Anda di halaman 1dari 4

Fungsi dari cairan antiseptik

a. Merusak DNA
Antiseptik merupakan bahan kimia reaktif DNA yang bekerja dengan cara
memecah untai DNA tunggal/ ganda.
b. Denaturasi Protein
Protein terdapat didalam bentuk yang ditentukan dengan ikatan disulfida
kovalen intramolekul dan sejumlah ikatan nonkovalenseperti ikatan ionik,
hidrofobik, dan hidrogen, bentuk ini disebut struktur tersier protein, yang
mudah terganggu oleh agen kimia, menyebabkan protein tidak dapat
berfungsi.
c. Kerusakan Membran atau Dinding Sel
Membran sel memungkinkan beberapa zat terlarut untuk melewatinya dan
menahan zat lainnya, maka kerusakan pada membran sel mencegah membran
berfungsi dengan normal sehingga akan membunuh atau menghambat sel.
Dinding sel sebagi struktur pembentuk sel, melindungi sel terhadap lisis, maaka
kerusakan ini menyebabkan sel menjadi lisis.
d. Pembuangan Gugus Sulfhidril Bebas
Proses ini dapat menyebabkan terganggunya metabolit protein enzim.
e. Antagonisme Kimia
Gangguan suatu agen kimia terhadap reaksi normal antara enzim spesifik dan
substratnya yang dikenal antagonisme kimia. Antagonisme ini bekerja dengan
cara bergabung dengan beberapa bagian dari holoenzim, sehingga mencegah
perlekatan substrat normal.

Jenis-jenis cairan antiseptic

Berdasarkan sifat kimia, antiseptik digolongkan dalam golongan fenol, alcohol, aldehid
asam, halogen, peroksidan, dan logam berat.

1) Golongan fenol

Yang termasuk golongan fenol ini adalah fenol, timol, resorsinol, dan
heksaklorofen.

i. Fenol merupakan zat pembaku daya antiseptic obat lain sehingga daya
antiseptic dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptic
yang kuat. Dalam kadar 0,01-1 % fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6
% bersifat bakterisid yang dapat mengadakan koagulasi protein. Ikatan
fenol dengan protein mudah lepas sehingga fenol dapat berpenetrasi ke
dalam kulit utuh. Larutan 1,3 % bersifat fungisid, berguna untuk sterilisasi
ekskreta dan alat kedokteran. Dalam toksikolofi senyawa ini penting,
karena sering digunakan pada percobaan bunuh diri. Terhadap mukosa
saluran cerna dan mulut, bahan ini bersifat kaustik dan korosif. Pengobatan
intoksikasi fenol adalah segera melakukan bilas lambung dan pemberian
demulsen.
ii. Timol mempunyai koefisien fenol 30 bersifat bakterisid, antelmintik, dan
fungisid, terutama efektif untuk infeksi jamur. Sediaan timol terdapat
dalam bentuk tingtur (larutan dalam alcohol) 1 % dan salep 10 %
iii. Resorsinol mempunyai sifat mirip fenol, berefek bekterisid dan fungisid.
Dalam klinik digunakan untuk mengobati infeksi jamur di kulit, eksim,
psoriasis, dan dermatitis seboroik. Resorsinol bersifat keratolitik dan iritan
ringan.

iv. Heksaklorofen adalah senyawa bisfenol yang mengandung klor.


Heksaklorofen kadar rendah dapat mengganggu transport electron kuman
dan menghambat enzim yang terikat pada membrane. Konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan pecahnya membrane kuman. Heksaklorofen lebih
aktif terhadap kuman Gram-positif dari pada Gram-negatif, efek
bakteriostatiknya tinggi tetapi dibutuhkan waktu kontak yang cukup,
hampir tidak efektif terhadap spora. Penggunaan obat ini secara
berulangkali dapat menimbulkan superinfeksi kuman Gram negative.
Nanah dan serum menurunkan aktivitas heksaklorofen. Heksaklorofen
digunakan untuk membersihkan kulit sebelum pembedahan.
Heksaklorofen terdapat dalam bentuk emulsi, larutan dan sponge 3 %.

