Anda di halaman 1dari 28

TOPIK DAN KERANGKA

KARANGAN

Adinda Silvia Setiani (P27228018002)


Ernawati Fatimah (P27228018014)
Indah Putri Septiyani (P27228018024)
Taufiq Akbar Faiza (P27228018049)
Virginia Buana Pramesthi (P27228018053)
TOPIK DAN KERANGKA KARANGAN
• Topik dan Judul
Topik berarti ‘pokok pembicaraan, pokok permasalahan, atau
masalah yang dibicarakan,’ Topik karangan adalah suatu hal yang
akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan
jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? Atau
Hendak menulis tentang apa?
Judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik.
Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
• Contoh topik dan judul
Topik Judul
1. Pertandingan Sepak Bola 1a. PSMS dan Persib akan
PSMS Melawan Persib Menggoyang Stadion Senayan
1b. Ini Dia, Dua Musuh
Bebuyutan (PSMS vs Persib)
Adu Kekuatan di Senayan

2. Putus Sekolah 2a. Kiat Menekan Tingginya


Angka Putus Sekolah
2b. Masalah Tingginya Angka
Putus Sekolah, PR bagi Ahli
Pendidikan
Untuk mempersempit pokok pembicaraan ada cara yang lazim
dilakukan :
1. Memecah pokok pembicaraan menjadi bagian-bagian yang
makin kecil yang disebut subtopik.
2. Menulis pokok umum dan membuat daftar aspek khusus
apa saja dari pokok itu secara berurutan ke bawah.
3. Mengajukan lima pertanyaan berikut mengenai pokok
pembicaraan : apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana.
Pokok pembicaraan ditulis di atas, kemudia dibawahnya
disediakan kolom-kolom untuk menjawab kelima pertanyaan
itu. Dengan cara itu akan memperoleh satu aspek untuk
diangkat menjadi pokok permasalahan yang akan ditulis.
Cara kesatu dan kedua dapat divisualisasikan dengan membuat
gambar piramid terbalik seperti contoh di bawah ini

Olah Raga
Sepak bola

Liga inggris

Klub chelsea

………
Kedudukan subtopik Klub Chelsea dapat ditingkatkan menjadi
topik. Dari topik baru itu dapat diturunkan subtopik yang baru
juga.

Klub Chelsea
Pelatih

Pemilihan
Pemain

Strategi
Permainan
Cara ketiga dapat dilakukan dengan mengajukan lima pertanyaan
berikut mengenai pokok pembicaraan : apa, siapa, di mana, kapan, dan
bagaimana. Pokok pembicaraan ditulis di atas, lalu dibawahnya
disediakan kolom-kolom untuk menjawab kelima pertanyaan itu.
Dengan cara itu akan diperoleh satu aspek untuk diangkat menjadi
pokok permasalahan yang akan ditulis.

Contoh berikut ini adalah hasil cara pertama dan cara kedua
mempersempit atau membatasi topik supaya lebih spesifik dari topik
sebelumnya (model piramid terbalik)
a) Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus daripada dunia;
Jakarta lebih terbatas daripada Pulau Jawa. Topik “Pulau Jawa
Sebelum Indonesia Merdeka” dapat dipersempit lagi menjadi “
Jakarta Sebelum Indonesia Merdeka”.
b) Menurut waktu/periode/zaman: “Kebudayaan Indonesia” dapat
dikhususkan menjadi “Seni Tari Jawa Modern”.
c) Menurut hubungan sebab-akibat: “Dekadensi Moral di
KalanganMuda-mudi” dapat dikhususkan menjadi “Pokok
Pangkal Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Muda-mudi”.
d) Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik,
sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, keseniab, ... Dan
sebagainya. Karangan tentang “Usaha-usaha Pemerintah dalam
Bidang Ekonomi” dapat diperkhususkan lagi menjadi
“Kebijaksanaan Deregulasi di bidang Ekonomi pada Era
Reformasi”.
b) Menurut aspek khusus-umum/individual-kolektif:
“Pengaruh Siaran Televisi terhadap Masyarakat Jawa Timur”
dapat dipersempit menjadi “Pengaruh Siaran Televisi
terhadap Kaum Tani di Jawa Timur”.
c) Menurut objek material dan objek formal. Objek material
ialah bahan yang dibicarakan; objek formal ialah sudut dari
mana bahan itu akan kita tinjau, misalnya “Perekonomian
Indonesia (objek material) Ditinjau dari Sudut Mekanisme
Pasar (objek formal)”. ”Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut
Pembentukan Kader-kader Baru”, ”Keluarga Berencana
Ditinjau dari Segi Agama”.
Kerangka (Outline) Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang


pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi utama kerangka
karangan adalah mengatur hubungan antara gagasn-gagasan
yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat
melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan
karangannya. Dengan cara ini pengarang dapat mengadakan
penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print
atau cetak biru pembangunan gedung)
Kerangka karangan mengandung rencana kerja menyusun
karangan. Kerangka akan mengarahkan penulis menggarap
karangan secara teratur. Kerangka juga akan membantu
penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-
menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna.
Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana,
tetapi dapat juga mendetail. Kerangka karangan yang belum final
disebut outline sementara, sedangkan kerangka yang sudah
tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus
dijalani, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi,
mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan
gagasan itula yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Jadi di
dalam kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan.
Secara terinci kerangka karangan dapat membantu
pengarang /penulis dalam hal-hal sebagai berikut.
a) Kerangka karangan akan mempermudah pengarang
menuliskan karangannya dan dapat mencegah pengarang
mengolah suatu ide sampai dua kali, serta mencegah
pengarang keluar dari sasaran yang sudah ditetapkan.
b) Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur
atau menempatkan klimaks yang berbeda-beda di dalam
karangannya.
c) Bila kerangka karangan telah rapi tersusun, berarti separuh
karangan sudah “selesai” karena semua ide sudah dikumpul,
dirinci, dan diruntun dengan teratur. Pengarang tinggal
menyusun kalimat-kalimatnya saja untuk
“menyembunyikan”gagasannya.
d) Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan
karangan. Melalui kerangka karangan, pembaca dapat
melihat intisari ide serta struktur karangan.
1. Bentuk Kerangka Karangan
Kerangka karangan ada dua macam, yaitu kerangka topik dan
kerangka kalimat. Dalam praktik pemakaian, kerangka yang
dibanyak dipakai adalah kerangka topik. Kerangka topik terdiri
atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda-tanda yang
sudah lazim untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda
baca akhir (titik) tidak diperlukan karena tidak dipakainya
kalimat lengkap.
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi, berupa kalimat
lengkap. Pemakaian kalimat lengkap menunjukan diperlukannya
pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut dalam
kerangka topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap
kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan subbab.
Kerangka kalimat banyak dipakai pada poses outline. Bila outline
telah selesai, kerangka kalimat itu dapat dipadatkan menjadi
kerangka topik, demi kepraktisan.
• Kerangka dapat dibentuk dengan sistem tanda atau kode
tertentu. Hubungan diantara gagasan yang ditunjukan oleh
kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang ditunjukkan
oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode dan angka.
Ada juga kerangka yang hanya menggunakan huruf arab, jika
karangannya singkat.

Gabungan angka dan huruf Angka arab (digit)

I................................................... 1....................................................
A............................................... 1.1. ...............................................
1........................................... .1.2................................................
a....................................... .
1.2.1..............................................
.
• Agar karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi- bagi
gagasan.kaidah pembagian yang perlu diingat adalah segala
sesuatu yang terdapat di bawah suatu tanda harus
berhubungan langsung dan takluk kepada yang
membawahkannya. Tanda - tanda yang dipakai harus ada
pasangannya,minimal satu.

Benar Salah

I. ................................................ I. .................................................
II. ............................................... A. .............................................
A. .......................................... II. ................................................
1. .......................................
2. ....................................... A. .............................................
III. ...............................................
Contoh pengkodean kerangka topik :
Gabungan Angka dan Huruf Angka Arab (digit)
II. SEBAB-SEBAB KERESAHAN II. SEBAB-SEBAB KERESAHAN
BURUH BURUH
A. Finansial 2.1 Finansial
1. Gaji Pokok 2.1.1 Gaji Pokok
A. Buruh Terampil 2.1.1.1 Buruh Terampil
B. Buruh Kasar 2.1.1.2 Buruh Kasar
2. Perumahan 2.1.2 Perumahan
A. Buruh yang Sudah 2.1.2.1 Buruh yang Sudah
Berkeluarga Berkeluarga
B. Buruh yang Belum 2.1.2.1 Buruh yang Belum
Berkeluarga Berkeluarga
Pola penyusunan kerangka karangan

