Anda di halaman 1dari 68

1.

Siswa dapat memutuskan cara menyelesaikan permasalahan dalam pelestarian hewan

 Pelestarian insitu, yaitu pelestarian yang dilaksnakan di habitat aslinya. Contohnya bunga bangkai (Rafflesia arnoldi) di Bengkulu, badak jawa di Ujung

Kulon, biawak Komodo di Pulau Komodo.

 Pelestarian exsitu, yaitu pelestarian yang dilaksanakan dengan memimdahkan individu yang dilestarikan dari tempat tumbuh aslinya untuk dipelihara di

tempat lain. Pelestarian exsitudapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:

 Kebuk koleksi, biasanya hanya yang unggul mutunya saja yang dipertahankan. Contoh: kebun koleksi kelapa di Bone-bone.

 Kebun plasma nutfah, contoh: temu-temuan, talas, suweg di cibinong LIPI.

 Kebun Botani, contoh: Kebun raya bogor, Bedugul Bali.

 Penyimpanan dalam kamar-kamar bersuhu dingin. Umumnya yang disimpan adalah biji yang berkulit keras.

 Pengembangan kebun raya. Disamping segi pelestarian, segi pariwisata atau keindahan juga sebagai pelestarian berbagai jenis tumbuhan

khas yang ditemukan di masing-masing daerah.

 Suaka margasatwa, yaitu pelestarian suatu daerah atau wilayah yang ditujukan untuk melindungi dan melestarikan berbagai jenis hewan

langka yang terancam kepunahannya.

 Hutan lindung dan tanaman laut.

 Perlindungan alam umum

 Perlindungan alam ketat, adalah perlindungan alam tanpa campur tangan manusia, kecuali apabila dipandang perlu. Contohnya cagar

alam Ujung Kulon.

 Perlindungan alam terbimbing, adalah perlindungan alam oleh para ahli. Contohnya Kebun Raya Bogor.

 Taman Nasional, merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang meliputi daerah sangat luas, dimana tidak diperbolehkan

dibangun rumah tinggal atau kepentingan industri. Namun dapat difungsikan sebagai tempat wisata. Contohnya Taman Safari, Bogor.

 Perlindungan alam dengan tujuan tertentu, contohnya perlindungan geologi, botani, zoologi dan antropologi.

2. Siswa dapat menjelaskan upaya manusia dalam mengatasi masalah lingkungan yang sesuai dengan prinsip etika lingkungan
Etika adalah penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Etika bersumber pada kesadaran dan moral seseorang. Etika biasanya tidak tertulis. Namun ada etika
yang tertulis, misalnya etika profesi, yang dikenal sebagai kode etik.

Etika lingkungan, pada dasarnya adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang tidak tidak baik bagi lingkungan. Etika lingkutan bersumber
pada pandangan seseorang tetang lingkungan.

Prinsip-prinsip etika lingkungan mengatur sikap dan tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip tidak merugikan, tidak
campur tangan, kesetiaan, dan keadilan.

1. Prinsip tidak merugikan (the rule of Nonmaleficence), yakni tidak merugikan lingkungan, tidak menghancurkan populasi spesies atau pun komunitas biotic.

2. Prinsip tidak campur tangan (the rule of noninterference), yakni tidak memberi hambatan kepada kebebasan setiap organisme, yaitu kebebasan mencari makan,
tempat tinggal, dan berkembang biak.

3. Prinsip kesetiaan (The rule of fidelity) yakni tidak menjebak, menipu, atau memasang perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata kepentingan
manusia.

4. Prinsip keadilan (the Rule of Restitutive Justice), yakni mengembalikan apa yang telah kita rusak dengan membuat kompensasi.

Beberapa contoh tindakan tindakan yang sesuai dengan etika lingkungan adalah sebagai berikut :

1. Membuang sampah (missal bungkus permen) pada tempatnya.


2. Menggunakan air secukupnya. Jika tidak sedang digunakan, matikan keran. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk
hidup lainnya.
3. Hemat energi. Mematikan lampu listrik jika tidak digunakan.
4. Tidak membunuh hewan yang ada di lingkungan, menangkap, atau memeliharanya.
5. Tidak memetik daun, bunga, ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat.
6. Gemar menanam bunga, merawat tanaman, melakukan penghijauan.
7. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan
8. Mengembalikan hewan atau tumbuhan ke habitat aslinya.
3. Siswa dapat menyebutkan macam penyakit yang disebabkan oleh virus.

