan
b. Menyiapkan bahan untuk rapat sesuai dengan hasil kerja pada bulan sebelumnya yaitu
laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas terkait dengan pilar
profesional MPKP yaitu pendekatan manajemen, compensatory reward, hubugan
profesional, asuhan keperawatan pasien.
2. Pelaksanaan
a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan
b. Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat keperawatan, lamanya waktu rapat
c. Kepala ruangan membacakan ringkasan laporan bulan sebelumnya tentang permasalahan
yang dihadapi. Memberi pujian atas aspek yang berhasil
d. Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat yang hadir tentang
masalah yang ada
e. Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir
f. Kepala ruangan beserta perawat yang hadir rapat mencari jalan keluar dan memutuskan
tindakan bersama tindakan yang dilakukan
g. Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini
h. Kepala ruangan menyampaikan POA bulan berikutnya, pertemuan berikutnya dan
permasalahan yang akan dibahas.
3. Dokumentasi
a. Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim dengan dibantu salah satu ketua
tim sebagai notulis rapat.
Bentuk evaluasi
Format pendokumentasian rapat tim keperawatan
Tujuan/ kegunaan
1. Mengenal kasus dan permasalahan
2. Mendiskusikan alternatif penyelesaian masalah asuhan keperawatan
3. Meningkatkan koordinasi dalam rencana pemberian asuhan keperawatan
4. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam menangani kasus
Syarat
1. Dipimpin oleh ketua tim atau kepala ruangan
2. Peserta adalah seluruh perawat ruangan tanpa menganggu kegiatan ruangan
3. Waktu : 30 – 60 menit
4. Dilakukan : 2 kali sebulan atau disesuaikan dengan kondisi dan tingkat urgensi/ sesuai
dengan penjadualan masing-masing tim
5. Bahan : kasus klien dipersiapkan oleh tim yang bertanggung jawab
6. Dilakukan di ruangan
Langkah- langkah
1. Persiapan :
a. Masing-masing ketua tim sudah menjadwalkan kegiatan case conference dan sudah
disepakati oleh kedua tim
b. Jadual pelaksanaan case conference sudah terjadual
c. Ketua tim yang akan menyelenggakan case conference pada waktu yang sudah
ditetapkan menyiapkan bahan yang akan disampaikan saat case conference
2. Pelaksanaan :
a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh ketua tim
b. Ketua tim menyampaikan kasus yang dibahas dan tindakan keperawatan yang sudah
dilakukan
c. Ketua tim meminta masukan kepada perawat tentang permasalahan yang dihadapi
d. Ketua tim menyimpulkan hasil secara keseluruhan dari kegiatan case conference secara
khusus tindak lanjut untuk kasus yang disajikan
e. Ketua tim menyampaikan POA, kontrak pertemuan berikut dan menutup kegiatan
3. Dokumentasi
a. Ketua tim mendokumentasi hasil dari case conference
b. Kepala ruangan menilai kemampuan ketua tim dalam melakukan case conference
Bentuk evaluasi
1. Format case conference
2. Format penilaian kinerja case conference untuk ketua tim
Tujuan/ kegunaan
1. Menyamakan persepsi terhadap informasi yang didapatkan dari masalah yang ditemukan,
khususnya masalah manajerial
2. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan
3. Mengurangi kesalahan informasi antar tim kesehatan
4. Meningkatkan koordinasi antara tim kesehatan
Syarat
1. Dipimpin oleh kepala ruangan
2. Peserta: karu, katim, profesi lain
3. Waktu : 60 menit
4. Dilaksanakan di ruangan
5. Dilakukan : setiap satu bulan sekali
6. Bahan : laporan bulan lalu atau kasus
Langkah-langkah
1. Persiapan
a. Kepala ruangan menjadwalkan rapat tim kesehatan ruang MPKP dan disepakati oleh
semua perawat dan tim kesehatan yang terlibat diruangan
b. Menyiapkan bahan untuk rapat tim kesehatan. Adapun bahan rapat yang digunakan
adalah laporan pada bulan sebelumnya. Masalah yang akan dibahas bisa permasalahan
pasien/ keluarga, perawat dan tim kesehatan lainnya atau kerjasama, sarana dan prasarana
yang terkait dengan pemberian pelayanan kesehatan, ataupun anggaran yang diperlukan.
Bentuknya bisa berupa kebijakan, prosedur tetap, regulasi, koordinasi dan lainnya.
