Anda di halaman 1dari 12

10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

SlideShare Explore Search You

Upload
Login
Signup

Search Submit Search

Home
Explore

Presentation Courses
PowerPoint Courses

by LinkedIn Learning

Search
Successfully reported this slideshow.
We use your LinkedIn profile and activity data to personalize ads and to show you more relevant ads. You
can change your ad preferences anytime.

https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 1/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

INTI PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN Dalam negara kita, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), termasuk di daerah kita te...
Untuk itu kita perlu upaya pengkajian dan pemahaman tentang inti permasalahan kita dan sebab-
musebabnya, tatacara mengata...
2. Mengevaluasi dan memperbaiki sistem dan bobot pendidikan dan pembinaan, baik yang khas
keagamaan maupun yang bukan kha...
dari itu, yaitu karena kemanusiaan. Kerukunan dan toleransi antar sesama manusia, baik yang beragama
maupun yang tidak be...
beragama, dengan rukun dan damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari lain sisi.
Bahkan jauh sebelum ke...
KERUKUNAN DAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA MENURUT GEREJA KATOLIK
Sejak Konsili Vatikan II, Gereja Katolik sangat menek...
https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 2/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

5. Universalitas Keselamatan dari Allah, yang terwujud secara penuh dalam Yesus Kristus, diperuntukkan
bagi segenap bangs...
3. Berusaha meningkatkan pemahaman akan pihak lain melalui study bersama atau saling tukar informasi
tentang kekayaan roh...
Upcoming SlideShare

Loading in …5
×
1 of 9

ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan


beragama dalam kehidupan sehari hari by Ricky
Suadma
23,331 views

Share
Like
Download
...

Ricky Suadma, Murid di Universitas Muhammadiyah Riau


Follow

Published on Oct 16, 2014

PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by Ricky

...
Published in: Data & Analytics

0 Comments
1 Like
Statistics
Notes

Full Name
Comment goes here.
12 hours ago Delete Reply Block
Are you sure you want to Yes No
Your message goes here

https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 3/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

Share your thoughts…


Post

Be the first to comment

Yulia Subarkah
2 years ago

No Downloads
Views
Total views
23,331
On SlideShare
0
From Embeds
0
Number of Embeds
203
Actions
Shares
0
Downloads
173
Comments
0
Likes
1
Embeds 0
No embeds
No notes for slide

ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari hari by


Ricky Suadma
1. 1. TUGAS ARTIKEL “Membangun Kerukunan Beragama Dalam Kehidupan Sehari Hari” D I S U S
U N OLEH : Nama: Ricky Suadma Kelas: XI – TKJ1 SMKN 4 PEKANBARU TP. 2014/2015
2. 2. INTI PERMASALAHAN DAN KEBUTUHAN Dalam negara kita, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), termasuk di daerah kita terdapat beberapa jenis agama yang berbeda. Dari satu sisi,
perbedaan-perbedaan yang ada dilihat dan dinilai sebagai kekayaan bangsa dimana para penganut
agama yang berbeda bisa saling menghargai atau menghormati, saling belajar, saling menimbah serta
memperkaya dan memperkuat nilai -nilai keagamaan dan keimanan masing-masing. Perbedaan tidak
perlu dipertentangkan, tetapi dilihat dan dijadikan sebagai pembanding, pendorong, bahkan penguat
dan pemurni apa yang dimiliki. Kaum beriman dan penganut agama yang berbeda-beda semestinya
bisa hidup bersama dengan rukun dan damai selalu, bisa bersatu, saling menghargai, saling membantu
dan saling mengasihi. Namun dalam sejarah kehidupan umat beragama, sering terjadi bahwa
perbedaan keagamaan dan keimanan dijadikan sebagai pemicu atau alasan pertentangan dan
perpecahan. Di banyak tempat, telah terjadi konflik berdarah dan berapi yang menelan banyak korban
manusia dan harta benda, serta menghancurkan sendi-sendi kehidupan di pelbagai bidang, di
lingkungan kita. Unsur-unsur keagamaan dijadikan sebagai pemicu dan sasaran penghancuran dalam
konflik tersebut. Menurut pemahaman teoritis dan pengakuan “oral” banyak pihak, agama bukan dan
tidak boleh dipandang serta dijadikan sebagai pemicu konflik dan perpecahan, melainkan adalah dan

