BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. rencana audit
2. pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektivitas system control
internal
3. prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh dan
kesimpulan yang dicapai.
4. penelahaan kertas kerja audit oleh penyedia
5. laporan audit
6. tindak lanjut dari tindakan perbaikan
Current file :
Permanent file :
Merupakan arsip kertas kerja yang secara relatif tidak mengalami perubahan.
Arsip ini dapat digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan.
Contoh : Akte pendirian,Accounting manual (pedoman akuntansi), Kontrak
kontrak, Notulen rapat.
Tujuan permanent file :
(1) Sebagai acuan yang digunakan untuk pemeriksaan tahun-tahun mendatang.
(2) Memberikan ringkasan mengenai kebijakan dan organisasi klien bagi staff
yang baru pertamakali menangani pemeriksaan laporan keuangan.
(3) Untuk menghindari pengulangan pembuatan kertas kerja yang sama dari tahun
ke tahun.
2.4 Kriteria yang Harus Diperhatikan Dalam Pembuatan Kertas Kerja Yang Baik
1. Lengkap
tidak berisi imformasi yang belum jelas atau pertanyaan yang belum
dijawab.
2. Teliti
3. Ringkas
Kertas kerja harus dibatasi pada imformasi yang pokok-pokok saja yang relevan
dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan serta disajikan dengan ringkas . untuk
menghindari rincian-rincian yang tidak perlu. Analisis yang perlukan oleh seorang
akuntan harus merupakan peringkasan dan penapsiran data dan bukan hanya
merupakan penyalinan catatan klien kedalam kertas kerja.
4. Jelas
Kejelasan dalam imformasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja
perlu diusahakan oleh akuntan. Penggunaan ini istilah yang menimbulkan arti
ganda perlu dihindari. Penyajian imformasi secara sistematik perlu dilakukan.
5. Rapi
Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja
akan membantu akuntan senior dalam menela’ah hasil pekerjaan stafnya serta
memudahkan memperoleh imformasi dari kertas kerja tersebut.
Prosedur Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan taknik
yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit.
Jenis – Jenis Prosedur Audit :
1. Prosedur Analitis
Terdiri dari kegiatan yang mempelajari dan membandingkan data yang
memiliki hubungan.Prosedur analitis mengahsilkan bukti analitis.
2. Menginspeksi
Meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan secara
mendalam atas dokumen catatan atau pemeriksaan fisik atas sumber-
sumber berwujud. Dengan cara ini auditor dapat membuktikan keaslian
suatu dokumen.
3. Mengkonfirmasi
Adalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang memungkinkan auditor
untuk mendapatkan informasi langsung dari sumber independent dari luar
perusahaan.
4. Mengajukan pertanyaan
Hal ini bisa dilakukan secar lesan ataupun tertulis.Pertanyaan bisa
8
dilakukan kepada sumber intern pada perusahaan klien atau pada pihak
luar.
5. Menghitung
Penerapan prosedur menghitung yang paling umum dilakukan adalah :
a. Melakukan perhitungan fisik atas barang-barang berwujud
b. Menghitung dokumen bernomor tercetak
Tindakan yang pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti
fisik dari jumlah yang ada di tangan sedangkan yang kedua merupakan
cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang berkaitan dengan
kelengkapan catatan akuntansi.
6. Menelusur
Yang biasa dilakukan adalah :
1. memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi
2. menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah dicatat
dengan tepat dalam catatan akuntansi.
7. Mencocokkan ke dokumen
Kegiatannya meliputi :
1. memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi
2. mendapatkan dan menginspeksi dokumen tanyg menjadi dasar
pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi dan ketelitian
transaksi yang dicatat.
8. Mengamati
Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe transaksi.
9. Melakukan ulang
Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam proses transaksi
tertentu untuk memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien sesuai
dengan prosedur dan kebijakan pengendalian yang telah di tetapkan.
Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor tanpa disadari
tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan
keuangan yang mengandung salah saji material.
Materialitas Audit
2.9 Studi Kasus Kertas Kerja Audit Manajemen pada PT. Indojewel
No : 018/KAP/IV/2016
Lampiran : 3 Lembar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
14
Kepada :
Yth. Direktur Utama PT. Indojewel
Di Malang
Kami telah melakukan audit atas Pelatihan Karyawan pada PT. Indojewel
untuk periode tahun 2007/2008. Audit kami tidak dimaksudkan untuk
memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh
karenanya kami tidak memberikan pendapat atas laporan HRD tersebut. Audit
kami hanya mencakup bidang Pelatihan Karyawan yang dilaksanakan (terjadi
pada) PT. Indojewel. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi
(kehematan), efisiensi (daya guna) dan efektivitas (hasil guna) Pelatihan
Karyawan yang dilakukan dan memberikan saran atas kelemahan yang ditemukan
selama audit, hingga diharapkan di masa yang akan datang dapat dicapai
perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih
ekonomis, efeisien dan efektif dalam mencapai tujuannya. Hasil audit kami
sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit dan
Rekomendasi
Bab III : Ruang Lingkup Audit
BAB I
INFORMASI LATAR BELAKANG
BAB II
KESIMPULAN AUDIT DAN REKOMENDASI
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami
lakukan, kami dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi :
1. Mesin baru yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual
penggunaannya, tetapi untuk memahami manual tersebut dan mampu
menggunakannya sesuai dengan standar manual tersebut perlu dilakukan
pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut
dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
klasikal di kelas untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada
manajer SDM diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk
melanjutkan pelatihan sampai pada praktik lapangan.
