Anda di halaman 1dari 89

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

OLEH
MERINA WIDYASTUTI, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Staf departemen keperawatan medikal bedah dan gawat darurat
STIKES HANG TUAH SURABAYA

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


1
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
1. What?

3. How?

2. Why?

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


2
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
MAIN STUDY
• Konsep kebutuhan dasar manusia
• Konsep anatomi sistem pernapasan
• Konsep fisiologi oksigenasi
• Konsep pengkajian gangguan oksigenasi
• Konsep masalah keperawatan gangguan
oksigenasi
• Intervensi keperawatan gangguan oksigenasi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


3
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
PENDAHULUAN

o Membantu Memenuhi kebutuhan


dasar merupakan salah satu fungsi
unik perawat
o KDM sebagai landasan utama
dalam proses keperawatan
Lanjutan ……

o Proses keperawatan sebagai suatu


pendekatan dalam memberikan
asuhan keperawatan
o Kebutuhan Fisiologis merupakan
dasar untuk dapat terpenuhinya
kebutuhan manusia yang lainnnya
KDM adalah kebutuhan yang
diperlukan oleh manusia dalam
rangka mempertahankan
homeostasis fisiologis dan
psikologis dan apabila individu
dapat memanfaatkan potensinya
dan menjadi sehat optimal

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


6
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
MODEL Virginia. HENDERSON

Mengidentifikasi 14
kebutuhan klien yang
merupakan komponen
perawatan dasar

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


7
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
14 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
1. Bernafas
8. Kebutuhan akan personal
2. Kebutuhan akan nutrisi. hygiene.
3. Kebutuhan eliminasi 9. Kebutuhan rasa aman dan
4. Gerak dan keseimbangan nyaman.
tubuh. 10. Komunikasi
5. Kebutuhan istirahat dan 11. Kebutuhan spiritual.
tidur
12. Kebutuhan bekerja.
6. Kebutuhan berpakaian.
13. Kebutuhan bermain dan
7. Mempertahankan rekreasi.
temperatur tubuh atau
sirkulasi. 14. Kebutuhan belajar
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
8
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
9
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Fungsi sistem pernapasan adalah mengambil
oksigen dari atmosfer ke dalam sel tubuh
dan mentranspor karbondioksida yang
dihasilkan tubuh kembali ke atmosfer.

Organ respiratorik ini berperan pula dalam


proses wicara
keseimbangan asam basa
pertahanan tubuh melawan benda asing
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
10
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Respirasi : adalah proses
di mana oksigen
diperoleh dari lingkungan
dan dibawa ke sel-sel
tubuh. Karbon dioksida (
CO2 ) diangkut ke luar
tubuh dengan arah
berlawanan

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


11
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Respirasi melibatkan proses-proses sebagai
berikut :
Ventilasi pulmoner : masuk dan keluar udara dari
saluran pernapasan

Respirasi Eksternal : difusi O2 dan CO2 paru-kapiler


pulmonar

Respirasi Internal : difusi O2 dan CO2 sel darah –


jaringan

Respirasi Seluler : Penggunaan O2 ditingkat sel


oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
12
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Respirasi

1. Ventilasi

2. Difusi ( pertukaran gas )

3. Transportasi gas

4. Pertukaran gas di jaringan

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


13
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Proses difusi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


14
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
VENTILASI

• MASUKNYA O2 KE DALAM PARU KELUARNYA CO2 KE


UDARA LUAR, SETELAH MELALUI PROSES
METABOLISME

• JALUR MASUK UDARA IALAH


– HIDUNG
– NASOFARING
– OROFARING Ada dua fase ventilasi : Inhalasi, atau
– TRAKEA inspirasi, yaknI penghirupan udara ke
– BRONKUS dalam paru, Ekshalasi , atau ekspirasi,
– BRONKEOL adalah pembuangan udara dari paru.
– ALVEOL
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
15
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
16
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
17
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Ventilation
• Jalan masuk dan keluar udara
dari saluran pernapasan dan
paru-paru
• Components:
– Brain
– Innervation
– Chest wall
– Upper airways
– Lower airways

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


18
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
• A. OTOT INSPIRASI
– M. INTERCOSTAL EXT
– M. INTERCARTILAGO
– M. DIAFRAGMA
– M. STERNOCLEIDO,
– SCALENUS ANTERIOR