2. Pelaksanaan
a. Acara dimulai dengan pembukaan salam oleh kepala ruangan
b. Kepala ruangan menjelaskan tujuan atau agenda rapat tim kesehatan, lamanya waktu
rapat
c. Kepala ruangan membacakan laporan bulan sebelumnya tentang permasalahan yang
dihadapi
d. Kepala ruangan meminta masukan dan tanggapan kepada perawat dan tim kesehatan lain
yang hadir tentang masalah yang ada
e. Kepala ruangan mendengarkan masukan dan tanggapan dari yang hadir
f. Kepala ruangan beserta peserta yang hadir mencari jalan keluar dan memutuskan
tindakan bersama.
g. Kepala ruangan menyimpulkan hasil rapat pada pertemuan hari ini
h. Kepala ruangan menyampaikan pertemuan berikutnya dan permasalahan yang akan
dibahas
3. Dokumentasi
a. Kepala ruangan melakukan dokumentasi hasil rapat tim kesehatan
Bentuk evaluasi
Format dokumentasi rapat tim kesehatan
Tujuan/ kegunaan
a. Meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan koordinasi dalam pemberian pelayanan kesehatan
c. Meningkatkan kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan
Syarat
a. Penanggung jawab visit dokter adalah ketua tim atau perawat asosiate yang bertanggung
jawab terhadap pasien yang mendapat pendelegasian dari ketua tim
b. Waktu : disesuaikan dengan kondisi pasien dan kesepakatan waktu jam visit
c. Tempat : di ruangan pasien
Langkah-langkah
a. Ketua tim atau perawat yang didelegasikan yang menjadi penanggung jawab terhadap klien
atau keluarga menyiapkan data-data yang dibutuhkan
b. Ketua tim memberikan informasi tentang kemajuan dan masalah klien, tindakan yang
dilakukan dan hasilnya kepada dokter
c. Ketua tim mendampingi dokter saat melakukan pemeriksaan dan meminta dokter
memberikan masukan terhadap hasil pemeriksaan
d. Ketua tim mendiskusikan rencana tindakan lanjutan untuk klien
e. Ketua tim mencatatkan hasil pemeriksaan dokter ke dalam catatan keperawatan
Bentuk evaluasi
a. Format visit dokter (lampiran 5)
b. Format kinerja visit dokter untuk ketua tim (lampiran 6)
Tujuan
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu
2. Memberi pelayanan tim kesehatan jiwa yang segera kepada pasien
3. Melaksanakan pendelegasian via telepon
Syarat
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien memutuskan bahwa kondisi pasien
membutuhkan tindakan dokter (pagi hari Katim, sore/malam penanggung jawab tim)
2. Waktu: setiap saat diperlukan
3. Tempat: di ruang tempat pasien dirawat
Langkah-langkah:
1. Perawat penanggung jawab pasien mengobservasi pasien
2. Perawat menelepon dokter untuk berkonsultasi tentang hasil observasi yang didapatkan
3. Jika dokter memberikan program terapi via telepon, maka satu orang perawat lain ikut
mendengar instruksi sebagai saksi
4. Perawat menulis program terapi dokter pada rekam medik pasien
5. Dokter menuliskan instruksi via telepon dalam waktu 24 jam
Berdasarkan hasil survey tersebut maka di MPKP patient care delivery system diterapkan
dalam bentuk:
Pedoman proses keperawatan
Pedoman asuhan keperawatan pada 7 kasus
Pedoman pendidikan kesehatan keluarga
1) Manajemen Asuhan Keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan yang baik sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien secara sistematis dan terorganisir. Manajemen asuhan keperawatan
merupakan pengaturan sumber daya dalam menjalankan kegiatan keperawatan dengan
menggunakan metoda proses keperawatan untuk memenuhi kebutuhan klien atau menyelesaikan
masalah klien (Keliat, 2000). Tiga komponen penting dalam manajemen asuhan keperawatan
yaitu manajemen sumber daya manusia (perawat) dengan menggunakan sistem
pengorganisasian pekerjaan perawat (asuhan keperawatan) dan sistem klasifikasi kebutuhan
klien dalam metoda pemberian asuhan keperawatan yaitu proses keperawatan.
2) Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang sistematis dalam
pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah klien merupakan titik sentral dalam
proses penyelesaian masalah ini.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) proses keperawatan merupakan suatu panduan untuk
memberikan asuhan keperawatan professional, baik untuk individu, kelompok, keluarga dan
komunitas. Berdasarkan prinsip inilah, tim pengembang modul ini menyusun pedoman
pemberian asuhan keperawatan di ruang MPKP yang dapat diterapkan baik pada individu pasien,
kelompok pasien, individu keluarga, dan kelompok keluarga pasien.
