Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang


Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang
menyeramkan tentang HIV/AIDS. Penyebrangan AIDS itu berlangsung
secara cepat dan mungkin sekrang sudah ada disekitar kita. Sampai
sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan
penyakit yang saat ini belum bisa dicegah dengan vaksin. Tapi kita semua
tidak perlu takut. Jika kita berprilaku sehat dan bertanggung jawab serta
senantiasa memegang teguh ajaran agama, maka kita akan terbebas dari
HIV/AIDS.

HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan


bumi. HIV/AIDS adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena
Acquired Immunodeficiency Syndrome ( AIDS) sangat berakibat pada
penderitanya. Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) merupakan
sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah sistem
kekebalannya dirusak oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus)
[9]. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh evina yang membahas
pemodelan matematika pada penularan Human Immunodeficiency Virus
(HIV) transmisi vertikal berkaitan dengan pembuatan model SEIA.
Cara penularan HIV dapat melalui hubungan seksual, penggunaan
obat suntik, ibu ke anak-anak dan lain-lain. Mengenai penyakit
HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi pandemi yang mengkhawatirkan
masyarakat dunia, karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin
pencegahan penyakit ini juga memiliki “window periode” dan fase
asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan
penyakitnya. Hal tersebut menyebabkan pola perkembangannya seperti
fenomena gunung es (iceberg phenomena).

1
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian
dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus
dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-masing
penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu,
penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami
perlambatan.
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat
sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat
diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang
tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat
kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan
menunda awal terjadinya AIDS.
Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur
yang berbeda, yang meliputi konseling dan test mandiri (VCT), dukungan
bagi pencegahan penularan HIV, konseling tidak lanjut, saran-saran
mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi,
pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian
obat-obat antiretroviral. Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan
infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan
cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh . Perkembangan ilmu
pengetahuan dibidang matematika memberikan peranan penting untuk
menganalisa pendekatan dan manajemen penularan penyakit. Pengobatan
penularan penyakit tersebut dapat dimodelkan ke dalam model matematika
yaitu model pandemi SITA (Susceptible, Infected, Treatment, AIDS) yang
dikenalkan oleh F. Nyabadza (2008) .
Dalam perkembangannya, untuk menganalisa model pengobatan
HIV akan digunakan model SITA (Susceptible, Infected, Treatment, AIDS)
karena HIV tidak dapat sembuh dan hanya dapat diperlambat
penyebarannya melalui pengobatan HIV. Model SITA memperhatikan
pendekatan compartmental (pembagian kelas) maka populasi dibagi
kedalam empat kelas yaitu susceptible, infected, treatment, AIDS .

2
Pada pembagian kelas epidemi, model SITA menggambarkan alur
pengobatan virus dari kelas susceptible maka individu susceptible pertama
kali akan melewati periode infeksi sehingga akan memasuki kelas
infected. Setelah periode infeksi berakhir, individu dalam kelas ini akan
memasuki kelas treatment, apabila kekebalan tubuh tinggi HIV akan tetap
pada kelas treatment namun jika kekebalan tubuh rendah maka akan kelas
AIDS.
Dengan memperhatikan faktor penularan HIV pada model SITA
pengobatan HIV maka model pun akan berubah yang kemudian akan
dicari solusi sistem dan dianalisis kestabilan sistemnya. Analisis kestabilan
dilakukan menggunakan analisis kestabilan lokal yang bertujuan untuk
mengetahui kestabilan disekitar titik kesetimbangannya. Selanjutnya akan
dilakukan simulasi model untuk mengetahui gambaran nyata model
penngobatan penularan HIV.

I.2 Rumusan masalah


Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka
beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam
makalah ini adalah:
1. Jelaskan definisi HIV?
2. Apakah penyebab AIDS itu ?
3. Jelaskan perbedaan HIV dengan AIDS?
4. Bagaimana cara penularan HIV / AIDS ?
5. Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan HIV/AIDS?

3
I.3 Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan dari penelitian dan
penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.
3. Mengetahui cara pengobatan dan cara pencegahan HIV/AIDS.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian HIV

HIV, yang merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency


Virus adalah Virus penyebab AIDS. HIV (Human Immuno–Devesiensi)
adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang dapat merusak
daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired Immuno–Deviensi
Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh
terhadap serangan penyakit dari luar.

