Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Elektroneurogram (ENG)

Disusun Oleh : Kelompok 8

Kelas : S16A

Anggota Kelompok

1. Nur Aeni Khasanah (S16047)


2. Nur Kholis (S16048)
3. Oulyvia Marita (S16049)
4. Rara Suci Rhamadhan (S16050)
5. Rika Nilamsari (S16051)
6. Riska Ayu Pratiwi (S16052)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2016/2017


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan


sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman
Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu
amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau
bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
electron.

Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua


aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam
tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh
manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau
sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana
berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

Beberapa penyelidikan yang telah dilakukan berhubungan dengan


biolistrik antara lain:

a) Pada tahun 1856, Caldani meneliti kelistrikan pada otot katak mati.

b) Pada tahun 1780, Luigi galvanic meneliti kelistrikan pada tubuh


hewan.

c) Pada tahun 1786, Luigi Galvani meneliti tentang terangkatnya


kedua kaki katak setelah diberi aliran listrik melalui konduktor

d) Pada tahun 1892, Arons merasakan aliran frekuensi tinggi melalui


dirinya dan asistennya.

e) Pada tahun 1899, Van Seynek meneliti tentang terjadinya panas


pada jaringan akibat aliran frekuensi tinggi
f) Pada tahun 1928, Schliephake meneliti tentang pengobatan dengan
gelombang pendek (short wave).

Makalah ini akan membahas mengenai elektroneurogram. Alat ini


merupakan salah satu dari jenis alat biolistrik.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Pengertian biolistrik?
2. Hukum biolistrik?
3. Macam macam gelombang arus listrik ?
4. Kelistrikan dan Kemagnetan dalam tubuh ?
5. Definisi elektroneurogram
6. Kegunaan elektroneurogram

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.


2. Dapat mengetahui macam – macam gelombang arus listrik.
3. Dapat mengatahui tentang kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam
tubuh.
4. Mengetahui definisi elektroneurogram
5. Mengetahui kegunaan elektroneugram dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Biolistrik

Biolistrik adalah energi yang dimiliki setiap manusia yang


bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate) dimana ATP ini di hasilkan
oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel.
Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan
potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan
luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang
batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat
biolistrik sangat penting.

Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang


dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke
neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahaan
temperature, dan isyarat listrik dari neuron lain. Aktifitasi bolistrik pada suatu
otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

Pengamatan pulsa listrik tersebut dapat dilakukan dengan


memasang beberapa elektroda pada permukaan kulit. Hasil rekaman isyarat
listrik dari jantung (Electrocardiogran-ECG) diganti untuk diagnosa
kesehatan. Seperti halnya pada ECG, aktivitasi otak dapat dimonitor dengan
memasang beberapa elektroda pada posisi tertentu. Isyarat listrik yang
dihasilkan dapat untuk mendiagnosa gejala epilepsy, tumor, geger otak dan
kelainan otak lainya.
2.2 Rumus/Hukum Dalam Biolistrik

Ada beberapa rumus atau hukum yang berkaitan dengan biolistrik antara

lain.

1. Hukum Ohm

Gambar: Arus listrik pada konduktor

Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan


arus yang melewati, berbanding berbalik dengan tahanan dari konduktor.
Hokum ini dapat dinyatakan dengan rumus:

R= V

Keterangan : R = Dalam Ohm

I = Arus (Ampere)

V = Tegangan (Volt)

2. Hukum Joule
Arus listrik melewati konduktor dengan perbedaan tegangan (V) dalam
waktu tertentu akan menimbulkan panas. Hukum ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:

H (Joule)= V.I.T

Keterangan : V = Tegangan dalam Voltage

I = Arus dalam Ampere

T = Waktu dalam detik

J = Joule = 0.239 Kal

2.3 Macam-macam Gelombang Arus Listrik

1) Arus bolak-balik/sinusoidal
2) Arus setengah gelombang ( telah diserahkan)
3) Arus searah penuh tapi masih mangandung ripple/desir
4) Arus searah murni
5) Faradik
6) Surged Faradic/sentakan sinusoidal
7) Surged sinusoidal/sentakan sinusoidal
8) Galvanik yang interuptus
9) Arus gigi gergaji

2.4 Kelistrikan dan Kemagnetan dalam Tubuh


A. System Saraf dan Neuron
System saraf dibagi dalam 2 bagian yaitu:

1. Sistem saraf pusat


Terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf perifer
ini adalah serat saraf yang mengirim informasi sensoris ke otak atau ke
Medulla spinalis disebut Saraf Affren, sedangkan serat saraf yang
menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot atau
medulla spinalis ke otot serta kelenjar disebut saraf Efferen

2. Sistem saraf otonom


Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh. Misalnya jantung,
usus dan kelenjar-kelenjar. Pengontrolan ini dilakukan secara tidak
sadar.

