Bahkan
kedaulatannya. Bagaimana budaya itu tumbuh dan berkembang akan mencerminkan apakah
budaya itu benar-benar menjadi sebuah kepribadian bangsa. Budaya orang Jepang memang
terkenal sangat disiplin. Termasuk di dunia kerja. Sehingga istilah ‘sikap kerja 5 S’ sebenarnya
sudah tidak asing lagi bagi para pekerja di sana, bahkan pelajar/mahasiswa yang memang sedang
belajar mengenai budaya kerja di sana.
Adalah seorang bernama Takashi Osada. Seorang direktur pada Institute of Productive
di Nagoya Jepang. Dia menerbitkan buku yang kurang lebih memaparkan sedikit konsepsi apa
itu sikap kerja 5 S. Buku yang sebenanya sudah cukup lama, terbitan tahun 2000, tetapi isi atau
konten di dalamnya masih bagus menjadi rujukan landasan teori. Meskipun buku ini adalah
terjemahan.
Seiri
Seiton
Artinya penataan. Contoh sederhananya dengan memberi label barang pada waktu seorang
sekretaris menata inventaris kantor.
Seiso
Seiketsu
Artinya adalah pemantapan. Sikap ini berawal dari pemeliharaan dan pengendalian. Dengan
adanya pemeliharaan yang berkelanjutan dan diiringi kontrol atau kendali terhadap sikap kerja,
maka seorang pekerja akan mantap dalam bekerja.
Shiketsu
Artinya adalah pembiasaan. Praktek adalah pembelajaran yang paling baik dalam bekerja adalah
learning by doing. Dan hal itu akan tercipta bukan hanya setelah kemantapan tetapi setelah
dilakukan berulang-ulang. Dengan adanya pembiasaan.
Memang terlihat sangat sederhana. Jika dicontohkan di Indonesia maka akan seperti
membiasakan membuang sampah di tempatnya, menata rak buku dan lain sebagainya. Tetapi
pelajaran yang bisa dipetik dari kebudayaan sikap kerja Jepang ini adalah bangsa Jepang sangat
memperhatikan detail dalam berkerja dan sungguh-sungguh. Ada nilai-nilai lain yang dibina dan
diterapkan secara menyeluruh sehingga budaya bangsa tercerminkan. Kelima sikap kerja ini
sebenarnya merupakan sebuah kesatuan yang tak terelakkan. Apabila benar-benar dijadikan
sebuah sikap yang memunculkan kepribadian dan jati diri sebagai orang yang berkeja penuh
profesionalitas.