• B. OTOT EKSPIRASI
– M. INTERCOSTAL INT
– M. RECTUS ABDOMINIS
– M. TRANS - ABDOMINIS
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
19
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pembagian Saluran nafas

Saluran Nafas Atas

Saluran Nafas Bawah

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


20
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pembagian Sistem Pernafasan
a. Saluran nafas atas :
Saluran nafas di bagian luar rongga dada
yang terdiri dari hidung Kavitas nasalis,
Faring, Laring, Trakea bagian atas
b. Saluran nafas bawah :
Saluran nafas yang terletak di rongga dada
yang terdiri dari :
1. Trakea bagian bawah
2. Paru-paru ( pipa bronkial & alveoli )
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
21
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Upper Airways

Nasopharynx
Oropharynx
Laryngopharynx
Tongue
Epiglottis
Vocal Cord
Larynx
Trachea
Esophagus

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


22
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Anatomi Saluran Nafas
Esofagus
Trakea

Bronkus Dinding Dada

Pleura Visceralis (
Selaput Paru
dalam )

Pleura Parietalis (
Selaput Paru Luar )

RONGGA
RONGGA PLEURA
PLEURA

DIAFRAGMA
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
23
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Sistem Pernapasan Atas
1. Hidung
Terjadi penyaringan, humidifikasi dan
penghangatan
2. Faring (Nasofaring, orofaring, laringofaring)
Proses menelan dan dipersarafi N. IX dan N.X
3. Laring
Tulang rawan, pita suara, bersifat avaskuler
Proses batuk, bicara,

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


24
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
VENTILASI
FUNGSI HIDUNG
1. WARMING
– PENYESUAIAN SUHU UDARA LUAR KE SUHU DALAM PARU
2. HUMIDIFYING
– PENYESUAIAN KELEMBABAN UDARA DARI RENDAH KE 100 %
3. FILTERING
– MELAKSANAKAN FILTER TERHADAP DEBU YANG BERUKURAN
5 MIKRON KE ATAS
4. DEFENCE
– PERTAHANAN TERHADAP MASUKNYA BAKSIL YANG IKUT
MASUK BERSAMA UDARA.

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


25
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Faring

Nasofaring

Orofaring

Laringofaring

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


26
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
• Angka ventilasi Alveoler : Volume udara baru yang masuk alveoler
permenit ( VT x kecepatan respirasi ).
• Udara ruang mati : ( sekitar 150 ml )
Udara yang mengisi jalan nafas penghantar ( Hidung, faring, trakea,
bronki dan bronkiolus ) Ruang mati anatomis : Jalan penghantar yang
berisi udara ruang mati , Ruang mati fisiologis : semua area alveoli
yang tidak atau sebagian berfungsi seperti raung mati anatomis.
• Kapasitas Residu Fungsionil : sekitar 2500 ml.
• 30-50 % merupakan ruang mati anatomi / anatomical dead space
• 45 % resistensi terjadi di saluran napas atas
• Terdiri atas hidung,faring dan laring

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


27
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Anatomi Saluran Nafas besar ( Trakea & Bronkus )

Trakea
Reseptor batuk
Tulang rawan

Lumen Trakea

Epitel
Bronkus Utama kanan

Bronkus Utama kiri

Lobus Atas
Lobus Atas

Lobus tengah

Lobus bawah
Lobus bawah
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
28
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Struktur saluran nafas kecil ( Bronkiolus & Alveoli

Otot Polos
Bronkiolus
respiratorius

Bronki

Alveoli

Pori - Pori
Bronkiolus “ Kohn “

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


29
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Bronchial Anatomy
Pulmonary artery

Pulmonary alveolus

Pulmonary Vein

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


30
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Lower Airways
• Function
– Filtration
– Transmission of air
• Structures
– Trachea
– Mainstem bronchi
– Bronchioles
– Terminal bronchioles

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


31
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Peredaran darah PARU - JANTUNG

O2 O2 CO2 CO2

Atrium Kanan Atrium Kiri

Atrium Atrium
O2 kanan kiri
CO2
Sistemik CO2 O2 Paru
Glukosa + O2 = H2O + CO2 + kalori
Ventrikel Ventrikel
O2
kanan kiri
CO2

