Kelompok :3
Tugas :2
MAKALAH
TUGAS 2
DOSEN :
Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dengan judul Hakekat
Pendidikan Sebagai Mekanisme Peningkatan Mutu Kehidupan.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Landasan Ilmu
Pendidikan, Ibu Prof. Hj. Dr. Festiyed, M.S.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................................3
A. Tujuan Pendidikan........................................................................................3
B. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi.......................................................6
C. Pendidikan dan Pembangunan...................................................................11
D. Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Kehidupan.........................17
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................25
A. Matrik Tujuan Pendidikan...........................................................................25
B. Matrik Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi.........................................27
C. Matrik Pendidikan dan Pembangunan.......................................................29
D. Matrik Pendidikan sebagai Upaya Peningkatan Mutu Kehidupan.............31
BAB IV PENUTUP...................................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................36
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan ilmu pendidikan merupakan salah satu mata kuliah wajib
pascasarjana UNP pada semester 3. Mata kuliah landasan ilmu pendidikan ini
bertujuan untuk membuat dapat mengembangan model pembelajaran yang tepat
dengan memahami hakekat pendidikan sebagai mekanisme peningkatan mutu
kehidupan. Tujuan lain yang akan dicapai dalam mata kuliah ini yakni mahasiswa
memiliki keterampilan cakap, kritis, kreatif, kompeten, kompetitif dan berkarakter
yang konstektual dengan profesi guru.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dosen membuat silabus mengenai
mata kuliah landasan ilmu pendidikan. Mata kuliah ini terdiri dari 16 materi
pokok yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok. Pertemuan minggu
ketiga akan membahas mengenai hakekat pendidikan sebagai mekanisme
peningkatan mutu kehidupan menurut pandangan barat, indonesia dan agama
Islam. Tujuan yang ingin dicapai pada pokok pembahasan ini yakni diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan hakekat pendidikan sebagai mekanisme
peningkatan mutu kehidupan. Oleh karena itu, kami dari kelompok 3 akan
mencoba menjelaskan hakekat pendidikan sebagai mekanisme peningkatan mutu
kehidupan menurut pandangan barat, indonesia dan agama Islam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana tujuan pendidikan menurut pandangan barat, indonesia dan
agama Islam?
2. Bagaimana pendidikan dan pertumbuhan ekonomi menurut pandangan barat,
indonesia dan agama Islam?
3. Bagaimana pendidikan dan pembangunan menurut pandangan barat,
indonesia dan agama Islam?
1
2
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan, maka tujuan penulisan
makalah ini, yaitu :
1. Untuk menjelaskan tujuan pendidikan menurut pandangan barat, indonesia
dan agama Islam
2. Untuk menjelaskan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi menurut
pandangan barat, indonesia dan agama Islam
3. Untuk menjelaskan pendidikan dan pembangunan menurut pandangan barat,
indonesia dan agama Islam
4. Untuk menjelaskan pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan
menurut pandangan barat, indonesia dan agama Islam
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana hakikat pendidikan
sebagai mekanisme peningkatan mutu kehidupan.
2. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca,
khususnya untuk tenaga pendidik ke depannya.
3. Memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Landasan Ilmu
Pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tujuan Pendidikan
1. Menurut Pandangan Indonesia
Pada dasarnya, pendidikan di semua institusi dan tingkat pendidikan
mempunyai muara tujuan yang sama, yaitu ingin mengantarkan anak manusia
menjadi manusia paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas
dirinya sendiri dan lingkungannya. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, tujuan
pendidikan tersebut secara eksplisit dapat dilihat pada Undang-undang RI Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan undang-undang tersebut.
Dalam UU Sisdiknas tersebut dinyatakan bahwa,
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Secara umum tujuan pendidikan di Indonesia sudah mencakup tiga ranah
perkembangan manusia, yaitu perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Tiga ranah ini harus dikembangkan secara seimbang, optimal, dan integratif.