Gambar Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)

Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem
saraf yang bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak
khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem saraf otonom terdiri dari
neuron-neuron motorik yang mengatur kegiatan organ-organ dalam,
misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos sistem
pencernaan, otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya, sistem
saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf simpatik dan saraf
parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga
memilki serabut pra-ganglion pendek dan serabut post ganglion yang
panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut saraf yang yang menuju
ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut post-
ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan
dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Sebelum sampai pada organ serabut saraf akan mempunyai sinaps
pada sebuah ganglion seperti pada bagan berikut. Saraf parasimpatik
memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan serabut post-ganglion
pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama
tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat
antagonis.
Contoh fungsi saraf simpatik dan saraf parasimpatik antara lain:
Saraf simpatik mempercepat denyut jantung, memperlambat proses
pencernaan, merangsang ereksi, memperkecil diameter pembuluh arteri,
memperbesar pupil, memperkecil bronkus dan mengembangkan kantung
kemih, sedangkan saraf parasimpatik dapat memperlambat denyut jantung,
mempercepat proses pencernaan, menghambat ereksi, memperbesar
diameter pembuluh arteri, memperkecil pupil, mempebesar bronkus dan
mengerutkan kantung kemih.

B. Konsentrasi ion Dalam dan luar sel


Melalui suatu percobaan dapat ditunjukan suatu model membrane
permeable terhadap larutan KCL. merupakan suatu bentuk model potensial
istirahat pada waktu 0 dimana ion K akan melakukan difusi dari kosentrasi
tinggi ke konsntrasi rendah sehingga saat tertentu akan terjadi membrane
dipole/membran dua kutub dimana larutan dengan konsentrasi yang
tadinya rendah akan kelebihaan ion positif, kebalikan dengan larutan yang
konsentrasi tinggi akan berubah menjadi kekurangan ion sehingga menjadi
lebih negatif. Membrane permeabel biasanya terhadap ion K , Na dan Cl
sedangkan terhadap protein besar (A) sangat tidak permeabel

C. Kelistrikan saraf
Kalau ditinjau besar kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat di
bagi dalam 3 bagian yaitu serat saraf tipe A, B, dan C. dengan
mempergunakan mikroskop electron, serat saraf dibagi dalam 2 tipe: yakni
serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa myelin. Saraf bermielin banyak
terdapat pada manusia. Myelin merupakan suatu insulator (isolasi) makin
menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.

Kecepatan aliran listrik pada serat saraf yang berdiameter yang


sama dan panjang yang sama sangat tergantung kepada lapisan mielin ini.
Akson tanpa mielin (diameter 1 mm) mempunyai kecepatan 20-50
m/detik. Serat saraf bermielin pada diameter 10 um mempunyai 100
m/detik. Pada serat saraf bermielin aliran sinyal dapat meloncat dari suatu
simpul ke simpul yang lain.

Suatu saraf atau neuron membrane otot-otot pada keadaan istirahat


(tidak adanya proses konduksi implus listrik), konsentrasi ion Na+ lebih
banyak diluar sel dari pda di dalam sel, di dalam sel akan lebih negative
dibandingkan dengan di luar sel.

Apabila potensial diukur dengan galvanometer akan mencapai -90


m Volt, membrane sel ini disebut dalam keadaan polarisasi, dengan
potensial membrane istirahat -90 m Volt.

D. Perambatan Potensial Aksi


Potensial aksi terjadi apabila suatu daerah membrane saraf atau otot
mendapat rangsangan mencapai nilai ambang. Potensial aksi itu sendiri
mempunyai kemampuan untuk merangsang daerah sekitar sel membrane
untuk mencapai aksi kesegala jurusan sel membrane, keadaan ini disebut
perambatan potensial aksi atau gelombang depolarisasi.

