Anda di halaman 1dari 25

SANITASI TEMPAT – TEMPAT UMUM DAN

PARIWISATA
“ Sanitasi Terminal “

Disusun Oleh :

DERAHA HAMID
201601006

AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN


MANDALA WALUYA
KENDARI
2018
KATA PENGATAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “ Sanitasi Terminal “ ini dapat terselesaikan.

Berbagai sumber telah penulis ambil sebagai bahan dalam pembuatan makalah ini. Penulis

berharap makalah sanitasi terminal dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis juga menyadarai bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya untuk memperbaiki kesalahan dalam

penyusunannya.

Kendari, 15 November 2018

Penulis (Deraha Hamid)


SANITASI TERMINAL

Disusun Oleh :

DERAHA HAMID

201601006

Dosen Pengampu

MANSYUR, S.Pi, M.Si


BIODATA

NAMA : DERAHA HAMID


NIM : 201601006

Tempat , Tanggal Lahir : RAHA, 29 September 1996


Asal Sekolah : SMAN 1 RAHA
Alamat Kendari : JL. Bunga Seroja, Lrg Bonsai No. 12C
Alamat Raha : JL. Made Sabara Lrg BTN SMA 1 No. 5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................................................

BIODATA ........................................................................................................................................

DAFTAR ISI ....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................

1.1 Latar belakang ............................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................

1.3 Tujuan ........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................

2.1 Pengertian ..................................................................................................................................

2.2 Tipe – Tipe Terminal .................................................................................................................

2.3 Kriteria yang baik di terminal ....................................................................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................

3.2 Saran ..........................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terminal merupakan tempat berkumpul manusia dari berbagai tempat untuk datang dan

pergi. Dengan itu maka terminal merupakan tempat yang paling cocok untuk menyebarnya

segala penyakit yang dibawa oleh orang-orang yang keluar masuk disana maupun yang berasal

dari terminal itu sendiri. Terutama yang penyebarannya melalui media udara, air, makanan,

minuman maupun kontak manusia satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, sanitasi di terminal

harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sehingga terminal dapat melindungi,

memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat terminal itu

sendiri. Mengingat betapa pentingnya terminal dalam sistem transpotasi terutama transportasi

darat dan yang paling banyak dipakai atau sudah umum dengan masyarakat, maka sanitasi

maupun kebersihannya harus diperhatikan.

Dalam tulisan ini saya akan membahas lebih dalam tentang sanitasi terminal yang saniter dan

tidak saniter. Dengan demikian tulisan ini akan memberi panduan dan informasi bagi para

pembaca terutama masyarakat dan pemerintah dalam pembuatan suatu terminal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian sanitasi dan terminal ?
2. Apa saja tipe – tipe terminal ?
3. Bagaimana kriteria sanitasi yang baik di terminal ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sanitasi dan terminal
2. Untuk mengetahui tipe – tipe terminal
3. Untuk mengetahui sanitasi yang baik di terminal
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha

kesehatan lingkungan hidup manusia.Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan,

tempat kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh

bakteri, serangga, atau binatang lainnya.

Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang

menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan

antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang

memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah

dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan

umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat

pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat

ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Chandra, 2006).

Terminal adalah tempat umum terdiri dari pelataran/landasan terbuka dan sejumlah

bangunan permanen,semi permanen di mana terdapat perpaduan kegiatan usaha jasa pelayanan

penumpang dan atau barang dengan kendaraan bus atau angkutan umum.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 Tahun 1993, terminal adalah sarana

transportasi untuk keperluan memuat dan menurunkan orang atau barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan satu simpul jaringan

transportasi.

Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasn terminal meliputi:

1. Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun personal hygiene).

2. Alat-alat kebersihan

3. Tempat kegiatan.

2.2 Tipe – Tipe Terminal

Terminal dipilah-pilah berdasarkan fungsi dan pelayanannya (PP No. 43 Tahun 1993)
persyaratan tipe sebuah terminal yaitu:
1. Terminal Tipe A

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota antar provinsi dan/atau

angkutan lintas batas negara, angkutan antar kota dalam provinsi, angkutan kota dan angkutan

pedesaan. Terminal tipe A merupakan terminal penumpang yang memiliki fasilitas paling

lengkap, disamping itu pembangunannya membutuhkan lahan yang cukup luas sekurang-

kurangnya 5 hektar.