https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 4/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

harus dipandang serta dijadikan sebagai penunjang perdamaian dan persatuan. Namun kenyataannya
dalam perilaku atau tindakan orang-orang tertentu, entah dengan sengaja atau tidak, agama dipakai
sebagai pemicu konflik dan perpecahan. Bahkan ada orang-orang tertentu yang menganggap dan
menjadikan agama sebagai dasar atau alasan untuk tidak boleh hidup bersama atau harus hidup
terpisah, tidak boleh berdamai atau rukun dengan orang yang berbeda agama. Bahkan ada anjuran
untuk memusuhi dan membinasakan orang-orang yang beragama lain. Kenyataan bahwa unsur-unsur
keagamaan dijadikan sebagai pemicu serentak sasaran konflik, baik pada tingkat lokal dan nasional
maupun internasional akhir-akhir ini, tentu memprihatinkan dan mencemaskan banyak orang, terutama
bagi kita bangsa Indonesia umumnya yang berciri majemuk. Persaudaraan, kekeluargaan, kerukunan,
perdamaian dan ketenteraman serta kebersamaan, persekutuan dan kerjasama akan terancam,
terganggu dan merosot. Timbul kecemasan akan konflik, kekerasan, perpecahan dan kehancuran yang
sewaktu-waktu bisa terjadi. Cukup banyak orang cemas akan ancaman terhadap kesatuan dan
persatuan bangsa, atau akan terjadinya disintegrasi bangsa, yang dipicu dengan issu agama. Maka kita
perlu memberi perhatian khusus pada permasalahan yang ada, mendalami serta mengupayakan
langkah-langkah penyelesaian maupun antisipatif. Perlu diupayakan peningkatan akan pemahaman,
penghayanan, implementasi dan pelestarian akan : 1. wawasan kebangsaan kita seperti tersurat dan
tersirat dalam falsafah bangsa seperti : “Bhinek a Tunggal Ik a”, “Bersatu k ita teguh, bercerai k ita
runtuh”. 2. kekeluargaan dan persaudaraan sejati antar suku, ras, golongan, daerah dan agama; 3.
kerukunan dan toleransi antar umat beragama maupun suku, ras dan golongan.
3. 3. Untuk itu kita perlu upaya pengkajian dan pemahaman tentang inti permasalahan kita dan sebab-
musebabnya, tatacara mengatasi dan mencegahnya, serta dasar pijak dan pedoman arah dari langkah
kita. SEBAB KONFLIK YANG BERKAITAN DENGAN AGAMA SERTA CARA MENGATASI
DAN MENCEGAHNYA Fakta bahwa ada konflik dan kekerasan maupun perpecahan dan
penghancuran yang berkaitan dengan agama disebabkan karena : 1. Perbedaan yang ada salah
dipahami dan salah disikapi, dan tidak dilihat dan ditanggapi secara positif serta tidak dikelola dengan
baik dalam konteks kemajemukan. 2. Fanatisme yang salah. Penganut agama tertentu menganggap
hanya agamanyalah yang paling benar, mau “menang sendiri”, tidak mau menghargai, mengakui dan
menerima keberadaan serta kebenaran agama dan umat beragama yang lain. 3. Umat beragama yang
fanatik (secara negatif) dan yang terlibat dalam konflik ataupun yang menciptakan konflik adalah
