Anda di halaman 1dari 8

LOTION

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara membuat lotion , bahan apa
saja yang digunakan untuk memformulasikan sediaannya.

B. MANFAAT
Ada beberapa manfaat dari lotion untuk tubuh kita, yaitu diantaranya:
1. Sebagai perlindungan kulit
2. Menutrisi kulit
3. Menjaga elastisitas kulit
4. Menghaluskan kulit
Dan masih banyak lagi manfaat dari sediaan lotion untuk kesehatan kulit kita.

C. DASAR TEORI
Kulit merupakan organ yang menutupi seluruh tubuh manusia dan
mempunyai fungsi untuk melindungi dari pengaruh luar. Kerusakan
pada kulit akan mengganggu kesehatan manusia maupun penampilan, sehingga
kulit perlu dilindungi dan dijaga kesehatannya. Proses kerusakan kulit ditandai
dengan munculnya keriput, sisik, kering, dan pecah- pecah.
Salah satu hal yang menyebabkan kerusakan kulit adalah radikal bebas
(Maysuhara, 2009). Radikal bebas merupakan suatu bentuk senyawa reaktif yang
memiliki elektron tidak berpasangan. Radikal bebas dalam tubuh manusia bisa
terbentuk dengan metabolisme sel normal, tubuh yang kekurangan gizi, pola
makan yang tidak benar, gaya hidup yang salah, asap rokok, sinar ultraviolet, dan
lingkungan yang terpolusi. Hal ini diperlukan suatu penangkalnya
yaitu antioksidan.
Lotion menurut FI III adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi,
digunakan sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk
sebuk halus dengan bahan pensuspensiyang cocok atau emulsi tipe minyak dalam
air (o/w atau m/a) dengan surfaktan yang cocok.
Lotion menurut The British Pharmaceutical Codex adalah persiapan cair
ditujukan untuk aplikasi ke kulit, atau menggunakan bulu sebagai mencuci untuk
irigasi aural, hidung, mata, lisan, atau uretra. Mereka biasanya mengandung zat
kimia tertentu dalam suspensi atau larutan di dalam kendaraan (pembawa) air.
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air
yangdigunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi
tidak larut yangtersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di mana
mediumnya berupa air. Biasanyaditambah gliserin untuk mencegah efek
pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepatkering pada waktu dipakai dan
memberi efek penyejuknya (Anief, 1984). Wilkinson 1982menyebutkan, lotion
adalah produk kosmetik yang umumnya berupa emulsi, terdiri darisedikitnya dua
cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas rendah serta dapatmengalir
dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk pemakaian pada kulit
yangsehat.Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air
yangdistabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di
dalamnya.
Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung.
Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata
pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah
pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman et al.,
1994).

D. PRA FORMULASI
FASE MINYAK
 Asam stearat
Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur,
putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian
etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3
bagian eter P.
Penggunaan : Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan
konsentrasi 1-20%

 Cetil Alkohol
Pemerian : serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih; bau khas
lemah; rasa lemah.
Kelarutan : larut dalam etanol 95% dan eter, kelarutan meningkat
dengan kenaikan suhu; praktis tidak larut dalam air.
Mudah larut ketika dilebur bersama dengan lemak,
paraffin padat atau cair, dan isopropyl miristat.
Penggunaan : Coating agent; emulsifying agent (2-5%); stiffening
agent (2-10%)

 Parafin Cair
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi, tidak
berwarndan dalam karbon tetraklorida, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter.
Penggunaan : Preservatif atau pengawet

FASE CAIR
 Gliserin
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis,
hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak.
Higroskopis, netral terhadap lakmus).
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak
dan dalam minyak menguap.
Penggunaan : Pemanis, pembasah, dan pengental.

 Trietanolamine
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol,
dengan eter dan dengan air dingin.
Penggunaan : Surfaktan, emulgator

 Oleum Rosae
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning, bau
aromatik seperti bunga mawar, rasa khas. Pada suhu 25
kental, jika didinginkan perlahan - lahan berubah
menjadi massa hablur, jika dipanaskan mudah melebur.
Penggunaan : Bahan Pewangi

E. FORMULA
Formula Lotion yang kami buat terdiri dari:

NO. NAMA BAHAN JUMLAH (%)

FASE MINYAK
1 Asam Stearat 2,5
2 Cetil alkohol 0,5
3 Parafin cair 7
FASE CAIR
1 Gliserin 5
2 Trietanolamine 1
3 Aquadest Ad 100
4 Oleum rosae 20 tetes

I. PROSEDUR KERJA
1. Fase A dan fase B dipanaskan secara terpisah pada suhu 70-80 °C di waterbath
dengan sesekali pengadukan hingga larut sempurna.
2. Masukkan fase A dan fase B kedalam wadah plastik diaduk dengan mixer
kecepatan 1 hingga terbentuk emulsi.
3. Tambahkan oleum rosae sedikit demi sedikit dengan kecepatan mixer 1, kocok
hingga homogen
4. Tambahkan pewarna 10 tetes
5. Masukkan kedalam kemasan

II. LABEL KEMASAN


III. FOTO HASIL SEDIAAN
IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan lotion di laboratorium, bahan yang disediakan
dengan membuat total sediaan adalah 250 gram. Total sediaan dapat dibagi
menjadi 6 kemasan sediaan.
Dilakukan penimbangan bahan untuk fase minyak yaitu asam stearat 6,25
cetil alkohol 1,25 parafin liquidum 17,5 dan fase cair yaitu gliserin 12,5
trietanolamin 2,5 aquadest 210 dan oleum rosae 20 tetes. Setelah dilakukan
pemanasan, kami menaruhnya dahulu lalu mencampurkan kedua bahan dengan
mixer. Kami menggunakan 2 buah adukan mixer. Hasil yang didapat adalah
campuran bahan lotion yang mengembang dan homogen. Hasil pH yang didapat
yaitu 9. Uji daya sebar yang dilakukan dengan tanpa beban (hanya beban kaca
saja) rata-rata 7,75 cm dan dengan beban 50 gram didapat hasil rata-rata 9,75 cm.
Kami tidak menguji dengan tambahan beban 100, dikarenakan beban 50gram saja
sudah memenuhi bidang kaca.
V. KESIMPULAN
Praktikum pembuatan lotion kami memproduksi sediaan sebanyak 250
gram. Dibuat terdiri dari 2 fase, yaitu fase minyak dan fase cair. Hasil sediaan
lotion yang didapat tidak memenuhi persyaratan, karena sediaan yang kami buat
berfoaming atau terlalu mengembang/berbusa. Ini kemungkinan disebabkan kami
menggunakan 2 buah pengaduk mixer. Hasil uji daya sebar tidak memenuhi
syarat.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Anonim .1979 . Farmakope Indonesia Ed . III . Depkes RI : Jakarta
Anief. Farmasetika Gajah Mada University Press: Yogyakarta.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Ed 4. Universitas Indonesia
Press: Jakarta.
Anonim.1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Depkes RI : Jakarta
Keithler, 1956. Formulation of Cosmetic and Cosmetic Specialities. New York:
Drug and Cosmetic Industry.

Anda mungkin juga menyukai