a. Penyakit pada Manusia

1) AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrom)

AIDS adalah penyakit yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiensy Virus). Penyakit itu dapat ditularkan
melalui kontak biasa seperti melauli luka-luka di kulit, selaput lendir, hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, dari ibu yang menderita
penyakit AIDS kepada anak yang sedang dikandungnya. Hingga kini belum ada vaksin untuk mencegah penyakit AIDS

2) Hepatitis (Pembengkakan Hati)

Disebabkan oleh virus hepatitis. Ada tiga tipe hepatitis, yaitu hepatitits A, hepatitis B, dan hepatitis C. Gejala-gejalanya: demam, mual, muntah-muntah, perubahan warna kulit
dan selaput lendir berwarna kuning.

Hepatitis A cenderung menimbulkan hepatitis akut, hepatitis B cenderung menimbulkan kronis, hepatitis C cenderung beresiko menderita kanker hati. Penularannya melalui
minuman yang terkontaminasi virus, jarum suntik yang tidak steril, dan transfusi darah.

3) DB (Demam Berdarah)

Disebabkan oleh virus dengue. Virus ini dapat menyebabkan menurunnya kadar trombosit dan menyebabkan pecahnya kapiler darah sehingga gejala-gejala yang tampak adalah
adanya bercak-bercak merah pada kulit, demam panas tinggi, sakit kepala, mimisan lebih parah lagi pendarahan pada organ-organ tubuh dan dapat menyebabkan kematian.
Vektor penyebab penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti.

4) SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Penyakit ini disebabkan oleh virus corona yang dibawa oleh mamalia golongan musang dan rakun. Virus ini mudah sekali mengalami mutasi. Gejala-gejala penyakit ini antara lain
suhu tubuh di atas 40o C, menggigil, kelelahan otot, batuk kering, sakit kepala, sesak nafas, dan diare.

5) Influenza

Penyakit ini disebabkan oleh Orthomyxovirus. Morfologinya seperti bola, virus ini menyerang saluran pernapasan sehingga penderita mengalami kesulitan bernapas. Penyakit
ini ditularkan melalui udara yang terserap masuk melalui saluran pernapasan. Gejala-gejalanya: demam,sakit kepala, pegal linu, kehilangan nafsu makan.

6) Gondong (Parotitis)

Penyebab penyakit ini adalah Paramyxovirus. Virus yang hanya memiliki ARN (asam ribo nukleat) saja. Penyakit ini ditandai dengan membengkaknya kelenjar paratiroid pada
leher di bawah daun telinga. Penyakit ini dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung dengan penderita, melalui ludah, urin, dan muntahan. Jika
seseorang telah sembuh dari penyakit gondong mereka akan memiliki kekebalan terhadap penyakit gondong tersebut.

7) Herpes Simpleks

Herpes merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya bintik merah bernanah dan berkelompok di kulit, dan disertai oleh demam. Penyebab herpes adalah virus anggota
famili Herpertoviridae. Virus herpes menyerang kulit dan selaput lendir

8) Campak (Morbili)

Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus yang tidak rnengandung enzim neurominidase. Gejala campak adalah demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.

9) Polio

Polio disebabkan oleh poliovirus. Serangan poliovirus menyebabkan lumpuh bila virus menginfeksi selaput otak (meninges) dan merusak sel saraf yang berhubungan dengan
saraf tepi. Gejala klinik infeksi virus polio adalah demam, malaise, sakit tenggorokan, sakit kepala, meningitis aseptic, poliomyelitis paralitik (lumpuh). Pencegahan dilakukan
dengan vaksinasi secara oral. Vaksin polio ditemukan oleh John Salk.

10) Ebola

Disebabkan oleh virus ebola. Gejala awal vang ditimbulkan ebola mirip influenza, yaitu demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan hilang nafsu makan. Ebola ditularkan
melalui kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola (darah, feses, urin, ludah, keringat). Sampai saat ini belum ada obat penyembuhnya.

b. Penyakit pada Hewan


1) Rabies (Anjing Gila)

Penyebab rabies adalah Rabdovirus. Rabies atau penyakit anjing gila disebabkan oleh virus rabies yang menyerang sistem saraf pusat penderita. Virus rabies dapat menginfeksi
semua hewan berdarah panas, seperti anjing, serigala, dan kucing. Penularannya dapat melalui gigitan dari hewan yang telah terinfeksi. Masa inkubasinya adalah 10 – 14 hari.
Virus rabies juga dapat menginfeksi manusia. Gejala yang ditimbulkan adalah hirdopobia (takut air), sakit kepala, tertawa tanpa sebab, lesu, demam, gugup, dan lumpuh.
Pengobatan penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksin rabies. Vaksin rabies ditemukan oleh Louis Pastuer.

