Anda di halaman 1dari 6

Tanggal Penyetoran : Selasa, 10 Oktober 2017

Dosen Matakuliah : Dr. Sufriadin, ST., MT


Matakuliah : Pengolahan Bahan Galian

LAPORAN MAKALAH SLUICE BOX

OLEH
ADITYA ANUGRAH D621 16 003
AMELIA YUSTIN D621 15 006
NUR ALFARISI D621 15 012
KHAIRUL MUH. CHAL ALIF D621 15 019
ASWAN D621 15 303
MUH. ANTARIRUANDA D621 15 310
YULISTIAN D621 15 502
MUH. AKSANAL U.T D621 15 510

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

GOWA
2017
INFILTRASI

Infiltrasi merupakan peristiwa masuknya air ke dalam tanah, umumnya


(tetapi tidak pasti), melalui permukaan dan secara vertikal. Setiap jenis tanah
mempunyai laju infiltrasi karakteristik yang berbeda-beda, yang bervariasi dari yang
sangat rendah. Laju infiltrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kedalaman
genangan dan tebal lapis jenuh, kelembaban tanah, pemampatan oleh hujan,
penyumbatan oleh butir halus, tanaman penutup, topografi, intensitas hujan. Alat
yang digunakan untuk mengukur laju infiltrasi disebut dengan infiltrometer.
Infiltrometer merupakan suatu tabung baja silindris pendek, berdiameter
besar (atau suatau batas kedap air lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah
(Seyhan, 1990). Ada dua bentuk ring infiltrometer, yaitu single ring infiltrometer dan
double atau concentric-ring infiltrometer. Single ring infiltrometer umunya
berukuran diameter 10-50 cm dan panjang atau tinggi 10-20 cm. Ukuran double ring
infiltrometer adalah ring pegukur/ring dalam umunya berdiameter 10-20 cm,
sedangkan ring bagian luar (ring penyangga/buffer ring) berdiameter 50 cm.
Kurva kapasitas infiltrasi merupakan kurva hubungan antara kapasitas
infiltrasi dan waktu yang terjadi selama dan beberapa saat setelah hujan. Kapasitas
infiltrasi secara umum akan tinggi pada awal terjadinya hujan, tetapi semakin lama
kapasitasnya akan menurun hingga mencapai konstan.
1. Persamaan Horton
f = fc + (f0-fc) e(-kt)
Dimana, f adalah kapasitas infiltrasi; fc adalah kapasitas infiltrasi saat
konstan; k adalah konstanta; t adalah waktu; e bernilai 2,718
2. Persamaan Phillips
f = (s t-0,5)/2 + C
Dimana, f adalah laju infiltrasi; s dan C adalah konstanta
3. Persamaan Kostiokov
F = c ta
Jika didiferensialkan maka, f = A tn
Dimana, F adalah infiltrasi kumulatif; f adalah laju infiltrasi
RUN OFF

Run off atau limpasan permukaan adalah Air aliran permukaan atau run
off adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas perkaan tanah yang menuju
ke sungai, danau dan lautan. Sebagian dari air tidak sempat meresap ke dalam tanah
dan oleh karena itu mengalir menuju kedaerah yang lebih rendah. Ada pula air yang
telah masuk kedalam tanah kemudian keluar lagi karena tanah telah jenuh terhadap
air dan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Aliran Permukaan (surface flow)
adalah bagian dari air hujan yang mengalir dalam bentuk lapisan tipis di atas
permukaan tanah. Aliran permukaan disebut juga aliran langsung (direct runoff).
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam perhitungan debit banjir
rencana antara lain yaitu:
1. Metode Haspers
𝑄𝑇 = 𝛼. 𝛽. 𝑞. 𝐴. 𝑅𝑛
1+0,012𝐴0,7
𝛼 = 1+0,075𝐴0,7
1 𝑡+3,7𝑥10−0,4𝑡 𝐴0,75
=1+( )𝑥( )
𝛽 𝑡 2 +15 12

Dimana, QT adalah debit banjir rencana; 𝛼 adalah koefisien pengaliran; 𝛽


adalah koefisien reduksi; q adalah intensitas curah hujan; A adalah luas
daerah aliran sungai; dan t adalah waktu konsentrasi
2. Metode Melchior
𝑄𝑚𝑎𝑥 = 𝛼. 𝛽. 𝑟𝑇. 𝐴
1970
𝐴 = 𝛽−0,12 − 3960 + 1720. 𝛽

Dimana, Qmax adalah debit banjir maksimum; 𝛼 adalah koefisien pengaliran;


𝛽 adalah koefisien reduksi; rT adalah hujan rancangan
3. Metode Mean Annual Flood
𝑄𝑡 = 𝐺𝐹 𝑥 𝑀𝐴𝐹
𝑀𝐴𝐹 = 8𝑥10−6 𝑥 𝐴𝑅𝐸𝐴𝑉 𝑥 𝐴𝑃𝐵𝐴𝑅 2,445 𝑥 𝑆𝐼𝑀𝑆 0,117 𝑥 (1 + 𝐿𝐴𝐾𝐸)0,85
Menurut Sosrodarsono, 2003, terdapat dua kelompok faktor-faktor yang
berhubungan dengan limpasan, antara lain elemen meterologi yang meliputi jenis
presipitasi, intensitas curah hujan, lamanya curah hujan, arah pergerakan curah
hujan, curah hujan terdahului dan kelembaban tanah. serta elemen daerah pengaliran
yang meliputi kondisi penggunaan tanah (land use), daerah pengaliran, kondisi
topografi dalam daerah pengaliran dan jenis tanah.
EVAPOTRANSPIRASI