Syarat lokasi terminal tipe A yaitu:

a. Terletak di ibu kota provinsi, kabupaten, dalam jaringan trayek antar kota antar provinsi dan

atau angkutan lintas batas negara.

b. Terletak antara dua terminal penumpang tipe A sekurang-kurangnya 20 km di pulau Jawa,

30 km di pulau Sumatera dan 50 km di pulau lainnya.


Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-kurangnya

berjarak 100 meter di pulau Jawa dan 50 meter dipulau lainnya.

2. Terminal Tipe B

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan antar kota dalam provinsi,

angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan. Terminal tipe B adalah terminal penumpang yang

berada setingkat di bawah terminal tipe A. Pembangunan terminal tipe ini membutuhkan lahan

sekurang-kurangnya 3 hektar untuk terminal di pulau Jawa dan Sumatera dan 2 hektar di pulau

lainnya.

Syarat lokasi terminal tipe B yaitu:

a. Terletak di ibu kota kabupataen atau kota dalam jaringan trayek antar kota dalam provinsi.

b. Terletak di jalan kolekter dengan kelas jalan sekurang-kurangnya kelas III B.

c. Jarak antara dua terminal penumpang tipe B sekurang-kurnagnya 15 km dipulau Jawa, 30

km di pulau lainnya.

d. Luas lahan yang tersedia sekurang-kurangnya 3 ha untuk terminal di pulau Jawa dan

Sumatra dan 2ha di pulau lainnya.

Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal sekurang-kurangnya

berjarak 50 meter di Pulau Jawa dan 30 meter di pulau lainnya.

3. Terminal Tipe C

Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan. Terminal Tipe C adalah

terminal penumpang yang berada setingkat dibawah terminal tipe B.

Syarat lokasi terminal tipe C yaitu:


a. Terletak di dalam wilayah kabupaten dan dalam jaringan trayek angkutan pedesaan.

b. Terletak dijalan kolektor atau lokal dengan kelas jalan paling tinggi III A.

c. Tersedia lahan yang sesuai dengan permintaan angkutan.

Mempunyai jalan akses masuk atau jalan keluar ke dan dari terminal. Sesuai kebutuhan untuk

kelancaran lalu lintas di sekitar terminal.

2.3 Kriteria Sanitasi yang Baik di Terminal

Terminal adalah merupakan tempat-tempat umum, sehingga perlu memenuhi syarat-

syarat sanitasi tempat-tempat umum. Persyaratan minimal sanitasi terminal yang perlu

ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Letak Terminal

Menentukan letak untuk membangun terminal harus disesuaikan dengan perencanaan tata kota.

2. Bangunan Terminal

A. Tempat Parkir

Persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku adalah sebagai berikut:

1) Bersih dari sampah dan genangan – genangan air.

Tempat parkir yang bersih dari sampah dan genangan – genangan air akan

menguntungkan dari segi estetik dan kesehatan. Apabila tempat parkir kotor dengan sampah –

sampah dan genangan air, akan dapat menimbulkan kecelakaan dan juga dapat menjadi sarang

berbagai serangga dan tikus. Adanya genangan air tersebut akan menciptakan tempat hidup dan

berkembangnya nyamuk. Sedangkan kita ketahui bahwa nyamuk merupakan serangga yang
dapat menyebarkan berbagai macam penyakit pada manusia seperti: malaria, demam berdarah,

penyakit kaki gajah dan sebagainya.

2) Berlantai aspal atau beton.

Lantai aspal dan beton penting agar tempat tersebut tidak lekas rusak sehingga tidak

menimbulkan lubang – lubang yang dapat menjadi tempat genangan – genangan air, juga agar

menyenangkan bagi penumpang karena tidak terjadi goncangan – goncangan kendaraan.

Disamping itu, tempat parkir tidak akan menjadi becek bila turun hujan, dan juga mudah

dibersihkan dari sampah –sampah yang mengotori tempat tersebut.