Seimbang artinya ketiga ranah tersebut dikembangkan dengan intensitas yang
sama, proporsional dan tidak berat sebelah. Optimal maksudnya dikembangkan
secara maksimal sesuai dengan potensinya. Integratif artinya pengembangan
ketiga ranah tersebut dilakukan secara terpadu. Dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa yang sejalan
dengan visi pendidikan nasional, Kemendiknas mempunyai visi 2025 untuk
menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan
Paripurna). Yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang
cerdas secara komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas
sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis
3
4
komunikasi, interaksi, dan koneks dalam tiga hal. Yaitu habl min Allah (hubungan
dengan Allah), habl min al-nas (hubungan dengan sesama manusia), dan habl min
al-alam (hubungan dengan alam) (Daulay. 2004: 153).
Undang No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap warga negara yang
berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Indikasi lain yang menjadi perhatian lebih untuk menjadikan pendidikan
sebagai basis perubahan dalam meningkatkan pembangunan, khususnya
pembangunan ekonomi adalah tingkat melek huruf dan angka partisipasi
pendidikan. Berdasarkan laporan dari Dirjen PLS tentang tingkat pemberantasan
buta aksara secara nasional di Indonesia telah mengalami penurunan tahun 2006
hingga menjadi sekitar 13 juta orang yang masih buta huruf. Oleh karena itu
rendahnya mutu pendidikan dan rendahnya partisipasi pendidikan merupakan
salah satu masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.
Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, seperti masalah sumber daya
manusia, diharapkan setahap demi setahap dilakukan upaya yang signifikan untuk
mengangkat sumberdaya manusia dengan keunggulan untuk menemukan dan
memakai teknologi bagi kemajuan bangsa Indonesia. Namun meskipun telah jelas
bahwa faktor manusia sangat menentukan dalam pembangunan tetapi pandangan
sementara kalangan terutama sektor swasta bahwa fasilitas fisiklah yang harus
menjadi prioritas utama untuk dikembangkan yang implikasinya pada
pemanfaatan sumberdaya manusia yang didatangkan dari luar negeri sehingga
sumberdaya manusia kita kalah bersaing. Dalam jangka pendek cara ini mungkin
ada benarnya. Tetapi dalam jangka panjang tentu sangat tidak relevan, apalagi
untuk sebuah usaha berskala besar karena bagaimanapun harga yang harus
dikeluarkan untuk upah ahli asing lebih besar dari ahli dalam negeri.
Swasta memang tidak sepenuhnya salah karena investasi di sektor manusia
merupakan investasi jangka panjang yang tidak bisa secara langsung diketahui
hasilnya. Bila dilihat dari besarnya investasi di bidang pendidikan, kondisi ini
tidak lebih baik dibandingkan dengan China, Filipina, Thailand dan Singapura.
Keadaan di Indonesia jauh lebih kecil. Dampak dari kesepakatan global dalam
bidang ekonomi sesuai dengan berbagai kesepakatan regional dan internasional
yang antara lain dikenal dengan AFTA, mengharuskan Indonesia pada suatu
situasi persaingan yang amat ketat. Dengan situasi demikian, daya saing
kompetitif produk/komoditi tidak mungkin dikembangkan jika tidak diimbangi
8
semakin tinggi produktivitas dan hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih
tinggi.
Dalam perkembangannya teori tersebut tidak sepenuhnya dijadikan acuan
pasti, seperti pada penentangan berbagai pihak pada tahun 70-an. Argumentasi
yang disampaikan adalah tingkat pendidikan tidak selalu sesuai dengan kualitas
pekerjaan, sehingga orang yang berpendidikan tinggi ataupun rendah tidak
berbeda produktivitasnya dalam menangani pekerjaan yang sama misalnya
seorang sarjana dengan lulusan SMA akan sama produktivitasnya jika
mengerjakan pekerjaan administrasi perkantoran. Bahkan perkembangan dunia
kerja saat ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja yang berkeahlian tinggi tidak
begitu dibutuhkan lagi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dan
proses produksi yang semakin dapat disederhanakan. Dengan demikian, orang
berpendidikan rendah tetapi mendapat pelatihan (waktu singkat) akan memiliki
produktivitas relatif sama dengan orang berpendidikan tinggi. Argumen ini
diformalkan dalam suatu teori yang dikenal dengan teori alokasi atau persaingan
status yang dicetuskan Lester Thurow (1974), John Meyer (1977) dan Randall
Collins (1979).