HIV/AIDS (human imunodeficiensy virus ) adalah penyakit yang


menyerang sistem imun disebsbkan oleh virus, cukup kompleks dan
memerlukan penanganan yang khusus, melihat penularan HIV berkaitan
erat dengan perilaku manusia, penanganannya tidak dapat dilakukan
melalui penanganan medik saja akan tetapi perlu disertai dengan
pendekatan sosial budaya.

HIV terdapat di dalam cairan tubuh seseorang yang telah terinfeksi


seperti di dalam darah, air mani atau cairan vagina. Sebelum HIV
berubah menjadi AIDS, penderitanya akan tampak sehat dalam waktu
kira-kira 5 sampai 10 tahun. Walaupun tampak sehat, mereka dapat
menularkan HIV pada orang lain melalui hubungan seks yang tidak
aman, tranfusi darah atau pemakaian jarum suntik secara bergantian.

HIV menghancurkan sel CD4 yaitu jenis tertentu dari sel darah
putih yang memainkan peran besar dalam membantu tubuh melawan
penyakit. Ketika sistem kekebalan tubuh melemah sel CD4 akan di non-
aktifkan. Infeksi HIV akhirnya jika dibiarkan berkemabang didalam
tubuh selama bertahun-tahun berkembang menjadi AIDS.

5
II.2 Patogenesis

HIV adalah retrovirus yang menggunakan RNA sebagai genom.


Untuk masuk kedalam sel, virus ini berikatan dengan reseptor (CD4)
yang ada dipermukaan sel. Artinya virus ini hanya dapat menginfeksi sel
yang mempunyai reseptor CD4 pada permukaannya. Karena biasanya
yang diserang adalah sel T limphosit (sel yang berperang dalam sistem
imun tubuh) maka sel yang diinfeksi oleh HIV adalah sel T yang
mengespresikan CD4 dipermukaannya (CD4+ T cell).
Setelah berikatan dengan reseptor virus berfusi dengan sel (fusion)
dan kemudian melepaskan genomnya kedalam sel. Didalam sel RNA
mengalami proses reverce transcription yaitu proses perubahan RNA
menjadi DNA. Proses ini dilakukan oleh enzim reverse transcriptase.
Proses sampai step ini hampir sama dengan beberapa virus RNA
lainnya. Yang menjadi ciri khas dari retrovirus ini adalah DNA yang
terbentuk kemudian bergabung dengan DNA genom dari sel yang
diinfeksinya. Proses ini dinamakan integrasi. Proses ini dilakukan oleh
enzim integrase yang dimiliki oleh virus itu sendiri. DNA virus yang
terintegrasi kedalam genom sel dinamakan provirus.
Dalam kondisi provirus, genom akan stabil dan mengalami proses
replikasi sebagaimana DNA sel itu sendiri. Akibatnya setiap DNA sel
menjalankan proses replikasi secara otomatis genom virus akan ikut
bereplikasi. Dalam kondisi ini virus bisa memproteksi diri dari serangan
sistem imun tubuh dan sekaligus memungkinkan manusia terifeksi virus
seumur hidup.
Spesifikasi HIV terhadap CD4+ T cell membuat virus ini dapat
digunakan sebagai vektor untuk pengobatan gen yang efisien bagi pasien
HIV/AIDS. Soalnya, vektor HIV yang membawa gen anti-HIV hanya
akan masuk kedalam sel yang sudah dan hanya akan diinfeksi oleh virus
HIV itu sendiri.

6
II.3 Manifestasi klinis

II.3.1 Gejala infeksi HIV


Pada awalnya sulit dikenali karena sering kali mirip
penyakit ringan sehari-hari seperti flu, diare, sehingga penderita
tampak sehat. Kadang-kadang dalam minggu pertama setelah
kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam,rasa letih,
sakit sendi, sakit menelan, dan pembengkakan kelenjar getah
bening dibawah telinga, ketiak dan selangkangan. Gejala ini
biasanya sembuh sendiri dan amati 4-5 tahun mungkin tidak
muncul gejala.
Pada tahun ke 5 atau ke 6 tergantung pada penderita mulai
timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak,
sering sariawan dimulut dan pembengkakan didaerah getah bening.
Kemudian tahap lebih lanjut akan terjadi penurunan berat badan
secara cepat (> 10 %), diare teru-menerus lebih dari satu bulan
disertai panas dalam yang hilang timbul atau terus menerus.

