PENDAHULUAN
1
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian
dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus
dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing-masing
penularan memiliki resiko penularan cukup besar. Oleh karena itu,
penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami
perlambatan.
HIV tidak dapat disembuhkan karena tidak ada obat yang dapat
sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat
diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang
tepat antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat
kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan
menunda awal terjadinya AIDS.
Pengobatan dan perawatan yang ada terdiri dari sejumlah unsur
yang berbeda, yang meliputi konseling dan test mandiri (VCT), dukungan
bagi pencegahan penularan HIV, konseling tidak lanjut, saran-saran
mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi,
pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian
obat-obat antiretroviral. Obat antiretroviral digunakan dalam pengobatan
infeksi HIV. Obat-obatan ini bekerja melawan infeksi itu sendiri dengan
cara memperlambat reproduksi HIV dalam tubuh . Perkembangan ilmu
pengetahuan dibidang matematika memberikan peranan penting untuk
menganalisa pendekatan dan manajemen penularan penyakit. Pengobatan
penularan penyakit tersebut dapat dimodelkan ke dalam model matematika
yaitu model pandemi SITA (Susceptible, Infected, Treatment, AIDS) yang
dikenalkan oleh F. Nyabadza (2008) .
Dalam perkembangannya, untuk menganalisa model pengobatan
HIV akan digunakan model SITA (Susceptible, Infected, Treatment, AIDS)
karena HIV tidak dapat sembuh dan hanya dapat diperlambat
penyebarannya melalui pengobatan HIV. Model SITA memperhatikan
pendekatan compartmental (pembagian kelas) maka populasi dibagi
kedalam empat kelas yaitu susceptible, infected, treatment, AIDS .
2
Pada pembagian kelas epidemi, model SITA menggambarkan alur
pengobatan virus dari kelas susceptible maka individu susceptible pertama
kali akan melewati periode infeksi sehingga akan memasuki kelas
infected. Setelah periode infeksi berakhir, individu dalam kelas ini akan
memasuki kelas treatment, apabila kekebalan tubuh tinggi HIV akan tetap
pada kelas treatment namun jika kekebalan tubuh rendah maka akan kelas
AIDS.
Dengan memperhatikan faktor penularan HIV pada model SITA
pengobatan HIV maka model pun akan berubah yang kemudian akan
dicari solusi sistem dan dianalisis kestabilan sistemnya. Analisis kestabilan
dilakukan menggunakan analisis kestabilan lokal yang bertujuan untuk
mengetahui kestabilan disekitar titik kesetimbangannya. Selanjutnya akan
dilakukan simulasi model untuk mengetahui gambaran nyata model
penngobatan penularan HIV.
3
I.3 Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan. Secara terperinci tujuan dari penelitian dan
penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui penyebab AIDS serta bahaya yang ditimbulkan.
2. Mengetahui cara pencegahan HIV / AIDS.
3. Mengetahui cara pengobatan dan cara pencegahan HIV/AIDS.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
HIV menghancurkan sel CD4 yaitu jenis tertentu dari sel darah
putih yang memainkan peran besar dalam membantu tubuh melawan
penyakit. Ketika sistem kekebalan tubuh melemah sel CD4 akan di non-
aktifkan. Infeksi HIV akhirnya jika dibiarkan berkemabang didalam
tubuh selama bertahun-tahun berkembang menjadi AIDS.
5
II.2 Patogenesis
6
II.3 Manifestasi klinis
7
akan dideteksi dengan tes darah tersebut. Masa ini disebut periode
jendela. Dalam masa ini bila orang tersebut sudah mempunyai
virus HIV didalam tubuhnya (walaupun belum bisa dideteksi
melalui tes darah) , ia sudah bisa menularkan virus HIV. Secara
umum tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah
sampai pada tahap AIDS adalah:
1. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
2. Demam tinggi berkepanjangan
3. Diare berkepanjangan
Sedangkan gejala tambahan yaitu
- Batuk berkepanjangan
- Kelainan kulit dan iritasi
- Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
Pembengkakan kelenjar getah bening diseluru tubuh,
seperti dibawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.
8
memperhatikan bahwa orang tersebut telah tertular HIV. Masa 3
bulan ini sering disebut dengan masa jendela.
Masa tanpa gejala yaitu (5-7 tahun) dimana tes darah sudah
menunjukan adanya antibodi HIV dalam darah, artinya positif
HIV, namun pada masa ini tidak timbul gejala yang menunjukan
orang tersebut menderita AIDS, atau dia tampak sehat.
