Anda di halaman 1dari 50

Hari/Tanggal : Senin/ 17 September 2018

Kelompok :3

Tugas :2

MAKALAH

LANDASAN ILMU PENDIDIKAN

HAKIKAT PENDIDIKAN SEBAGAI MEKANISME PENINGKATAN


MUTU KEHIDUPAN

TUGAS 2

RAHIMA SYABRINA SARMI


17175023 / 2017
Pendidikan Fisika Kelas A

DOSEN :
Prof. Dr. Hj. Festiyed, M.S

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dengan judul Hakekat
Pendidikan Sebagai Mekanisme Peningkatan Mutu Kehidupan.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Landasan Ilmu
Pendidikan, Ibu Prof. Hj. Dr. Festiyed, M.S.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan........................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI................................................................................................3
A. Tujuan Pendidikan........................................................................................3
B. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi.......................................................6
C. Pendidikan dan Pembangunan...................................................................11
D. Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Kehidupan.........................17
BAB III PEMBAHASAN............................................................................................25
A. Matrik Tujuan Pendidikan...........................................................................25
B. Matrik Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi.........................................27
C. Matrik Pendidikan dan Pembangunan.......................................................29
D. Matrik Pendidikan sebagai Upaya Peningkatan Mutu Kehidupan.............31
BAB IV PENUTUP...................................................................................................35
A. Kesimpulan.................................................................................................35
B. Saran...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................36

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Landasan ilmu pendidikan merupakan salah satu mata kuliah wajib
pascasarjana UNP pada semester 3. Mata kuliah landasan ilmu pendidikan ini
bertujuan untuk membuat dapat mengembangan model pembelajaran yang tepat
dengan memahami hakekat pendidikan sebagai mekanisme peningkatan mutu
kehidupan. Tujuan lain yang akan dicapai dalam mata kuliah ini yakni mahasiswa
memiliki keterampilan cakap, kritis, kreatif, kompeten, kompetitif dan berkarakter
yang konstektual dengan profesi guru.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dosen membuat silabus mengenai
mata kuliah landasan ilmu pendidikan. Mata kuliah ini terdiri dari 16 materi
pokok yang akan dibahas oleh masing-masing kelompok. Pertemuan minggu
ketiga akan membahas mengenai hakekat pendidikan sebagai mekanisme
peningkatan mutu kehidupan menurut pandangan barat, indonesia dan agama
Islam. Tujuan yang ingin dicapai pada pokok pembahasan ini yakni diharapkan
mahasiswa dapat menjelaskan hakekat pendidikan sebagai mekanisme
peningkatan mutu kehidupan. Oleh karena itu, kami dari kelompok 3 akan
mencoba menjelaskan hakekat pendidikan sebagai mekanisme peningkatan mutu
kehidupan menurut pandangan barat, indonesia dan agama Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, maka
rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana tujuan pendidikan menurut pandangan barat, indonesia dan
agama Islam?
2. Bagaimana pendidikan dan pertumbuhan ekonomi menurut pandangan barat,
indonesia dan agama Islam?
3. Bagaimana pendidikan dan pembangunan menurut pandangan barat,
indonesia dan agama Islam?

1
2

4. Bagaimana pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan menurut


pandangan barat, indonesia dan agama Islam?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dituliskan, maka tujuan penulisan
makalah ini, yaitu :
1. Untuk menjelaskan tujuan pendidikan menurut pandangan barat, indonesia
dan agama Islam
2. Untuk menjelaskan pendidikan dan pertumbuhan ekonomi menurut
pandangan barat, indonesia dan agama Islam
3. Untuk menjelaskan pendidikan dan pembangunan menurut pandangan barat,
indonesia dan agama Islam
4. Untuk menjelaskan pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan
menurut pandangan barat, indonesia dan agama Islam

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :
1. Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana hakikat pendidikan
sebagai mekanisme peningkatan mutu kehidupan.
2. Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca,
khususnya untuk tenaga pendidik ke depannya.
3. Memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Landasan Ilmu
Pendidikan.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Tujuan Pendidikan
1. Menurut Pandangan Indonesia
Pada dasarnya, pendidikan di semua institusi dan tingkat pendidikan
mempunyai muara tujuan yang sama, yaitu ingin mengantarkan anak manusia
menjadi manusia paripurna yang mandiri dan dapat bertanggung jawab atas
dirinya sendiri dan lingkungannya. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, tujuan
pendidikan tersebut secara eksplisit dapat dilihat pada Undang-undang RI Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan
pemerintah yang berkaitan dengan undang-undang tersebut.
Dalam UU Sisdiknas tersebut dinyatakan bahwa,
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Secara umum tujuan pendidikan di Indonesia sudah mencakup tiga ranah
perkembangan manusia, yaitu perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Tiga ranah ini harus dikembangkan secara seimbang, optimal, dan integratif.
Seimbang artinya ketiga ranah tersebut dikembangkan dengan intensitas yang
sama, proporsional dan tidak berat sebelah. Optimal maksudnya dikembangkan
secara maksimal sesuai dengan potensinya. Integratif artinya pengembangan
ketiga ranah tersebut dilakukan secara terpadu. Dalam rangka mewujudkan tujuan
pendidikan nasional dan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa yang sejalan
dengan visi pendidikan nasional, Kemendiknas mempunyai visi 2025 untuk
menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan
Paripurna). Yang dimaksud dengan insan Indonesia cerdas adalah insan yang
cerdas secara komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas
sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis

3
4

2. Menurut Pandangan Barat


Tujuan pedidikan biasanya dirumuskan dalam bentuk tujuan akhir (ultimate
aims of education). Secara umum tujuan pendidikan ialah kematangan dan
integritas pribadi. Ada pula yang merumuskan dengan kata kesempurnaan
(perfection). Bagi kaum Naturalis, dengan tokohnya JJ. Rousseau, menyatakan
bahwa tujuan akhir pendidikan adalah self-realisasi potensi-potensi manusia
menjadi kenyataan di dalam tindakan yang nyata. Seperti dikatakan Rousseau : ...
education should aim to perfect the individual in all his powers ..., the education
is not to make a soldier, magistrate, or priest, but to make a man. (5: 114).
Maksudnya pendidikan harus bertujuan untuk menyempurnakan semua potensi
individu..., pendidikan bukan bertujuan untuk membina manusia menjadi prajurit,
seorang hakim, melainkan untuk membina seseorang menjadi manusia.

3. Menurut Pandangan Islam


Pendidikan dalam Islam pada hakikatnya terfokuskan pada tiga hal.
Pertama, terbentuknya insan kamil (manusia sempurna) yang mempunyai dimensi
qur’ani dalam hidupnya. Menurut Iqbal sebagaimana yang dikutip oleh Dawam
(1989: 26) kriteria insan kamil adalah manusia yang beriman yang di dalam
dirinya terdapat kekuatan, wawasan, perbuatan, dan kebijaksanaan dan
mempunyai sifat-sifat yang tercermin dalam pribadi Nabi berupa akhlak mulia.
Sedangkan menurut Ahmad (2005: 41) dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam
Perspektif Islam, manusia sempurna itu memiliki indikator jasmani yang sehat,
kuat, dan berketerampilan, cerdas serta pandai, dan rohani yang berkualitas tinggi.
Kedua, terciptanya insan kaffah yang memiliki dimensi-dimensi religius,
budaya, dan ilmiah. Dimensi religius, yaitu manusia merupakan makhluk yang
mengandung berbagai misteri dan tidak dapat direduksikan pada faktor-faktor
tertentu semata. Dengan demikian, manusia dapat dicegah untuk dijadikan angka,
ataupun robot yang diprogram, tetapi tetap mempertahankan kepribadian,
kebebasan akan martabatnya. Dimensi budaya, manusia merupakan makhluk etis
yang mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kelestarian dunia
seisinya. Dalam dimensi ini manusia mendapatkan dasar pendidikan untuk
mempertahankan keutuhan kepribadiannya dan mampu mencegah arus zaman
5

yang membawa kepada desintegrasi dan fragmentasi yang selalu mengancam


kehidupan manusia. Dimensi ilmiah, yaitu dimensi yang mendorong manusia
untuk selalu bersikap obyektif dan realistis dalam menghadapi tantangan zaman,
serta berbagai kehidupan manusia untuk bertingkah laku secara kritis dan rasional,
serta berusaha mengembangkan keterampilan dan kreatifitas berpikir (Muhammad
Tholhah, 1986: 43).
Ketiga, penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah, serta
sebagai warathah al-anbiy’ dan memberikan bekal yang memadai dalam rangka
pelaksanaan fungsi tersebut.
Fadhil al-Djamaly, sebagaimana yang dikutip oleh al-Syaibany, menjelaskan
bahwa pendidikan yang berbasis al-Qur’an memiliki empat tujuan utama.
Pertama, memperkenalkan kepada manusia akan posisinya di antara makhluk
Allah, memperkenalkan tanggung jawab individual kehidupannya. Kedua,
memperkenalkan kepada manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya
dalam rangka untuk dapat harmonis dalam suatu sistem sosial. Ketiga,
memperkenalkan kepada manusia akan Pencipta alam ini. Keempat,
memperkenalkan kepada manusia akan makhluk (alam), dan mengajaknya untuk
memahami hikmah penciptaannya, serta memungkinkan manusia untuk
memanfaatkannya (Omar, 1979: 419).
Pendidikan dalam persepektif al-Qur’an adalah pendidikan yang
menfokuskan diri pada pembinaan manusia secara pribadi dan kelompok sehingga
mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya guna
membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkanAllah. Jika hal ini
bisa terwujud maka umat Islam akan mampu mengaplikasikan ajaran Islam secara
komprehensif (Mahmud Sayyid Sultan, 1979: 53).
Jadi, tujuan pendidikan Islam yang bersumber pada al-Qur’an itu untuk
membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia
baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah, menumbuhsuburkan hubungan
harmonis setiap pribadi dengan Allah, manusia, dan alam semesta. Karenanya,
Dari segi pencapaian tujuannya, maka pendidikan dalam pandangan al-Qur’an itu
bertujuan pada terbentuknya umat Islam yang mampu dalam menjalin
6

komunikasi, interaksi, dan koneks dalam tiga hal. Yaitu habl min Allah (hubungan
dengan Allah), habl min al-nas (hubungan dengan sesama manusia), dan habl min
al-‘alam (hubungan dengan alam) (Daulay. 2004: 153).

B. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi


1. Menurut Pandangan Indonesia
Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan merupakan suatu faktor kebutuhan dasar untuk setiap manusia
sehingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, karena melalui pendidikan
upaya peningkatan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan
mempengaruhi secara penuh pertumbuhan ekonomi suatu Negara (daerah). Hal ini
bukan saja karena pendidikan akan berpengaruh terhadap produktivitas, tetapi
juga akan berpengaruh fertilitas masyarakat. Pendidikan dapat menjadikan sumber
daya manusia lebih cepat mengerti dan siap dalam menghadapi perubahan dan
pembangunan suatu Negara.
Hampir semua negara berkembang menghadapi masalah kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia yang diakibatkan oleh rendahnya mutu
pendidikan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya tingkat melek huruf yang rendah,
pemerataan pendidikan yang rendah, serta standar proses pendidikan yang relatif
kurang memenuhi syarat.
Di Indonesia, pendidikan masih belum mendapatkan tempat yang utama
sebagai prioritas program pembangunan nasional. Hal ini ditunjukkan dengan
jumlah anggaran pendidikan yang masih jauh dari amanat Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Padahal dalam UU tersebut,
telah mengamanatkan tentang besarnya anggaran pendidikan di berbagai level
pemerintahan minimal 20%. Selain itu Pemerintah mempunyai peran aktif dalam
rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar SDM yang dihasilkan dapat
menjadi sumber untuk pembangunan negara maupan daerah, dan salah satu usaha
pemerintah untuk memajukan pendidikan yaitu dengan mencanangkan program
wajib belajar sembilan tahun. Hal ini diatur dalam undang-undang, yaitu Undang-
7

Undang No. 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa setiap warga negara yang
berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
Indikasi lain yang menjadi perhatian lebih untuk menjadikan pendidikan
sebagai basis perubahan dalam meningkatkan pembangunan, khususnya
pembangunan ekonomi adalah tingkat melek huruf dan angka partisipasi
pendidikan. Berdasarkan laporan dari Dirjen PLS tentang tingkat pemberantasan
buta aksara secara nasional di Indonesia telah mengalami penurunan tahun 2006
hingga menjadi sekitar 13 juta orang yang masih buta huruf. Oleh karena itu
rendahnya mutu pendidikan dan rendahnya partisipasi pendidikan merupakan
salah satu masalah kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.
Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki, seperti masalah sumber daya
manusia, diharapkan setahap demi setahap dilakukan upaya yang signifikan untuk
mengangkat sumberdaya manusia dengan keunggulan untuk menemukan dan
memakai teknologi bagi kemajuan bangsa Indonesia. Namun meskipun telah jelas
bahwa faktor manusia sangat menentukan dalam pembangunan tetapi pandangan
sementara kalangan terutama sektor swasta bahwa fasilitas fisiklah yang harus
menjadi prioritas utama untuk dikembangkan yang implikasinya pada
pemanfaatan sumberdaya manusia yang didatangkan dari luar negeri sehingga
sumberdaya manusia kita kalah bersaing. Dalam jangka pendek cara ini mungkin
ada benarnya. Tetapi dalam jangka panjang tentu sangat tidak relevan, apalagi
untuk sebuah usaha berskala besar karena bagaimanapun harga yang harus
dikeluarkan untuk upah ahli asing lebih besar dari ahli dalam negeri.
Swasta memang tidak sepenuhnya salah karena investasi di sektor manusia
merupakan investasi jangka panjang yang tidak bisa secara langsung diketahui
hasilnya. Bila dilihat dari besarnya investasi di bidang pendidikan, kondisi ini
tidak lebih baik dibandingkan dengan China, Filipina, Thailand dan Singapura.
Keadaan di Indonesia jauh lebih kecil. Dampak dari kesepakatan global dalam
bidang ekonomi sesuai dengan berbagai kesepakatan regional dan internasional
yang antara lain dikenal dengan AFTA, mengharuskan Indonesia pada suatu
situasi persaingan yang amat ketat. Dengan situasi demikian, daya saing
kompetitif produk/komoditi tidak mungkin dikembangkan jika tidak diimbangi
8

daya saing kompetitif sumberdaya manusia. Dalam arti, mengandalkan


keunggulan komparatif sumberdaya manusia yang melimpah dan murah sudah
kurang relevan. Dengan demikian, peningkatan investasi di bidang pendidikan
tidak bisa dihindarkan lagi, baik oleh pemerintah maupun kalangan swasta.

2. Menurut Pandangan Barat


Sumbangan pendidikan terhadap pertumbuhan ekonomi semakin kuat
setelah memperhitungkan efek interaksi antara pendidikan dengan bentuk
investasi fisik lainnya. Pendekatan di dalam analisis hubungan antara pendidikan
dan pertumbuhan ekonomi menggunakan beberapa model, baik yang langsung
maupun tidak langsung menghubungkan indicator pendidikan dan indicator
ekonomi, seerti model fungsi produksi. Hal inilah yang menyebabkan teori
Human Capital percaya bahwa investasi dalam pendidikan sebagai investasi
dalam meningkatkan produktivitas masyarakat.
Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya hubungan pendidikan
dengan penyiapan tenaga kerja adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk
meningkatkan dan pengetahuan untuk bekerja. Sebagian besar ahli ekonomi
sepakat bahwa sumber daya manusia (Human Resource) dari suatu bangsa sebagai
penentu dalam percepatan pembangunan social dan ekonomi bangsa yang
bersangkutan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Federick Harbison dalam
dalam tulisan Todaro “Sumber daya manusia merupakan modal dasar dari
kekayaan suatu bangsa”
Teori modal manusia menjelaskan proses dimana pendidikan memiliki
pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi. Penggagas teori ini antara lain Gary
Becker dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, serta Edward Denison dan
Theodore Schultz. Argumen yang disampaikan pendukung teori ini adalah
manusia yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, yang diukur juga dengan
lamanya waktu sekolah, akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik
dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan
produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi,
9

semakin tinggi produktivitas dan hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih
tinggi.
Dalam perkembangannya teori tersebut tidak sepenuhnya dijadikan acuan
pasti, seperti pada penentangan berbagai pihak pada tahun 70-an. Argumentasi
yang disampaikan adalah tingkat pendidikan tidak selalu sesuai dengan kualitas
pekerjaan, sehingga orang yang berpendidikan tinggi ataupun rendah tidak
berbeda produktivitasnya dalam menangani pekerjaan yang sama misalnya
seorang sarjana dengan lulusan SMA akan sama produktivitasnya jika
mengerjakan pekerjaan administrasi perkantoran. Bahkan perkembangan dunia
kerja saat ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja yang berkeahlian tinggi tidak
begitu dibutuhkan lagi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dan
proses produksi yang semakin dapat disederhanakan. Dengan demikian, orang
berpendidikan rendah tetapi mendapat pelatihan (waktu singkat) akan memiliki
produktivitas relatif sama dengan orang berpendidikan tinggi. Argumen ini
diformalkan dalam suatu teori yang dikenal dengan teori alokasi atau persaingan
status yang dicetuskan Lester Thurow (1974), John Meyer (1977) dan Randall
Collins (1979).
Teori yang saat ini cenderung dianut adalah new vision tentang
produktivitas yang dimulai pada akhir 1980-an dengan rintisan dari Paul Romer
maupun Robert Lucas, yang lebih menekankan aspek pembangunan sumberdaya
manusia. Karena modal manusia memiliki korelasional positif dengan
pertumbuhan ekonomi, maka pendidikan juga memiliki hubungan positif dengan
produktivitas atau pertumbuhan ekonomi baik secara mikro maupun makro.
Melalui pendidikan penggalian dan pengembangan ilmu pengetahuan dilakukan,
meskipun sebenarnya tidak hanya melalui pendidikan semata tetapi juga lewat
pengalaman dan penelitian, karena pada hakikatnya, pengetahuan yang sama
sekali tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia akan sia-sia dan
percuma.
Selanjutnya berdasarkan studi yang dilakukan Prof ekonomi dari Harvard
Dale Jorgenson et al. (1987) pada ekonomi Amerika Serikat dengan rentang
waktu 1948-79 misalnya menunjukkan bahwa 46 persen pertumbuhan ekonomi
10

adalah disebabkan pembentukan modal (capital formation), 31 persen disebabkan


pertumbuhan tenaga kerja dan modal manusia serta 24 persen disebabkan
kemajuan teknologi. Selanjutnya, meski modal manusia memegang peranan
penting dalam pertumbuhan penduduk, para ahli mulai dari ekonomi, politik,
sosiologi bahkan engineering lebih menaruh prioritas pada faktor modal fisik dan
kemajuan teknologi. Ini beralasan karena melihat data AS misalnya, total
kombinasi kedua faktor ini menyumbang sekitar 65 persen pertumbuhan ekonomi
AS pada periode 1948-79. Namun, sesungguhnya faktor teknologi dan modal
fisik tidak independen dari faktor manusia. Suatu bangsa dapat mewujudkan
kemajuan teknologi, termasuk ilmu pengetahuan dan manajemen, serta modal
fisik seperti bangunan dan peralatan mesin-mesin hanya jika negara tersebut
memiliki modal manusia yang kuat dan berkualitas.
3. Menurut Pandangan Islam
Pendidikan dalam Islam pada hakikatnya terfokuskan salah satunya
terbentuknya insan kamil (manusia sempurna) yang mempunyai dimensi qur’ani
dalam hidupnya. Menurut Iqbal sebagaimana yang dikutip oleh Dawam (1989:
26) kriteria insan kamil adalah manusia yang beriman yang di dalam dirinya
terdapat kekuatan, wawasan, perbuatan, dan kebijaksanaan dan mempunyai sifat-
sifat yang tercermin dalam pribadi Nabi berupa akhlak mulia. Sedangkan
pertumbuhan ekonomi dalam islam bertujuan untuk membersihkan dan
mensucikan akidah dan membenarkan iman.
Selain itu tujuan pendidikan dalam Islam yang bersumber pada al-Qur’an
itu untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi
manusia baik yang berbentuk jasmaniah maupun rohaniah. Sedangkan tujuan
pembangunan ekonomi dalam islam menurut Yusuf adalah untuk mewujudkan
kehidupan yang baik sebagaimana disebutkan dalam al-qur’an.
Menurut Omar (1979: 419) tujuan pendidikan yaitu untuk
memperkenalkan kepada manusia akan makhluk (alam), dan mengajaknya untuk
memahami hikmah penciptaannya, serta memungkinkan manusia untuk
memanfaatkannya. Mayoritas penulis tentang ekonomi islam memahami konsep
11

pembangunan ekonomi dari beberapa ayat Al-qur’an dijelaskan dalam surat Hud
ayat 61:

Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan
selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."
Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan
memakmurkan dunia. Ayat ini mengandung dua makna yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi. Pertama makna al-wujub atau kewajiban umat manusia
untuk mengelola bumi sebagai lahan pertanian dan pembangunan (Ahmad, 1355H
3). Kedua ayat tersebut mengandung perintah Tuhan kepada umat manusia untuk
mebangun jagad raya (Muhammad Ibn, 1369 H: 9)

C. Pendidikan dan Pembangunan


Pendidikan merupakan suatu proses pemberdayaan untuk mengungkapkan
potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat
memberikan sumbangan kepada masayarakat lokal, kepada masayarakat
bangsanya, dan kemudian kepada masayarakat global. Dengan demikian, fungsi
pendidikan bukan hanya menggali potensi-potensi yang ada di dalam diri
manusia, tetapi juga bagaimana manusia ini dapat mengontrol potensi yang telah
dikembangkannya itu agar dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup
manusia itu sendiri.
Menurut Raharto (1988) pengembangan sumber daya manusia untuk
pembangunan menempatkan manusia sebagai pusat perhatian dalam proses
pembangunan sebagai produsen dan konsumen, artinya, dari sisi konsumen
12

manusia ditempatkan sebagai pemanfaat akhir dari hasil pembangunan, dan dari
sisi produsen sebagai faktor input yang penting dalam proses produksi.
Proses pendidikan menjadi bagian yang tidak terpisahkan atau bagian
integral dari pengembangan SDM sebagai subjek sekaligus objek pembangunan.
Dengan demikian, pendidikan harus mampu melahirkan SDM yang berkualitas
dan bukan menjadi beban pembangunan dan masyarakat, yaitu SDM yang
menjadi sumber kekuatan atau sumber penggerak (driving forces) bagi seluruh
proses pembangunan dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan
mesti berhubungan secara timbal balik dengan pembangunan di berbagai bidang
kehidupan (politik, ekonomi, sosial, budaya). Sehingga, pendidikan akan dapat
dimaknai sebagai suatu bentuk investasi SDM untuk menciptakan iklim yang
memungkinkan semua penduduk atau warga negara turut andil dalam
pembangunan dan mengembangkan diri mereka agar menjadi warga negara yang
produktif.
1. Menurut Pandangan Indonesia
Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia
yang damai, demokratis, berkeadilan dan berdaya saing maju dan sejahtera dalam
wadah negara kesatuan republik indonesia yang didukung oleh manusia yang
sehat, mandiri dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dari tujuan tersebut tercermin bahwa sebagai titik sentral pembangunan
adalah pemberdayaan sumber daya manusia, baik sebagai sasaran pembangunan
maupun sebagai pelaku pembangunan. Dengan demikian, pembangunan
pendidikan merupakan salah satu aspek pendukung keberhasilan pembangunan
nasional. Berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia,
maka peranan pendidikan dalam pembangunan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi
lahir dan batin, dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan, nilai
dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilai-nilai
keagamaan sesuai dengan agama masing-masing dalam rangka meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses transformasi
tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan baik itu formal, maupun non-formal.
13

Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan


berjalan secara cepat manusia dituntut untuk selalu belajar dan adaptasi dengan
perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan perkataan lain
manusia akan menjadi ”pelajar seumur hidup”. Untuk itu lembaga pendidikan
berperan untuk mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang
mampu belajar secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar
baik yang ada di sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku
Dasar-dasar Kependidikan (1986), mengemukakan bahwa aktivitas belajar dalam
rangka menghadapi perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat
menghendaki: (1) kemampuan untuk mendapatkan informasi, (2) keterampilan
kognitif yang tinggi, (3) kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan
masalah, (4) kemampuan menentukan tujuan yang ingin dicapai, (5) mengevaluasi
hasil belajar sendiri, (6) adanya motivasi untuk belajar, dan (7) adanya
pemahaman diri sendiri.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi utama dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Artinya, setiap pengeluaran yang
dipergunakan untuk pendidikan dianggap sebagai pengeluaran yang hasilnya
bukan untuk dinikmati sekarang tetapi pada masa yang akan datang. Sebagai
investasi, pembangunan pendidikan sudah selayaknya mendapatkan porsi
anggaran yang signifikan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM penduduk
Indonesia sesuai dengan potensi alam sekitar agar dapat menghasilkan produk dan
jasa layanan yang sangat kompetitif pasar global.
Selain itu persepsi yang keliru tentang arti pembangunan, yang menganggap
bahwa pembangunan itu hanya semata-mata pembangunan material dapat
berdampak menghambat pembangunan sistem pendidikan, karena pembangunan
itu semestinya bersifat komprehensif yaitu mencakup pembangunan manusia dan
lingkungan. Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai
lingkungan atau sistem. Lingkungan keluarga (pendidikan informal), lingkungan
sekolah (pendidikan formal), lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal),
ataupun dalam sistem pendidikan prajabatan dan dalam jabatan. Penciptaan
suasana yang kondusif bagi pendidikan nilai dan spiritualis, baik di lingkungan
14

keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan salah satu bentuk kemitraan yang
perlu dikembangkan.

2. Menurut Pandangan Barat


Pembangunan ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan keamanan
pada suatu bangsa atau negara, mutlak memerlukan keikutsertaan upaya
pendidikan untuk menstimulir dan menyertai dalam setiap fase dan proses
pembangunan. Sebab pada setiap fase dan proses pembangunan menurut Dr.
Gooding memerlukan sense of civic consciousness and community responsibility
among the people. Di samping itu diperlukan konformitas dan partisipasi penuh
dari masyarakat luas terhadap usaha-usaha pembangunan. Soal penuh atau
tidaknya partisipasi masyarakat di dalam usaha pembangunan dipengaruhi oleh
akumulasi pengetahuan, keterampilan dan etika yang dimiliki oleh seseorang
atau suatu masyarakat. Jelas, bahwa civic consciousness, community responbility,
konformitas dan partisipasi yang penuh dari masyarakat luas terhadap usaha
pembangunan merupakan tugas dari bidang pendidikan.
Stimulasi dan penyertaan upaya pendidikan terhadap usaha pembangunan
seperti di bidang ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan jelas
sangat diperlukan, seperti dalam laporan Dr.E.N.M. Gooding, bahwa stimulasi
dan penyertaan upaya pendidikan pada masyarakat yang sedang membangun
ternyata memberikan hasil yang memuaskan di dalam mengatasi persoalan dan
hajat hidup masyarakat, baik dalm bidang perbaikan system politik, sosial
ekonomi dan sosial budaya. Serta peristiwa perpecahan persatuan beberapa
bangsa menggambarkan sangat perlunya upaya pendidikan dalam membangun
pertahanan dan keamanan nasional. Dalam hubungan ini Harbison dan Myres
menyatakan, bahwa pendidikan mempunyai sumbangan penting bagi
pembangunan ekonomi, politik, dan sosial budaya. Menurut kedua ahli tersebut,
pendidikan berarti pengembangan unsure manusia dengan menambah
pengetahuan, kecerdasan, dan kesanggupan dari seluruh rakyat dalam suatu
masyarakat. Dilihat dari kacamata pembangunan ekonomi, hal tersebut berarti
akumulasi dari modal manusia yang investmentnya dapat digunakan secara efektif
15

untuk perkembangan ekonomi. Dalam hubungannya dengan pembangunan


politik, usaha pendidikan itu berfungsi mempersiapkan rakyat menjadi bagian
dalam kehidupan politik, sehingga menyadari hak dan kewajiban masing-masing
di dalam kehidupan demokrasi. Dipandang dari sudut sosial dan budaya,
pendidikan dapat diharapkan bantuannya untuk membimbing rakyat, mengasuh
rakyat dan memberikan bantuan pada rakyat, agar lebih sempurna dan kaya
rohaniah.
3. Menurut Pandangan Islam
Pendidikan untuk pembangunan merupakan pendidikan yang didesain
sedemikian rupa agar menunjang pembangunan berkelanjutan melalui penanaman
kesadaran ekonomi, ekologi dan sosial budaya masyarakat sejak dini. Dengan
ditanamkannya kesadaran tersebut, maka pada saat dewasanya generasi bangsa
dapat menjadi manusia yang arif terhadap alam dan lingkungannya seingga
keberlanjutan generasi dimasa depan dapat terjamin. Allah swt. menurunkan
manusia ke dunia sebagai khalifah yang berkewajiban mengelola dan bertanggung
jawab atas seluruh aktivitas yang terjadi di bumi ini, jika disesuaikan dengan
konsepsi pendidikan islam, maka pendidikan untuk pembangunan diartikan
sebagai proses penanaman kesadaran diri tentang tanggung jawab dan keadilan
seorang muslim dalam mengelola segala tindakannya selaku wakil Allah di muka
bumi yang rahmatan lil alamin. Hal ini berimplikasi pada perilaku yang bijaksana
seorang manusia, baik dalam konteks hubungannya kepada sesama manusia
(hablu min an-Nas), lingkungan sekitar (hablu min al-Alam), maupun dalam hal
perannya beribadah sebagai hamba Allah (hablumin Allah). Oleh karena itu
pendidikan merupakan langkah awal yang menuju pembangunan yang
berkelanjutan.
Selain itu kekhasan pembangunan dalam Islam ditekankan pada perhatian
yang sangat serius pada pengembangan sumberdaya manusia sekaligus
pemberdayaan alam untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Ini tidak
hanya diwujudkan dalam keberhasilan pemenuhan kebutuhan material saja,
namun juga kebutuhan dan persiapan menyongsong kehidupan akhirat.
16

Selanjutnya pembangunan haruslah mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat


secara keseluruhannya dari segi lahir maupun batin.
Al Qur'an juga memerintahkan agar bangkit dan bangun untuk
berpartisifasi dalam pembangunan. Berusaha dan bekerja keras dalam
menyumbangkan sesuatu dalam pembangunan tanpa pamrih atau mengharapkan
imbalan yang terlalu banyak seperti yang dijelaskan dalm surat Al Mudatsir ayat 1
sampai 7:

Artinya: Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah


peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan
perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak, Dan untuk (memenuhi perintah)
Tuhanmu, bersabarlah.
Mereka sadar dan siap untuk melakukan peran apa saja dalam
pembangunan, membangun demi kemajuan umat manusia dan negara Indonesia.
Mereka tidak mau berleha-leha atau bersantai-santai di dalam melakukan
pembangunan, apalagi berpangku tangan. Masyarakat Islam merupakan
masyarakat yang suka bekerja sama di dalam menyumbangkan tenaga dan
pikirannya dalam pembangunan. Islam mengajarkan hal ini kepada umatnya,
sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 2:
17

Artinya:.............. "Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebijakan


dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,
bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya".

D. Pendidikan Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Kehidupan


1. Menurut Pandangan Indonesia
Perubahan dalam aspek dan pola kehidupan serta nilai kehidupan manusia
mengisyaratkan bahwa manusia dihadapkan pada tantangan kehidupan yang
semakin kompleks. Penyesuaian terhadap berbagai perubahan akan membawa
berbagai implikasi diantaranya meningkatnya tuntutan dan kebutuhan hidup
manusia. Menghadapi tuntutandan kebutuhan yangsemakin meningkat pada
akhirnya manusia dituntut untuk lebih kreatif dan mandiri dalam mengembangkan
kemampuan untuk merencanakan hidup yanglebih baik serta memperoleh
kelestarian ditengah perkembangan tersebut.
Upaya mewujudkan manusia yang kreatif dan mandiri dalam menghadapi
tantangan kehidupan menuntut dunia pendidikan yang secara konseptual
merupakan upaya membantu individu-individu untuk mengembangkan dirinya,
harus memperhatikan hakekat insani secara integral dalam setiap layanan. Dengan
demikian individu pada akhirnya memiliki kompetensi-kompetensi dalam
menjawab tantangan perkembangan baik kompetensi pribadi, profesional,
kemasyarakatan maupun relegius. Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1989
tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 1 disebutkan bahwa "Pendidikan
adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatanbimbingan,
pengajaran dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang".
Sebagai usaha sadar pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
sertameningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka mewujudkan tujuan nasional. Selanjutnya pada pasal 4 Undang undang
No.2 Tahun 1989 tentang system pendidikan nasional disebutkan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwaterhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
18

ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Dalam hal ini pendidikan menjadi andalan utama dalam mewujudkan atau
menghasilkan profil manusia Indonesia menurut perspektif undang-undang sistem
pendidikan nasional yang telah dikemukakan di atas. Rumusan di atas
memberikan pengertian bahwa segala upaya pendidikan merupakan upaya
optimasi dengan memperhatikan sifat-sifat kemanusiaan secara integral sehingga
mampu menghasilkan manusia-manusia yang memiliki kompetensi-kompetensi
manusiawi.
Manusia yang memiliki ciri-ciri kualitas seperti tersebut dalam Undang-
undang sistem pendidikan nasional nomor 2 tahun 1989 merupakan manusia yang
telah mencapai taraf manusiawi dan dalam rangka pemikiran di Indonesia
merupakan ciri kualitas manusia yang diharapkan mampu menghadapi perubahan
sosial dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat
dewasa ini. Oleh karena itu perhatian yang sangat mendasar dan akan mampu
menjawab tantangan dan peluang dimasa depan adalah kualitas sumber daya
manusia.
Sudarja Adiwikarta (1988:114), bahwa Pengalaman akan adanya
perubahan dalam tuntutan dan kondisi lingkungan yang semakin pesat itu
menyebabkan lahirnya pengakuan bahwa pendidikan orang dewasa dan mereka
yang tidak lagi mengikuti pendidikan formal itu bukan saja perlu melainkan
bahkan tak dapat diabaikan dan karenanya merupakan suatu keharusan.
Pengakuan tersebut telah menyebabkan lahirnya perubahan yang bersifat
mendasar dan revolusioner dalam dunia pendidikan yaitu 1) Pendidikan tidak lagi
dianggap hanya terbatas di sekolah dan perguruan tinggi saja, 2) Sejalan dengan
yang pertama tadi, masyarakat dituntut agar menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi mereka yang telah
meninggalkan lembaga pendidikan formal atau yang sama sekali tidak
memperolehnya; 3) Sistem pendidikan formal dituntut untuk mengadakan
reorganisasi sehingga memungkinkan lahirnya lulusan yang mampu belajar secara
mandiri, gemar akan belajar dan mau serta menggali sumber-sumber belajar yang
19

diperlukan; 4) Pendidikan formal bukan saja mengajarkan berbagai ilmu dan


ketrampilan, melainkan juga cara-cara belajar mandiri tanpa guru (learning how to
leam).
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk
berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan
pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai
pendidikan di tingkat Universitas. Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk
membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja,
dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa
melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak.
2. Menurut Pandangan Barat
Strategi untuk meningkatkan mutu mencakup membangun kapasitas level
birokrat, sekolah dan kelas.
a. Membangun kapasitas level birokrat
Membangun kapasitas (capacity building) adalah sesuatu yang berkaitan
dengan penciptaan kesempatan bagi siapa saja untuk mengambil manfaat dari
bekerjasama dalam suatu sistem kerja yang baru (Harris & Lambert, 2003).
Konsep ini menekankan pada kerja sama sebagai prinsip dalam organisasi untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Capacity building yang
diperlukan mencakup tiga hal; a) pengembangn nilai-nilai atau budaya kerja yang
menjadi jiwa pelaksanaan kegiatan, b) infrastruktur yang mejnadi landasan untuk
melaksanakan kerja, dan c) pengembangn tenaga pendidik, khususnya guru,
sebagai inti pelaksana kegiatan yang harus dilaksanakan.
Membangun kapasitas level birokrat berarti mengembangkan suasana
kerja di kalangan staf dan pegawai kantor pendidikan di segala jenjang, yang
menenkankan pada penciptaan kondisi kerja yang didasarkan pada saling percaya
mempercayai untuk dapat melayani sekolah sebaik mungkin, agar sekolah dapat
mengelola proses belajar mengajar (PBM) dan meningkatkan mutunya masing-
masing sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Variable yang diperluakan
20

dalam pengembangan kapasitas birokrat kantoran antara lain visi, skills, incentive,
sumber daya, dan program.
Di bidang infrastruktur, pembangunan kapasitas pada level birokrat
kantoran, keberadaan operation room mutlak diperlukan. Pada operation room
saling tidak memiliki peta sekolah dan kualitasnya, peta guru, jumlah,
penyebaran, kesesuaian, dan kualifikasi pendidikannya dan data yang senantiasa
dimutakhirkan dari tahun ke tahun. Disamping itu diperlukan juga suatu system,
mekanisme dan dan prosedur pelatihan, pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian kepala sekolah dan pengawas. Berdasarkan data dan fakta yang
ada pada operation room bias dikembangkan berbagai scenario peningkatan mutu
sekolah, mutu kepala sekolah, mutu guru, di suatu daerah atau wilayah. Di
samping itu, dalam pembangunan kapasitas sekolah pada level birokrat kantoran
perlu dikaji dan ditentukan scenario bagaimana pemberdayaan guru,
pengembangan dan peningkatan kemampuan guru secara berkesinambungan
dilaksanakan. Dalam peningkatan mutu guru harus ditekankan pada
pemberdayaan dan pendinamisian KKG, MGMP, dan MKKS. Dinamisasi ini
ditujukan ubtuk dua hal, yaitu; a0 meningkatkan interaksi akademik antara guru
dan kepala sekolah, b) untuk mengembangkan kemampuan di kalangan guru
melalui refleksi secara sistematis atas apa yang dilakukan dalam proses belajar
mengajar.
Dalam aspek pengembangan tenaga pendidikan ini pula birokrat kantoran
harus mempersiapkan rancangan pengadaan gueu, baik karena lingkaran proses
pensiun sudah mulai muncul maupun perluasan pelayanan pendidikan yang
semakin lebar, sehingga penambahan lembaga pendidikan baru tidak dapat
ditunda lagi. Peningkatan kemapuan profesioanalitas guru yang harus dimiliki
oleh guru ada emapat sasaran, yaitu; 1) kemampuan melaksanakan PBM secara
individual, 2) kemampuan melaksanakan PBM dan mengembangkan kurikulum
secara berkelompok, 3) kemampuan mengorganisir, memimpin, menjalin,
hubungan, dan memecahkan masalah secara individual dan, 4) kemampuan untuk
bekerjasama memajukan sekolah
b. Membangun kapasitas level sekolah
21

Membangun kapasitas berarti membangun kerjasama, membangun trust,


dan membangun kelompok atau masyarakat sehingga memiliki persepsi yang
sama kemana akan menuju dan dapat bekerjasama untuk mewujudkan tujuan itu.
Membangun kapasitas diarahkan pada sekolah sebgai suatu system dan jug alevel
kelas sebagai inti dari sekolah. Secara teoritis dalam membangun kapasaitas
sekolah ada beberapa konsep yang diidentifikasi oleh Hopkins & Jackson (2002),
yaitu; pertama, dalam membangun kapasitas sekolah individu memegang peranan
penting. Individu dalam hal ini bias kepala sekolah, guru ataupun siswa. Kedua,
hubungan dan kaitan kerja diantara individu-individu yang dirangkum dalam
suatu aturan sehingga mereka dapat bekerja sebagai suatu tim yang solid. Ketiga ,
terdapat suatu system dan meanisme yang mendorong dan memfasilitasi
terjadinya kesatuan kerja dan jaringan kerja internl yang akan meningkatkan
kemampuan individu dan kauitas kerjasama. Keempat, keberadaan pemimpin
yang mampu mengembangkan nilai-nilai, kultur, trust, keutuhan social, dan
kebersamaan yang tulus. Jadi membangun kapaistas mencakup membangun diri
idividu, kelompok dan organisasi di satu sisi dan membangun kepemimpinan di
sisi lain. Membangun kapasitas level sekolah mencakup; mengembangkan visi
dan misi, mengembangkan kepemimpinan dan manajemen sekolah,
mengembangkan kultur sekolah, mengembangkan a learning school, dan
melibatkan orang tua, alumni dna masyarakat serta memahami tantangan yang
dihadapi kepala sekolah.
c. Membangun kapasitas level kelas
Inti dari mutu pendidikan terletak pada apa yang terjadi diruang kelas.
Meningkatkan mutu sekolah pada intinya berujung pada peningkatan mutu belajar
mengajar di ruang kelas. Oleh karenanya, membangun kapasitas sekolah harus
membangun kapasitas kelas. Kapasitas kelas merupakan proses yang
memungkinkan interaksi akademik antara guru dan siswa, dan antara komponen
di sekolah yang berlangsung secara positif. Interaksi anatar guru dan siswa
merupakan inti dari kegiatan di sekolah.
Interaksi memiliki dua macam sifat, yakni: sifat positif dan negatif.
Interaksi yang positif akan melahirkan energy yang positif yang akan mendukung
22

peningkatan mutu. Sebaliknya interaksi begative akan menghasilkan dampak


negatif bagi upaya penigkatan mutu. Dengan demikian, kepala sekolah harus
melakukan rekayasa agar di kelas muncul interaksi guru dan siswa yang bersifat
positif.
Beberapa hal ihwal yang berkaitan erata dengan pembangunan kapaistas
level kelas antara lain; 1) memahami hakekat proses belajar mengajar, 2)
memahami karakteristik kerja guru, 3) mengembangkan kepemimpinan
pembelajaran, 4) meningkatkan kemampuan mengelola kelas, 5) tantangan guru.
3. Menurut Pandangan Agama Islam
Ajaran tentang pendidikan sebagai upaya peningkatan mutu kehidupan
juga terkandung di dalam ajaran Islam kepada uamtnya yang bersumber dari Al-
Quran. Dikatakan dalam surat AR Ra'du ayat 11:

Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya


bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Ini berarti bahwa untuk merubah, dalam ari membangun, masyarakat itu harus
mengusahakan sendiri pembangunan itu. Berusaha dengan kemampuan sendiri
dan percaya kepada diri sendiri, tidak bergantung kepada orang/masyarakat lain,
apalagi kalau mengharapkan masyarakat lain yang mengadakan perubahan itu.
Pendeknya Islam mengharapkan suatu masyarakat mampu mandiri dan
pembangunan. Allah menciptakan langit dan bumi dan segala isinya untuk
manusia agar berpikir. Dijelaskan dalam surat Ali Imran ayat 190:
23

Artinya: Penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
Manusia dianugerahi akal oleh Allah untuk berpikir dan mengamati, serta
menyelidiki rahasia-rahasia yang terkandung di dalam alam. Berpikir untuk
kemajuan masyarakat, berusaha memanfaatkan apa-apa yang telah diadakan dan
diciptakan Allah dengan menghasilkan karya-karya yang berguna bagi
masyarakat.
Umat Islam merupakan masyarakat yang tangguh, ulet dan tidak mengenal
menyerah dalam memperjuangkan apa yang diharapkan dan dicita-citakan.
Penyebabnya adalah karena umat Islam meyakini bahwa kewajiban berikhiktiar
itu harus dilakukan sebaik-baiknya, lalu tentang hasilnya mereka menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah. Allah lah yang menentukan segala sesuatunya, begitu
anggapan mereka. Itulah yang disebut tawakal (Al Maidah: 23).

Artinya: Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah)
yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan
melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu
akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu
benar-benar orang yang beriman.
Selain itu Islam tidak membenarkan seseorang mementingkan diri sendiri
tanpa mau tahu kepentingan masyarakat umum. Justru kepentingan masyarakat itu
hendaklah didahulukan dari kepentingan pribadi atau golongan (Al Hasyer: 9).
Dengan begitu maka seorang muslim akan bertanggung jawab terhadap baik-
buruknya masyarakat, lalu berusaha agar menjadi berguna dan kemudian ikut
serta berpartisifasi secara aktif dalam setiap usaha yang baik untuk kesejahteraan
24

Berdasarkan pada firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadallah ayat 11


yang menjelaskan bahwa Allah SWT akan meninggikan beberapa derajat orang
yang berilmu pengetahuan yaitu:

Artinya: “11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:


"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
BAB III
PEMBAHASAN

A. Matrik Tujuan Pendidikan

25
26

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang RI Nomor 20 Tujuan pedidikan biasanya Pendidikan dalam Islam pada
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dirumuskan dalam bentuk tujuan akhir hakikatnya terfokuskan pada tiga hal.
Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan (ultimate aims of education). Secara Pertama, terbentuknya insan kamil
nasional berfungsi mengembangkan umum tujuan pendidikan ialah (manusia sempurna) yang mempunyai
kemampuan dan membentuk watak serta kematangan dan integritas pribadi. Ada dimensi qur’ani dalam hidupnya. Kedua,
peradaban bangsa yang bermartabat pula yang merumuskan dengan kata terciptanya insan kaffah yang memiliki
dalam rangka mencerdaskan kehidupan kesempurnaan (perfection). Bagi kaum dimensi-dimensi religius, budaya, dan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya Naturalis, dengan tokohnya JJ. Rousseau, ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia
potensi peserta didik agar menjadi menyatakan bahwa tujuan akhir sebagai hamba, khalifah Allah, serta
manusia yang beriman dan bertakwa pendidikan adalah self-realisasi potensi- sebagai warathah al-anbiy’ dan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak potensi manusia menjadi kenyataan di memberikan bekal yang memadai dalam
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dalam tindakan yang nyata. Seperti rangka pelaksanaan fungsi tersebut.
mandiri, dan menjadi warga negara yang dikatakan Rousseau : ... education should
demokratis serta bertanggung jawab. aim to perfect the individual in all his
Secara umum tujuan pendidikan di powers ..., the education is not to make a
Indonesia sudah mencakup tiga ranah soldier, magistrate, or priest, but to make
perkembangan manusia, yaitu a man. (5: 114). Maksudnya pendidikan
perkembangan kognitif, afektif, dan harus bertujuan untuk menyempurnakan
psikomotor. Tiga ranah ini harus semua potensi individu, pendidikan
dikembangkan secara seimbang, optimal, bukan bertujuan untuk membina manusia
dan integratif. Seimbang artinya ketiga menjadi prajurit, seorang hakim,
ranah tersebut dikembangkan dengan melainkan untuk membina seseorang
intensitas yang sama, proporsional dan menjadi manusia.
tidak berat sebelah. Optimal maksudnya
dikembangkan secara maksimal sesuai
dengan potensinya. Integratif artinya
pengembangan ketiga ranah tersebut
dilakukan secara terpadu.
27

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang RI Nomor 20 Tujuan pedidikan biasanya Pendidikan dalam Islam pada
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dirumuskan dalam bentuk tujuan akhir hakikatnya terfokuskan pada tiga hal.
Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan (ultimate aims of education). Secara Pertama, terbentuknya insan kamil
nasional berfungsi mengembangkan umum tujuan pendidikan ialah (manusia sempurna) yang mempunyai
kemampuan dan membentuk watak serta kematangan dan integritas pribadi. Ada dimensi qur’ani dalam hidupnya. Kedua,
peradaban bangsa yang bermartabat pula yang merumuskan dengan kata terciptanya insan kaffah yang memiliki
dalam rangka mencerdaskan kehidupan kesempurnaan (perfection). Bagi kaum dimensi-dimensi religius, budaya, dan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya Naturalis, dengan tokohnya JJ. Rousseau, ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia
potensi peserta didik agar menjadi menyatakan bahwa tujuan akhir sebagai hamba, khalifah Allah, serta
manusia yang beriman dan bertakwa pendidikan adalah self-realisasi potensi- sebagai warathah al-anbiy’ dan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak potensi manusia menjadi kenyataan di memberikan bekal yang memadai dalam
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dalam tindakan yang nyata. Seperti rangka pelaksanaan fungsi tersebut.
mandiri, dan menjadi warga negara yang dikatakan Rousseau : ... education should
demokratis serta bertanggung jawab. aim to perfect the individual in all his
Secara umum tujuan pendidikan di powers ..., the education is not to make a
Indonesia sudah mencakup tiga ranah soldier, magistrate, or priest, but to make
perkembangan manusia, yaitu a man. (5: 114). Maksudnya pendidikan
perkembangan kognitif, afektif, dan harus bertujuan untuk menyempurnakan
psikomotor. Tiga ranah ini harus semua potensi individu, pendidikan
dikembangkan secara seimbang, optimal, bukan bertujuan untuk membina manusia
dan integratif. Seimbang artinya ketiga menjadi prajurit, seorang hakim,
ranah tersebut dikembangkan dengan melainkan untuk membina seseorang
intensitas yang sama, proporsional dan menjadi manusia.
tidak berat sebelah. Optimal maksudnya
dikembangkan secara maksimal sesuai
dengan potensinya. Integratif artinya
pengembangan ketiga ranah tersebut
dilakukan secara terpadu.
28

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang RI Nomor 20 Tujuan pedidikan biasanya Pendidikan dalam Islam pada
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dirumuskan dalam bentuk tujuan akhir hakikatnya terfokuskan pada tiga hal.
Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan (ultimate aims of education). Secara Pertama, terbentuknya insan kamil
nasional berfungsi mengembangkan umum tujuan pendidikan ialah (manusia sempurna) yang mempunyai
kemampuan dan membentuk watak serta kematangan dan integritas pribadi. Ada dimensi qur’ani dalam hidupnya. Kedua,
peradaban bangsa yang bermartabat pula yang merumuskan dengan kata terciptanya insan kaffah yang memiliki
dalam rangka mencerdaskan kehidupan kesempurnaan (perfection). Bagi kaum dimensi-dimensi religius, budaya, dan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya Naturalis, dengan tokohnya JJ. Rousseau, ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia
potensi peserta didik agar menjadi menyatakan bahwa tujuan akhir sebagai hamba, khalifah Allah, serta
manusia yang beriman dan bertakwa pendidikan adalah self-realisasi potensi- sebagai warathah al-anbiy’ dan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak potensi manusia menjadi kenyataan di memberikan bekal yang memadai dalam
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dalam tindakan yang nyata. Seperti rangka pelaksanaan fungsi tersebut.
mandiri, dan menjadi warga negara yang dikatakan Rousseau : ... education should
demokratis serta bertanggung jawab. aim to perfect the individual in all his
Secara umum tujuan pendidikan di powers ..., the education is not to make a
Indonesia sudah mencakup tiga ranah soldier, magistrate, or priest, but to make
perkembangan manusia, yaitu a man. (5: 114). Maksudnya pendidikan
perkembangan kognitif, afektif, dan harus bertujuan untuk menyempurnakan
psikomotor. Tiga ranah ini harus semua potensi individu, pendidikan
dikembangkan secara seimbang, optimal, bukan bertujuan untuk membina manusia
dan integratif. Seimbang artinya ketiga menjadi prajurit, seorang hakim,
ranah tersebut dikembangkan dengan melainkan untuk membina seseorang
intensitas yang sama, proporsional dan menjadi manusia.
tidak berat sebelah. Optimal maksudnya
dikembangkan secara maksimal sesuai
dengan potensinya. Integratif artinya
pengembangan ketiga ranah tersebut
dilakukan secara terpadu.
29

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang RI Nomor 20 Tujuan pedidikan biasanya Pendidikan dalam Islam pada
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan dirumuskan dalam bentuk tujuan akhir hakikatnya terfokuskan pada tiga hal.
Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan (ultimate aims of education). Secara Pertama, terbentuknya insan kamil
nasional berfungsi mengembangkan umum tujuan pendidikan ialah (manusia sempurna) yang mempunyai
kemampuan dan membentuk watak serta kematangan dan integritas pribadi. Ada dimensi qur’ani dalam hidupnya. Kedua,
peradaban bangsa yang bermartabat pula yang merumuskan dengan kata terciptanya insan kaffah yang memiliki
dalam rangka mencerdaskan kehidupan kesempurnaan (perfection). Bagi kaum dimensi-dimensi religius, budaya, dan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya Naturalis, dengan tokohnya JJ. Rousseau, ilmiah. Ketiga, penyadaran fungsi manusia
potensi peserta didik agar menjadi menyatakan bahwa tujuan akhir sebagai hamba, khalifah Allah, serta
manusia yang beriman dan bertakwa pendidikan adalah self-realisasi potensi- sebagai warathah al-anbiy’ dan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak potensi manusia menjadi kenyataan di memberikan bekal yang memadai dalam
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dalam tindakan yang nyata. Seperti rangka pelaksanaan fungsi tersebut.
mandiri, dan menjadi warga negara yang dikatakan Rousseau : ... education should
demokratis serta bertanggung jawab. aim to perfect the individual in all his
Secara umum tujuan pendidikan di powers ..., the education is not to make a
Indonesia sudah mencakup tiga ranah soldier, magistrate, or priest, but to make
perkembangan manusia, yaitu a man. (5: 114). Maksudnya pendidikan
perkembangan kognitif, afektif, dan harus bertujuan untuk menyempurnakan
psikomotor. Tiga ranah ini harus semua potensi individu, pendidikan
dikembangkan secara seimbang, optimal, bukan bertujuan untuk membina manusia
dan integratif. Seimbang artinya ketiga menjadi prajurit, seorang hakim,
ranah tersebut dikembangkan dengan melainkan untuk membina seseorang
intensitas yang sama, proporsional dan menjadi manusia.
tidak berat sebelah. Optimal maksudnya
dikembangkan secara maksimal sesuai
dengan potensinya. Integratif artinya
pengembangan ketiga ranah tersebut
dilakukan secara terpadu.
30
31

B. Matrik Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi


32

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Pendidikan memiliki peran Teori Human Capital percaya bahwa Menurut Omar (1979: 419) tujuan
penting dalam kehidupan berbangsa investasi dalam pendidikan sebagai investasi pendidikan yaitu untuk memperkenalkan
dan bernegara dalam upaya dalam meningkatkan produktivitas kepada manusia akan makhluk (alam), dan
menciptakan sumber daya manusia masyarakat. Sebagian besar ahli ekonomi mengajaknya untuk memahami hikmah
yang berkualitas. Pendidikan sepakat bahwa sumber daya manusia penciptaannya, serta memungkinkan
merupakan suatu faktor kebutuhan (Human Resource) dari suatu bangsa manusia untuk memanfaatkannya.
dasar untuk setiap manusia sehingga sebagai penentu dalam percepatan Mayoritas penulis tentang ekonomi islam
upaya mencerdaskan kehidupan pembangunan social dan ekonomi bangsa memahami konsep pembangunan ekonomi
bangsa, karena melalui pendidikan yang bersangkutan. Sebagaimana yang dari beberapa ayat Al-qur’an dijelaskan
upaya peningkatan kesejahteraan diungkapkan oleh Federick Harbison dalam dalam surat Hud ayat 61:
rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan dalam tulisan Todaro “Sumber daya manusia
mempengaruhi secara penuh merupakan modal dasar dari kekayaan suatu
pertumbuhan ekonomi suatu Negara bangsa”
(daerah). Hal ini bukan saja karena Teori modal manusia menjelaskan
pendidikan akan berpengaruh terhadap proses dimana pendidikan memiliki Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus)
produktivitas, tetapi juga akan pengaruh positif pada pertumbuhan saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
berpengaruh fertilitas masyarakat. ekonomi. Penggagas teori ini antara lain "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
Pendidikan dapat menjadikan sumber Gary Becker dari Universitas Chicago, tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
daya manusia lebih cepat mengerti dan Amerika Serikat, serta Edward Denison dan telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
siap dalam menghadapi perubahan dan Theodore Schultz. Argumen yang dan menjadikan kamu pemakmurnya,
pembangunan suatu Negara. disampaikan pendukung teori ini adalah karena itu mohonlah ampunan-Nya,
Undang-Undang No. 20 tahun manusia yang memiliki tingkat pendidikan kemudian bertobatlah kepada-Nya,
2003 yang menyatakan bahwa setiap lebih tinggi, yang diukur juga dengan Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
warga negara yang berusia 7 sampai lamanya waktu sekolah, akan memiliki (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
dengan 15 tahun wajib mengikuti pekerjaan dan upah yang lebih baik hamba-Nya)."
pendidikan dasar. dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Maksudnya: manusia dijadikan
Apabila upah mencerminkan produktivitas, penghuni dunia untuk menguasai dan
maka semakin banyak orang yang memiliki memakmurkan dunia. Ayat ini
33

