PERSAMAAN SCHROEDINGER
Disusun Oleh:
KELOMPOK
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulisan makalah ini dapat dikerjakan dan diselesaikan.Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S.
selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Kuantum yang telah membimbing
penyelesaian tugas ini.
Makalah ini berjudul Persamaan Schroedunger. Penulisannya bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Kuantum dan meningkatkan
pemahaman pembaca tentang persamaan Schroedinger. Mungkin, makalah ini
tidak luput dari kekurangannya. Oleh karena itu, saran konstruktif yang berguna
untuk penyempurnaan isi makalah ini, akan disambut dengan senang hati.
Akhir kata, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa
memberi motivasi dan bantuan kepada penulis sehingga penulisan makalah ini,
dapat dirampungkan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
matriks. Secara kronologis prinsip Heisenberg muncul sesudah dirumuskannya
persamaan Schrodinger. Tetapi sebagai suatu prinsip teoritik hal itu merupakan
suatu hal yang fundamental, dan dapat disejajarkan dengan teori kuantum
Einstein, postulat de-Broglie, dan postulat Bohr. Oleh karenanya dalam
pembahasannya prinsip Heisenberg ditampilkan lebih dahulu dari persamaan
Schrodinger. Teori Planck tentang radiasi thermal, teori einstein tentang foton,
teori Bohr tentang atom Hidrogen, dan postulat de-Broglie tentang gelombang zat,
serta prinsip Heisenberg dikenal sebagai teori kuantum lama. Dalam teori
kuantum lama terkandung hampir semua landasan bagi suatu teori yang dapat
menguraikan perilaku sistem-sistem fisika pada tingkat atom dan sub-atom.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, adapun tujuan dari
pembuatan makalah adalah sebagai berikut:
1. Memahami prinsip ketidakpastian.
2. Memahami persamaan Schroedinger.
3. Memahamai persamaan Schroedinger bebas waktu.
4. Memahami persamaan Schroedinger dengan waktu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
memiliki momentum p sin . Suatu partikel yang dibelokkan ke arah bawah
dengan sudur akan memiliki momentum sebesar –p sin . Maka arah dari
pembelokkan partikel memiliki rentang - sampai dimana adalah sudut
untuk minimum pertama pada pola difraksi, kita kan mengambil ½ dari
penyebaran nilai momentum dari pusat puncak difraksi pusat sebagai ukuran dari
ketidak pastian px pada komponen momentum x: px = p sin
xpx pw sin
Sudut dimana difraksi minimum pertama terjadi siap dihitung. Kondisi untuk
minimum pertama adalah perbedaan dari jarak tempuh dari partikel melewati
celah pada ujung atas dan partikel melewati pusat celah sama dengan ½ , dimana
adalah panjang gelombang dari gelombang. Gelombang yang berasal dari atas
celah kemudian secara pasti keluar dari fase sedangkan gelombang dari pusat
celah; keduanya juga saling meniadakan. Gelombang yang berasal dari suatu titik
pada celah pada jarak d di bawah titik tengah celah dan gelommbang yang berasal
dari jarak d di bawah bagian atas dari celah. Penggambaran AC pada gambar 2.
menunjukkan bahwa AD = CD, kita memiliki perbedaan dari panjang jejak
sebagai BC. Jarak dari celah ke lempeng besar dibandingkan dengan lebar celah.
4
Maka AD dan BD hampir parallel. Ini membuat sudut ACD sudut kearah kanan
dan maka BAC = . Perbedaan jejak BC kemudian 1
2 w sin . Bila BC = ½ ,
Bila ketidakpastian belum secara tepat didefinisikan, tanda kesamaan adalah tidak
benar-benar menunjukkan kepastian, maka sebaiknya kita akan tulis
xpx h
5
penemuan Louis de Broglie yaitu elektron atau partikel memiliki sifat gelombang
yang tidak memiliki posisi tertentu di dalam ruang. Persamaan dinamika Newton
yang sedianya untuk menjelaskan gerak elektron digantikan oleh persamaan
Schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang untuk elektron. Untuk model
atom pada prinsip ini disebut model atom mekanika kuantum.
Persamaan Schrödinger menghasilkan seperangkat fungsi keadaan yang
bergantung pada tiga bilangan kuantum n, l, ml.yn,l,ml dinyatakan maps out
probabilitas lokasi elektron. Fungsi ini ditunjukkan sebagai orbital-orbital.
6
bagaimana elektron bergerak sebagai fungsi waktu karena posisi dan momentum
elektron dibatasi oleh prinsip ketidakpastian Heisenberg.
Persamaan gelombang partikel (misalnya elektron) yang bergerak dalam
satu arah (misalnya arah x) diberikan oleh:
Persamaan gelombang partikel (misalnya elektron) yang bergerak dalam
satu arah (misalnya arah x) diberikan oleh:
(-h2/8π2m)(d2Ψ /dx2) + VΨ = EΨ
m adalah massa elektron, V adalah energi potensial sistem sebagai fungsi
koordinat, dan Ψ adalah fungsi gelombang.