2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan
program pelatihan berdasarkan permintaan manajer lini yang harus
terealisasi dalam waktu singkat tanpa melalui suatu identifikasi untuk
menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan karyawan.
3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,25% selama
satu tahun dari laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun
2008 biaya pelatihan didasarkan pada laba bersih setelah pajak tahun 2007
yang mencapai sebesar 650,75 miliar.
4. Terjadi penurunan produk gagal sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada
tahun lalu (penurunan produk gagal hanya 2% saja).
5. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak
ada dokumen atau catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian
hasil pelatihan yang telah dilakukan.
6. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah
mengikuti pelatihan tahun 2008 diperoleh temuan sebagai berikut;
17
Kriteria:
1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara
jelas dan disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah
untuk:
a. Meningkatkan keterampilan karyawan.
b. Menurunkan kegagalan produk sampai pada tingkat 2,5%.
c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya.
d. Menurunkan kecelakaan kerja karyawan serta meningkatkan
motivasi kerja dan kebanggaan karyawan terhadap pekerjaannya.
2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara
periodik bersama dengan penyusunan anggaran perusahaan.
3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap
kebutuhan pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
18
Penyebab :
1. Pelatihan yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk
memahami petunjuk (manual), padahal untuk memahami manual tersebut
dan mampu menggunakan sesuai dengan standar manual perlu dilakukan
pelatihan intensif dengan mempraktikkannya dilokasi mesin tersebut
dioperasikan.
2. Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan
pelatihan.
3. Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi
tentang penilaian efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
4. Dana SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan
sampai pada praktik lapangan secara intensif terkait dengan adanya mesin
baru.
5. Kurang terampilnya karyawan dalam mengoperasikan mesin baru
membuat banyak produk yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan
dan akhirnya mengembalikan produk.
19
Akibat :
1. Banyak karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan mesin
baru perusahaan.
2. Tidak ada dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas
penilaian hasil pelatihan yang telah dilakukan.
3. Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas
proses dan produk yang dihasilkan sehingga tidak ada umpan balik dalam
peningkatan kualitas produk.
4. Banyak bahan yang terbuang karena rusak dalam proses.
5. Banyak tercipta produk yang gagal.
6. Pesanan dari gerai-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan semakin
menurun.
7. Terjadi pemborosan biaya produksi sehingga merugikan perusahaan.
8. Banyak produk dikerjakan ulang karena tidak sesuai standar.
Saran :
1. Perusahaan harus membuat program pelatihan karyawan yang dilakukan
secara periodik dan meningkatkan anggaran untuk mendukung
pengelolaan pelatihan karyawan
20
BAB III
RUANG LINGKUP AUDIT
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan
hanya meliputi masalah Program Pelatihan Karyawan PT. Indojewel untuk
periode tahun 2007/2008. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem
pengendalian manajemen Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas
dalam program pelatihan karyawan, dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu
sendiri.
pembuat mesin
untuk melakukan
pelatihan lapangan
di perusahaan
c) Pemilihan
karyawan yang
dilatih dilakukan
secara acak dan
independen
d) Perusahaan
meimilih tim trainer
yang sekaligus
memberikan sesi
training motivation
pada sesi sesi
tertentu
e) Tim trainer
memberikan sesi
outbond untuk
meningkatkan
kerjasama antar
karyawan
3. Penurunan Menurunkan Karyawan tidak Saran auditor sama
produk tingkat memahami secara dengan
gagal kegagalan keseluruhan angka (2)
menjadi sampai pengoperasian
18% 2,5% mesin baru
4. Tidak ada a) Tidak ada a) Manjemen a) Tim panitia
dokumen aturan yang tidak mempunyai pelatihan karyawan
atas hasil menetapkan arsip hasil membuat laporan
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kertas kerja audit berfungsi sebagai jembatan atau mata rantai yang
menghubungkan antara catatan auditi dengan laporan hasil audit, dan dapatpula
dipergunakan auditor untuk mempertanggung jawabkan prosedur/langkahaudit
yang dilakukannya, mengkoordinir dan mengorganisir semua tahap auditmulai
dari perencanaan sampai pelaporan, dan sebagai dokumen yang dapatdigunakan
oleh auditor berikutnya.
Kertas kerja yang baik harus lengkap, teliti, ringkas, jelas dan rapi,
disimpan dan dijaga kerahasiannya. Agar mudah diakses, lazimnya kertas kerja
audit dikelompokkan dalam berkas permanen (permanent file), berkas berjalan
(current file), berkas lampiran dan berkas khusus.