3) Tersedia tanda – tanda yang jelas.

Adanya tanda – tanda akan memudahkan dalam pengaturan parkir kendaraan, sehingga

tidak terjadi kesemrawutan parkir kendaraan.

B. Ruang Tunggu

Yang penting diperhatikan mengenai ruang tunggu terminal agar tidak meninggalkan

masalah – masalah kesehatan adalah:

1) Lantai dibuat dari bahan kedap air dan tidak licin.

Hal tersebut dimaksudkan agar kotoran yang ada mudah dibersihkan juga agar tidak

membahayakan bagi orang karena kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat licinnya

permukaan lantai.

2) Tempat duduk bersih.

Tempat duduk yang bersih dan bebas dari kutu busuk, akan membuat orang senang

mendudukinya karena orang tidak perlu cemas pakaiannya akan kotor. Tempat duduk tersebut
jadi harus bebas dari kutu busuk sebab orang akan merasa terganggu dengan adanya gigitan kutu

busuk.

3) Ruang tunggu harus dan tersedia tempat – tempat sampah yang tertutup dan kedap air.

Ruang tunggu yang bersih akan menyenangkan orang dan membuat orang betah di

tempat tersebut untuk menunggu keberangkatan dan kedatangan dari terminal bus. Untuk itu

perlu dijaga kebersihan dan perlu tersedia tempat pengumpul sampah yang tertutup dan kedap

air. Bila tempat tersebut tidak bersih dan menimbulkan bau yang tidak sedap dapat menimbulkan

rangsangan pada penumpang untuk meludah/berdahak sembarangan di lantai. Hal ini akan

menyebabkan ruang tunggu tersebut akan menjadi kotor lagi. Diantara mereka ini mungkin ada

yang berpenyakit menular misalnya TBC yang digilirannya akan dapat menular kepada orang

lain. Disamping itu bau tersebut bisa mengundang kedatangan serangga dan tikus sebagai vektor

penyakit menular.

4) Penerangan yang cukup.

Di ruang tunggu terminal bus perlu diberi penerangan secukupnya agar menerangi semua

sudut ruang bagi orang – orang di tempat itu, sehingga hal – hal yang tidak diinginkan seperti

saling tabrakan/bersenggolan, barang – barang tertukar, pencurian dan sebagainya tidak terjadi.

Adapun penerangan minimal yang disyaratkan adalah 5 footcandles.

5) Sekeliling bangunan harus ada saluran pembuangan air kotor.

6) Ventilasi yang cukup.


Ventilasi yang cukup berguna untuk memberikan angin segar yang berasal dari

pertukaran udara kepada penumpang yang berada di ruang tunggu. Hal ini dimaksudkan agar

penumpang tidak merasa gerah.

7) Selalu dijaga kebersihannya.

C. Kantor dan Loket

Kantor merupakan tempat bekerja karyawan yang melakukan pekerjaan ketata usahaan

untuk pengelolaan terminal yang bersangkutan. Untuk itu perlu dipenuhi syarat – syarat sanitasi

yang berlaku. Adapun persyaratan minimal hygiene sanitasi yang berlaku untuk kantor dan loket

diterminal adalah:

1) Keadaan bersih dan teratur.

Karena kantor merupakan tempat bekerja, maka kantor perlu dijaga kebersihannya serta

barang – barang seperti meja, kursi, lemari dan sebagainya. Selain itu juga harus diatur dengan

rapi. Hal ini disamping memberikan pemandangan yang menyenangkan, juga dapat menambah

kegairahan kerja bagi karyawan.

2) Tersedia kotak – kotak sampah.

Adanya kotak – kotak sampah dimaksudkan untuk menampung semua sampah kantor

berupa kertas – kertas dan sebagainya agar kertas – kertas tersebut tidak berserakan di dalam

kantor. Di samping itu juga dapat menimbulkan kesan jorok. Sampah tersebut dapat pula

menimbulkan beberapa masalah seperti tempat persembunyian serangga dan tikus serta bahaya

kebakaran.
3) Ventilasi udara yang baik.