Contoh paling sederhana persamaan Schrödinger adalah sistem satu
elektron dalam potensialkotak satu dimensi. Misalkan enegi potensial V elektron
yang terjebak dalam kotak (panjangnya a) adalah 0 dalam kotak (0 < x < a) dan, di
luar kotak. Persamaan Schrödinger di dalam kotak menjadi:
d2Ψ /dx2 = (-8π2mE/h2)Ψ
Ψ = 0 di x = 0 dan x = a
Persamaan berikut akan didapatkan sebagai penyelesaian persamaan-
persamaan di atas:
Ψ (x) = (-2/a)sin(n π x/a)
Perlu diingat bahwa n muncul secara otomatis. Persamaan gelombang Ψ
sendiri tidak memiliki maknafisik. Kuadrat nilai absolut Ψ, Ψ2, merupakan
indikasi matematis kebolehjadian menemukan elektron dalam posisi tertentu, dan
dengan demikian sangat penting sebab nilai ini berhubungan dengan kerapatan
elektron. Bila kebolehjadian menemukan elektron pada posisi tertentu
diintegrasikan di seluruh ruang aktif, hasilnya harus bernilai satu, atau secara
metematis:
∫Ψ 2dx = 1
Energinya (nilai eigennya) adalahE = n2h2/8ma2; n = 1, 2, 3...
Jelas bahwa nilai energi partikel diskontinyu.
Perbedaan pokok antara mekanika klasik dengan mekanika kuantum
terletak pada cara penggambarannya. Dalam mekanika klasik, masa depan partikel
dapat ditentukan berdasarkan keadaan awal (kedudukan awal, momentum awal)
7
serta gaya-gaya yang bekerja padanya melalui hukum kedua Newton. Artinya
dengan menyelesaikan secara matematis dari hukum kedua Newton, maka bisa
diketahui dengan pasti kedudukan dan momentum partikel untuk setiap saat.
Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang keadaan masa depan partikel
seperti pada mekanika klasik tidak mungkin diperoleh, karena kedudukan dan
momentum awal tidak dapat diperoleh dengan ketelitian yang cukup.
ini berarti, Ψ merupakan perkalian dari fungsi bergantung waktu e-(iE/h)t dan fungsi
yang bergantung kedudukan ψ. Kenyataanya, perubahan terhadap waktu dari
semua fungsi partikel yang mengalami aksi dari gaya jenuh mempunyai bentuk
yang sama seperti pada partikel bebas.
Persamaan keadaan jenuh schrodinger dalam satu dimensi
8
jenuh Schrodinger. Jika tidak, sistem itu tidak mungkin berada dalam keadaan
jenuh.
Jadi kuantitas energi muncul dalam mekanika gelombang sebagai unsur
wajar dari teori dan kuantitas energi dalam dunia fisis dinyatakan sebagai jejak
universal yang merupakan ciri dari semua sistem yang mantap.
Persamaan gelombang partikel bebas
9
Sehingga :
10
dimana energi potensial partikel V merupakan fungsi dari x, y, z dan t.
Dalam kenyataanya, persamaan Schrodinger telah menghasilkan ramalan
yang sangat tepat mengenai hasil eksperimen yang diperoleh. Pada rumus terakhir
diatas hanya bisa dipakai untuk persoalan non relativistik dan rumusan yang lebih
rumit jika kelajuan partikel yang mendekati cahaya terkait.
Karena persamaan itu bersesuaian dengan eksperimen dalam batas-batas
berlakunya, kita harus mengakui bahwa persamaan Schrodinger menyatakan suatu
postulat yang berhasil mengenai aspek tertentu dari dunia fisis.
Betapapun sukses yang diperoleh persamaan Schrodinger, persamaan ini
tetap merupakan postulat yang tidak dapat diturunkan dari beberapa prinsip lain,
dan masing-masing merupakan rampatan pokok, tidak lebih atau kurang sah
daripada data empiris yang merupakan landasan akhir dari postulat itu. Penjabaran
Persamaan Schrodinger bergantung waktu.
ψ ~ (identik) dengan y dalam gerak gelombang umum
ψ : menggambarkan keadaan gelombang kompleks yang tak dapat terukur
Maka
Energi totalnya
11
Persamaan gelombangnya menjadi
12
2.5 Kebolehjadian
Kebolehjadian memainkan peranan dalam mekanika kuantum. Pada seksi
ini, kita mengulas matematika dari kebolehjadian.
