Anda di halaman 1dari 6

.

Keracunan

Keracunan sebagai akibat penyerapan beberapa bahan kimia beracun atau toksik, seperti ammonia,
karbon monoksida, benzene, kloroform, dsb. Keracunan bisa menyebabkan fatal maupun masalah
kesehatan. Yang paling akhir yaitu yang lebih seringterjadi baik yang bisa di ketahui dalam periode
pendek ataupun periode panjang. Dampak periode panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan
asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil namun terus-
menerus.

Pertolongan pertama pada kecelakaan keracunan bahan kimia baiknya dikerjakan jika dokter belum juga
tiba di tempat keracunan itu. Mengenai cara menangani keracunan bahan kimia sebagai awal yaitu
mencegah kontak bahan kimia dengan badan secepat-cepatnya. Beberapa langkah untuk
mengerjakannya yaitu seperti berikut :

Cuci bahan kimia yang masihlah kontak dengan badan (kulit, mata dan organ badan yang lain)

Upayakan pasien keracunan tak kedinginan.

Janganlah memberi minuman mengandung alkohol pada pasien karena akan mempercepat penyerapan
toksin didalam badan

Jika sulit bernafas, bantu dengan pernapasan dari mulut ke mulut

Selekasnya bawa ke tempat tinggal sakit

Cara menangani keracunan bahan kimia dapat juga dikerjakan dengan sebagian langkah lain jika bahan
kimia toksin itu masuk lewat mulut, kulit atau keracunan akibat ada gas yang beracum mengedar di
sekitar kita.

Cara menangani keracunan bahan kimia jika bahan toksin masuk lewat mulut :

Berilah minum berbentuk air atau susu 2 sampai 4 gelas.

Jika korban keracunan tengah dalam kondisi pingsan, janganlah memasukkan suatu hal (berbentuk
makanan/minuman) lewat mulutnya

Masukan jari telunjuk kedalam mulut korban sembari menggerak-gerakkan jari dibagian pangkal lidah
dengan maksud supaya si korban muntah

Janganlah lakukan poin diatas jika korban keracunan minyak tanah, bensin, alkali atau asam

Berilah 1 sendok antidote dan satu gelas air hangat pada korban Antidote itu dalam kondisi serbuk dan
terbuat dari 2 bagian arang aktif, 1 bagian magnesium oksida dan 1 bagian asam tannat.
Cara menangani keracunan bahan kimia jika bahan toksin lewat kulit :

Cuci bagian badan yang terserang dengan air bersih sekurang-kurangnya sepanjang 15 menit.

Bebaskan baju yang terserang bahan kimia

Janganlah memoleskan minyak, mentega atau pasta natrium bikarbonat, terkecuali untuk keracunan
yang lebih tinggi/tertentu lainnya

Cara menangani keracunan bahan kimia jika bahan toksin berbentuk gas :

Untuk keracunan bahan kimia berbentuk gas maka baiknya memberi hawa fresh sebaik-baiknya. Dan
untuk mencegah keracunan bahan kimia berbentuk gas baiknya mulai sejak awal memakai masker.
Sebab gas berbentuk klorin, hidrogen sulfida, fosgen, hidrogen sianida yaitu bahan kimia gas yang begitu
beracun.

Jadi, sebelumnya bekerja dengan bahan kimia, baiknya mesti mengetahu lebih dulu cara menangani
keracunan bahan kimia itu untuk menghadapi beberapa hal yg tidak dikehendaki.

2. Luka Bakar

Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati-hati dalam mengatasi pelarut-pelarut organik yang
gampang terbakar seperti eter, aseton, alkohol, dsb. Hal yang sama bisa disebabkan oleh peledakan
beberapa bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar yaitu :

Apabila mungkin selekasnya bawa korban ke tempat tinggal sakit, jika mustahil dikerjakan rendam bagian
badan yg terbakar dalam wadah diisi air dingin

Jika luka bakar luas atau derajat berat dikerjakan

Janganlah tarik/menarik baju yang menempel di luka

Janganlah berikan minyak gosok, pelumas, odol atau antiseptic

Janganlah memecah lepuh

Janganlah membantu sendiri, kirim ke tempat tinggal sakit

Apabila korban sadar berikanlah minum larutan garam (1/4 sendok teh setiap gelas 200cc), berikanlah
satu gelas setiap jam.
Luka bakar akibat zat kimia :

Terserang larutan asam

kulit selekasnya dihapuskan dengan kapas atau lap halus

dicuci dengan air mengalir sebanyak mungkin

Setelah itu bersihkan dengan 1% Na2CO3

lalu bersihkan lagi dengan air

Keringkan dan oleskan dengan salep levertran.

Terserang logam natrium atau kalium

Logam yang nempel selekasnya di ambil

Kulit dicuci dengan air mengalir kurang lebih sepanjang 15-20 menit

Netralkan dengan larutan 1% asam asetat

Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang
sudah dibasahi asam pikrat.

Terserang bromin

Selekasnya dicuci dengan larutan amonia encer

Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3.