Ventilasi udara baik dimaksudkan untuk mengadakan pertukaran cahaya dalam ruang

kantor sehingga udara di dalam ruangan tetap bersih. Apabila ventilasi tidak baik, maka

pertukaran udara dalam ruangan tidak baik sehingga dapat kekurangan udara segar. Hal ini dapat

mengakibatkan menurunnya kegairahan kerja bahkan lebih parah lagi dapat mengakibatkan “heat

strook” dan pingsan. Untuk itu maka ventilasi harus diatur dengan baik sehingga pertukaran

udara dalam ruangan kantor tersebut dapat berjalan baik pula.

4) Loket berbatas kaca dengan lubang sempit.

Adanya kaca pada loket yang membatasi antara penjual dan pembeli karcis dimaksudkan

agar disamping memberikan cahaya yang cukup ke dalam loket, juga untuk mencegah

kemungkinan terjadinya penularan penyakit secara langsung antara penjual dan pembeli karcis.

Bila tidak dibatasi kaca, maka dapat terjadi penularan penyakit melalui tetesan ludah halus

(droples infection) seperti penyakit Tuberculosa, Diptheri, Pertussis.

5) Penerangan.

Penerangan secukupnya di dalam kantor dan loket dimaksudkan agar karyawan yang

bekerja di lokasi dapat penerangan dengan baik, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan

baik pula. Apabila penerangan kurang, akan dapat menyebabkan kerusakan/penyakit mata pada

karyawan. Penerangan minimal yang di ijinkan dalam kantor dan loket adalah 10 – 20

footcandles.

Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit secara langsung dari karyawan terminal

terhadap masyarakat pengunjung, maka karyawan terminal terutama karyawan loket harus dalam
keadaan sehat, mempunyai sertifikat kesehatan, yang menunjukkan tidak menderita penyakit

jalan pernafasan yang menular dan tidak berpenyakit kulit atau mata.

D. Fasilitas P3K

Tempat umum seperti terminal kemungkinan terjadi kecelakaan adalah besar sekali.

Untuk itu perlu tersedia fasilitas P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), minimal tersedia

kotak P3K. Fasilitas tersebut penting untuk menolong orang yang mengalami kecelakaan di

terminal. Adapun tujuan dari pertolongan ini adalah:

1) Mencegah bahaya maut.

2) Mencegah kecelakaan.

3) Mencegah terjadinya infeksi

Agar dapat memberikan pertolongan yang layak kepada orang yang mengalami

kecelakan,sebelum si korban di bawa ke Rumah Sakit, perlu diperhatikan:

1) Adanya petugas yang terlatih dalam memberikan pertolongan pertama.

2) Adanya peralatan dan obat-obatan P3K yang baik dan cukup.

3) Adanya pengeras suara.

Ketersediaan pengeras suara penting di terminal guna memberikan pengumuman-

pengumuman atau perintah kepada karyawan terminal. Selain itu pengemudi juga dapat

menggunakannya untuk memberikan pengumuman.

E. Pagar Terminal
Sekeliling terminal perlu diberi pagar yang cukup tinggi dan kuat.Selain dimaksudkan

untuk menunjukkan batas-batas terminal,pagar juga perlu untuk menjaga keamanan. Adanya

pagar akan memperkecil kemungkunan terjadinya kecelakaan seperti ditabrak kendaraan yang

disebabkan oleh seseorang yang masuk terminal melalui sembarangan tempat dan ia akan

menyeberangi jalan raya ditempat yang bukan semestinya. Selain fungsi diatas, pagar juga perlu

untuk mencegah masuknya hewan peliharaan seperti anjing, kambing, ayam dan sebagainya ke

dalam terminal.

F. Pemadam Kebakaran

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya bahaya kebakaran diterminal, maka di tempat

tersebut perlu tersedia alat pemadam kebakaran yang selalu siap digunakan. Pada alat tersebut

perlu dilengkapi dengan cara penggunaannya. Penempatan alat pemadam kebakaran harus

sedemikian rupa sehingga mudah dilihat dan dicapai agar segera cepat digunakan apabila terjadi

peristiwa kebakaran.

