TEKNOLOGI PENCAPAN I
Pencapan Zat Warna Reaktif Panas Dengan Kain Kapas Metode Steam Variasi Waktu
Steam Menggunakan Pengental 600 gram dan NaHCO3 10 gram
Grup : 3K3
2. Desiriana
BANDUNG
2018
1.1. Serat kapas
Kapas yang merupakan jenis serat selulosa. Penampang melintang dari serat
kapas tidak beraturan yaitu seperti ginjal. Bentuk penampang melintang seperti itu
membuat hasil pewarnaan pada permukaan jadi memiliki daya kilap yang kurang,
akan tetapi bentuk seperti itu memberikan daya penutup kain yang lebih besar.
Gugus hidroksil tersebut selain dapat menarik gugus hidroksil dari molekul
lainnya, juga dapat menarik gugus hidroksil air. Hal tersebut membuat serat yang
mengandung banyak gugus hidroksil akan mudah menyerap air sehingga serat
tersebut memiliki moisture regain yang tinggisekitar 7-8,5% umumnya lebih tahan
alkali tapi kurang tahan suasana asam atau oksidator sehingga dalam pengerjaan
proses pencapannya biasa dilakukan dalam suasana alkali atau netral. Namun
demikian dlam suasana alkali kuat suhu tinggi serat kapas dapat mengalami
kerusakan sehingga mengakibatkan penurunan kekuatan.
Serat kapas merupakan serat selulosa yang merupakan rantai polimer linier,
yang tersusun dari kondensasi β-glukosa yang dihubungkan oleh jembatan oksigen
pada posisi 1 dan 4.Molekul selulosa mempunyai satu gugus hidroksil primer dan
dua gugus hidroksil sekunder pada setiap unit glukosa.Gugus hiroksil merupakan
gugus fungsi yang berperan untuk mengedakan ikatan dengan zat warna naftol.
Morfologi serat kapas:
Air
Zat warna naftol As
Zat pendispersi
Etanol
NAOH keripik
Garam diazonium
Kain kapas
Teepol
Tapioka
2.2. Resep
Resep Pasta Cap garam diazonium (dibuat 150 gram/warna)
Garam diazonium. : 10 gram
Zat pendispersi. : 20 gram
CH3COOH : 100 gram
Tapioka. :650 gram
Air. : 279 gram
1000 gram
Resep Pad Naftol
Naftol As :15 g/L
Etanol. : 30 g/L
NaOH : 0,15,30,45,60 g/ L
WPU. : 70%
Suhu. : 30°C
Resep Pencucian
Teepol : 2 ml/L
Suhu : 90℃
Waktu : 10 menit
2.3. Prosedur Kerja
1. Persiapan alat dan bahan
2. Hitung kebutuhan zat dan pengental sesuai dengan resep lalu timbang
3. Bubuhkan pasta cap secukupnya pada screen yang sudah berpola
4. Ratakan dengan menggunakan rakel dengan penekanan tertentu secara merata
sekaligus
5. Keringkan kain yang sudah dicap pada suhu 100℃ selama 2 menit
6. Bungkus kain dengan kertas lalu masukkan kedalam pengukus lakukan dengan
variasi waktu steam
7. Lakukan proses pencucian dengan sebagai berikut: cuci dingin dengan air bilas
hingga tidak licin, lalu cuci dengan sabun panas (teepol dan Na2CO3), lalu cuci
panas dengan air panas, dan cuci dingin bilas kembali dengan air. Lalu
keringkan.
8. Setrika kain dengan alas kain tebal dan diatasnya terdapat kertas sehingga tidak
langsung mengenai kain hasil pencapan.
9. Lakukan proses evaluasi yaitu ketuaan warna secara visual dan
spektrofotometri, ketajaman motif, dan ketahanan luntur warna dengan cara
tahan gosok.
2.4. Perhitungan Resep
Resep Pasta Cap
10
Zat warna reaktif panas : × 50 = 0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000
20
Zat anti reduksi : 1000 × 50 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
100
Urea : 1000 × 50 = 5 𝑔𝑟𝑎𝑚
10
NaHCO3 : 1000 × 50 = 0,5 𝑔𝑟𝑎𝑚
600
Pengental : 1000 × 50 = 30 𝑔𝑟𝑎𝑚
260
Balance/air : 1000 × 50 = 13𝑚𝑙
Resep Pengental
8
Pengental sintetik : 100 × 50 = 4 𝑔𝑟𝑎𝑚
Resep Pencucian
1
Teepol : 1000 × 500 = 0,5 𝑚𝑙
2
Na2CO3 : 1000 × 500 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
III. DATA PENGAMATAN
10
0
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
Keterangan:
Kelompok 1 : Pengental 600 gram Na2CO3 10 gram
Kelompok 2 : Pengental 300 gram Na2CO3 10 gram
Kelompok 3 : Pengental 600 gram Na2CO3 20 gram
Kelompok 4 : Pengental 300 gram Na2CO3 20 gram
Kelompok 5 : Pengental 600 gram Na2CO3 30 gram
Kelompok 6 : Pengental 300 gram Na2CO3 30 gram
10
0
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6
V. KESIMPULAN
Pada proses pencapan zat warna reaktif dengan kain kapas menggunakan metode
steam variasi waktu steam, pengental 600 gram dan NaHCO3 10 gram dapat
disimpulkan bahwa:
Semakin lama waktu steam maka semakin tinggi ketuaan warna.
Semakin tinggi konsentrasi alkali maka semakin tinggi ketuaan warna.
Semakin tinggi viskositas maka semakin tinggi ketajaman warnanya.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Djufri, Rasjid, dkk, 1973. Teknologi Pengelantanga, Pencelupan dan
Pencapan. Institut Teknologi Tekstil, Bandung.
Lubis, Arifin, dkk. 1998. TeknologiPencapanTekstil. Sekolah Tinggi
TeknologiTekstil Bandung.
Purwanti, dkk, 1978. Pedoman Praktikum pencapan dan Penyempurnaan.
Institut Teknologi Tekstil Bandung.
Soeprijono, P dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Institut Teknologi Bandung.