Terserang phospor

Kulit yang terserang selekasnya dicuci dengan air sebanyak mungkin

Lalu bersihkan dengan larutan 3% CuSO4.

Luka bakar akibat benda panas

Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran


Mencelupkan ke air es secepat-cepatnya atau dikompres hingga rasa nyeri agak menyusut.

3. Luka Kulit

Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca maupun karena tertusuk benda tajam luka
kerap berlangsung padatangan atau mata karena pecahan kaca.

Pertolongan Pertama pada Luka Karena Tertusuk Benda Tajam

Cabut benda itu dengan hati-hati

Dekontaminasi luka

Desinfeksi luka

Berikan obat pada luka

Berikan pembalut pada luka supaya tak terkontaminasi

Laporkan pada petugas

Jika luka sangat kronis mencari pertolongan medis

4. Kebakaran

Kebakaran bisa berlangsung jika satu rekasi kimia pada bahan dengan oksigen yang membuahkan daya
berbentuk panas dan sinar (api). Panas akan merambat ke seputarnya yang setelah itu akan
mempercepat juga kebakaran.

Di bawah ini beberapa jenis kebakaran berdasar pada cara perlakuannya :

Jenis A adalah jenis kebakaran yang melibatkan beberapa bahan “biasa” yang gampang terbakar seperti
kayu, kertas, karet dan plastik (memiliki kandungan karbon). Untuk mengatasinya dipakai alat pemadam
kebakaran air, serbuk kering atau selimut api. Janganlah memakai air jika kemungkinan bahaya listrik.

Jenis B adalah jenis kebakaran yang melibatkan bahan yang gampang terbakar, mencakup cairan, seperti
minyak tanah, bensin, alkohol. Untuk mengatasinya pakai pemadam kebakaran jenis busa, cairan yang
gampang menguap, karbon dioksida, serbuk kering, selimut api atau pasir. Janganlah memakai busa
apabila ada peluang kemungkinan bahaya listrik, dan janganlah sekali-sekali memakai air.

§ Jenis C bahan yang terbakar mencakup gas, umpamanya metana, propana, acetilen, dan butana. Untuk
mengatasinya tutup zat yang bisa menyebabkan gas yang gampang terbakar itu, dan bisa memakai
pemadam kebakaran jenis BCF.
§ Jenis D kebakaran datang dari logam (metal) yang gampang terbakar seperti natrium, kalium, dan
magnesium. Untuk cara mengatasinya dengan memakai pasir atau selimut api.

5. Sengatan listrik

Terserang sengatan listrik atau kesetrum begitu beresiko dan bisa mengakibatkan kematian saat itu juga.
Arus listrik yang melalui badan akan merusakkan jaringan badan seperti saraf, otot, dan bisa
mengacaukan kerja jantung. Pada korban tersengat (kesetrum) listrik korban kerapkali jatuh pingsan,
alami henti napas, denyut jantung tidak teratur atau mungkin saja jadi berhenti sekalipun, dan alami luka
bakar yang luas.

Di bawah ini yang perlu anda kerjakan untuk mengatasi korban yang tersengat listrik yaitu :

Saksikan kondisi sekitaran dan keadaan korban

Perhatikan terlebih dulu keadaan si korban dan sekitarnya. Saksikan apakah korban masihlah tersambung
dengan aliran listrik atau tak. Janganlah tergesa-gesa segera menyentuh atau memegang si korban. Jika
korban masihlah tersambung dengan listrik, mungkin saja kita akan turut kesetrum, walhasil kita jadi
turut jadi korban.

Matikan sumber lisrik

Mencari sumber listriknya dan matikan. Jika tak dapat, singkirkan sumber listrik dari badan korban
memakai benda yg tidak mengantarkan listrik, seumpama kayu, plastik, atau karet.

Pindahkan korban

Jika tempat peristiwa tak aman, pindahkan korban ke tempat lain, lantas selekasnya bawa korban ke
pusat service medis paling dekat. Dapat dengan juga menghubungi nomor darurat supaya si korban
dijemput.

Kerjakan perawatan

Sembari menuju atau menanti pertolongan medis datang, baringkan korban dalam posisi telentang.
Posisi kaki ditata supaya lebih tinggi dari kepala untuk menghindar terjadinya shock. Check juga
pernafasan dan denyut jantungnya. Jika jantung atau napas korban berhenti, Anda dapat bertindak
cardio pulmonal resuscitation (CPR), dengan catatan Anda kuasai tehnik ini.

Uap timbal dapat menyebabkan kerusakan dalam darah. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan
pada kulit, saluran pernafasan dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif. Bahan kimia
yang dapat menyebabkan iritasi misalnya H2SO4, HCl, NaOH, Cl2, NH3 dan SO2. Luka kulit dapat
terjadi sebagai akibat bekerja dengan gelas. Kecelakaan ini sering terjadi pada tangan atau mata
karena pecahan gelas. Luka bakar dan kebakaran disebabkan kurang hati-hati dalam menangani
pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton dan alkohol. Hal yang sama dapat
diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat.

Anda mungkin juga menyukai