G. Pencahayaan

Di terminal terutama di tempat parkir, pintu masuk dan pintu keluar terminal perlu diberi

pencahayaan yang cukup. Untuk tempat ini penerangan minimal yang dianjurkan adalah 5

footcandles.

H. Bangunan Tempat Ibadah

Persyaratan sanitasi bagi rumah ibadah hampir sama dengan bangunan lain,akan tetapi

yang perlu diperhatikan adalah penyediaan air yang cukup serta pemeliharaan kebersihan

bangunan.
3. Fasilitas/Sarana Transportasi

A. Penyediaan Air Bersih

Air merupakan kebutuhan pokok manusia,karena dapat digunakan untuk minum, mandi

dan keperluan lainnya, tetapi air dapat pula merupakan media untuk hidup dan

berkembangbiaknya bakteri yang dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu air bersih dalam

terminal sangat penting sekali untuk keperluan warung-warung, cuci dan pembersih kakus/wc

umum. Yang dimaksud dengan penyediaan air bersih disini adalah usaha penyediaan air yang

bebas dari kotoran-kotoran serta bebas bibit penyakit yang mungkin dapat menimbulkan

gangguan kesehatan terhadap manusia. Kebutuhan akan air bersih ini sebaiknya dipenuhi dari

sumber air PAM, karena air dari sumber ini kebersihannya terjamin. Apabila hal ini tidak

mungkin, dapat pula diperoleh dari sumur pompa atau sumur galian asal memenuhi syarat

kesehatan.

B. Sarana Pembuangan Tinja/Urinoir dan Kamar Mandi Umum

Yang dimaksud dengan kakus umum adalah kakus yang diperuntukkan bagi umum dan

jumlahnya lebih banyak dan bentuknya lebih besar, disesuaikan dengan kapasitas daya tampung.

Urinoir adalah suatu bangunan yang khusus sebagai tempat kencing untuk pria. Diterminal, WC

umum penting perannya guna melayani para pengunjung yang ingin membuang kotoran, tetapi

apabila fasilitas ini tidak memenuhi syarat kesehatan akan mudah menyebabkan terjadinya

penyebaran penyakit menular. Disamping bahaya pencemaran penyakit, WC yang tidak

memenuhi syarat kesehatan juga dapat menimbulkan bahaya kecelakaan, misalnya tergelincir.

Agar bahaya kesehatan itu dapat dihindari, maka yang penting diperhatikan mengenai WC

umum diterminal adalah:


1) WC harus memakai leher angsa.

WC umum di terminal perlu memakai leher angsa karena dengan menggunakan leher

angsa tersebut, maka bau tidak bisa keluar karena ditahan oleh air yang tetap ada disitu. Maka,

tidak akan mengundang kedatangan lalat dan binatang lainnya.

2) Tersedia air bersih yang cukup.

Untuk membersihkan kotoran harus tersedia air pembersih yang cukup. Bila air

pembersih tidak cukup maka kotoran tidak akan tergelontor sehingga WC akan bau, hal ini

mengundang kedatangan lalat dan binatang lain yang kemudian binatang tersebut dapat

menghinggapi kotoran. Keadaan ini akan menimbulkan penyakit seperti kolera, tyhus perut dan

sebagainnya. Penyakit ini dapat dipindahkan lalat keorang lain melalui makanan atau minuman

serta alat-alat yang dihinggapi.

3) Tersedia tempat cuci tangan dan sabun.

Adanya perlengkapan ini dimaksudkan untuk mencuci dan membersihkan tangan bagi

orang-orang yang baru selesai menggunakan WC. Hal ini penting terutama bagi para penjaja

makanan untuk umum. Dengan demikian tangan mereka tidak mencemari makanan. Makanan

yang tercemar akan berbahaya bagi masyarakat konsumen makanan tersebut.

4) Tersedia tempat khusus untuk memelihara dan merawatnya.