Teori yang saat ini cenderung dianut adalah new vision tentang
produktivitas yang dimulai pada akhir 1980-an dengan rintisan dari Paul Romer
maupun Robert Lucas, yang lebih menekankan aspek pembangunan sumberdaya
manusia. Karena modal manusia memiliki korelasional positif dengan
pertumbuhan ekonomi, maka pendidikan juga memiliki hubungan positif dengan
produktivitas atau pertumbuhan ekonomi baik secara mikro maupun makro.
Melalui pendidikan penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan dilakukan,
meskipun sebenarnya tidak hanya melalui pendidikan semata tetapi juga lewat
pengalaman dan penelitian, karena pada hakikatnya, pengetahuan yang sama
sekali tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia akan sia-sia dan
percuma.
Selanjutnya berdasarkan studi yang dilakukan Prof ekonomi dari Harvard
Dale Jorgenson et al. (1987) pada ekonomi Amerika Serikat dengan rentang
waktu 1948-79 misalnya menunjukkan bahwa 46 persen pertumbuhan ekonomi
10
pembangunan ekonomi dari beberapa ayat Al-quran dijelaskan dalam surat Hud
ayat 61:
Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan
memakmurkan dunia. Ayat ini mengandung dua makna yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi. Pertama makna al-wujub atau kewajiban umat manusia
untuk mengelola bumi sebagai lahan pertanian dan pembangunan (Ahmad, 1355H
3). Kedua ayat tersebut mengandung perintah Tuhan kepada umat manusia untuk
mebangun jagad raya (Muhammad Ibn, 1369 H: 9)
manusia ditempatkan sebagai pemanfaat akhir dari hasil pembangunan, dan dari
sisi produsen sebagai faktor input yang penting dalam proses produksi.
Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian
integral dari pengembangan SDM sebagai subjek sekaligus objek pembangunan.
Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang berkualitas
dan bukan menjadi beban pembangunan dan masyarakat, yaitu SDM yang
menjadi sumber kekuatan atau sumber penggerak (driving forces) bagi seluruh
proses pembangunan dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan
mesti berhubungan secara timbal balik dengan pembangunan di berbagai bidang
kehidupan (politik, ekonomi, sosial, budaya). Sehingga, pendidikan akan dapat
dimaknai sebagai suatu bentuk investasi SDM untuk menciptakan iklim yang
memungkinkan semua penduduk atau warga negara turut andil dalam
pembangunan dan mengembangkan diri mereka agar menjadi warga negara yang
produktif.
1. Menurut Pandangan Indonesia
Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia
yang damai, demokratis, berkeadilan dan berdaya saing maju dan sejahtera dalam
wadah negara kesatuan republik indonesia yang didukung oleh manusia yang
sehat, mandiri dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dari tujuan tersebut tercermin bahwa sebagai titik sentral pembangunan
adalah pemberdayaan sumber daya manusia, baik sebagai sasaran pembangunan
maupun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian, pembangunan
pendidikan merupakan salah satu aspek pendukung keberhasilan pembangunan
nasional. Berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
maka peranan pendidikan dalam pembangunan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi
lahir dan batin, dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilai-nilai
keagamaan sesuai dengan agama masing-masing dalam rangka meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi
tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan baik itu formal, maupun non-formal.
13
keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan salah satu bentuk kemitraan yang
perlu dikembangkan.
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Dalam hal ini pendidikan menjadi andalan utama dalam mewujudkan atau
menghasilkan profil manusia Indonesia menurut perspektif undang-undang sistem
pendidikan nasional yang telah dikemukakan di atas. Rumusan di atas
memberikan pengertian bahwa segala upaya pendidikan merupakan upaya
optimasi dengan memperhatikan sifat-sifat kemanusiaan secara integral sehingga
mampu menghasilkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi-kompetensi
manusiawi.