O2

CO2 O2
CO2
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
32
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Proses pertukaran gas Alveoli -- Kapiler

O2

CO2
O2
CO2
O2
CO2

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


33
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Kadar Oksigen & CO2 Insipirasi & Ekspirasi

• Normal, udara inspirasi :


21% oksigen dan 0.04% karbon dioksida;
• udara ekspirasi :
16% oksigen dan 3.5% karbon dioksida.
• Nilai-nilai ini melukiskan difusi dua arah terjadi
melalui dinding alveoli dan kapiler

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


34
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Spirogram volume dan Kapasitas Paru

Waktu
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
35
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Volume Paru
1 Volume Tidal Volume udara yang digunakan pada satu kali inhalasi dan
♂ = 500 ml ekshalasi normal biasa.
♀= 380 ml Banyak orang mempunyai volume tidal lebih rendah ok bernafas
dangkal
2 Volume Cadangan Volume udara ekstra yang masuk ke paru-paru dengan inspirasi
Inspirasi maksimum di atas inspirasi tidal
♂ = 3100 ml
♀= 1900 ml
3 Volume Cadangan Volume ekstra udara yang dapat dengan kuat dikeluarkan pada
Ekspirasi akhir ekspirasi tidal normal
♂ = 1200 ml
♀= 800 ml
4 Volume Residual Volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan
♂ = 1200 ml ekspirasi kuat.
♀= 1000 ml Gunanya untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda
pernafasan
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
36
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pengaturan Pernapasan

Ada 2 jenis mekanisme yang mengatur pernafasan

1. Mekanisme saraf

2. Mekanisme kimiawi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


37
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
MEKANISME SARAF
1. Pusat pernafasan di medula dan pons yang
merupakan batang otak.
2. Medula merupakan pusat inspirasi dan
ekspirasi
3. Terdapat 2 kelompok saraf yang menghubungkan
batang otak dengan otot yaitu
– N. frenikus ke diafragma (C4-C6)
– N. toraks spinal ke otot2 (T1-T12)

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


38
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Control Unit Respirasi
Brain

Emotional
Chemical
Physical Stimuli

Pons

Pusat inspirasi

Pusat ekspirasi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


39
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Refleks Hering Breuer
• Di dalam paru banyak reseptor yg peka terhadap
peregangan (stretch) yg terletak di bronkus dan bronkiol.

• Jika paru diregang  reseptor stretch mengirimkan


impuls via n. vagus ke traktus solitarius kemudian ke
sentra pernapasan inhibisi inspirasi  paru berhenti
mengembang lebih lanjut (peristiwa ini disebut Hering
Breuer inflation reflex)

• Sebaliknya saat ekspirasi  peregangan thd reseptor


stretch menghilang  pengiriman impus dari reseptor
berhenti  inspirasi dapat dimulai kembali (peristiwa ini
disebut Hering Breuer deflation reflex)
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
40
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
MEKANISME KIMIAWI
Mengacu pada efek pernafasan terhadap
perubahan pH darah, kadar oksigen dan CO2
dalam darah.
“ KEMORESEPTOR “
Mendeteksi perubahan dalam gas darah dan pH
terletak di korpus karotikus dan aortikus dan
didalam medula sendiri.

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


41
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
MEKANISME KIMIAWI
 Peningkatan kadar CO2 dalam darah
dideteksi oleh kemoresptor di medula .
Responnya meningkatkan respirasi untuk
mengekshalasi lebih banyak CO2.
 CO2 adalah pengatur utama respirasi ,
karena kelebihan CO2 , akan menurunkan pH
dari cairan tubuh .
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
42
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Faktor Berpengaruh
• Fisiologis
• Status kesehatan
• Faktor perkembangan
• Faktor perilaku
• Lingkungan

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


43
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Faktor Fisiologis
1. Penurunan kapasitas angkut oksigen.
Ggn Hb seperti keracunan karbonmonoksida
2. Penurunan konsentrasi O2 respirasi
Akibat penggunaan ventilator dalam waktu yg
lama
3. Hipovolemia  Penurunan volume sirkulasi
darah
4. Peningkatan laju metabolik Demam, infeksi
5. Kondisi lain : kehamilan, obesitas, abnormalitas
muskuloskletal
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
44
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Status Kesehatan
Gangguan pernapasan akan menurunkan
kadar oksigen di dalam darah seperti penyakit
kronis jantung, ginjal, hipertensi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