Selanjutnya, Craven dan Hirnle (2000) menyatakan bahwa proses keperawatan memiliki
enam fase yaitu: pengkajian, diagnosa, tujuan, rencana tindakan, implementasi, dan evaluasi.
Pada ruang MPKP tim pengembang modul memasukkan tujuan kedalam fase diagnosa sehingga
proses keperawatan diruang ini terdiri dari lima fase, yaitu; pengkajian, diagnosa, rencana
tindakan, implementasi, dan evaluasi.
Untuk pengkajian telah disusun suatu format beserta panduan pengisian format tersebut.
Rencana keperawatan yang mencakup diagnosa, tujuan dan rencana tindakan keperawatan dibuat
standarnya berdasarkan ketujuh masalah keperawatan utama yang telah disebutkan sebelumnya.
Sedangkan untuk implementasi telah disusun panduan tindakan keperawatan per masalah
keperawatan dengan menetapkan paket tindakan keperawatan pada tiap pertemuan dengan pasien
sebanyak tujuh buah masalah keperawatan. Format evaluasi telah dibuat dan ditujukan untuk
menilai kemampuan pasien setelah diberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah
keperawatan yang dimiliki.. Format evaluasi untuk perawat juga dibuat untuk menilai
kemampuan perawat dalam memberikan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah
keperawatan pasien.
a. Pedoman Pengkajian
Dalam keperawatan, pengkajian merupakan pengumpulan data subyektif dan obyektif
secara sistematis dengan tujuan membuat penentuan tindakan keperawatan bagi individu,
keluarga dan komunitas (Craven & Hirnle, 2000). Oleh karena itu dibutuhkan suatu format
pengkajian yang dapat menjadi alat bantu perawat dalam pengumpulan data.
Format pengkajian di ruang MPKP meliputi aspek-aspek identitas pasien, alasan masuk,
factor predisposisi, fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme
koping, masalah psikososial dan lingkungan, pengethaun, dan aspek medik (lihat lampiran 1).
Format pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang masalah pasien saat ini, yang
lampau, atau yang potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data dasar yang lengkap.
Berdasarlan rincian ini maka ditetapkan tindakan keperawatan diruangan MPKP untuk
pasien dibagi dalam tiga kategori:
1. Keperawatan total: 6 jam
2. Keperawatan parsial: 4 jam
3. Keperawatan mandiri: 2 jam
Jumlah jam untuk tindakan keperawatan diatas dialokasikan untuk tindakan bagi individu
pasien selama 24 jam, tidak termasuk tindakan keperawatan dalam bentuk kelompok dan ADL
pasien.
Semua rincian waktu dan tindakan keperawatan diatas dibuatkan pedoman tindakan dan
jadwal aktivitas per masalah keperawatan per sistem klasifikasi pasien. Diharapkan untuk
selanjutnya perawat di ruamg MPKP memiliki panduan yang jelas dalam pemberian tindakan
keperawatan untuk setiap pasien sesuai masalah keperawatan dan tingkat kebutuhan tindakan
keperawatannya. Pedoman tindakan keperawatan dibuat untuk tindakan kepada pasien baik
secara individual, kelompok, maupun yang terkait dengan aktivitas kehidupansehari-hari (ADL).
Dengan adanya rincian kebutuhan waktu, diharapkan setiap perawat memiliki jadwal kegiatan
harian untuk pasien masing-masing sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih efektif dan
efisien.
Selanjutnya semua tindakan keperawatan yang telah dilakukan oleh perawat
didokumentasikan dalam format implementasi dan dievaluasi dengan menggunakan pendekatan
SOAP (subjective, objective, analyses, planning). Disamping itu terkait dengan pendekatan
SOAP setiap kali selesai berinteraksi dengan pasien, perawat memberikan penugasan atau
kegiatan yang terkait dengan tindakan keperawatan yang telah dilakukan sebagai tindak lanjut.
Penugasan atau kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal aktivitas pasien dan diklasifikasikan
apakah tugas tersebut dilakukan secara mandiri (M), dengan bantuan sebagian (B), atau dengan
bantuan total (T). Setiap hari kemampuan melakukan tugas atau aktivitas ini dievaluasi.