orang-orang yang pada dasarnya : 4. kurang memahami makna dan fungsi agama pada umumnya; 5.
kurang memahami dan menghidupi agamanya secara lengkap, benar, mendalam; 6. kurang matang
imannya dan takwanya; 7. kurang memahami dan menghargai agama lain serta umat beragama lain; 8.
kurang memahami dan menghargai hakekat dan martabat manusia; 9. kurang memiliki nilai-nilai
kemanusiaan yang universal, terutama hati nurani dan cinta kasih; 10. kurang memahami dan
menghidupi wawasan kebangsaan dan kemasyarakatan yang khas Indonesia, yakni kerukunan,
toleransi dan persatuan dalam kemajemukan, baik pada tingkat nasional maupun lokal. Oleh sebab itu
permasalahan yang timbul, ataupun yang dikhawatirkan akan timbul, dapat diatasi atau dicegah
dengan upaya peningkatan pemahaman dan implementasi yang memadai dari kekurangan-kekurangan
tersebut, terutamapeningkatan kwalitas iman dan takwa, hati nurani dan cinta kasih. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan: 1. Mengembangkan Dialog atau komunikasi timbal balik, yang dilandaskan pada
kesadaran akan : A.adanya kesamaan maupun perbedaan yang tak dapat diingkari dan disingkirkan,
sesuai hakekat atau harkat dan martabat manusia; B. adanya kesamaan nilai-nilai serta permasalahan
dan kebutuhan yang universal, yang berkaitan dengan kemanusiaan, seperti kebenaran, keadilan,
HAM, persaudaraan dan cinta kasih; C.adanya fakta kehidupan bersama dalam kemajemukan serta
hubungan dan ketergantungan satu sama lain; D.mutlak perlunya kerukunan dan damai sejahtera,
persatuan dan kerjasama dengan prinsip keadilan, saling menguntungkan, saling menghargai, saling
terbuka dan saling percaya.
4. 4. 2. Mengevaluasi dan memperbaiki sistem dan bobot pendidikan dan pembinaan, baik yang khas
keagamaan maupun yang bukan khas atau yang bersifat umum, untuk menambah pengetahuan,
mematangkan iman, meningkatkan moral dan spiritual, memantapkan kepribadian; Sasaran pendidikan
dan pembinaan bukan hanya pada aspek intelektual dan ketrampilan, tetapi juga pada budi pekerti dan
hati nurani (moral dan spiritual) sertaemosionalitas dan perilaku, pola pikir dan pola hidup. 3.
Mencermati, mengevaluasi dan membaharui doktrin dan praktek-praktek keagamaan yang terlalu atau
bahkan hanya formal dan ritualistik belakaagar lebih fungsional atau berdaya-guna secara tepat dan
efektif bagi pemantapan kwalitas diri dan kehidupan penganutnya pada khususnya maupun masyarakat
pada umumnya. 4. Mengembangkan hidup bersama, kegiatan bersama dan kerjasama secara
proporsional yg dilandaskan pada kesadaran akan kebutuhan dan ketergantungan satu sama lain
sebagai konsekwensi hidup bersama serta kesamaan martabat dan hak sebagai manusia. DASAR
https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 5/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