Manusia yang memiliki ciri-ciri kualitas seperti tersebut dalam Undang-
undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989 merupakan manusia yang
telah mencapai taraf manusiawi dan dalam rangka pemikiran di Indonesia
merupakan ciri kualitas manusia yang diharapkan mampu menghadapi perubahan
sosial dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat
dewasa ini. Oleh karena itu perhatian yang sangat mendasar dan akan mampu
menjawab tantangan dan peluang dimasa depan adalah kualitas sumber daya
manusia.
Sudarja Adiwikarta (1988:114), bahwa Pengalaman akan adanya
perubahan dalam tuntutan dan kondisi lingkungan yang semakin pesat itu
menyebabkan lahirnya pengakuan bahwa pendidikan orang dewasa dan mereka
yang tidak lagi mengikuti pendidikan formal itu bukan saja perlu melainkan
bahkan tak dapat diabaikan dan karenanya merupakan suatu keharusan.
Pengakuan tersebut telah menyebabkan lahirnya perubahan yang bersifat
mendasar dan revolusioner dalam dunia pendidikan yaitu 1) Pendidikan tidak lagi
dianggap hanya terbatas di sekolah dan perguruan tinggi saja, 2) Sejalan dengan
yang pertama tadi, masyarakat dituntut agar menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi mereka yang telah
meninggalkan lembaga pendidikan formal atau yang sama sekali tidak
memperolehnya; 3) Sistem pendidikan formal dituntut untuk mengadakan
reorganisasi sehingga memungkinkan lahirnya lulusan yang mampu belajar secara
mandiri, gemar akan belajar dan mau serta menggali sumber-sumber belajar yang
19
dalam pengembangan kapasitas birokrat kantoran antara lain visi, skills, incentive,
sumber daya, dan program.
Di bidang infrastruktur, pembangunan kapasitas pada level birokrat
kantoran, keberadaan operation room mutlak diperlukan. Pada operation room
saling tidak memiliki peta sekolah dan kualitasnya, peta guru, jumlah,
penyebaran, kesesuaian, dan kualifikasi pendidikannya dan data yang senantiasa
dimutakhirkan dari tahun ke tahun. Disamping itu diperlukan juga suatu system,
mekanisme dan dan prosedur pelatihan, pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian kepala sekolah dan pengawas. Berdasarkan data dan fakta yang
ada pada operation room bias dikembangkan berbagai scenario peningkatan mutu
sekolah, mutu kepala sekolah, mutu guru, di suatu daerah atau wilayah. Di
samping itu, dalam pembangunan kapasitas sekolah pada level birokrat kantoran
perlu dikaji dan ditentukan scenario bagaimana pemberdayaan guru,
pengembangan dan peningkatan kemampuan guru secara berkesinambungan
dilaksanakan. Dalam peningkatan mutu guru harus ditekankan pada
pemberdayaan dan pendinamisian KKG, MGMP, dan MKKS. Dinamisasi ini
ditujukan ubtuk dua hal, yaitu; a0 meningkatkan interaksi akademik antara guru
dan kepala sekolah, b) untuk mengembangkan kemampuan di kalangan guru
melalui refleksi secara sistematis atas apa yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar.
Dalam aspek pengembangan tenaga pendidikan ini pula birokrat kantoran
harus mempersiapkan rancangan pengadaan gueu, baik karena lingkaran proses
pensiun sudah mulai muncul maupun perluasan pelayanan pendidikan yang
semakin lebar, sehingga penambahan lembaga pendidikan baru tidak dapat
ditunda lagi. Peningkatan kemapuan profesioanalitas guru yang harus dimiliki
oleh guru ada emapat sasaran, yaitu; 1) kemampuan melaksanakan PBM secara
individual, 2) kemampuan melaksanakan PBM dan mengembangkan kurikulum
secara berkelompok, 3) kemampuan mengorganisir, memimpin, menjalin,
hubungan, dan memecahkan masalah secara individual dan, 4) kemampuan untuk
bekerjasama memajukan sekolah
b. Membangun kapasitas level sekolah
21
Artinya: Penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Manusia dianugerahi akal oleh Allah untuk berpikir dan mengamati, serta
menyelidiki rahasia-rahasia yang terkandung di dalam alam. Berpikir untuk
kemajuan masyarakat, berusaha memanfaatkan apa-apa yang telah diadakan dan
diciptakan Allah dengan menghasilkan karya-karya yang berguna bagi
masyarakat.