II.3.2 Tanda-tanda seseorang tertular HIV

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa


menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan
virus HIV membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10
tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS).
Adanya HIV dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang
menimbulkan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV
positif. Bila seseorang terinfeksi virus HIV untuk pertama kali dan
kemudian memeriksakan diri dan mengalami tes darah, maka
dalam tes pertama belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV
didalam darah. Hal ini disebabkan karena tubuh kita membutuhkan
waktu sekitar 3-6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya

7
akan dideteksi dengan tes darah tersebut. Masa ini disebut periode
jendela. Dalam masa ini bila orang tersebut sudah mempunyai
virus HIV didalam tubuhnya (walaupun belum bisa dideteksi
melalui tes darah) , ia sudah bisa menularkan virus HIV. Secara
umum tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah
sampai pada tahap AIDS adalah:
1. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
2. Demam tinggi berkepanjangan
3. Diare berkepanjangan
Sedangkan gejala tambahan yaitu
- Batuk berkepanjangan
- Kelainan kulit dan iritasi
- Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
Pembengkakan kelenjar getah bening diseluru tubuh,
seperti dibawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.

II.3.3 Perbedaan antara HIV dan AIDS

HIV adalah human Imuno deficiency Virus yang


menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunya
kekebalan/daya tahan tubuh sehingga mudah terinfeksi penyakit.
AIDS adalah Asquiret Imunne Deficiency Syndrome yaitu
timbulnya sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena
kekebalan tubuh menurun oleh karena adanya virus HIV dalam
darah.

II.3.4 Perjalanan penyakit dan gejala yang ditimbulkan

Dalam masa sekitar 3 bulan setelah tertular, tubuh belum


membentuk antibodi, secara sempurna sehingga tes darah belum

8
memperhatikan bahwa orang tersebut telah tertular HIV. Masa 3
bulan ini sering disebut dengan masa jendela.
Masa tanpa gejala yaitu (5-7 tahun) dimana tes darah sudah
menunjukan adanya antibodi HIV dalam darah, artinya positif
HIV, namun pada masa ini tidak timbul gejala yang menunjukan
orang tersebut menderita AIDS, atau dia tampak sehat.
Masa dengan gejala,ini sering disebut masa sebagai
penderita AIDS. Gejala AIDS sudah timbul dan biasanya penderita
dapat bertahan 6 bulan – 2 tahun dan kemudian meninggal.

II.4 Diagnosa penderita penyakit AIDS

Untuk dapat didiagnosis dengan AIDS, seseorang harus memiliki


jumlah CD4 di bawah 200 atau mengalami komplikasi AIDS, seperti:
Pneumocystis pneumonia jiroveci
Cytomegalovirus
Tuberkulosis
Toksoplasmosis
Kriptosporidiosis
Komplikasi di atas sering juga di sebut sebagai gejala HIV-AIDS.
Berbagai penyebab HIV AIDS dapat ditularkan mealalui darah yang
terinfeksi, air mani atau cairan vagina yang memasuki tubuh. Seseorang
tidak dapat terinfeksi melalui kontak biasa seperti memeluk, mencium,
menari atau berjabat tangan dengan seseorang yang menderita HIV atau
AIDS. HIV tidak dapat ditularkan melalui air, udara atau melalui gigitan
serangga.

II.5 Kelompok yang mempunyai resiko tinggi tertular AIDS

 Mereka yang sering melakukan hubungan seksual diluar nikah,


seperti wanita dan pria tuna susila dan pelanggannya.

9
 Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya :
Homo seks ( melakukan hubungan dengan sesama laki-laki ),
Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita ),
Waria dan mucikari.
 Penerima transfusi darah
 Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
 Pecandu narkotika suntikan.
 Pasangan dari pengidap AIDS

II.6 Secara umum cara penularan penyakit HIV AIDS melalui :

o Lewat cairan darah


Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah
tercemar HIV melalui jarum suntik yang tercemar HIV, yang
dipakai bergantian tanpa distrilkan misalnya pemakaian jarum
suntik dikalangan pengguna narkotika suntikan. Melalui pemakaian
jarum suntik yang berulang kali dalam kegiatan lain misalnya
penyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus
kulit, misalnya tindik, tato dan alat facial wajah.

o Lewat cairan sperma dan cairan vagina


Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam
vagina/atau anus) tanpa menggunakan kondom sehingga
memungkinkan tercampurnya cairan sperma dan cairan vagina
(untuk hubungan seks lewat vagina) atau tercampurnya cairan
sperma dengan darah yang mungkin terjadi dalam hubungan seks
lewat anus.