KERUKUNAN DAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA Dasar atau landasan dari ketiga
cara untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama sebagaimana yang telah
dikemukakan adalah hakekat dan martabat kemanusiaan, reali ta sosial yang ada, ideologi keagamaan
yang dianut dan dicita-citakan, dan komitment konstitusional yang dicanangkan. 1. Dasar Kemanusian
(Filosofis) Kerukunan dan toleransi antar umat beragama merupakan konsekwensi serta kebutuhan
hakiki dari kemanusiaan yang universal, yang tidak dapat ditolak dan wajib diusahakan oleh setiap
insan beragama karena manusia pada hakekatnya adalah makhluk hidup yang : 1. individual dan
serentak komunal yang hidup bersama, mengelompokkan diri atas dasar tertentu, saling membutuhkan,
saling berelasi, saling mempengaruhi; 2. yang memiliki kesamaan martabat, nilai-nilai kemanusiaan,
dan hak asasi, eksistensi atau keberadaan, permasalahan dan kebutuhan, ideologi dan cita-cita 3. dan
serentak memiliki kekhasan yang membedakan individu yang satu dengan yang lain maupun
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain; 4. yang memiliki kebebasan batiniah (kehendak) dan
lahiriah (tindakan),namun serentak dapat pula mempengaruhi dan dipengaruhi; 5. yang memiliki
kecenderungan “egositis” maupun “al troistis”, baik secara individual maupun komunal; 6. yang
mempunyai akal budi, hati nurani dan keutamaan untuk memikirkan dan mengetahui, menilai dan
memutuskan, serta bertindak atau berbuat; 7. yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma: adat/budaya,
kenegaraan, keagamaan. Penghargaan terhadap agama/umat beragama lain, hidup rukun dan damai
dengan umat beragama lain, bukan hanya merupakan kebutuhan dan tuntutan atau kewajiban
keagamaan, tetapi lebih luas dan dalam
5. 5. dari itu, yaitu karena kemanusiaan. Kerukunan dan toleransi antar sesama manusia, baik yang
beragama maupun yang tidak beragama, merupakan tuntutan kebutuhan dan kewajiban kemanusiaan
dari setiap orang (termasuk orang yang tidak beragama). Kerukunan dan toleransi antar umat
beragama merupakan konsekwensi dari hakekat kemanusiaan kita. Oleh sebab itu bila ada orang yang
merusakkan atau menolak kerukunan dan toleransi antar umat beragama, sama dengan ia merusakkan
atau menolak kemanusiaan. Apakah kita menghendaki demikian ? Kiranya tidak ! Oleh sebab itu kita
perlu waspada terhadap oknum ataupun kelompok yang mencoba merusakkan atau menolaknya,
seraya berusaha untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama, karena dan demi
kemanusiaan (harkat dan martabat manusia) yang universal. 2. Dasar kebudayaan (Sosio-kultural)
Masyarakat Indonesia, baik secara lokal maupun nasional memiliki nilai -nilai dan norma-norma
budaya yang pada dasarnya sangat mengutamakan, menjamin serta mencirikhaskan kerukunan dan
toleransi, perdamaian dan persatuan,persaudaraan dan kekeluargaan, solidaritas dan kerjasama, bukan
hanya antar umat beragama tetapi antar setiap individu dan kelompok dari latarbelakang manapun.
Kerukunan dan toleransi merupakan ciri budaya kita, baik secara lokal maupun nasional. Maka
menolak atau merusakkan kerukunan dan toleransi dalam aspek manapun dengan alasan apapun tidak
dapat diterima secara kultural karena sama dengan menolak atau merusakkan budaya lokal maupun
nasional kita. Apakah kita menghendaki demikian ? Kiranya tidak ! Oleh sebab itu kita perlu waspada
terhadap oknum ataupun kelompok yang mencoba merusakkan atau menolaknya, seraya berusaha
untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama, demi mempertahankan eksistensi
kemajemukan agama serta budaya lokal dan nasional kita. Untuk itu kita perlu mengusahakan
penyadaran dan “pelestarian” nilai-nilai budaya atau kearifan lokal maupun nasional, secara
kontekstual melalui penggalian danpencerahan (sosialisasi) untuk sungguh-sungguh dimiliki dan
diwujudkan dalam hidup. 3. Dasar Kemasyarakatan dan Kenegaraan (Sosial dan Konstitusional)
Secara faktual, masyarakat Indonesia pada umumnya bercorak majemuk. Kemajemukan, termasuk
dalam bidang keagamaan, merupakan ciri khas masyarakat kita. Maka konsekwensi dari kemajemukan
adalah kebutuhan dan kewajiban untuk menerima dan mengusahakan kerukunan dan toleransi.
Misalnya antar umat beragama. Maka warga masyarakat atau umat beragama yang menolak atau
merusakkan kerukunan dan toleransi umat beragama pada dasarnya menolak atau merusakkan
kemajemukan dalam masyarakatnya. Menolak atau merusakkan kemajemukan dalam suatu
masyarakat yang majemuk adalah sama dengan menolak atau merusakkan eksistensi masyarakat
tersebut. Sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang adalah masyarakat yang majemuk,
apakah kita mau merusakkan atau menolak eksistensi masyarakat kita ? Kiranya tidak ! Namun kita
tidak dapat ingkari adanya ancaman pengrusakan ataupun penolakan terhadap eksistensi masyarakat
kita. Oleh sebab itu kita perlu waspada terhadap oknum ataupun kelompok yang mencoba merusakkan
atau menolaknya, seraya berusaha untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama,
demi mempertahankan dan mengembangkan eksistensi bangsa Indonesia yang majemuk. Sejak Negera
Kesatuan Republik Indonesia didirikan, para pendirinya kiranya telah menyadari kemajemukan bangsa
kita ini serta ancaman terhadap kerukunan dan persatuan di satu sisi maupun potensi untuk
membangun kehidupan bersama, berbangsa dan bernegara, bermasyarakat dan
https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 6/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