Umat Islam merupakan masyarakat yang tangguh, ulet dan tidak mengenal
menyerah dalam memperjuangkan apa yang diharapkan dan dicita-citakan.
Penyebabnya adalah karena umat Islam meyakini bahwa kewajiban berikhiktiar
itu harus dilakukan sebaik-baiknya, lalu tentang hasilnya mereka menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah. Allah lah yang menentukan segala sesuatunya, begitu
anggapan mereka. Itulah yang disebut tawakal (Al Maidah: 23).
Artinya: Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah)
yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan
melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu
akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman.
Selain itu Islam tidak membenarkan seseorang mementingkan diri sendiri
tanpa mau tahu kepentingan masyarakat umum. Justru kepentingan masyarakat itu
hendaklah didahulukan dari kepentingan pribadi atau golongan (Al Hasyer: 9).
Dengan begitu maka seorang muslim akan bertanggung jawab terhadap baik-
buruknya masyarakat, lalu berusaha agar menjadi berguna dan kemudian ikut
serta berpartisifasi secara aktif dalam setiap usaha yang baik untuk kesejahteraan
24
25
26
A. Kesimpulan
1. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam tujuan pendidikan
secara umum adalah untuk membentuk manusia menjadi lebih baik terutama
dalam segi sikap dan moral. Dari kertiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang paling utama dalam pendidikan adalah sikap. Karena sikap
menentukan bagaimana seseorang dapat hidup bersama manusia lainnya.
2. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam antara pendidikan dan
pertumbuhan ekonomi berbanding lurus. Artinya dengan pendidikan
seseorang yang lebih tinggi, menjadikan orang tersebut mendapat pekerjaan
yang lebih baik, sehingga pertumbuhan ekonomipun menjadi lebih baik.
3. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam pendidikan merupakan
investasi masa depan bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan kata lain, manusia belajar untuk memudahkan hidupnya suatu hari.
Misalnya manusia belajar mengenal teknologi sehingga pada masa sekarang
kita telah menikmati hasil investasi tersebut berupa gadget yang canggih yang
memudahkan manusia dalam berkomunikasi walaupun dari jarak yang jauh.
4. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam untuk meningkatkan
mutu kehidupan diperlukan peningkatan dalam mutu pendidikan. Pendidikan
yang bermutu akan menghasilkan SDM yang bermutu pula, sehingga negara
yang memiliki SDM berkualitas, kehidupannya akan berkualitas atau bermutu
pula
E. Saran
Jika dilihat dari hakikat manusia dan hakikat pendidikan itu sendiri, ada
baiknya kita mempelajari dan lebih memahami serta mendalami kajian dari
hakikat manusia dan hakikat pendidikan tersebut.
46
DAFTAR PUSTAKA
Ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhamad Ibnu Jarir. 1988. Jami‟u‟l-bayan „an Ta‟wil
ayi‟l-Quran, Beirut: Darul-Fikr.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsirul Maraghiy, Beirut: Darul Fkr,1871.
Al-Asqalani, Ahmad ibn A‟ly ibnu Hajar, Fathu‟l-Bari biSyarh Shahih‟l Bukhari,
Bairut Daru‟l –Maarif, tt.
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda Karya
Drijarkara. 1987. Percikan Filsafat, Semarang: Kanisius.
Freire, Paulo. 1985. Pendidikan Kaum Tertindas. LP3ES: Yogyakarta
Langgulung, Hasan. 2008. Azas-Azas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-
Husna.
Muhammmad Munir Mursyi. 1986. Al-Tarbiyat al-Islamiyyat: Ushuluha wa
Tathawwuruha fil Bilad al-Arab, Kahirat: Alam al-Kitab.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Press.
M. Quraish, Shihab. 1994. Wawasan Al- Quran, Bandung: Mizan.
Raharto, Aswantini. 1999. Pendidikan, Sumber Daya Manusia, dan
Pembangunan Berkelanjutan, (online), (http://www. puslitbang. go.id.
/pdf.doc.html, diakses 24 Oktober 2017).
Zuhairini. 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksa
47