Masa dengan gejala,ini sering disebut masa sebagai
penderita AIDS. Gejala AIDS sudah timbul dan biasanya penderita
dapat bertahan 6 bulan – 2 tahun dan kemudian meninggal.
9
Mereka yang mempunyai bayak pasangan seksual misalnya :
Homo seks ( melakukan hubungan dengan sesama laki-laki ),
Biseks ( melakukan hubungan seksual dengan sesama wanita ),
Waria dan mucikari.
Penerima transfusi darah
Bayi yang dilahirkan dari Ibu yang mengidap virus AIDS.
Pecandu narkotika suntikan.
Pasangan dari pengidap AIDS
10
o Lewat air susu ibu
Penularan ini kemungkinan ditularkan dari seorang ibu
hamil yang HIV positif dan melahirkan lewat vagina kemudian
menyusui bayinya lewat ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi berkisar dari 30%
artinya dari 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3
bayi yang lahir HIV positif.
11
terhadap infeksi HIV. Oleh sebab itu, pemeriksaan ini lebih tepat
disebut "Tes Antibodi HIV" bukan tes AIDS.
12
II.9 Cara pengobatan HIV-AIDS
Suportif
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal
sehingga tidak terjadi hal hal yang berlebihan dalam pemberian
nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan
perburukan keadaan penderita dengan cepat. Penyajian makanan
hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera
makan Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat
dipertimbangkan pemakaian obat Anabolik Steroid.
Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan agar
pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tanpa kita
sadari. Seperti misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau
untuk memotong daging tidak boleh digunakan untuk mengupas
buah, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya penularan
Toksoplasma. begitu juga sebaliknya untuk mencegah penularan
jamur.
13
1. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling
tidak untuk masa satu tahun.
2. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak
terutama daging yang kurang matang. Obat : TMP-SMX 1
dosis/hari.
3. CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat
menimbulkan kebutaan, Ensefalitis, Pnemonitis pada paru,
infeksi saluran cernak yang dapat menyebabkan luka pada
usus. Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
4. Jamur
jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS
adalah jamur Kandida. Obat : Nistatin 500.000 u per hari,
Flukonazol 100 mg per hari.
14
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
15
melakukan hubungan seksual secara bebas, menghidarkan penggunaan
narkotika suntikan, dan sebagainya.
AIDS merupakan cobaan atau bahkan hukuman daru Tuhan,yang
tidak pernah di duga oleh umat manusia.
Tapi bagaimanapun beratnya cobaan yang diberikan, Tuhan YME.
Akan selalu membukakan jalan bagi umatnya. Misalnya : sekarang
dicanada telah ada obat anti HIV yang efektif untuk pengobatan
kombinasi. Masalah AIDS ini tidak tentu akan menyebar luas, apabila
dilakukan pencegahan secara dini, apalagi jika ada partisipasi dari semua
pihak.
III.2 Saran
o Hendaknya kita selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berusaha menghindarkan diri dari hal-hal yang bisa menyebabkan
AIDS.
o Jangan melakukan hubungan seksual diluar nikah (berzinah), dan
jangan berganti-ganti pasangan seksual.
o Apabila berobat dengan menggunakan alat suntik, maka pastikan dulu
apakah alat suntik itu steril atau tidak.
o Apabila melakukan tranfusi darah, terlebih dahulu perikasakan apakah
tranfusi darah itu bebas dari virus HIV.
o Bagi para generasi muda, jauhilah obat-obatan terlarang terutama
narkotika melalui alat suntik, alat-alat tato, anting tindik, dan
semacamnya yang bisa saja menularkan AIDS, karena alat-alat aeperti
itu tidak ada gunanya.dan hindarkan diri dari pergaulan bebas yang
bersifat negatif.
o Apabila ada seminar-seminar, penyuluhan-penyuluhan, iklan ataupun
brosur-brosur, yang mengimpormasikan tentang AIDS, sebaiknya kita
memperhatikan denganbaik, agar segala sesuatu tentang AIDS dapat
diketahui, sehingga kita bisa menghindarkan diri sejak dini dari AIDS.
o Orang yang mengetahui dirinya telah terinfeksi virus AIDS hendaknya
menggunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual, agar virus
AIDS tidak menular pada pasangan seksualnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brosur AIDS, yang diedarkan oleh Exposa bekerjasama dengan DEPKES, tahun
1999
17