6. 6. beragama, dengan rukun dan damai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari lain
sisi. Bahkan jauh sebelum kemerdekaan dan penderian Negara Kesatuan Republik Indonesia, para
pencetus Sumpah Pemuda telah menyadari ciri kemajukan bangsa kita dan kebutuhan akan persatuan
dan perdamaian. Karena itu untuk mencegah perselisihan dan perpecahan serta memelihara kerukunan
dan toleransi serta persatuan, disusunlah falsafah bangsa dan dasar negara sebagaimana tertuang dalam
Pancasila dan UUD 45. Jadi dasar kenegaraan atau konstitusional dari kerukunan dan toleransi antar
umat beragama adalah Pancasila dan UUD 45 (khusunya pasal 29). Selain itu, juga undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan/keputusan presiden, peraturan/keputusan menteri, yang lebih bersifat
operasional dan merupakan penjabaran dari Pancasila dan UUD 45. Kerukunan dan toleransi antar
umat beragama amat dibutuhkan dan menentukan kedamaian, persatuan dan keutuhan dari bangsa kita
yang majemuk. Karena itu komitment, undang-undang dan peraturan untuk mewujudkan dan
memelihara kerukunan dan toleransi antar umat beragama dibuat dan perlu dipatuhi oleh segenap
warga negara. Maka menolak atau merusakkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama sama
dengan menolak atau merusakkan Pancasila dan UUD 45, serentak menolak atau merusakkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Apakah kita menghendaki demikian ? Kiranya tidak ! Oleh sebab itu
kita perlu waspada terhadap oknum ataupun kelompok yang mencoba merusakkan atau menolaknya,
seraya berusaha untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama, demi
mempertahankan eksistensi bangsa dan negara kita dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia. 4. Dasar Keagamaan (Spiritual dan moral) Sejauh yang kami ketahui, semua agama
“moderen” yang ada di dunia sekarang ini amat menekankan tentang nilai-nilai hidup manusia seperti:
kerukunan, perdamaian, persaudaraan, solidaritas, cinta kasih, persatuan, dan kerjasama dalam hidup
bersama. Tujuan yang hendak dicapai setiap agama adalah kematangan spiritual dan moral yang
terwujud atau terbukti dalam hubungan yang baik antara manusia dengan Allah serta antara manusia
dengan sesamanya. Pembentukan pribadi yang baik yang terungkap dan nampak secara nyata dalam
kata-kata, sikap atau perilaku dan perbuatan yang baik terhadap orang lain merupakan misi dari setiap
agama. Hal -hal ini bukan hanya dicita-citakan, diwajibkan dan diusahakan untuk terwujud oleh, bagi
dan antar orang-orang yang seagama, tetapi juga oleh, bagi dan antar orang-orang yang berbeda
agamanya. Karena itu toleransi antar umat beragama adalah sesuatu yang mutlak perlu sebagai
konsekwensi logis dari cita-cita setiap agama serta konsekwensi adanya kemajemukan agama dalam
suatu masyarakat. Orang beragama yang tidak toleran terhadap agama atau orang beragama yang lain,
pada dasarnya mengingkari cita-cita agamanya sendiri serta menolak atau merusakkan kemajemukan
agama dalam lingkungan masyarakatnya. Menolak atau merusakkan kemajemukan agama dalam suatu
masyarakat yang majemuk sama dengan menolak atau merusakkan eksistensi masyarakat tersebut.
Apakah kita menghendaki demikian ? Kiranya tidak ! Oleh sebab itu kita perlu waspada terhadap
oknum ataupun kelompok yang mencoba merusakkan atau menolaknya, seraya berusaha untuk
membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama, agar dapat mempertahankan dan
mengembangkan masyarakat kita yang majemuk serta mewujudkan cita-cita dan kewajiban kita
sebagai umat beragama.
7. 7. KERUKUNAN DAN TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA MENURUT GEREJA
KATOLIK Sejak Konsili Vatikan II, Gereja Katolik sangat menekankan dan turut memperjuangkan
kerukunan dan toleransi antar umat beragama, karena dan demi keharmonisan, persaudaraan, damai
sejahtera, persatuan, dan “keselamatan” segenap umat manusia. Kerukunan dan toleransi antar umat
beragama dilihat sebagai suatu kebutuhan hakiki dan universal. Dikatakan oleh Konsili Vatikan II : “
Tetapi kita tidak dapat menyerukan nama Allah Bapa semua orang, bila terhadap orang-orang tertentu,
yang diciptakan menurut citra-kesamaan Allah, kita tidak mau bersikap sebagai saudara. Hubungan
manusia dengan Allah Bapa dan hubungannya dengan sesama manusia saudaranya begitu erat,
sehingga Allah berkata : “Barang siapa tidak mencintai, ia tidak mengenal Allah” (1 Yoh 4:8). Jadi
tiadalah dasar bagi setiap teori atau praktek, yang mengadakan pembedaan mengenai martabat
manusia serta hak-hak yang bersumber padanya antara manusia dengan manusia, antara bangsa dengan
bangsa. Maka Gereja mengecam setiap diskriminasi antara orang-orang atau penganiayaan
berdasarkan keturunan atau warna kulit, kondisi hidup atau agama, sebagai berlawanan dengan
semangat Kristus. Oleh karena itu Konsili suci, mengikuti jejak para Rasul kudus Petrus dan Paulus,
meminta dengan sangat kepada Umat beriman kristiani, supaya bila ini mungkin “memelihara cara
hidup yang baik di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi” (1Ptr 2:12), dan sejauh bergantung dari
mereka hidup dalam damai dengan semua orang, sehingga mereka sungguh-sungguh menjadi putera
Bapa di sorga.“ (Hardawiryana, S.J.; Dok. Konsili Vatikan II, Obor, Jakarta 1993, hal. 314-315).
Dalam kutipan ini kiranya dapat dilihat pandangan Gereja Katolik tentang pentingnya, dasar, dan cara
membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama. 1. Pentingnya kerukunan dan toleransi
https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 7/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