Setelah timbul potensial aksi, sel membrane akan mengalami


repolarisasi sel membrane disebut suatu tingkat refrakter. Tingkat refrakter
dibagi dalam 2 fase:

1. Periode Refrakter Absolut


Selama periode ini tidak ada rangsangan, tidak ada unsure kekuatan
untuk menghasilkan aksi yang lain.

2. Periode Refrakter Relatif


Setelah sel membran mendekati repolarisasi seluruhnya maka dari
periode refrakter absolute akan menjadi periode refrakter relatif, dan
apabila ada stimulus/rangsangan yang kuat secara normal akan
menghasilkan potensial aksi yang baru.

Sel membrane setelah mencapai potensial membrane istirahat, sel


membran tersebut telah siap untuk menghantarkan implus yang lain.
Gelombang depolarisasi setelah mencapai ujung dari saraf atau setelah
terjadi depolarisasi seluruhnya, gelombang tersebut akan berhenti dan
tidak pernah aliran balik kearah mulainya datang rangsangan.

E. Kelistrikan pada sinapsis dan neuron


Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsi, berakhirnya saraf pada sel
otot/hubungan saraf otot disebut Neuromyal junction. Baik sinapsis
maupun neuromyal junction mempunyai kemampuan meneruskan
gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang
berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membrane otot,
oleh karena pada waktu terjadi depolarisasi. Zat kimia yang terdapat pada
otot akan tringger/bergetar/berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan
setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami
reaksi.

F. Macam-macam sel saraf dan hantarannya


Secara umum ada 3 macam sel saraf, yaitu:

1) Neuron sensorik
Neuron ini berawal dari reseptor, yang merupakan ujung dari dendrit
selanjutnya menuju dendrit, lalu badan sel, akson dan akhirnya
bersinapsis (hubungan antar neuron) dengan dendrit dari neuron
penghubung

2) Neuron penghubung
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron sensorik, berlanjut
ke dendrit, lalu badan sel, akson dan diakhiri pada sinapsis dengan
neuron motorik. Umumnya neuron ini terdapat pada sistem saraf
pusat.

3) Neuron motorik
Neuron ini berawal dari sinapsis dengan neuron penghubung,
berlanjut ke dendrit lalu badan sel, akson dan diakhiri pada pilihan-
pilihan di bawah ini:

a) Neuromyal junction, yang berhubungan dengan sel otot


b) Neuroglandular junction, yang berhubungan dengan
kelenjar
Kedua junction di atas merupakan jenis dari neuroeffector junction.
Neuromyal junction jika efektornya berupa jaringan otot, sedangkan
neuroglandular junction jika efektornya berupa kelenjar (misalnya
kelenjar saliva, kelenjar keringat dll.)
Gambar: Hubungan antara neuron sensorik, neuron penghubung dan
neuron motorik

Impuls yang berjalan di sepanjang neuron akan berakhir


pada bagian ujung yang mengandung vesikel sinaptik. Dengan
adanya impuls tersebut maka vesikel akan terstimuli dan akhirnya
mengeluarkan neurotransmitter (misalnya asetilkolin).
Neurotransmitter inilah yang membantu meneruskan impuls
menuju sel berikutnya. Reseptor sinaptik dari sel berikutnya akan
menangkap neurotransmitter tersebut sehingga impuls dapat
diteruskan ke sel berikutnya tersebut. Hubungan antara neuron satu
dengan neuron lainnya tadi dinamakan sinapsis.
Gambar: Konduksi impuls saraf pada sinapsis

Gambar: Konduksi impuls saraf pada neuromyal junction

Neuromyal junction adalah hubungan antara sel saraf dengan sel


otot. Seperti halnya pada sinapsis, neuromyal junction memiliki
kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara meloncat
dari sel satu ke sel berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada
membrane sel otot karena pada saat terjadi depolarisasi, zat kimia yang
terdapat pada otot akan bergetar, menyebabkan kontraksi otot yang
akhirnya dilanjutkan dengan repolarisasi.