45
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur  produksi surfaktan masih
sedikit
2. Bayi dan anak-anak beresiko terkena
faringitis, influenza
3. Anak usia sekolah ISPA
4. Dewasa muda  Kondisi stres, merokok dan
kurang berolahraga
5. Lansia  Penurunan elastisitas paru, otot
pernapasan
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
46
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Faktor perilaku
• Nutrisi
Berhubungan dengan obesitas, malnutrisi berat
akan menurunkan kerja otot napas
• Olah raga
Latihan fisik akan meningkatkan laju metabolik
• Ketergantungan zat adiktif
Menekan pusat napas
• Emosi : Cemas, takut, marah
• Gaya hidup : Merokok
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
47
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Lingkungan
1. Suhu
Mempengaruhi afinitas Hb dengan oksigen
2. Ketinggian
Penurunan tekanan oksigen maka akan
menurunkan juga konsumsi oksigen
3. Polusi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


48
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
GANGGUAN OKSIGENASI
• PERUBAHAN POLA NAPAS
• OBSTRUKSI
• HIPOKSIA

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


49
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Frekwensi Pernafasan
1 Normal 16 – 24 x / menit
2 Bradipneu Frekwensi nafas < 10 x / mt

3 Takhipneu Frekwensi nafas > 24 x / mt

4 Hiperpneu Pernafasan yang dalam ( asidosis, anoksia )

5 Hipopneu Pernafasan yang dangkal ( Gangguan saraf pusat )

6 Dispneu Kesulitan bernafas / sesak nafas


- Pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal,
sianosis

7 Paroksimal Sesak nafas setelah pasien tidur beberapa jam,


nocturnal dispneu biasanya malam hari ( gagal jantung )

8 Orthopneu Sesak nafas bila berbaring, lebih nyaman bila posisi


tegak/ setengah duduk ( gagal jantung, asma
bronkiale )
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
50
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
51
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Hipoksia
• Kondisi ketika oksigen dalam tubuh tidak
adekuat/ menurun
• Ditandai dengan iskemia terlebih dahulu
• Ditandai : Pucat, kelemahan, biru pada
membran mukosa lidah, bibir, clubbing finger,
dispnea, penurunan konsentrasi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


52
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Obstruksi jalan napas
• Baik total maupun sebagian
• Biasanya akibat tersedak, menelan benda
asing, gumpalan darah, lidah jatuh ke
belakang, Tumor, pembesaran jaringan
adenoid
• Tindakan dengan mengambil benda asing
tersebut.

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


53
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pengkaji Diagnos Interven Impleme
Evaluasi
an a si ntasi

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


54
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pengkajian
Data Umum
Nama : Tn X, Y,Z
Umur : diatas 30 tahun
Jenis kelamin : Pria, Wanita
Pekerjaan : Di pabrik, perawat, Ibu Rumah tangga

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


55
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pengkajian
• Keluhan Utama : Sesak napas, nyeri dada,
Batuk Darah, Batuk tak kunjung sembuh
• RPS : Demam, sesak napas, batuk darah, nyeri
saat bernapas, Suara napas stridor/ wheezing
• RPD : TBC, Pneumonia, emfisema, Asma
• RPK : Asma, TBC, Jantung Kongestif

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


56
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
KELUHAN PENYAKIT SAL. NAFAS
A. BATUK
BATUK SPASTIS PERTUSIS
BATUK BERDAHAK BRONKITIS KRONIS, ASMA
BATUK MALAM, PERUBAHAN BRONKIEKTASIS
POSISI
BATUK DARAH SEGAR TB PARU, TUMOR
BATUK DARAH MERAH MUDA OEDEM PARU
BATUK DARAH KARAT BESI PNEUMONIA
BATUK DAHAK PURULEN BRONKITIS, PNEUMONIA
BATUK DAHAK BERBAU ABSES, KUMAN ANAEROB

BATUK OK IKLIM, POLUSI, OBAT ASMA BRONKIALE


NYAMUK, BAU-
BAU-BAUAN
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
57
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
BEDA BATUK DARAH – MUNTAH DARAH