2) Golongan alcohol
i. Etanol 70 % berpotensi antiseptic yang optimal. Bila kadar alcohol
ditinggikan akan menyebabkan presipitasi protein dan tidak efektif sebagai
antiseptic karena spora tidak dimatikan.
ii. Glikol dipakai untuk membunuh kuman penyebab penyakit yang
ditularkan melalui udara. Bakteri ditularkan melalui udara dalam titik-titik
air yang halus, uap glikol akan larut dalam titik-titik air dan mematikan
bakteri tersebut.

3) Golongan aldehid

Prototip golongan ini adalah formaldehid. Larutan formalin 1 % bersifat


bakterisid tetapi perlu kontak lama. Formaldehid efektif terhadap kuman,
jamur dan virus tetapi kerjanya lambat. Dalam kadar 0,5 % diperlukan waktu
6-12 jam untuk membunuh kuman, dan 2-4 hari untuk membunuh spora;
bahkan dalam kadar 8 % diperlkan waktu 18 jam untuk membunuh spora.
Formalin ialah larutan gas formaldehid 37 % dalam air. Glutaraldehid sebagai
bahan sterilisasi lebih baik dari foremaldehid karena bau dan sifat iritannya
kurang dibanding formaldehid.

4) Golongan halogen
i. Klorheksidin ialah suatu bisbisguanid,mempunyai aktivitas antiseptic yang
cukup kuat. Obat ini merupakan salah satu antiseptic pada opersai
terutama kedokteran gigi. Obat ini bersifat bakteriostatik unutk kuman
Gram-positif maupun Gram-negatif yang resisten.
ii. Yodium ialah suatu zat yang bersifat bakteriostatik non selektif. Sediaan
yang mengandung zat ini adalah yodium tingtur dan lugol. Dalam klinik
yoium dipakai untuk desinfektan kulit pada pembedahan. Segera sesudah
itu kulit harus dibersihkan dengan alcohol 70 % bila tidak akan terjadi
deskuamasi. Juga dipakai sebagai fungisid dan mengobati luka lecet.
iii. Povidon Yodium ialah suatu iodofor, suatu kompleks yodium dengan
polivinil pirolidon. Obat ini di klinik digunakan sebagai pengganti
merkurokrom dan yodium tingtur karena tidak iritatif. Tersedia sebagai
berbagai obat topical yaitu salep 10 %, larutan 10 % shampoo dan obat
kumur (1 %). Sebagai pencuci tangan sebelum operasi larutan 10 % dapat
mengurangi populasi kuman sampai 85 % efektif untuk 1 jam dan kembali
ke populasi normal setelah 8 jam.
iv. Yodoform yaitu zat yang bila berkontak dengan tubuh akan melepaskan
yodium secara berangsur dan yodium inilah yang bersifat bakterisid.

5) Golongan peroksidan
i. Peroksidan adalah kelompok zat yang dapat melepaskan o2.
ii. Larutan H2O2 3 % yang bersentuhan dengan tubuh terutama pada jaringan
yang terluka akan melepasakan O2. H2O2 juga berguna sebagai bahan
pencuci luka dan obat kumur.
iii. Kalium Permanganat akan melepaskan O2 jika bersentuhan dengan zat
organic. Zat ini bekerja sebagai iritan, deodorant, dan astringen. Dalam
klinik zat ini digunakan untuk kompres luka dan segala macam infeksi kulit,
sebagai antidotum pada intoksikasi bahan-bahan yang mudah teroksidasi,
irigasi kandung kemih yang terinfeksi dan pencuci perineum
pascapersalinan.
iv. Natrium Perborat dalam klinik dipakai sebagai obat kumur pada stomatitis,
glositis, dan gingivitis. Larutan 2 % digunakan untuk berkumur.
v. Kalium Perklorat dipakai sebagai obat kumur, terdapat dalam gargarisma
Khan, juga tidak boleh ditelan.

6) Logam berat dan Garamnya


i. Sublimat dipakai untuk mensterilkan alat kedokteran dan tangan sebelum
operasi. Sublimat bersifat bakterisid terhadap kuman yang tidak
membentuk spora.
ii. Senyawa Hg Organik memiliki masa kerja dan mula kerja yang lama.
Contoh obat ini adalah larutan 2 % merkurokrom (merbromin).
iii. Garam Perak dipakai sebagai astringen dan antiseptic. Larutan pekat
bersifat korosif dan dapat menimbulkan intoksikasi. 7

Daftar pustaka: (farmakologi dan terapi FK UI edisi 5)

Anda mungkin juga menyukai