antar umat beragama Dalam pandangan Gereja Katolik, kerukunan dan toleransi antar umat beragama
adalah penting bagi : 1. Praktek hidup beragama secara benar, konsekwen dan efektif; 2. Tercapainya
tujuan dari agama, yakni terwujudnya keselamatan/kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, yang
dapat dicapai melalui cinta kasih, yang tidak lain adalah intimitas relasi antara manusia dengan Allah
dalam intimitas relasi antara manusia dengan manusia; 3. Terwujudnya kebutuhan yang hakiki dan
cita-cita setiap insan manusia, yaitu damai sejahtera lahir dan batin dalam “dunia” yang harmonis,
rukun dan damai. 2. Dasar kerukunan dan toleransi antar umat beragama Ada beberapa pandangan
theologis dogmatis dari Gereja Katolik yang mendasari kerukunan dan toleransi antar umat beragama,
yakni misalnya : 1. Kesamaan kodrat dan martabat, kebebasan, hak dan kewajiban dari segenap umat
manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang secitra denganNya; 2. Persaudaraan universal, segenap
bangsa merupakan suatu masyarakat atau keluarga umat manusia, yang adalah putera-puteri dari Allah
yang satu dan sama; 3. Allah yang satu dan sama sebagai sebagai sumber dan tujuan dari segala
bangsa, termasuk sumber dan tujuan dari agama-agama yang berbeda; 4. Allah itu merupakan sumber
keselamatan yg dibutuhkan dan didambakan setiap orang;
8. 8. 5. Universalitas Keselamatan dari Allah, yang terwujud secara penuh dalam Yesus Kristus,
diperuntukkan bagi segenap bangsa. Jadi bagi segenap umat dari pelbagai golongan agama; 6. Inti dari
keselamatan dari Allah adalah ketenteraman lahir dan batin yang diperoleh melalui intimitas relasi
vertikal maupun horizontal , yakni damai sejahtera dan persekutuan lahir dan batin antara manusia
yang satu dengan sesama manusia yang lain sebagai wujud nyata dari intimitas relasi dengan Tuhan; 7.
Dasar dan serentak tujuan maupun wujud dari relasi tersebut adalah cinta kasih. Dan yang
dimaksudkan dengan cinta kasih adalah seperti apa yang dilukiskan oleh rasul Paulus, yaitu: “ murah
hati, tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan
tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak
bersuka cita karena ketidak-adilan, tetapi karena kebenaran, menutupi segala sesuatu (tidak
membeberkan jelekan/kesalahan orang lain), mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala
sesuatu (Kor.13:4-7). “ Cinta inilah yang menjadi dasar atau landasan utama bagi usaha dan
terwujudnya kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Dengan adanya cinta manusia mampu
menghargai satu sama lain, hidup bersama dengan rukun dan damai, kendati ada rupa-rupa perbedaan,
dan saling menunjang atau bekerjasama dengan baik. 1. Cinta kasih tersebut merupakan buah dari Roh