Untuk menjaga kebesihan WC tersebut maka perlu ada petugas khusus untuk menjaga

kebersihannya. Ini dimaksudkan agar WC umum itu tetap terpelihara kebersihannya dan tidak

menjadi licin atau mampet. Bila lantainya licin akan dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan

karena tergelincir. Apabila lubang WC mampet, maka fasilitas tersebut tidak akan berfungsi lagi.
5) Ada pemisah antara WC wanita dan WC pria.

Pemisah ini perlu, karena bila tidak ada pemisah akan kurang baik dari segi

tatasusila/kesopanan.

6) Jumlah WC disesuaikan dengan jumlah pengunjung.

Untuk tempat umum, pembangunan WC umum perlu disesuaikan dengan jumlah

pengunjung yang datang. Jumlah wc yang ideal tempat umum adalah 1 WC untuk 40

pengunjung wanita dan satu WC urinoir untuk 60 pria.

Untuk sebuah terminal, syarat tentang WC umum yang harus dipenuhi menurut Direktorat

Higiene Sanitasi DepartemenKesehatan yaitu:

1) Jamban memakai leher angsa.

2) Jumlah jamban minimal 2 buah, 1 buah untuk pria dan 1 buah lagi untuk wanita.

3) Urinoir bersih.

4) Jumlah urinoir minimal 1 buah untuk setiap 25 pengunjung pria rata-rata/hari.

5) Pencahanyaan jamban dan urinoir dianjurkan minimal 1 footcandles.

6) Terlindung dari pandangan orang lain.

C. Pembuangan Air Kotor

Air kotor dalam terminal umumnya berasal dari air hujan dan air warung-warung, rumah

makan, air kakus/urinoir. Agar terminal tidak becek maka sebaiknya diberi saluran air

disekeliling bangunan. Beberapa hal yang bersifat umum pada saluran kotor diterminal yang

perlu diperhatikan:
1. Jangan menimbulakan genangan air terutama untuk air hujan dihalaman.

2. Saluran air pembuangan kotor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga air kotor dapat

mengalir dengan baik dan lancar.

3. Saluran-saluran air kotor harus tertutup dan rapat dari serangga dan tikus.

4. Disamping ruji-ruji atau gawang-gawang pada pangkal dan ujung saluran untuk mencegah

masuknya kotoran dan sampah dari halaman, kamar mandi yang dapat berupa daun-daun

dan kertas, plastik dan lain-lain sehingga dapat menyebabkan tersumbatnya saluran tersebut.

D. Sarana Pembuangan Sampah

Sampah diterminal umunya berasal dari warung-warung, rumah makan atau kios-kios,

penjual keliling, penumpang dan para karyawan. Untuk menghindari pengotoran oleh sampah

sebaiknya disediakan tong-tong atau bak sampah untuk penyimpanan sementara yang dibuat dari

bahan tahan karat dan memenuhi syarat sebagai tempat sampah yang saniter, dengan jumlah

yang disesuaikan dengan kebutuhan. Penempatannya hendaknya didekat sumber sampah. Dan

sebaiknya juga harus ada tempat pengumpulan sementara untuk menampung sampah yang belum

terangkut dalam sehari. Kebersihan terminal hendaknya diperhatikan dengan menyapu dua

sampai tiga kali sehari.

Pembuangan sampah diterminal yang baik hendaknya dipenuhi dengan memperhatikan tiga segi

yaitu:

1) Segi Estetika

Cara pembuangan sampah harus dapat mengurangi dan menghilangkan pemandangan

yang tidak enak serta bau-bauan yang tidak sedap.

2) Segi Ekonomi
Pembuangan sampah harus mengurangi kerusakan yang mengakibatkan perlunya

tambahan pengeluaran/biaya untuk perbaikan dan pengeluaran yang lain sehubungan dengan

akibat tidak baiknya pembuangan sampah (misalnya kerusakan jaringan pipa air, karyawan yang

sakit).