Ada pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun


kerangka karangan, yaitu :
• Pola alamiah : karena penyusunan unit - unit bab dan sub
bab dalam kerangka pola alamiah dapat dibagi dua yaitu
urutan ruang dan urutan waktu.
A. Urutan Ruang: urutan ruang digunakan untuk
mendeskripsikan suatu tempat atau ruang.
Contoh kerangka karangan yang memakai urutan
ruang :
• Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Jawa
A. Banjir di Jawa Barat
1. Daerah Ciamis
2. Daerah Garut
B. Banjir di Jawa Tengah
1. Daerah Semarang
2. Daerah Pekalongan
B. Urutan Waktu

• Urutan waktu dipakai untuk menarasikan (menceritakan)


suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri maupun
yang merupakan rangkaian peristiwa.
• Kerangka karangan tentang sejarah pastilah memakai urutan
waktu.
• Urutan waktu dapat divariasikan dengan susunan terbalik agar
tidak membosankan.
Contoh kerangka karangan yang memakai urutan
waktu :
• Topik : Riwayat Hidup Rabindranath Tagore
1. Jatidiri Rabindranath Tagore
2. Pendidikan Rabindranath Tagore
3. Karier Rabindranath Tagore
4. Akhir Hidup Rabindranath Tagore

Berdasarkan kerangka di samping dapat dibuatkan


karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; dapat
diperluas menjadi empat alinea; bahkan dapat diperluas
menjadi satu buku yang terdiri atas empat bab.
Contoh Kerangka Singkat terdiri satu alenia :
Rabindranath Tagore, pujangga tanah Hindustan
lahir pada tanggal 7 Mai 1861. Ia putra keluarga
brahmin, pencinta seni, taat beragama, pemburu
masyarakat, dan kaya. Tahun 1877 ia belajar ilmu
hukum ke Inggris, tetapi segera kembali ke India untuk
mengurusi tanah ayahnya serta terjun dalam
pergerakan sosial, di samping menulis nyayian, sajak,
cerpen, dan drama. Tahun 1913 ia mendapat Hadiah
Nobel di bidang kesusasteraan atas karyanya Gitanjali.
Setelah usianya mencapai delapan puluh tahun,
tepatnya pada tanggal 7 Agustus 1941, beliau
meninggal dunia.
Pola Logis
Pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir
manusia. Pendekatannya berbeda-beda bergantung pada
sudut pandang dan tanggapan penulis terhadap topik yang
akan ditulis.

Macam-macam urutan logis :


• Klimaks-antiklimaks
• Sebab-akibat
• Pemecahan masalah
• Umum-khusus
Contoh kerangka karangan Urutan Klimaks

• Topik : Kejatuhan Soeharto


I. Praktik KKN Merajalela
II. Keresahan di Tengah Masyarakat
III. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
IV. Tuntutan Reformasi Menggema
V. Kejatuhan yang Tragis
Contoh kerangka karangan Urutan Sebab-Akibat

• Topik : Pemungkiman Tanah Tinggi Terbakar


I. Kebakaran di Tanah Tinggi Terbakar
II. Penyebab Kebakaran
III. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan
Pemerintah
IV. Rencana Rehabilitasi Fisik
Contoh kerangka karangan Urutan Pemecahan
Masalah :
• Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ecstasy
2.1 Pengaruh Ecstasy terhadap Syasraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap Masyarakat
2.2.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.2.2 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Simpulan dan Saran.
Contoh kerangka karangan Urutan Umum-Khusus:

• Topik : Komunikasi Lisan


I. Komunikasi dan Bahasa
II. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
A. Kemampuan Kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
B. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
III. Praktik Komunikasi Lisan…
IV. ….
Langkah-Langkah Menulis Karangan :

1. Pemilihan Topik, pilih pokok bahasan tertentu dan tentukan


ruang lingkupnya.
2. Perumusan Tema, tetapkan sasaran dan target, serta
rumusan pokok pikiran anda.
3. Pembuatan Outline, sesuaikan bentuk dan jenis karangan
dengan metode penelitian.
4. Pengumpulan Data, laksanakan penelitian kepustakaan dan
atau penelitian lapangan.
5. Penulisan Draft, klasifikasikan data, lalu susun menjadi
wacana.
Langkah-Langkah Menulis Karangan :

6. Peyuntingan Wacana, suntinglah kaidah


bahasa, diksi, kalimat, dan alinea.
7. Penulisan Akhir.

Anda mungkin juga menyukai