10
o Lewat air susu ibu
Penularan ini kemungkinan ditularkan dari seorang ibu
hamil yang HIV positif dan melahirkan lewat vagina kemudian
menyusui bayinya lewat ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi berkisar dari 30%
artinya dari 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3
bayi yang lahir HIV positif.

II.7 Gejala-gejala AIDS

 Merasa kelelahan yang berkepanjangan


 Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas.
 Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang
berkepanjangan.
 Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan
 Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa
 Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa alasan
yang jelas dalam 1 bulan.
 Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan lipatan
paha.

II.8 Pemeriksaan penunjang

II.8.1 Tes darah


Orang yang terinfeksi HIV tidak dapat diketahui dari
penampilan fisiknya saja karena orang tersebut terlihat seperti
orang sehat lainnya. Jadi, untuk menentukan seseorang terinfeksi
HIV atau tidak harus dilakukan pemeriksaan darah.
Pemeriksaan darah bertujuan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya anti bodi HIV di dalam darah. Antibodi HIV ini
dihasilkan oleh tubuh sebagai reaksi system kekebalan tubuh

11
terhadap infeksi HIV. Oleh sebab itu, pemeriksaan ini lebih tepat
disebut "Tes Antibodi HIV" bukan tes AIDS.

II.8.2 Tes HIV

Umumnya tes HIV dipakai dalam dua cara yaitu untuk


surveilans masyarakat dan untuk diagnosis perorangan. Surveilans
masyarakat biasa dilakukan dengan melakukan tes intensif
(skrining) terhadap kelompok kunci dalam masyarakat agar
mengetahui luasnya penyebaran infeksi HIV. Ini dapat dilakukan
dengan melakukan skrining HIV pada perempuan hamil atau
pasien IMS, agar mengetahui berapa yang terifeksi HIV pada
waktu tertentu: skrining ulang dikemudian hari dapat menunjukan
cepatnya HIV menyebar dalam masyarakat tertentu itu. Orang
yang dites dengan cara ini tidak diberitahukan hasilnya dan
hasilnya juga anonim (tanpa nama).
Tes perorangan adalah untuk mereka yang mungkin telah
terpajan HIV melalui praktek penyuntikan, seks yang beresiko atau
transfusi darah. Tes seperti ini harus menyangkut konseling prates
dan pascates . melakukan tes memungkinkan orang untuk
mengubah perilakunya sehingga mereka tidak menularkan virus
itu, atau jika hasil tes mereka negatif, untuk menyakinkan mereka
supaya tidak tertular virus ini dimasa mendatang. Tes juga dapat
berarti bahwa orang mungkin mendapat saran-saran berdasarkan
kesehatan meraka, pengobatan untuk infeksi oportunistik seperti
TB, dan informasi bagaimana mengurangi kemungkinan virus pada
bayinya yang belum lahir, saat melahirkan atau ketika menyusui.

12
II.9 Cara pengobatan HIV-AIDS

Pengobatan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis


Klinis ,Psikologis dan Aspek Sosial.
Aspek Medis meliputi :
1. Pengobatan Suportif.
2. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.
3. Pengobatan Antiretroviral.

 Suportif
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal
sehingga tidak terjadi hal hal yang berlebihan dalam pemberian
nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan
perburukan keadaan penderita dengan cepat. Penyajian makanan
hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera
makan Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat
dipertimbangkan pemakaian obat Anabolik Steroid.
Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan agar
pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tanpa kita
sadari. Seperti misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau
untuk memotong daging tidak boleh digunakan untuk mengupas
buah, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penularan
Toksoplasma. begitu juga sebaliknya untuk mencegah penularan
jamur.

 Pencegahan infeksi oportunistik


Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat
pada penderita infeksi HIV dan AIDS.