BATUK DARAH MUNTAH DARAH

DARAH DIBATUKKAN BERBUIH DARAH DIMUNTAHKAN


BERSAMA MAKANAN
DARAH MERAH SEGAR
DARAH BERWARNA MERAH
Ph ALKALIS ( BASA ) KEHITAMAN
TES BENZIDINE NEGATIF Ph ASAM

KELAINAN DI PARU TES BENZIDINE POSITIF

KELAINAN DI LAMBUNG

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


58
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Sesak nafas diluar peny. Paru Peny. Jantung, Anemia, Obesitas,
Meteorismus, Ascites
Sesak + Mengi ASMA, P P O M
Sesak bila aktivitas berat Peny. Jantung ( Decomp Cordis ),
( DYSPNEU D’EFFORT) PPOM
Sesak dengan perubahan posisi Tumor Paru
Efusi Pleura
Sesak timbul mendadak Peny. Akut
Pneumotoraks
Peny. Jantung
Sesak kronis Penyakit. Kronis
Tumor, TBC Paru
Sesak non organik PSYCHIS
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
59
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
KELUHAN PENYAKIT SAL. NAFAS

B. NYERI DADA
NYERI DADA MENDADAK PENY. JANTUNG

PNEUMOTORAKS

NYERI SEPERTI DITUSUK PLEURITIS

PENY. JANTUNG (ANGINA)

PNEUMOTORAKS

NYERI DADA RASA KEMENG EFUSI PLAURA

TUMOR PARU

NYERI DAERAH SUBSTERNUM GASTRIRIS,


oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
60
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Penyebab Sesak nafas

1. Penyakit jantung ( gagal jantung )


2. Penyakit paru
3. Penyakit metabolik ( Diabetes )
4. Penyakit darah ( Anemia, lekemia, reaksi transfusi )
5. Penyakit saraf
6. Psikis

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


61
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Sesak Nafas ok Gangguan Metabolik

Keadaan Asidosis * Kelainan Darah


a. Diabetes Mellitus
b. Obat -2 an ( Narkotika, dll )
1. Anemia
c. Syok Septik 2. Leukemia
d. Diare berat 3. Perdarahan masif
e. Peminum alkohol 4. reaksi Transfusi

Gejala nya : 1. Sesak nafas, bingung.


2. Gelisah
3. Palpitasi ( debar - 2 )
4. Takhipneu ( Nafas cepat ),
5. Takhikardi ( nadi cepat )
6. Aritmia
7. Hipotensi,
8.
oleh KOMA
Merina Widyastuti disampaikan pada
62
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Derajat Sesak Nafas

Derajat sesak Keluhan sesak

1 Derajat I Sesak bila aktivitas berat,


Aktivitas sehari-hari baik

2 Derajat II Sesak bila naik tangga

3 Derajat III Aktivitas sehari-hari terasa sesak

4 Derajat IV Pekerjaan ringan terasa sesak


Istirahat tidak sesak

5 Derajat V ISTIRAHAT TETAP SESAK


( Hidup Tergantung Oksigen )

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


63
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
JENIS PENYAKIT PARU
NO KELOMPOK. PENY

A INFEKSI TUBERKULOSA ( SPESIFIK )


ISPA, BRONKITIS
PNEUMONIA, ABSES PARU
B ALLERGI ASMA BRONKIALE
C OBSTRUKSI MENAHUN BRONKITIS KRONIS
(PPOM) EMFISEMA
ASMA KRONIS
D PENY. PLEURA PLEURITIS
EFUSI PLEURA, EMPYEMA
PNEUMOTORAKS
E TUMOR PARU ASAL : PRIMER, SEKUNDER
PERTUMBUHAN : JINAK, GANAS
F ARDS OK : OBAT, RACUN, GAS TOKSIK
( ADULT RESP. DISTRESS SEPSIS,
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada TRAUMA DLL
64
SINDR, kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
KELUHAN PENYAKIT SAL. NAFAS

B. NYERI DADA
NYERI DADA MENDADAK PENY. JANTUNG

PNEUMOTORAKS

NYERI SEPERTI DITUSUK PLEURITIS

PENY. JANTUNG (ANGINA)