G. Pengertian Elektroneurogram

Sebuah electroneurogram adalah metode yang digunakan untuk


memvisualisasikan aktivitas listrik langsung tercatat neuron dalam sistem saraf
pusat (otak, sumsum tulang belakang) atau sistem saraf perifer (saraf, ganglions).
Akronim ENG sering digunakan. Sebuah electroneurogram mirip dengan
elektromiogram (EMG), tetapi yang terakhir digunakan untuk memvisualisasikan
aktivitas otot. Sebuah electroencephalogram (EEG) adalah jenis tertentu dari
electroneurogram di mana beberapa elektroda ditempatkan di sekitar kepala dan
aktivitas umum otak dicatat, tanpa resolusi sangat tinggi untuk membedakan
antara aktivitas kelompok yang berbeda dari neuron .

Sebuah electroneurogram biasanya diperoleh dengan menempatkan elektroda di


jaringan saraf . Kegiatan listrik yang dihasilkan oleh neuron dicatat oleh elektroda
dan ditransmisikan ke sistem akuisisi , yang biasanya memungkinkan untuk
memvisualisasikan aktivitas neuron. Setiap garis vertikal di electroneurogram
merupakan salah satu neuron potensial aksi . Tergantung pada ketepatan elektroda
digunakan untuk merekam aktivitas saraf, sebuah electroneurogram dapat berisi
aktivitas neuron tunggal untuk ribuan neuron. Para peneliti menyesuaikan
ketepatan mereka elektroda baik fokus pada aktivitas satu neuron atau aktivitas
umum sekelompok neuron , kedua strategi memiliki keuntungan mereka.

Aktivitas elektroneurogram

Skema setup rekaman, dengan kegiatan electroneurogram elektroda rekaman dari


sebuah motor
neuron yang terletak di L2.
jejak rendah diperbaiki dan terpadu
Pembuatan ENG:
a. Untukmengetahui keadaan lengkungan refleks.
b. Untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris dan sensoris.
c. Untuk menentukan penderita miastenia gravis.

2.a. Untuk mengetahui keadaan lengkungan refleks.

Gb. 215 (a)A = stimulatorSaraf motoris-medula spinalis-saraf sensoria


membentuk lengkungan refleks,

Apabila serat saraf sensoria dirangsang dengan rangsangan yang rendah, maka
pada pencatat akan terlihat :
Gelombang H : Menunjukkan saraf sensoris yang terangsang.

Gb. 215 (b)


Apabila serat saraf sensoris dirangsang cukup tinggi sehingga saraf motoris ikut
terangsang akan tampak gelombang M dan H:

Gb. 215 (c)

Jika rangsangan tinggì maka hanya gelombang M saja yang tampak.:

Gb. 215. a, b, C, d.
Dikutip dañ John R Cameron and JamesG. Skofronick “Medical Physics”
JohnWiley & Sons, 1978, him. 194.

2.b. Untuk mengetahui kecepatan konduksi saraf motoris

Gb 216. a, b.
Dikutip dañ John R. Cameron andJames G. Skofronick “MedicalPhysics” John-
Wiley & Sons,1978, him. 195.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik
pada tubuh berbeda dengan yang kita bayangkan seperti listrik di rumah tangga.
Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat dalam
tubuh. Kelistrikan dan kemagnetan didalam tubuh sangat berpengaruh pada sistem
saraf. Sistem saraf di dalam tubuh mempuanyai listrik. Pada sistem saraf pusat
dan sistem saraf ootonom.

electroneurogram adalah metode yang digunakan untuk memvisualisasikan


aktivitas listrik langsung tercatat neuron dalam sistem saraf pusat (otak, sumsum
tulang belakang) atau sistem saraf perifer (saraf, ganglions). Akronim ENG sering
digunakan. Sebuah electroneurogram mirip dengan elektromiogram (EMG), tetapi
yang terakhir digunakan untuk memvisualisasikan aktivitas otot. Sebuah
electroencephalogram (EEG) adalah jenis tertentu dari electroneurogram di mana
beberapa elektroda ditempatkan di sekitar kepala dan aktivitas umum otak dicatat,
tanpa resolusi sangat tinggi untuk membedakan antara aktivitas kelompok yang
berbeda dari neuron .

3.2. Saran

Penulis menyadari, dalam penyusunan makalah ini belum sepenuhnya


sempurna. Untuk itu dapat kiranya memberikan kritik dan saran mengenai
makalah ini.

Walaupun demikian penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi


kita semua.
Daftar pustaka

http://peckongworld.blogspot.co.id/2010/12/biolistrik.html

http://qienazone.blogspot.co.id/2012/10/biolistrik.html

Anda mungkin juga menyukai