3) Segi Hygiene dan Sanitasi

Pembuangan sampah harus dapat dicegah terjadinya perkembangbiakan serangga dan

tikus di terminal, serta tidak mengotori persediaan air minum. Cara pembuangan sampah

selanjutnya diterminal ada 3 tahap/fase pembuangan sampah yaitu:

a. Tempat Sampah/Penampungan Sampah

Jenis sampah yang berasal dari terminal dapat dibedakan menjadi dua jenis sampah yaitu

sampah kering dan sampah basah. Oleh karena itu tempat penampungannya harus disesuaikan

dengan jenis sampah tersebut. Untuk sampah kering bisa dari papan biasa, sedangkan dari logam

yang tidak mudah berkarat untuk tempat penampungan sampah basah. Selain itu syarat-syarat

untuk tempat sampah ini adalah sebagai berikut:

 Mempunyai konstruksi yang kuat.

 Mudah dibersihkan, pengisian dan pengosongan sampah.

 Untuk hal ini perlu dihilangkan adanya sudut lancip.

 Tidak menyulitkan dalam pengangkutan selanjutnya.

 Mempunyai tutup, murah dan tidak sulit untuk mendapatkannya.

b. Pengumpulan Sampah
Tempat sampah ini biasanya diletakkan dibagian-bagian tertentu yang sesuai dengan

keadaannya. Hal tersebut berguna untuk menampung sementara sampah yang berasal dari tempat

penyimpanan sampah sementara yang untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan

sampah yang telah disediakan oleh pemerintah.

Untuk pembuangan sampah di terminal bus, yang penting diperhatikan adalah disamping

tempat sampah yang perlu memenuhi syarat, juga diperhatikan agar tempat sampah itu tersedia

dalam jumlah yang cukup untuk menampung volume sampah yang ada. Penempatannya juga

harus sedemikian rupa, sehingga memudahkan bagi orang untuk menggunakannya dan mudah

juga bagi petugas sampah mengangkutnya.

c. Pembuangan Sampah ke Tempat Akhir

Dalam tahap ini fasilitas yang digunakan oleh pemerintah dengan menggunakan

kendaraan pengangkutan sampah (truk) yang pengangkutannya dilakukan 1-2 hari sekali dimana

sampah tersebut selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah resmi yang telah ditentukan

oleh dinas kebersihan.

E. Fasilitas Lainnya

1) Tempat cuci tangan.

Harus tersedia tempat cuci tangan yang baik minimal 1 buah yang dilengkapi dengan

sabun dan serbet kain.

2) Telepon umum.
Telepon umum dalam terminal perlu sekali untuk pengunjung dan sewaktu-waktu

digunakan dalam keadaan bahaya misalnya kebakaran. Penempatannya sebaiknya di dekat ruang

tunggu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang didapat maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Terminal merupakan tempat berkumpul manusia dari berbagai tempat untuk datang dan
pergi. Oleh karena itu, sanitasi di terminal harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan sehingga terminal dapat melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat
kesehatan masyarakat terutama masyarakat terminal itu sendiri.
2. Kriteria sanitasi yang baik di terminal bisa dilihat dari lokasi terminal; bangunan terminal
berupa tempat parkir, ruang tunggu, kantor dan loket, fasilitas P3K, pagar terminal,
pemadam kebakaran, pencahayaan, bangunan tempat ibadah; dan fasilitas/sarana
transportasi berupa penyediaan air bersih, sarana pembuangan tinja/urinoir dan kamar mandi
umum, pembuangan air kotor, sarana pembuangan sampah, fasilitas lainnya (seperti: tempat
cuci tangan, telepon umum).

3.2 Saran

1. Perlu adanya campur tangan dari pihak pemerintah dalam membangun dan memperbaiki
fasilitas serta menambah fasilitas yang belum lengkap untuk memenuhi kriteria sanitasi
terminal.
2. Bagi pihak penyedia layanan terminal, sebaiknya meningkatkan kualitas dan manajemen
terminal.
3. Sebaiknya masyarakat juga tetap menjaga sanitasi terminal sehingga terminal tersebut dapat
melindungi, memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

(http://gagaje.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-sanitasi-danhygiene. html, 2013).

(http://lifeisanugrah.blogspot.co.id /2011/09/mata-kuliah-sanitasi-tempat-tempat-umum.html, 2011).

(http://serangkab.go.id/web/index.php/post/read/145, 2014).

Anda mungkin juga menyukai