Multiple Sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf
pusat otak dan sumsum tulang belakang. Multiple Sclerosis terjadi akibat sistem kekebalan tubuh (sistem imun) keliru menganggap sel-sel sehat dalam tubuh anda sebagai ancaman berbahaya, sehingga berbalik menyerangnya. Serangan balik dari sistem imun ini menyebabkan selaput pelindung saraf otak (myelin) rusak atau meradang. Akibatnya, sinyal informasi antara otak dan tubuh jadi terganggu sehingga membuat pengidapnya tidak mampu mengendalikan gerakan tubuh. Multiple Sclerosis menyebabkan gangguan pada sistem saraf otak yang membatasi kemampuan gerak tubuh. Multiple Sclerosis menyebabkan kelemahan otot ringan, kelelahan, dan kesulitan menggerakkan anggota badan.
Pengertian Multiple Sclerosis menurut para ahli adalah sebagai berikut :
1. Multipel Sclerosis adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan
respon imun yang di mediasi sel dan respon imun humoral dengan antibodi dan sel T yang diaktivasi, yang keduanya diproduksi melawan antigen sendiri. (Elizabeth J Corwin ; hal :263) 2. Multipel Sclerosis merupakan gangguan yang dalam bentuk paling khasnya ditandai oleh lesi pada SSP yang terpisah dalam hal waktu dan lokasi. (Lionel Ginsberg ; hal143) 3. Multiple Sklerosis merupakan keadaan kronis, penyakit sistem saraf pusat degeratif di karakteristikan oleh adanya bercak kecil demielinasi pada otak kecildan medulla spinalis. Demielinasi menunjukkan kerusakan myelin, adanya material lunak dan protein di sekitar. (Bunner & Suddarth ; hal: 2182)
B. Hubungan Penyakit Multiple Sclerosis dengan Okupasi Terapi
Multiple Sclerosis tidak dapat disembuhkan, tapi bisa dikendalikan
gejalanya dengan perawatan rutin guna memperlambat perkembangan penyakit. Salah satunya dengan perawatan Terapi Okupasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan rawat diri penderita dan mengupayakan penderita mampu melakukan aktivitas harian secara mandiri. Tahap ini bisa dimulai jika penderita sudah mampu melakukan beberapa gerakan-gerakan aktif seperti berjalan perlahan (meski masih memakai alat bantu), memegang, dan lain- lain. Keluarga perlu mendukung untuk menciptakan lingkungan yang ramah untuk ruang gerak pasien Multiple Sclerosis. Di samping itu, perawatan untuk mengurangi stres diyakini bisa meningkatkan fungsi sel-sel otak – misalnya dengan melakukan latihan relaksasi seperti meditasi atau teknik pernapasan dalam. Latihan fisik juga menjadi bagian program Okupasi. Pasien yang menderita penyakit Multiple Sclerosis perlu tetap aktif. Para pasien akan dilatih untuk mempertahankan gerakan sendi, kekuatan otot, fleksibilitas, dan postur dengan cara yang aman dan tidak menghabiskan seluruh energinya.
Di samping itu, Terapi Okupasi juga ditujukan untuk membantu pasien
memakai alat bantu misalnya walker, gips, penyangga, kursi roda, dan lainnya. Di sini peran Terapis Okupasi penting untuk menemukan beragam perlengkapan untuk memudahkan pasien melakukan aktivitas. Misalnya penggunaan sikat gigi elektrik, kebyboard khusus, kursi roda listrik, keyboard khusus, atau mobil khusus untuk pasien lumpuh, dan sebagainya. Hadirnya kemajuan teknologi banyak membantu para pasien untuk memiliki peralatan yang memudahkan mereka melakukan aktivitas.