2. Apa makna klinis keluhan BAB cair kurang lebih 4x/hari dalam 2 hari?
3. Mekanisme terjadinya BAB cair?
14. Epidemiologi?
15. Patogenesis?
a. Gangguan absorbsi
Yang disebabkan oleh malabsorbsi makanan,KKP,atau bayi berat badan lahir
rendah dan bayi baru lahir selain itu toxin dari rotavirus menghancurkan vili
sehingga fungsi absorbsinya terganggu dan terdapatnya makanan atau zat yang
tidak dapat diserap ke duanya menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus.Isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (mis: toxin akibat infeksi rotavirus,kuman pathogen
dan apatogen) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
klasifikasi diare
1) Klasifikasi menurut waktu :
Akut : Diare yang terjadi dalam waktu < 7 hari.
Prolonged : Diare yang terjadi dalam waktu antara 7 – 14 hari.
Kronik : diare yang terjadi dalam waktu > 14 hari.5
2) Klasifikasi diare akut menurut penyebab :
Diare sekresi, disebabkan oleh infeksi, hiperperistaltik usus, defisiensi
imun.
Diare osmotik, disebabkan oleh malabsorbsi, KKP dan BBLR.3,4
3) Klasifikasi diare kronik :
Diare persisten
Diare pritacted
Diare intraktabel
Diare prolonged
Diare kronik non spesifik5
Diberikan oralit, selang – seling dengan susu formula. Jika bayi telah
mendapat makanan tambahan (umur > 4 bln) untuk sementara dihentikan,
diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke 3.
*Dengan gizi jelek (BB < 7 kg), realimentasi sama dengan bayi
*Dengan gizi baik, realimentasi diberikan sbb:
Hari 1 : oralit dan bubur tanpa sayur serta pisang
Hari 2 : bubur dengan sayur
Hari 3 : makanan biasa.
3. Obat-obatan.
a. Zink
10 mg untuk usia < 6 bulan
20 g untuk usia > 6 bulan
b. Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg.
c. Antibiotik :
1. Kolera
§ Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 2 hari )
§ Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 3 hari )
2. Shigella : Trimetoprim 5-10mg/kg/hari
3. Sulfametoksasol 25-50mg/kg/hari Dibagi 2 dosis ( 5 hari )
4. Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hr , 4 dosis (5 hr )
5. Amebiasis : Metronidasol 30mg/kg/hr, 4 dosis ( 5-10 hari)
6. Giardiasis : Metronidasol 15mg/kg/hr, 4 dosis ( 5 hari )
19. Prognosis?
20. Edukasi?
21. Pencegahan?
1. Susu
2. Telur
3. Kacang Tanah
5. Ikan
6. Kerang
7. Kedelai
8. Gandum
Untuk susu, telur, kedelai dan gandum, bisa terjadi semakin si bayi dewasa, reaksi alergi
terhadap makanan ini akan hilang.
KOMPOSISI ASI
2. Aspek Imunologik
• ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
• Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A
tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat
zat besi di saluran pencernaan.
• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
• Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3
macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut
Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated
Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
• Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek Psikologik
• Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI
yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap
bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan
meningkatkan produksi ASI.
• Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
• Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas
karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
Mekanisme terjadinya alergi susu sapi
Makanan yang masuk ke saluran cerna akan diproses untuk diserap dan digunakan sebagai
sumber energi dan pertumbuhan sel. Dalam proses ini mekanisme pertahanan tubuh, berupa
mekanisme imunologik dan non-imunologik, berperan untuk mencegah masuknya antigen
asing ke dalam tubuh. Antigen asing yang masuk dapat berupa bakteri, virus, parasit, atau
protein makanan.9
PROGNOSIS
Bayi dengan alergi susu sapi memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami alergi
terhadap bahan makanan lain. Mereka juga memiliki risiko yang lebih besar untuk
mengalami asma atau bentuk alergi lainnya dalam usia selanjutnya. Untuk itu, bagi anak yang
mengalami alergi susu sapi, dianjurkan untuk menghindari makanan yang juga memiliki sifat
alergenitas tinggi, seperti kacang, ikan, atau makanan laut, sampai usia 3 tahun.4 Walaupun
demikian anak yang memiliki alergi susu sapi tak selalu alergi terhadap daging sapi atau bulu
sapi, bahkan penelitian yang telah dilakukan hanya mendapatkan angka kurang dari 10% dari
penderita alergi susu sapi yang mengalami reaksi terhadap daging sapi. 20. Di samping itu,
proses pemanasan maupun pengolahan juga akan semakin menurunkan sifat alegenitas
daging sapi ; karenanya daging sapi yang dimasak secara baik sangat jarang menimbulkan
masalah pada penderita protein susu sapi. 20
Dalam kaitannya dengan sifat alergi yang dimilikinya, berbagai penelitian telah
memperlihatkan pola hubungan berkesinambungan proses sensitisasi alergen dengan
perkembangan dan perjalanan alergi yang dikenal dengan nama allergic march, yaitu
perjalanan alamiah penyakit alergi. Secara klinis, allergic march terlihat berawal sebagai
alergi pada saluran cerna (umumnya berupa diare karena alergi susu sapi) yang akan
berkembang menjadi alergi pada lapisan kulit (dermatitis atopi) dan kemudian alergi pada
saluran napas (asma bronkial, rinitis alergi).
Mengetahui tanda-tanda dehidrasi adalah sangat penting karena kematian pasien diare adalah
karena dehidrasi.
Gelisah/rewel
Mata cekung
Air mata kurang
Haus (minum banyak)
Mulut dan bibir sedikit kering
Cubitan kulit perut kembali lambat
Tangan dan kaki hangat