Kudus, yang tidak lain adalah Roh Allah sendiri. Dengan daya Roh Kudus orang-orang yang berbeda
dan asing satu sama lain dapat saling menghargai, memahami dan berkomunikasi dengan baik (Kisah
Para Rasul 2:1-12), dapat menjadi sehati sejiwa, saling menunjang dan solider dalam suka dan duka
(Kisah Rasul-Rasul 2:41-47). Kehadiran, karya dan buah-buah Roh Kudus tak dibatasi dengan ruang
dan waktu. Roh Kudus dapat hadir dan berkarya dalam diri setiap orang, yang adalah ciptaan Allah,
kapan saja dan dimana saja, tanpa membedakan agama, asal, dll. Maka Roh yang satu dan sama dapat
mempersatukan orang-orang yang berbeda-beda, entah dalam iman dan agama maupun dalam hal apa
saja. 3. Cara membangun kerukunan dan toleransi menurut Gereja Katolik. Konsili Vatikan II dalam
beberapa dokumennya tentang hubungan Gereja Katolik dengan agama-agama lain (Kristen lain,
Islam, Yahudi, Hindu/Budha, dll.), selain menjelaskan tentang kebutuhan, kewajiban dan dasar-dasar
untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama, menjelaskan pula tentang cara-
caranya. Cara-cara yang dikemukakan oleh Konsili Vatikan II dapat dirangkumkan sebagai berikut : 1.
Membangkitkan kesadaran dan pengakuan akan masalah, kebutuhan dan kewajiban bersama, serta
dasar-dasar dan cara-cara untuk membangun kerukunan dan toleransi antar umat beragama, untuk
menjadi motivasi serta “bekal” bagi usaha dimaksud. Jadi perlu proses penyadaran dan komitment. Hal
ini dapat dilakukan terutama melalui dialog kemanusiaan dan persaudaraan insani maupun ilahi. 2.
Menumbuh-kembangkan sikap dasar yang mutlak perlu bagi kerukunan dan toleransi antar umat
beragama. Misalnya sikap mau dan senantiasa berusaha untuk SALING terbuka, memahami,
mengakui, menghargai, dan berdialog satu sama lain. Juga mau dan selalu berusaha untuk saling
berelasi dan bekerjasama.
9. 9. 3. Berusaha meningkatkan pemahaman akan pihak lain melalui study bersama atau saling tukar
informasi tentang kekayaan rohani/keagamaan masing-masing. 4. Berusaha untuk senantiasa
menghindari cara-cara yang dapat merusakkerukunan dan toleransi antar umat beragama. Misalnya
mengadakan pelbagai upaya untuk menghindari kata-kata, penilaian-penilaian, tindakan-tindakan,
yang ditinjau dari segi keadilan dan kebenaran tidak cocok dengan saudara-saudari dari golongan
agama lain, sehingga mempersulit hubungan dengan mereka. 5. Penghargaan terhadap nilai-nilai atau
kebijakan lokal dan penggalian, pelestarian serta pendayagunaannya secara bersama-sama. 6.
Melaksanakan pertobatan hati secara tulus, meluas, konsekwen dan konsisten. 7. Melaksanakan
beberapa program bersama seperti : 1. Study bersama tentang teologi dan Kitab Suci; 2. Study banding
https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 8/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