Pada daerah aliran sungai (catchment area) dengan tanaman-tanaman yang


tumbuh didalamnya, juga akan mengalami penguapan, baik penguapan dari tanaman
(transpirasi) ataupun penguapan dari permukaan tanah. Evapotranspirasi
didefinisikan sebagai penguapan dari suatu daerah aliran sungai sebagai akibat
pertumbuhan tanaman didalamnya (Schulz, 1976).
Data-data tersebut merupakan standar bagi stasiun-stasiun argometereologi.
Jangka waktu pencatatan untuk keperluan analisis yang cukup tepat dan handal
adalah sekitar sepuluh tahun.
A. Menghitung Kedalaman Penguapan (En)
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Menghitung radiasi matahari netto yang diserap bumi (Sn)
𝑛
𝑆𝑛 = 𝑆𝑜 (1 − 𝑎) (0,29 + 0,42 )
𝑁
2) Menghitung radiasi matahari netto yang di pancarkan bumi (Ln)
𝑛
𝐿𝑛 = 𝜎𝑇 4 (0,56 − 0,092√𝐸𝑑) (0,1 + 0,9 𝑁)

3) Menghitung radiasi netto (Rn)


𝑅𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝐿𝑛
4) Menghitung panas penguapan laten (Lv)
𝐿𝑣 = 597,3 − 0,564. 𝑇
5) Menghitung kedalaman penguapan (En)
𝑅𝑛
𝐸𝑛 = 𝜌𝑤.𝐿𝑣

B. Menghitung Evaporasi (E)


𝐸 = 0,35(0,5 + 0,54 𝑢)(𝐸𝑠 − 𝐸𝑑)
C. Mencari β
β = Δ/γ yang merupakan fungsi temperatur, sehingga nilai β akan ditemukan
bila temperatur diketahui.
D. Mencari Evapotranspirasi (Et)
Penman menggabungkan metode transfer massa dan metode neraca energi
untuk menghitung evaporasi. Selanjutnya evapotranspirasi diperoleh dengan
mengalikan nilai evaporasi dengan suatu konstanta empiris.
𝛽 𝐸𝑛+𝐸
𝐸𝑡 = 𝛽+1
1. Jelaskan simbol pembacaan?
Jawaban:

2. Jelaskan cara mengukur Infiltrometer?


Jawaban:
Cara pengukuran infiltrasi menggunakan double ring infiltrometer, ialah
sebagai berikut:
1. Double ring dimasukkan ke dalam tanah sampai sedalam separuh tinggi alat,
dengan kedudukan diusahakan tegak lurus serta tanah dalam silinder dijaga
jangan sampai rusak atau pecah.
2. Untuk menghindari kerusakan struktur tanah dalam silinder, maka sebelum
dituangkan air terlebih dahulu permukaan tanah ditutup plastik, baru
kemudian dituangkan diatas plastik tersebut.
3. Sebelum penuangan air pada silinder tengah, maka silinder luar sebaiknya
diisi air terlebih dahulu supaya perembesan ke arah luar terkurangi, ring
tengah harus selalu terisi air saat pengamatan.
4. Setelah diisikan ke dalam ring tengah dengan cepat plastik ditarik dan
ditambah air sampai ketinggian tertentu lalu dibaca skala penurunan air setiap
15 menit sampai penurunan air dalam silinder konstan.
5. Hal tersebut dilakukan juga terhadap titik-titik pengukuran infiltrasi lainnya.
Cara pengukuran single ring infiltrometer, ialah sebagai berikut:
1. Single ring yang merupakan silinder tengah dari double ring dimasukkan ke
dalam tanah sampai sedalam separuh tinggi alat, dengan kedudukan
diusahakan tegak lurus serta tanah dalam silinder dijaga jangan sampai rusak
atau pecah. Pengukuran kapasitas infiltrasi dengan metode ini dilakukan pada
jarak 1-2 m dari lokasi pengukuran menggunakan metode double ring.
2. Untuk menghindari kerusakan struktur tanah dalam silinder, maka sebelum
dituangkan air terlebih dahulu permukaan tanah ditutup plastik, baru
kemudian dituangkan diatas plastik tersebut.
3. Setelah diisikan air, dengan cepat plastik ditarik dan ditambah air sampai
ketinggian tertentu lalu dibaca skala penurunan air setiap 15 menit sampai
penurunan air dalam silinder konstan.
4. Hal tersebut dilakukan juga terhadap titik-titik pengukuran infiltrasi lainnya.

3. Jelaskan formula empiris untuk mengukur Infiltrometer?


Jawaban:
Laju infiltrasi dipengaruhi oleh tekstur dan struktur, kelengasan tanah, kadar
materi tersuspensi dalam air juga waktu. Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air
pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu. Laju
infiltrasi pada umumnya menggunakan rumus model Horton
𝑓 = 𝑓𝑐 + (𝑓𝑜 − 𝑓𝑐)𝑒 −𝑘𝑡
Dimana:
f = laju infiltrasi nyata (cm/h)
fc = laju infiltrasi tetap (cm/h)
fo = laju infiltrasi awal (cm/h)
k = konstanta geofisik
t = waktu terhitung mulainya hujan/ masuknya air (menit)

Anda mungkin juga menyukai