PNEUMOTORAKS

NYERI DADA RASA KEMENG EFUSI PLAURA

TUMOR PARU

NYERI DAERAH SUBSTERNUM GASTRIRIS,


oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
65
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pemeriksaan Diagnostik
1. Blood Gas Arteri
2. Sinar rontgen
3. Bronkoskopi
4. Biopsi jaringan paru
5. Oksimetri
6. Torakentesis
7. Sputum
8. Uji tes kulit
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
66
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : Tingkat kesadaran, kondisi kulit,
membran mukosa, bentuk dada, Ekspansi
dada, retraksi otot bantu napas, pola napas,
napas cuping hidung, Frekuensi pernapasan,
Gelisah, berkeringat banyak, Keringat dingin
Palpasi : Taktil fremitus, Nyeri tekan, Denyut
nadi, CRT

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


67
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
PEMERIKSAAN PALPASI

1. TANGAN MENEMPEL PADA


DINDING DADA
2. LIHAT BENTUK DADA
3. GERAKAN DADA
4. MERASAKAN GETARAN SUARA (
FREMITUS RABA )
5. ADANYA NYERI TEKAN

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


68
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
KELAINAN DINDING TORAKS ( STERNUM )

PECTUS CARINATUS

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


69
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
KELAINAN DINDING TORAKS

BEKAS OPERASI MAMMAE KANAN

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


70
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
BENTUK – BENTUK TORAKS

EMFISEMATOUS PARALITIS NORMAL

( PPOM ) oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


71
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
KELAINAN PADA JARI TANGAN AKIBAT
PENYAKIT PARU KRONIS

CLUBBING FINGER = JARI TABUH

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


72
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
• Pemeriksaan dg Ketukan ( PERKUSI )

• UDARA dlm PARU digetarkan BISING

• Suara yang timbul tergantung jumlah Udara dalam Paru.

UDARA > PADAT UDARA = PADAT UDARA < PADAT

SONOR
HIPERSONOR REDUP, PEKAK
Mis : PPOK
NORMAL Mis : Tumor, Efusi
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
( EMFISEMA ) kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017 pleura dll 73
Bising
Trakheal

Bising
Vesikuler

Bising
Bronkial

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


74
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Suara Napas Tambahan
• Rales : Membukanya alveoli yg kolaps kualitasnya
halus dan kasar, terjadi pada pneumonia, bronchitis
• Ronchi : Adanya aliran udara melewati cairan/sekret
dalam saluran napas. Hilang jika klien disuruh batuk
• Wheezing : Indikasi sumbatan jalan napas. Terdengar
saat ekspirasi (asma, edema, tumor)
• Friction Rub : Keradangan. Terdengar jika ada
pleuritis

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


75
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
1. Ada udara di dalam saluran nafas

2. Ada arus udara dalam saluran nafas

3. Saluran udara antara :

Udara luar Alveoli

4. Lapisan penghalang

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


76
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
MASALAH KEPERAWATAN PADA
GANGGUAN OKSIGENASI
• Bersihan jalan napas tidak efektif
• Risiko tinggi terhadap aspirasi
• Pola napas tidak efektif
• Kerusakan pertukaran gas
• Intoleransi aktivitas