atau mengkaji bersama tentang praktek-praktek keagamaan maupun tata hidup sehari-hari dari umat
beragama; 3. Berdoa bersama; 4. Karya amal bersama; 5. Pembinaan bersama.

Recommended

Time Management Tips Weekly


Online Course - LinkedIn Learning

The Neuroscience of Learning


Online Course - LinkedIn Learning

Teaching Technical Skills Through Video


Online Course - LinkedIn Learning

Konsili Vatikan II tentang Iman & Wahyu


Giovanni Promesso

Makalah toleransi beragama


Wahiid Sayy'a

Artikel pendidikan kewarganegaraan, PANCASILA


Raha Sia

Pertemuan XI
Giovanni Promesso

https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 9/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

peran guru PKn melalui pembelajaran berbasis multikultural dalam membangun ka...
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan

Artikel pendidikan
Bang Zaenal

CONTOH MAKALAH AGAMA


Eman Syukur

English
Español
Português
Français
Deutsch

About
Dev & API
Blog
Terms
Privacy
Copyright
Support

LinkedIn Corporation © 2018

Share Clipboard

https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 10/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

Facebook
Twitter
LinkedIn

Link

Public clipboards featuring this slide

No public clipboards found for this slide

Select another clipboard

Looks like you’ve clipped this slide to already.

Search for a clipboard

Create a clipboard

You just clipped your first slide!

Clipping is a handy way to collect important slides you want to go back to later. Now customize the name of
a clipboard to store your clips.

Name* Best of Slides


Description Add a brief description so oth
Visibility
Others can see my Clipboard
Cancel Save
Save this document

https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 11/12
10/3/2018 ARTIKEL PKN : Membangun kerukunan beragama dalam kehidupan sehari ha…

https://www.slideshare.net/Ricky77Suu/pkn-membangun-kerukunan-beragama-dalam-kehidupan-sehari-hari-by-ricky-suadma 12/12

Anda mungkin juga menyukai