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Pendidikan memiliki peran Teori Human Capital percaya bahwa Menurut Omar (1979: 419) tujuan
penting dalam kehidupan berbangsa investasi dalam pendidikan sebagai investasi pendidikan yaitu untuk memperkenalkan
dan bernegara dalam upaya dalam meningkatkan produktivitas kepada manusia akan makhluk (alam), dan
menciptakan sumber daya manusia masyarakat. Sebagian besar ahli ekonomi mengajaknya untuk memahami hikmah
yang berkualitas. Pendidikan sepakat bahwa sumber daya manusia penciptaannya, serta memungkinkan
merupakan suatu faktor kebutuhan (Human Resource) dari suatu bangsa manusia untuk memanfaatkannya.
dasar untuk setiap manusia sehingga sebagai penentu dalam percepatan Mayoritas penulis tentang ekonomi islam
upaya mencerdaskan kehidupan pembangunan social dan ekonomi bangsa memahami konsep pembangunan ekonomi
bangsa, karena melalui pendidikan yang bersangkutan. Sebagaimana yang dari beberapa ayat Al-qur’an dijelaskan
upaya peningkatan kesejahteraan diungkapkan oleh Federick Harbison dalam dalam surat Hud ayat 61:
rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan dalam tulisan Todaro “Sumber daya manusia
mempengaruhi secara penuh merupakan modal dasar dari kekayaan suatu
pertumbuhan ekonomi suatu Negara bangsa”
(daerah). Hal ini bukan saja karena Teori modal manusia menjelaskan
pendidikan akan berpengaruh terhadap proses dimana pendidikan memiliki Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus)
produktivitas, tetapi juga akan pengaruh positif pada pertumbuhan saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
berpengaruh fertilitas masyarakat. ekonomi. Penggagas teori ini antara lain "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
Pendidikan dapat menjadikan sumber Gary Becker dari Universitas Chicago, tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
daya manusia lebih cepat mengerti dan Amerika Serikat, serta Edward Denison dan telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
siap dalam menghadapi perubahan dan Theodore Schultz. Argumen yang dan menjadikan kamu pemakmurnya,
pembangunan suatu Negara. disampaikan pendukung teori ini adalah karena itu mohonlah ampunan-Nya,
Undang-Undang No. 20 tahun manusia yang memiliki tingkat pendidikan kemudian bertobatlah kepada-Nya,
2003 yang menyatakan bahwa setiap lebih tinggi, yang diukur juga dengan Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
warga negara yang berusia 7 sampai lamanya waktu sekolah, akan memiliki (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
dengan 15 tahun wajib mengikuti pekerjaan dan upah yang lebih baik hamba-Nya)."
pendidikan dasar. dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Maksudnya: manusia dijadikan
Apabila upah mencerminkan produktivitas, penghuni dunia untuk menguasai dan
maka semakin banyak orang yang memiliki memakmurkan dunia. Ayat ini
34

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Pendidikan memiliki peran Teori Human Capital percaya bahwa Menurut Omar (1979: 419) tujuan
penting dalam kehidupan berbangsa investasi dalam pendidikan sebagai investasi pendidikan yaitu untuk memperkenalkan
dan bernegara dalam upaya dalam meningkatkan produktivitas kepada manusia akan makhluk (alam), dan
menciptakan sumber daya manusia masyarakat. Sebagian besar ahli ekonomi mengajaknya untuk memahami hikmah
yang berkualitas. Pendidikan sepakat bahwa sumber daya manusia penciptaannya, serta memungkinkan
merupakan suatu faktor kebutuhan (Human Resource) dari suatu bangsa manusia untuk memanfaatkannya.
dasar untuk setiap manusia sehingga sebagai penentu dalam percepatan Mayoritas penulis tentang ekonomi islam
upaya mencerdaskan kehidupan pembangunan social dan ekonomi bangsa memahami konsep pembangunan ekonomi
bangsa, karena melalui pendidikan yang bersangkutan. Sebagaimana yang dari beberapa ayat Al-qur’an dijelaskan
upaya peningkatan kesejahteraan diungkapkan oleh Federick Harbison dalam dalam surat Hud ayat 61:
rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan dalam tulisan Todaro “Sumber daya manusia
mempengaruhi secara penuh merupakan modal dasar dari kekayaan suatu
pertumbuhan ekonomi suatu Negara bangsa”
(daerah). Hal ini bukan saja karena Teori modal manusia menjelaskan
pendidikan akan berpengaruh terhadap proses dimana pendidikan memiliki Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus)
produktivitas, tetapi juga akan pengaruh positif pada pertumbuhan saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
berpengaruh fertilitas masyarakat. ekonomi. Penggagas teori ini antara lain "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
Pendidikan dapat menjadikan sumber Gary Becker dari Universitas Chicago, tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
daya manusia lebih cepat mengerti dan Amerika Serikat, serta Edward Denison dan telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
siap dalam menghadapi perubahan dan Theodore Schultz. Argumen yang dan menjadikan kamu pemakmurnya,
pembangunan suatu Negara. disampaikan pendukung teori ini adalah karena itu mohonlah ampunan-Nya,
Undang-Undang No. 20 tahun manusia yang memiliki tingkat pendidikan kemudian bertobatlah kepada-Nya,
2003 yang menyatakan bahwa setiap lebih tinggi, yang diukur juga dengan Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
warga negara yang berusia 7 sampai lamanya waktu sekolah, akan memiliki (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
dengan 15 tahun wajib mengikuti pekerjaan dan upah yang lebih baik hamba-Nya)."
pendidikan dasar. dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Maksudnya: manusia dijadikan
Apabila upah mencerminkan produktivitas, penghuni dunia untuk menguasai dan
maka semakin banyak orang yang memiliki memakmurkan dunia. Ayat ini
35

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Pendidikan memiliki peran Teori Human Capital percaya bahwa Menurut Omar (1979: 419) tujuan
penting dalam kehidupan berbangsa investasi dalam pendidikan sebagai investasi pendidikan yaitu untuk memperkenalkan
dan bernegara dalam upaya dalam meningkatkan produktivitas kepada manusia akan makhluk (alam), dan
menciptakan sumber daya manusia masyarakat. Sebagian besar ahli ekonomi mengajaknya untuk memahami hikmah
yang berkualitas. Pendidikan sepakat bahwa sumber daya manusia penciptaannya, serta memungkinkan
merupakan suatu faktor kebutuhan (Human Resource) dari suatu bangsa manusia untuk memanfaatkannya.
dasar untuk setiap manusia sehingga sebagai penentu dalam percepatan Mayoritas penulis tentang ekonomi islam
upaya mencerdaskan kehidupan pembangunan social dan ekonomi bangsa memahami konsep pembangunan ekonomi
bangsa, karena melalui pendidikan yang bersangkutan. Sebagaimana yang dari beberapa ayat Al-qur’an dijelaskan
upaya peningkatan kesejahteraan diungkapkan oleh Federick Harbison dalam dalam surat Hud ayat 61:
rakyat dapat diwujudkan. Pendidikan dalam tulisan Todaro “Sumber daya manusia
mempengaruhi secara penuh merupakan modal dasar dari kekayaan suatu
pertumbuhan ekonomi suatu Negara bangsa”
(daerah). Hal ini bukan saja karena Teori modal manusia menjelaskan
pendidikan akan berpengaruh terhadap proses dimana pendidikan memiliki Artinya: Dan kepada Tsamud (Kami utus)
produktivitas, tetapi juga akan pengaruh positif pada pertumbuhan saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata:
berpengaruh fertilitas masyarakat. ekonomi. Penggagas teori ini antara lain "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
Pendidikan dapat menjadikan sumber Gary Becker dari Universitas Chicago, tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
daya manusia lebih cepat mengerti dan Amerika Serikat, serta Edward Denison dan telah menciptakan kamu dari bumi (tanah)
siap dalam menghadapi perubahan dan Theodore Schultz. Argumen yang dan menjadikan kamu pemakmurnya,
pembangunan suatu Negara. disampaikan pendukung teori ini adalah karena itu mohonlah ampunan-Nya,
Undang-Undang No. 20 tahun manusia yang memiliki tingkat pendidikan kemudian bertobatlah kepada-Nya,
2003 yang menyatakan bahwa setiap lebih tinggi, yang diukur juga dengan Sesungguhnya Tuhanku amat dekat
warga negara yang berusia 7 sampai lamanya waktu sekolah, akan memiliki (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
dengan 15 tahun wajib mengikuti pekerjaan dan upah yang lebih baik hamba-Nya)."
pendidikan dasar. dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Maksudnya: manusia dijadikan
Apabila upah mencerminkan produktivitas, penghuni dunia untuk menguasai dan
maka semakin banyak orang yang memiliki memakmurkan dunia. Ayat ini
36

C. Matrik Pendidikan dan Pembangunan


37

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Tujuan pembangunan nasional Pembangunan ekonomi, sosial Al Qur'an juga memerintahkan agar
adalah terwujudnya masyarakat budaya, politik, dan pertahanan keamanan bangkit dan bangun untuk berpartisifasi
Indonesia yang damai, demokratis, pada suatu bangsa atau negara, mutlak dalam pembangunan. Berusaha dan bekerja
berkeadilan dan berdaya saing maju memerlukan keikutsertaan upaya pendidikan keras dalam menyumbangkan sesuatu
dan sejahtera dalam wadah negara untuk menstimulir dan menyertai dalam dalam pembangunan tanpa pamrih atau
kesatuan republik indonesia yang setiap fase dan proses pembangunan. Sebab mengharapkan imbalan yang terlalu
didukung oleh manusia yang sehat, pada setiap fase dan proses pembangunan banyak seperti yang dijelaskan dalm surat
mandiri dan bertakwa kepada Tuhan menurut Dr. Gooding memerlukan sense of Al Mudatsir ayat 1 sampai 7:
yang Maha Esa. Dari tujuan tersebut civic consciousness and community
tercermin bahwa sebagai titik sentral responsibility among the people.
pembangunan adalah pemberdayaan Stimulasi dan penyertaan upaya
sumber daya manusia, baik sebagai pendidikan terhadap usaha pembangunan
sasaran pembangunan maupun sebagai seperti di bidang ekonomi, politik, sosial
pelaku pembangunan. budaya, dan pertahanan keamanan jelas
Menurut Moedjiono dalam sangat diperlukan, seperti dalam laporan
buku Dasar-dasar Kependidikan Dr.E.N.M. Gooding, bahwa stimulasi dan
(1986), mengemukakan bahwa penyertaan upaya pendidikan pada
aktivitas belajar dalam rangka masyarakat yang sedang membangun Artinya: Hai orang yang berkemul
menghadapi perubahan-perubahan ternyata memberikan hasil yang memuaskan (berselimut), bangunlah, lalu berilah
yang cepat di dalam masyarakat di dalam mengatasi persoalan dan hajat peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah,
menghendaki: (1) kemampuan untuk hidup masyarakat, baik dalm bidang dan pakaianmu bersihkanlah, dan
mendapatkan informasi, (2) perbaikan system politik, sosial ekonomi perbuatan dosa tinggalkanlah, dan
keterampilan kognitif yang tinggi, (3) dan sosial budaya. Serta peristiwa
janganlah kamu memberi (dengan
kemampuan menggunakan strategi perpecahan persatuan beberapa bangsa
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
dalam memecahkan masalah, (4) menggambarkan sangat perlunya upaya
kemampuan menentukan tujuan yang pendidikan dalam membangun pertahanan banyak, Dan untuk (memenuhi perintah)
ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil dan keamanan nasional. Dalam hubungan ini Tuhanmu, bersabarlah.
belajar sendiri, (6) adanya motivasi Harbison dan Myres menyatakan, bahwa Mereka sadar dan siap untuk
melakukan peran apa saja dalam
38