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


77
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Bersihan jalan Napas inefektif
Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi
atau obstruksi saluran pemapasan guna
mempertahankan jalan napas yang bersih.
Saran Penggunaan
“Jika batuk dan refleks muntah tidak efektif atau
tidak ada akibat anastesi, gunakan Risiko aspirasi
bukanKetidakefektifan pembersihan jalan napas
dengan tujuan untuk berfokus pada pencegahan
aspirasi bukan mengajarkan batuk efektif”
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
78
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
KRITERIA HASIL
1. Suara napas vesikuler
2. Dapat batuk secara efektif
3. Pola napas teratur
4. RR = 12-24 X/menit
5. Tidak ada sianosis Mernpunyai jalan napas yang paten
6. Mampu Mengeluarkan sekresi secara efektif
7. Mempunyai irama dan frekuensi pernapasan daiam
rentang yang normal
8. Keluhan Dispnea berkurang
9. Bunyi napas tambahan (misalnya, ronki basah halus, ronki
basah kasar, dan ronki kering) berkurang
10. Sianosis tidak ada
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
79
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Intervensi Observasi
• Kaji hasil gas darah arteri
• Auskultasi bagian dada anterior dan posterior
untuk mengetahui adanya penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan.
• Tentukan kebutuhan pengisapan oral dan/atau
trakeal
• Pantau status oksigen pasien (tingkat SaO2 dan
SvO) dan status hemodinamik (tingkat MAP
lmean areterial pressuref dan irama jantung)
segera sebelum, selama dan setelah pengisapan
• Catat tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan.
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
80
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Intervensi Edukasi
• Jelaskan penggunaan peralatan pendukung dengan benar
(misalnya, oksigen, pengisapan, spirometer, inhaler)
• Informasikan kepada pasien dan keluarga bahwa merokok
merupakan kegiatan yang dilarang di dalam ruangan perawatan
• Instruksikan kepada pasien dan keluarga dalam rencana Perawatan
di rumah (misalnya, pengobatan, hidrasi, nebulisasi, peralatan,
drainase postural, tanda dan gejala komplikasi, sumbersumber di
komunitas).
• Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik napas dalam
untuk memudahkan keluarnya sekresi
• Ajarkan kepada pasien/keluarga tentang pentingnya perubahan
pada sputum, seperti warna, karakter, jumlah dan bau.
• Instruksikan kepada pasien dan/atau keluarga tentang mana
mengisap jalan napas, sesuai dengan kebutuhan.

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


81
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Intervensi Kolaboratif
• Berikan udara/oksigen yang telah
dihumidifikasi sesuai dengan kebijakan
institusi.
• Beritahu dokter tentang hasil gas darah yang
abnormal.

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


82
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Intervensi Mandiri
• Anjurkan aktivitas fisik untuk meningkatkan
pergerakan sekresi.
• Lakukan pengisapan endotrakea atau
nasotrakea, sesuai dengan kebutuhan
• Pertahankan keadekuatan hidrasi untuk
menurunkan viskositas
• Lakukan fisioterapi dada
• Lakukan nebulasi sebelum penghisapan
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
83
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Implementasi
1. Mengauskultasi suara napas
2. mengkaji klien apakah bisa batuk
3. mengajarkan klien untuk batuk efektif
4. menganjurkan klien untuk mengkonsumsi air hangat
dan meningkatkan asupan cairan
5. memberikan nebulizer jika klien bisa batuk secara
efektif
6. berkolaborasi dengan tim dokter pemberian obat
mukolitik
7. melakukan postural drainage
8. melakukan Suction jika memungkinkan

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


84
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
EVALUASI
S : Klien mengatakan sudah bisa batuk dan
mudah mengeluarkan dahak
O : (Sesuai dgn kriteria hasil)
A : tindakan berhasil sebagian
P : Lanjutkan planing

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


85
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
GANGGUAN PERTUKARAN GAS
Kelebihan dan kekurangan oksigenasi
dan/atau eliminasi karbon dioksida di
membran kapilar-alveolar.
Tujuan :.........................................................

oleh Merina Widyastuti disampaikan pada


86
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Kriteria Hasil
• Keluhan Dispnea berkurang
• Gas darah arteri normal
• pH arteri normal
• frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan
Normal
• Warna kulit normal (misalnya, pucat dan
kehitaman
• Tingkat kesadaran baik
• Gelisah, sianosis, dan keletihan tidak ada
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
87
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
Intervensi Kolaboratif
• Pemeriksaan gas.darah arteri (GDA) dan penggunaan
alat bantu yang dianjurkan sesuai dengan adanya
perubahan kondisi pasien.
• Laporkan perubahan sehubungan dengan pengkajian
data (misalnya, sensorium pasien, bunyi napas, pola
napas, analisis gas darah arteri, sputum, efek dari
pengobatan)
• Siapkan pasien untuk ventilasi mekanis, bila perlu.
• Berikan bronkodilator, sesuai dengan keperluan;
• Berikan aeorosol, sesuai dengan keperluan;
• Berikan nebulasi ultrasonik, sesuai dengan keperluan;
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
88
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017
oleh Merina Widyastuti disampaikan pada
89
kuliah keperawatan dasar 5 sep 2017

Anda mungkin juga menyukai