Terdapat banyak kontroversi mengenai definisi yang sesuai dari
kebolehjadian. Satu definisi adalah sebagai berikut: Jika suatu eksperimen
memiliki n keboleh jadian keluaran yang sama, m darinya merupakan keberadaan
dari kejadian tertentu A, maka Kebolehjadian dari A adalah m / n . Catatan bahwa
definisi tersebut adalah melingkar, selama kemungkinan keluaran sama,
Kebolehjadian adalah apa yang kita definisikan. Suatu asumsi sederhana bahwa
kita mengenali keluaran yang mungkin sama. Suatu definisi alternatif adalah
berdasarkan pengerjaan eksperimen yang dilakukan beberapa kali. Andaikan kita
melakukan ekperimen sebanyak N kali dan dalam M dari N tersebut terjadi
kejadian A. Maka keboleh jadian A didefinisikan sebagai:
M
lim
N N
Maka, jika kita melemparkan koin berulang-ulang, fraksi dari gambar kepala akan
mendekati ½ sejauh kita menambah jumlah dari lemparan koin.
Sebagai contoh, bila kita mengambil kartu secara random dan menghitung
keboleh jadian dari gambar hati. Terdapat 52 kartu dan keluaran yang sama adalah
52. Jika terdapat 13 gambar hati, maka terdapat 13 keluaran yang dikehendaki.
Sehingga m
n 13
54 4
1
. Maka kebolehjadian untuk gambar hati tersebut adalah ¼.
Kadangkala kita menghendaki keboleh jadian dua kejadian yang
berhubungan yang kedua terjadi. Sebagai contoh, kita menghendaki keboleh
jadian dari dua kartu bergambar hati dari 52 kartu yang akan dibagikan pada dua
kesempatan, dengan asumsi kita tidak menggantikan kartu pertama yang telah
dibagikan. Terdapat 52 kebolehjadian keluaran pada pertama kali kartu dibagikan
dan kemudian 51 kemungkinan pada saat kartu kedua akan dibagikan. Kita
memiliki 52 51 buah keboleh jadian keluaran. Kemudian terdapat 13 gambar hati
pada kesempatan pertama dan 12 kesempatan kedua. Maka kebolehjadian untuk
1312
dua kesempatan tersebut adalah 5251
=1/7. Perhitungan ini mengilustrasikan
13
teorema bahwa Kebolehjadian dua kesempatan A dan B adalah kebolehjadian
dari kesempatan A dikalikan dengan kondisi kebolehjadian dari kesempatan B,
dengan mengasumsikan bahwa A terjadi, maka kebolehjadian-nya dapat dihitung.
Maka jika A adalah kebolehjadian kartu bergambar hati pada kesempatan
13
penarikan pertama, kebolehjadiannya adalah 52
. Sedangkan kebolehjadian pada
12
kesempatan kedua adalah 51
, karena tinggal 12 gambar hati yang masih tersisa.
12
Maka, seperti yang dihitung sebelumnya kebolehjadiannya adalah 13
5251
partikel disemua wilayah yang terbentang diantara a dan b. Hal ini hanya
merupakan definisi dari integral terbatas
14
b
dx Pr(a x b)
2
dx 1
2
x
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Walaupun telah didemostrasikan hanya untuk satu set eksperimen,
validitasnya adalah umum. Tidak masalah apa usaha yang dibuat, dualitas
gelombang-partikel dari ‘partikel’ mikroskopik membuat suatu batasan
terhadap kemampuan untuk mengukur secara simultan posisi, akurasi
berkurang untuk penentuan momentum. (Pada gambar 1 sin = /w,
makapenyempitan celah akan meningkatkan penyebaran pada pola difraksi.)
Keterbatasan ini disebut dengan prinsip ketidakpastian.
2. Persamaan dinamika Newton yang sedianya untuk menjelaskan gerak
elektron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan fungsi
gelombang untuk elektron.
3. Dalam banyak situasi energi potensial sebuah partikel tidak bergantung dari
waktu secara eksplisit, gaya yang bereaksi padanya, jadi juga V, hanya
berubah terhadap kedudukan partikel. Jika hal itu benar, persamaan
Schrodinger dapat disederhanakan dengan meniadakan ketergantungan
terhadap waktu t. Fungsi gelombang partikel bebas dapat ditulis
16
4.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat positif dan
membangun, maka dari itu untuk memperbaiki semua sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
17
DAFTAR PUSTAKA
Atkins. 1992. Physical Chemistry, Third Edition. New York: John Willey and
Son.
Castellan G. 1983. Physical Chemistry, Third Efition. New York: Addition
Wesley Publishing Company.
Sakurai, J.J. dan Jim Napolitano. 1994. Modern Quantum Mechanics (2nd
Edition). London: Pearson Education Inc.
Sudiarta, I Wayan. 2012. Mekanika Kuantum. Mataram: Universitas Mataram.
Sutopo. 2003. Pengantar Fisika Kuantum. Malang: JICA.
18