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Tujuan pembangunan nasional Pembangunan ekonomi, sosial Al Qur'an juga memerintahkan agar
adalah terwujudnya masyarakat budaya, politik, dan pertahanan keamanan bangkit dan bangun untuk berpartisifasi
Indonesia yang damai, demokratis, pada suatu bangsa atau negara, mutlak dalam pembangunan. Berusaha dan bekerja
berkeadilan dan berdaya saing maju memerlukan keikutsertaan upaya pendidikan keras dalam menyumbangkan sesuatu
dan sejahtera dalam wadah negara untuk menstimulir dan menyertai dalam dalam pembangunan tanpa pamrih atau
kesatuan republik indonesia yang setiap fase dan proses pembangunan. Sebab mengharapkan imbalan yang terlalu
didukung oleh manusia yang sehat, pada setiap fase dan proses pembangunan banyak seperti yang dijelaskan dalm surat
mandiri dan bertakwa kepada Tuhan menurut Dr. Gooding memerlukan sense of Al Mudatsir ayat 1 sampai 7:
yang Maha Esa. Dari tujuan tersebut civic consciousness and community
tercermin bahwa sebagai titik sentral responsibility among the people.
pembangunan adalah pemberdayaan Stimulasi dan penyertaan upaya
sumber daya manusia, baik sebagai pendidikan terhadap usaha pembangunan
sasaran pembangunan maupun sebagai seperti di bidang ekonomi, politik, sosial
pelaku pembangunan. budaya, dan pertahanan keamanan jelas
Menurut Moedjiono dalam sangat diperlukan, seperti dalam laporan
buku Dasar-dasar Kependidikan Dr.E.N.M. Gooding, bahwa stimulasi dan
(1986), mengemukakan bahwa penyertaan upaya pendidikan pada
aktivitas belajar dalam rangka masyarakat yang sedang membangun Artinya: Hai orang yang berkemul
menghadapi perubahan-perubahan ternyata memberikan hasil yang memuaskan (berselimut), bangunlah, lalu berilah
yang cepat di dalam masyarakat di dalam mengatasi persoalan dan hajat peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah,
menghendaki: (1) kemampuan untuk hidup masyarakat, baik dalm bidang dan pakaianmu bersihkanlah, dan
mendapatkan informasi, (2) perbaikan system politik, sosial ekonomi perbuatan dosa tinggalkanlah, dan
keterampilan kognitif yang tinggi, (3) dan sosial budaya. Serta peristiwa
janganlah kamu memberi (dengan
kemampuan menggunakan strategi perpecahan persatuan beberapa bangsa
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
dalam memecahkan masalah, (4) menggambarkan sangat perlunya upaya
kemampuan menentukan tujuan yang pendidikan dalam membangun pertahanan banyak, Dan untuk (memenuhi perintah)
ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil dan keamanan nasional. Dalam hubungan ini Tuhanmu, bersabarlah.
belajar sendiri, (6) adanya motivasi Harbison dan Myres menyatakan, bahwa Mereka sadar dan siap untuk
melakukan peran apa saja dalam
39

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Tujuan pembangunan nasional Pembangunan ekonomi, sosial Al Qur'an juga memerintahkan agar
adalah terwujudnya masyarakat budaya, politik, dan pertahanan keamanan bangkit dan bangun untuk berpartisifasi
Indonesia yang damai, demokratis, pada suatu bangsa atau negara, mutlak dalam pembangunan. Berusaha dan bekerja
berkeadilan dan berdaya saing maju memerlukan keikutsertaan upaya pendidikan keras dalam menyumbangkan sesuatu
dan sejahtera dalam wadah negara untuk menstimulir dan menyertai dalam dalam pembangunan tanpa pamrih atau
kesatuan republik indonesia yang setiap fase dan proses pembangunan. Sebab mengharapkan imbalan yang terlalu
didukung oleh manusia yang sehat, pada setiap fase dan proses pembangunan banyak seperti yang dijelaskan dalm surat
mandiri dan bertakwa kepada Tuhan menurut Dr. Gooding memerlukan sense of Al Mudatsir ayat 1 sampai 7:
yang Maha Esa. Dari tujuan tersebut civic consciousness and community
tercermin bahwa sebagai titik sentral responsibility among the people.
pembangunan adalah pemberdayaan Stimulasi dan penyertaan upaya
sumber daya manusia, baik sebagai pendidikan terhadap usaha pembangunan
sasaran pembangunan maupun sebagai seperti di bidang ekonomi, politik, sosial
pelaku pembangunan. budaya, dan pertahanan keamanan jelas
Menurut Moedjiono dalam sangat diperlukan, seperti dalam laporan
buku Dasar-dasar Kependidikan Dr.E.N.M. Gooding, bahwa stimulasi dan
(1986), mengemukakan bahwa penyertaan upaya pendidikan pada
aktivitas belajar dalam rangka masyarakat yang sedang membangun Artinya: Hai orang yang berkemul
menghadapi perubahan-perubahan ternyata memberikan hasil yang memuaskan (berselimut), bangunlah, lalu berilah
yang cepat di dalam masyarakat di dalam mengatasi persoalan dan hajat peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah,
menghendaki: (1) kemampuan untuk hidup masyarakat, baik dalm bidang dan pakaianmu bersihkanlah, dan
mendapatkan informasi, (2) perbaikan system politik, sosial ekonomi perbuatan dosa tinggalkanlah, dan
keterampilan kognitif yang tinggi, (3) dan sosial budaya. Serta peristiwa
janganlah kamu memberi (dengan
kemampuan menggunakan strategi perpecahan persatuan beberapa bangsa
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
dalam memecahkan masalah, (4) menggambarkan sangat perlunya upaya
kemampuan menentukan tujuan yang pendidikan dalam membangun pertahanan banyak, Dan untuk (memenuhi perintah)
ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil dan keamanan nasional. Dalam hubungan ini Tuhanmu, bersabarlah.
belajar sendiri, (6) adanya motivasi Harbison dan Myres menyatakan, bahwa Mereka sadar dan siap untuk
melakukan peran apa saja dalam
40

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Tujuan pembangunan nasional Pembangunan ekonomi, sosial Al Qur'an juga memerintahkan agar
adalah terwujudnya masyarakat budaya, politik, dan pertahanan keamanan bangkit dan bangun untuk berpartisifasi
Indonesia yang damai, demokratis, pada suatu bangsa atau negara, mutlak dalam pembangunan. Berusaha dan bekerja
berkeadilan dan berdaya saing maju memerlukan keikutsertaan upaya pendidikan keras dalam menyumbangkan sesuatu
dan sejahtera dalam wadah negara untuk menstimulir dan menyertai dalam dalam pembangunan tanpa pamrih atau
kesatuan republik indonesia yang setiap fase dan proses pembangunan. Sebab mengharapkan imbalan yang terlalu
didukung oleh manusia yang sehat, pada setiap fase dan proses pembangunan banyak seperti yang dijelaskan dalm surat
mandiri dan bertakwa kepada Tuhan menurut Dr. Gooding memerlukan sense of Al Mudatsir ayat 1 sampai 7:
yang Maha Esa. Dari tujuan tersebut civic consciousness and community
tercermin bahwa sebagai titik sentral responsibility among the people.
pembangunan adalah pemberdayaan Stimulasi dan penyertaan upaya
sumber daya manusia, baik sebagai pendidikan terhadap usaha pembangunan
sasaran pembangunan maupun sebagai seperti di bidang ekonomi, politik, sosial
pelaku pembangunan. budaya, dan pertahanan keamanan jelas
Menurut Moedjiono dalam sangat diperlukan, seperti dalam laporan
buku Dasar-dasar Kependidikan Dr.E.N.M. Gooding, bahwa stimulasi dan
(1986), mengemukakan bahwa penyertaan upaya pendidikan pada
aktivitas belajar dalam rangka masyarakat yang sedang membangun Artinya: Hai orang yang berkemul
menghadapi perubahan-perubahan ternyata memberikan hasil yang memuaskan (berselimut), bangunlah, lalu berilah
yang cepat di dalam masyarakat di dalam mengatasi persoalan dan hajat peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah,
menghendaki: (1) kemampuan untuk hidup masyarakat, baik dalm bidang dan pakaianmu bersihkanlah, dan
mendapatkan informasi, (2) perbaikan system politik, sosial ekonomi perbuatan dosa tinggalkanlah, dan
keterampilan kognitif yang tinggi, (3) dan sosial budaya. Serta peristiwa
janganlah kamu memberi (dengan
kemampuan menggunakan strategi perpecahan persatuan beberapa bangsa
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
dalam memecahkan masalah, (4) menggambarkan sangat perlunya upaya
kemampuan menentukan tujuan yang pendidikan dalam membangun pertahanan banyak, Dan untuk (memenuhi perintah)
ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil dan keamanan nasional. Dalam hubungan ini Tuhanmu, bersabarlah.
belajar sendiri, (6) adanya motivasi Harbison dan Myres menyatakan, bahwa Mereka sadar dan siap untuk
melakukan peran apa saja dalam
41

D. Matrik Pendidikan sebagai Upaya Peningkatan Mutu Kehidupan


42

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang No. 2 tahun Strategi untuk meningkatkan mutu Ajaran tentang pendidikan sebagai
1989 tentang sistem pendidikan mencakup membangun kapasitas level upaya peningkatan mutu kehidupan juga
nasional pada pasal 1 disebutkan birokrat, sekolah dan kelas. terkandung di dalam ajaran Islam kepada
bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar d. Membangun kapasitas level birokrat uamtnya yang bersumber dari Al-Quran.
untuk menyiapkan peserta didik Dikatakan dalam surat AR Ra'du ayat 11:
melalui kegiatan bimbingan, Membangun kapasitas (capacity building)
pengajaran dan atau latihan bagi adalah sesuatu yang berkaitan dengan
peranannya dimasa yang akan datang". penciptaan kesempatan bagi siapa saja untuk
Sebagai usaha sadar pendidikan mengambil manfaat dari bekerjasama dalam
nasional berfungsi untuk suatu sistem kerja yang baru (Harris & Artinya: Bagi manusia ada malaikat-
mengembangkan serta meningkatkan Lambert, 2003). Konsep ini menekankan malaikat yang selalu mengikutinya
mutu kehidupan dan martabat manusia pada kerja sama sebagai prinsip dalam bergiliran, di muka dan di belakangnya,
Indonesia dalam rangka mewujudkan organisasi untuk mencapai tujuan bersama mereka menjaganya atas perintah Allah.
tujuan nasional. yang telah ditetapkan. Sesungguhnya Allah tidak merobah
Sebagai usaha sadar e. Membangun kapasitas level sekolah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
pendidikan nasional berfungsi untuk Secara teoritis dalam membangun kapasaitas
merobah keadaan yang ada pada diri
mengembangkan serta meningkatkan sekolah ada beberapa konsep yang
mereka sendiri. Dan apabila Allah
mutu kehidupan dan martabat manusia diidentifikasi oleh Hopkins & Jackson
Indonesia dalam rangka mewujudkan (2002), yaitu; pertama, dalam membangun menghendaki keburukan terhadap sesuatu
tujuan nasional. kapasitas sekolah individu memegang kaum, maka tak ada yang dapat
peranan penting. Individu dalam hal ini bias menolaknya; dan sekali-kali tak ada
kepala sekolah, guru ataupun siswa. Kedua, pelindung bagi mereka selain Dia.
hubungan dan kaitan kerja diantara individu- Allah menciptakan langit dan bumi
individu yang dirangkum dalam suatu aturan dan segala isinya untuk manusia agar
sehingga mereka dapat bekerja sebagai suatu berpikir. Dijelaskan dalam surat Ali Imran
tim yang solid. Ketiga , terdapat suatu ayat 190:
system dan meanisme yang mendorong dan
memfasilitasi terjadinya kesatuan kerja dan
43