13
1. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling
tidak untuk masa satu tahun.
2. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak
terutama daging yang kurang matang. Obat : TMP-SMX 1
dosis/hari.
3. CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat
menimbulkan kebutaan, Ensefalitis, Pnemonitis pada paru,
infeksi saluran cernak yang dapat menyebabkan luka pada
usus. Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
4. Jamur
jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS
adalah jamur Kandida. Obat : Nistatin 500.000 u per hari,
Flukonazol 100 mg per hari.

II.10 Cara pencegahan HIV/AIDS

 Jangan melakukan hubungan sesk dengan pasangan yang anda


tidak ketahui kondisi kesehatannya.
 Hindari berganti-ganti pasangan seksual.
 Gunakanlah kondom dalam melakukan hubungan seks, jika salah
satu atau keduanya terinfeksi HIV
 Jika membutuhkan transfusi darah, mintalah kepastian bahwa
darah yang akan diterima bebas HIV
 Gunakan alat suntik sekali pakai
 Hindari mabuk-mabukan dan narkotik yang membuat Anda lupa
diri.

14
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Tuhan YME. Mempunyai kekuasaan dalam mengatur segala


sesuatu yang ada dimuka bumi ini, Dialah yang menciptakan alam
semesta dengan segala isinya. Begitupun dengan segala peristiwa yang
terjadi dimuka bumi ini misalnya : kebahagiaan, kesedihan bencana alam,
kelahiran, kematian, dan sebaginya. Muncullah virus HIV/AIDS
merupakan salah satu peristiwa besar dalam sejarah kehidupan manusia.
HIV adalah suatu virus yang hidup dalam tubuh manusia, dan dan
dapat menyebabkan timbulnya AIDS, yang merusak sistem kekebalan
tubuh manusia, sehingga tubuh mudah terserang penyakit dan lam
kelamaan akan meninggal, sudah menjadi sifat manusia yang selalu ingin
merasakan kenikmanatan tanpa mempedulikan akibatnya, misalnya :
melakukan perzinahan, penggunaan narkotika suntikan, dan sebagainya.
Kits umat manusia sudah mengetahui bahwa perbuatan-perbuatan
tersebut sangat dilarang,baik menurut ajaran agama masing-masing
maupun aturan hukum yang berlaku. Tetapi dari sebagian kita tetap saja
melakukan hal-hal tersebut, misalnya : WTS, Homoseks,Biseks,
Mucikari, dan orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan dan
melakukan hubungan seksual diluar nikah. Dan berbahaya, dan sampai
saat ini belum ditemukan obatnya.
Adapun gejala-gejala yang dapat kita lihatpada penderita AIDS
yaitu demam yang berkepanjangan di sertai keringat malam, batuk dan
sariwan yang terus menerus,berat badan turun dengan drastis, dsb, yang
akan di akhiri dengan kematian.
Oleh karena itu, kita harus menghindarkan diri dari hal-hal yang
dapat menyebabkan AIDS, yaitu melalui pencegahan misalnya :tidak

15
melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan
narkotika suntikan, dan sebagainya.
AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang
tidak pernah di duga oleh umat manusia.
Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME.
Akan selalu membukakan jalan bagi umatnya. Misalnya : sekarang
dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan
kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila
dilakukan pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua
pihak.

III.2 Saran

o Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan
AIDS.
o Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan
jangan berganti-ganti pasangan seksual.
o Apabila berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu
apakah alat suntik itu steril atau tidak.
o Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih dahulu perikasakan apakah
tranfusi darah itu bebas dari virus HIV.
o Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama
narkotika melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan
semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat aeperti
itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas yang
bersifat negatif.
o Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun
brosur-brosur, yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita
memperhatikan denganbaik, agar segala sesuatu tentang AIDS dapat
diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan diri sejak dini dari AIDS.
o Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya
menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus
AIDS tidak menular pada pasangan seksualnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

“MISTERI PENDEMI HIV /AIDS” Oleh PAUL F. MATULESSY MD. MN.


BUKU PANDUAN BELAJAR SPK, KURIKULUM 1994
Penerbit. DEPDIKBUD/DEPKES, tahun 1997

Brosur AIDS, yang diedarkan oleh Exposa bekerjasama dengan DEPKES, tahun
1999

Bagaimana caranya untuk tes HIV ?

17

Anda mungkin juga menyukai