TINJAUAN PUSTAKA
Dengan memperhatikan dua hal diatas, dalam perancangan tata ruang, perlu
dipikirkan
1. Spesifikasi arah angin dominan pada suatu lokasi dimana bangunan akan
didirikan
Pada kasus-kasus tertentu dapat terjadi, angin yang datang masuk ke ruangan
ternyata terlalu kencang, sehingga justru menimbulkan perasaan yang tidak
nyaman. Untuk mengatasi hal ini perlu dipikirkan dan diupayakan adanya semacam
louvre atau kisi-kisi yang dipasang pada lubang tersebut. Kisi-kisi tersebut
berfungsi sebagai sarana untuk membelokkan dan memperlambat kecepatan angin
yang masuk ruangan, sehingga ruangan bisa terasa nyaman. Menurut Brown
(1987:87) menyatakan bahwa dengan dipasangnya louvre atau kisi-kisi tersebut,
dapat mengurangi kecepatan angin dari 9-40 km/jam menjadi 5–7,5 km/jam.
Prinsip diatas harus diperhatikan dalam upaya perancangan tata ruang, sehingga
pembuangan udara kotor keluar ruangan dan suplai udara segar ke dalam ruangan
dapat terpenuhi.
2. Adanya pori-pori pada atap, aplikasinya pada susunan genting yang masih
mempunyai sela-sela.
Manfaat Ventilasi
Bukaan
Jendela
Kata jendela “Window” berasal dari Old Norse vindauga, asal kata vindr
"wind" dan auga "eye". Kata "Vindauga" masih digunakan di Icelandic, dialek
bangsa Norwegia yang digunakan untuk menyebut window. Kata window dikenal
pada awal abad 13, dimaksudkan kepada lubang tanpa kaca pada bagian dalam atap.
Secara historis “windows” dirancang dengan permukaan paralel pada dinding
vertikal bangunan. Rancangannya membolehkan cahaya matahari dan panas
menekan masuk kedalam bangunan. Rancangan umum kemiringannya kira-kira 45-
35 derajat dari sudut datangnya cahaya matahari.
Ukuran Jendela
Gambar 2. Tipe jendela dan Area Efektif yang Mengalirkan Udara
Jendela yang kecil secara tipikal menciptakan kutub yang berbeda dari
pencahayaan yang menghadirkan ruang dengan irama dari cahaya dan bayangan.
Jendela yang kecil mendefinisikan batasan antara bagian dalam dan bagian luar
yang mana ditekankan oleh kontras antara Massa dan Dinding dan daerah kecil dari
kaca. Apabila ukuran jendela ditambah akan bersesuaian dengan pengurangan
keduanya kontras cahaya dan bayangan dan batasan antara bagian dalam dan bagian
luar. Jendela yang kecil dapat digunakan untuk membingkai pemandangan tertentu
atau hubungan pada bagian luar, fokus perhatian pada tampilan lingkungan yang
spesial atau unik. Sebaliknya ukuran jendela yang besar menciptakan kekurangan
batasan diskriminasi antara bagian luar dan bagian dalam-hal itu memasukkan
lokasi dan landscape kepada interior.
Posisi Jendela
Posisi jendela pada dinding atau plafon berpengaruh bagaimana cahaya
akan didistribusikan dan hubungan apa yang akan terjadi dengan pekerjaan,
aktivitas dan pengalaman dalam ruang. Jendela rendah, sebagai contoh,
menyediakan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari pemantulan cahaya
dari tanah, yang mana dapat dilangsungkan kembali dari permukaan eksterior dan
lantai untuk membawa cahaya kedalam ruang (mengasumsikan bahwa warna-
cahaya permukaan digunakan dan lantai tidak dihalangi oleh objek). Posisi jendela
yang rendah, kesempatan yang terbaik untuk memberikan hubungan visual
langsung kepada lokasi dan landscape. Posisi jendela yang sedang sangat populer
untuk mengkombinasikan pemandangan, pemantulan cahaya, dan optimalisasi
lokasi untuk ventilasi dalam yang dekat dengan penghuni. Apabila tinggi jendela
ditambah, menjadi sangat privasi. Jendela yang tinggi menggantikan hubungan
visual dari bumi menuju langit, yang juga membolehkan cahaya untuk menekan
kedalam pada ruang. Harus lebih hati-hati dengan jendela yang tinggi karena
permukaan dibawah jendela mungkin keluar dari pembayangan, dapat menciptakan
kontras yang berlebihan antara jendela dan dinding
2.3 Kenyamanan Termal
2.3.1 Definisi Kenyamanan Termal
Kenyamanan termal merupakan kondisi dari pikiran manusia mengenai kepuasan
dengan lingkungan termal (Nugroho, 2011). Kenyamanan termal terkait dengan
bangunan dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang dapat memberikan kenyamanan
bagi penghuninya terhadap suhu dalam ruang bangunan (Karyono, 2001).
Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dimana manusia dapat merasakan
kenyamanan termal ketika tidak membutuhkan peningkatan ataupun penurunan suhu
dalam ruang (Mclntyre, 1980). Kenyamanan termal merupakan suatu keadaan adanya
kenyamanan terhadap kondisi termal pada sekitarnya, khususnya pada dalam ruang
bangunan (ASHRAE, 2009).
2.3.2 Faktor – faktor yang Menpengaruhi Kenyamanan Termal
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan termal, yaitu faktor
fisiologis ataupun pribadi dari manusia itu sendiri yang terdiri dari metabolism tubuh,
pakaian yang dikenakan, dan aktivitas yang dilakukan, kemudian faktor iklim yang
terdiri atas temperature udara, kelembaban udara, radiasi, dan kecepatan udara.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan termal diantaranya,
temperatur udara, kelembaban udara, kecepatan angin, insulasi pakaian, serta aktivitas.
a. Temperatur Udara
Temperatur udara merupakan salah satu faktor utama yang menentukan dalam
kenyamanan termal. Satuan yang digunakan untuk temperatur diantaranya, Celcius,
Reamur, Fahrenheit, dan Kelvin. Temperatur udara suatu daerah dengan daerah lain
memiliki temperature yang berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa
faktor diantaranya, ketinggian suatu tempat (dataran tinggi ataupun dataran rendah),
arus laut, lamanya penyinaran matahari, arah angina, awan, dan sudut datang sinar
matahari.
b. Kelembaban udara
Kelembaban udara merupakan kandungan uap air dalam udara, sedangkan
kelembaban relative merupakan raiso antara jumlah uap air dengan jumlah
maksimum uap air yang dapat ditampung di udara pada temperatur tertentu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kelembaban udara, yakni radiasi matahari,
tekanan udara, ketinggian tempat, suhu, kerapatan udara, dan angin.
c. Kecepatan Angin
Kecepatan angin adalah kecepatan aliran udara yang bergerak secara mendatar atau
horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kecepatan angin, antara lain berupa gradien barometris, tinggi lokasi,
lokasi, dan waktu.
d. Insulasi Pakaian
Salah satu cara manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar ialah
dengan cara berpakaian. Bahan dan jenis pakaian yang digunakan juga dapat
mempengaruhi kenyamanan termal. Contohnya, saat musim panas memakai pakaian
yang tipis dengan warna yang tidak gelap dan pakaian tebal pada musim dingin.
Pakaian juga berfungsi sebagai pelepasan suhu panas tubuh, sehingga merupaka
salah satu faktor yang penting dalam kenyamanan termal khususnya pada diri
manusia itu sendiri.
e. Aktivitas