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang No. 2 tahun Strategi untuk meningkatkan mutu Ajaran tentang pendidikan sebagai
1989 tentang sistem pendidikan mencakup membangun kapasitas level upaya peningkatan mutu kehidupan juga
nasional pada pasal 1 disebutkan birokrat, sekolah dan kelas. terkandung di dalam ajaran Islam kepada
bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar d. Membangun kapasitas level birokrat uamtnya yang bersumber dari Al-Quran.
untuk menyiapkan peserta didik Dikatakan dalam surat AR Ra'du ayat 11:
melalui kegiatan bimbingan, Membangun kapasitas (capacity building)
pengajaran dan atau latihan bagi adalah sesuatu yang berkaitan dengan
peranannya dimasa yang akan datang". penciptaan kesempatan bagi siapa saja untuk
Sebagai usaha sadar pendidikan mengambil manfaat dari bekerjasama dalam
nasional berfungsi untuk suatu sistem kerja yang baru (Harris & Artinya: Bagi manusia ada malaikat-
mengembangkan serta meningkatkan Lambert, 2003). Konsep ini menekankan malaikat yang selalu mengikutinya
mutu kehidupan dan martabat manusia pada kerja sama sebagai prinsip dalam bergiliran, di muka dan di belakangnya,
Indonesia dalam rangka mewujudkan organisasi untuk mencapai tujuan bersama mereka menjaganya atas perintah Allah.
tujuan nasional. yang telah ditetapkan. Sesungguhnya Allah tidak merobah
Sebagai usaha sadar e. Membangun kapasitas level sekolah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
pendidikan nasional berfungsi untuk Secara teoritis dalam membangun kapasaitas
merobah keadaan yang ada pada diri
mengembangkan serta meningkatkan sekolah ada beberapa konsep yang
mereka sendiri. Dan apabila Allah
mutu kehidupan dan martabat manusia diidentifikasi oleh Hopkins & Jackson
Indonesia dalam rangka mewujudkan (2002), yaitu; pertama, dalam membangun menghendaki keburukan terhadap sesuatu
tujuan nasional. kapasitas sekolah individu memegang kaum, maka tak ada yang dapat
peranan penting. Individu dalam hal ini bias menolaknya; dan sekali-kali tak ada
kepala sekolah, guru ataupun siswa. Kedua, pelindung bagi mereka selain Dia.
hubungan dan kaitan kerja diantara individu- Allah menciptakan langit dan bumi
individu yang dirangkum dalam suatu aturan dan segala isinya untuk manusia agar
sehingga mereka dapat bekerja sebagai suatu berpikir. Dijelaskan dalam surat Ali Imran
tim yang solid. Ketiga , terdapat suatu ayat 190:
system dan meanisme yang mendorong dan
memfasilitasi terjadinya kesatuan kerja dan
44

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang No. 2 tahun Strategi untuk meningkatkan mutu Ajaran tentang pendidikan sebagai
1989 tentang sistem pendidikan mencakup membangun kapasitas level upaya peningkatan mutu kehidupan juga
nasional pada pasal 1 disebutkan birokrat, sekolah dan kelas. terkandung di dalam ajaran Islam kepada
bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar d. Membangun kapasitas level birokrat uamtnya yang bersumber dari Al-Quran.
untuk menyiapkan peserta didik Dikatakan dalam surat AR Ra'du ayat 11:
melalui kegiatan bimbingan, Membangun kapasitas (capacity building)
pengajaran dan atau latihan bagi adalah sesuatu yang berkaitan dengan
peranannya dimasa yang akan datang". penciptaan kesempatan bagi siapa saja untuk
Sebagai usaha sadar pendidikan mengambil manfaat dari bekerjasama dalam
nasional berfungsi untuk suatu sistem kerja yang baru (Harris & Artinya: Bagi manusia ada malaikat-
mengembangkan serta meningkatkan Lambert, 2003). Konsep ini menekankan malaikat yang selalu mengikutinya
mutu kehidupan dan martabat manusia pada kerja sama sebagai prinsip dalam bergiliran, di muka dan di belakangnya,
Indonesia dalam rangka mewujudkan organisasi untuk mencapai tujuan bersama mereka menjaganya atas perintah Allah.
tujuan nasional. yang telah ditetapkan. Sesungguhnya Allah tidak merobah
Sebagai usaha sadar e. Membangun kapasitas level sekolah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
pendidikan nasional berfungsi untuk Secara teoritis dalam membangun kapasaitas
merobah keadaan yang ada pada diri
mengembangkan serta meningkatkan sekolah ada beberapa konsep yang
mereka sendiri. Dan apabila Allah
mutu kehidupan dan martabat manusia diidentifikasi oleh Hopkins & Jackson
Indonesia dalam rangka mewujudkan (2002), yaitu; pertama, dalam membangun menghendaki keburukan terhadap sesuatu
tujuan nasional. kapasitas sekolah individu memegang kaum, maka tak ada yang dapat
peranan penting. Individu dalam hal ini bias menolaknya; dan sekali-kali tak ada
kepala sekolah, guru ataupun siswa. Kedua, pelindung bagi mereka selain Dia.
hubungan dan kaitan kerja diantara individu- Allah menciptakan langit dan bumi
individu yang dirangkum dalam suatu aturan dan segala isinya untuk manusia agar
sehingga mereka dapat bekerja sebagai suatu berpikir. Dijelaskan dalam surat Ali Imran
tim yang solid. Ketiga , terdapat suatu ayat 190:
system dan meanisme yang mendorong dan
memfasilitasi terjadinya kesatuan kerja dan
45

Pandangan Indonesia Pandangan Barat Pandangan Islam


Undang-undang No. 2 tahun Strategi untuk meningkatkan mutu Ajaran tentang pendidikan sebagai
1989 tentang sistem pendidikan mencakup membangun kapasitas level upaya peningkatan mutu kehidupan juga
nasional pada pasal 1 disebutkan birokrat, sekolah dan kelas. terkandung di dalam ajaran Islam kepada
bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar d. Membangun kapasitas level birokrat uamtnya yang bersumber dari Al-Quran.
untuk menyiapkan peserta didik Dikatakan dalam surat AR Ra'du ayat 11:
melalui kegiatan bimbingan, Membangun kapasitas (capacity building)
pengajaran dan atau latihan bagi adalah sesuatu yang berkaitan dengan
peranannya dimasa yang akan datang". penciptaan kesempatan bagi siapa saja untuk
Sebagai usaha sadar pendidikan mengambil manfaat dari bekerjasama dalam
nasional berfungsi untuk suatu sistem kerja yang baru (Harris & Artinya: Bagi manusia ada malaikat-
mengembangkan serta meningkatkan Lambert, 2003). Konsep ini menekankan malaikat yang selalu mengikutinya
mutu kehidupan dan martabat manusia pada kerja sama sebagai prinsip dalam bergiliran, di muka dan di belakangnya,
Indonesia dalam rangka mewujudkan organisasi untuk mencapai tujuan bersama mereka menjaganya atas perintah Allah.
tujuan nasional. yang telah ditetapkan. Sesungguhnya Allah tidak merobah
Sebagai usaha sadar e. Membangun kapasitas level sekolah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
pendidikan nasional berfungsi untuk Secara teoritis dalam membangun kapasaitas
merobah keadaan yang ada pada diri
mengembangkan serta meningkatkan sekolah ada beberapa konsep yang
mereka sendiri. Dan apabila Allah
mutu kehidupan dan martabat manusia diidentifikasi oleh Hopkins & Jackson
Indonesia dalam rangka mewujudkan (2002), yaitu; pertama, dalam membangun menghendaki keburukan terhadap sesuatu
tujuan nasional. kapasitas sekolah individu memegang kaum, maka tak ada yang dapat
peranan penting. Individu dalam hal ini bias menolaknya; dan sekali-kali tak ada
kepala sekolah, guru ataupun siswa. Kedua, pelindung bagi mereka selain Dia.
hubungan dan kaitan kerja diantara individu- Allah menciptakan langit dan bumi
individu yang dirangkum dalam suatu aturan dan segala isinya untuk manusia agar
sehingga mereka dapat bekerja sebagai suatu berpikir. Dijelaskan dalam surat Ali Imran
tim yang solid. Ketiga , terdapat suatu ayat 190:
system dan meanisme yang mendorong dan
memfasilitasi terjadinya kesatuan kerja dan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam tujuan pendidikan
secara umum adalah untuk membentuk manusia menjadi lebih baik terutama
dalam segi sikap dan moral. Dari kertiga aspek yaitu pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang paling utama dalam pendidikan adalah sikap. Karena sikap
menentukan bagaimana seseorang dapat hidup bersama manusia lainnya.
2. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam antara pendidikan dan
pertumbuhan ekonomi berbanding lurus. Artinya dengan pendidikan
seseorang yang lebih tinggi, menjadikan orang tersebut mendapat pekerjaan
yang lebih baik, sehingga pertumbuhan ekonomipun menjadi lebih baik.
3. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam pendidikan merupakan
investasi masa depan bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan kata lain, manusia belajar untuk memudahkan hidupnya suatu hari.
Misalnya manusia belajar mengenal teknologi sehingga pada masa sekarang
kita telah menikmati hasil investasi tersebut berupa gadget yang canggih yang
memudahkan manusia dalam berkomunikasi walaupun dari jarak yang jauh.
4. Menurut pandangan barat, indonesia dan agama islam untuk meningkatkan
mutu kehidupan diperlukan peningkatan dalam mutu pendidikan. Pendidikan
yang bermutu akan menghasilkan SDM yang bermutu pula, sehingga negara
yang memiliki SDM berkualitas, kehidupannya akan berkualitas atau bermutu
pula

E. Saran
Jika dilihat dari hakikat manusia dan hakikat pendidikan itu sendiri, ada
baiknya kita mempelajari dan lebih memahami serta mendalami kajian dari
hakikat manusia dan hakikat pendidikan tersebut.

46
DAFTAR PUSTAKA

Ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhamad Ibnu Jarir. 1988. Jami‟u‟l-bayan „an Ta‟wil
ayi‟l-Quran, Beirut: Darul-Fikr.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa, Tafsirul Maraghiy, Beirut: Darul Fkr,1871.
Al-Asqalani, Ahmad ibn A‟ly ibnu Hajar, Fathu‟l-Bari biSyarh Shahih‟l Bukhari,
Bairut Daru‟l –Maarif, tt.
Desmita. 2007. Psikologi Perkembangan, Bandung: Rosda Karya
Drijarkara. 1987. Percikan Filsafat, Semarang: Kanisius.
Freire, Paulo. 1985. Pendidikan Kaum Tertindas. LP3ES: Yogyakarta
Langgulung, Hasan. 2008. Azas-Azas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-
Husna.
Muhammmad Munir Mursyi. 1986. Al-Tarbiyat al-Islamiyyat: Ushuluha wa
Tathawwuruha fil Bilad al-‘Arab, Kahirat: ‘Alam al-Kitab.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajawali
Press.
M. Quraish, Shihab. 1994. Wawasan Al- Qur’an, Bandung: Mizan.
Raharto, Aswantini. 1999. Pendidikan, Sumber Daya Manusia, dan
Pembangunan Berkelanjutan, (online), (http://www. puslitbang. go.id.
/pdf.doc.html, diakses 24 Oktober 2017).
Zuhairini. 2009. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksa

47

Anda mungkin juga menyukai