2) Food and Mouth Disease (FMD),

Penyebab penyakit kuku dan mulut pada hewan ternak seperti kerbau, sapi, domba, dan kuda. Penyakit ini menyebabkan hewan ternak tidak dapat berjalan dan tidak dapat
makan.

3) Tetelo (Sampar Ayam)

Penyakit Tetelo atau NCD (New Castle Disease) menyerang pada unggas. Ayam yang terinfeksi virus tetelo akan mengalami gejala tersedak-sedak dan mencret sampai
menyebabkan kematian. Jika sembuh, ayam akan kehilangan keseimbangan yang ditandai dengan kepalanya tertekuk dan berputar-putar.

4) Kanker pada Ayam

Disebabkan oleh RSV (Rous Sarcoma Virus)

5) Flu Burung

Disebabkan oleh Virus Avian influenza (H5N1), Virus Avian influenza umumnya menyerang unggas, tetapi dapat pula menyerang burung-burung, hewan, bahkan manusia. Cara
mencegah meluasnya penularan flu burung ke manusia, yaitu dengan tindakan pemusnahan (depopulasi) terhadap unggas yang terinfeksi virus flu burung

c. Penyakit pada Tumbuhan

Mozaik, ditandai bercak kuning pada tembakau. Disebabkan oleh TMV (Tobacco Mozaic Virus)

CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) penyebab penyakit pada jeruk, yang menyebabkan rusaknya pembuluh angkut (floem).

Tungro, penyebab penyakit kerdil pada tanaman padi. Vektornya adalah wereng hijau dan wereng cokelat

4.Siswa dapat menunjukkan jenis bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dengan melihat bentuk/struktur dari bakteri
5. menganalisa jenis hewan protozoa ber dasarkan ciri – ciri yang ditampilkan.

Protozoa

rotista mirip hewan atau protozoa adalah organisme uniseluler eukariot yang memiliki karakteristik mirip hewan, seperti dapat bergerak dan mencerna makanan.
Istilah “protozoa” berasal dari bahasa Yunani protosyang berarti “pertama” dan zoa yang artinya “hewan”. Berdasarkan alat geraknya, protozoa dibagi menjadi
empat kelas yaitu rhizopoda, ciliata, flagellata, dan sporozoa.

1. Rhizopoda
Rhizopoda adalah protozoa yang menggunakan kaki semu (pseudopodia) sebagai alat geraknya. Kaki semu tersebut berasal dari sitoplasma yang menjulur.

Pseudopodia juga berfungsi untuk memangsa makanan. Beberapa jenis rhizopoda memiliki cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat dan silika. Contoh

rhizopoda adalah Amoeba sp. Berikut adalah ciri-ciri rhizopoda:

1. Alat gerak pseudopodia (kaki semu)

2. Pembelahan biner

3. Bentuk sel tidak tetap

4. Bersifat heterotrof

5. Dapat berubah menjadi kista saat kondisi lingkungan tidak memadai sehingga tidak aktif dan dapat aktif kembali
2. Ciliata

Ciliata adalah protozoa yang menggunakan rambut getar (silia) sebagai alat geraknya. Silia terdapat di seluruh permukaan sel dan juga berfungsi sebagai alat

bantu menggerakan makanan ke sitostoma.Contoh cilliata adalah Paramecium sp. Berikut adalah ciri-ciri ciliata:

1. Alat gerak berupa silia (bulu getar)

2. Memiliki dua inti sel (makronukleus dan mikronukleus)

3. Reproduksi as3ksual dengan pembelahan biner

4. Reproduksi s3ksual dengan konjugasi

5. Memiliki trikokis

6. Bersifat heterotrof
3. Flagellata
Flagellata adalah protozoa yang menggunakan bulu cambuk (flagelum) sebagai alat geraknya. Umumnya flagellata memiliki dua flagelum yaitu di depan dan di

belakang. Contoh flagellata adalah Trypanosoma gambiense. Berikut adalah ciri-ciri flagellata:

1. Alat gerak berupa flagelum (bulu cambuk)

2. Reproduksi as3ksual dengan pembelahan biner

3. Hidup di air, bersimbiosis, atau menjadi parasit di dalam tubuh hewan


4. Sporozoa

Sporozoa adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Contoh sporozoa

adalah Plasmodium sp. Berikut adalah ciri-ciri sporozoa:

1. Tidak memiliki alat gerak

2. Pembelahan ganda

3. Tidak memiliki vakuola kontraktil

4. Memiliki daur hidup kompleks

5. Dapat bereproduksi secara s3ksual maupun as3ksual

6. Memiliki spora

6. Siswa dapat menyebutkan jenis jamur yang ditunjukkan dengan gambar.


1. Zygomycota

Zygomycota adalah jamur yang menggunakan zigosporangium sebagai alat reproduksi seksual dan zigospora sebagai hasil reproduksi seksual. Selain itu,

zygomycota juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan fragmentasi miselium atau spora aseksual (spora vegetatif) yang dihasilkan oleh sporangium.

Contoh zygomycota adalah Rizopus stolonifer,Rhizopus oligosporus (jamur tempe), dan Rhizopus oryzae (jamur tapai). Berikut adalah ciri-ciri zygomycota:

1. Memiliki hifa soenositik (bersekat dan tidak bersekat)

2. Alat reproduksi seksual berupa zigosporangium

3. Membentuk zigospora

4. Dinding sel tersusun dari zat kitin

5. Hidup saprofit

6. Miselium bercabang banyak

7. Mempunyai haustoria

8. Tidak memiliki zoospora

9. Spora berupa sel-sel berdinding


2. Ascomycota

Ascomycota adalah jamur yang berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya yang disebut askus. Askus berbentuk seperti kantung kecil. Alat
reproduksi aseksual berupa hifa. Contoh ascomycota adalah Saccharomyces cerevisiae (fermentasi alkohol) dan Aspergillus flavus (penghasil racun aflatoksin).
Berikut adalah ciri-ciri ascomycota:

1. Hifa bersekat

2. Alat reproduksi seksual berupa askus

3. Umumnya hidup saprofit

4. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan

5. Memiliki banyak inti sel

6. Sebagian besar multiseluler

7. Spora tidak berflagela

8. Bentuk tubuh seperti mangkuk


3. Basidiomycota

Basidiomycota adalah jamur yang bereproduksi aseksual dengan membentuk spora di atas sel yang disebut basidium. Reproduksi seksual dilakukan dengan
membentuk spora konidia. Contoh basidiomycota adalah Volvariella volvacea (bahan makanan), Puccinia graminis(penyakit pada tebu), dan Ustilago
scitamanae (parasit pada Graminae). Berikut adalah ciri-ciri basidiomycota:

1. Hifa bersekat

2. Multiseluler

3. Vegetatifnya memiliki satu inti haploid


4. Memiliki basidiokarp

5. Badan buah berbentuk seperti payung atau kuping

6. Umumnya hidup saprofit

7. Beberapa jenis dapat dijadikan sumber makanan


4. Deuteromycetes

Deuteromycetes/deuteromycota/deuteromycotina adalah jamur yang belum diketahui proses reproduksi seksualnya. Reproduksi aseksual dilakukan dengan
konidia. Contoh deuteromycetes adalah Aspergillus wenti, Tinea versicolor, dan Trichophyton. Berikut adalahciri-ciri deuteromycota:

1. Hifa bersekat

2. Reproduksi aseksual dengan konidia

3. Dinding sel terbuat dari zat kitin


5. Chytridiomycota

Chytridiomycota adalah jamur yang bereproduksi dengan zoospora. Divisi ini sering disebut sebagai peralihan antara protista dan fungi. Chytridiomycota
dinyatakan termasuk ke dalam kingdom fungi setelah membandingkan susunan DNA pada divisi tersebut. Contoh chytridiomycota adalah Synchytrium
endobioticum (patogen pada umbi kentang),Chytridium, dan Physoderma maydis (noda pirang pada jagung). Berikut adalah ciri-ciri chytridiomycota:
1. Sebagian besar hidup di air

2. Beberapa bersifat saprofitik

3. Bersifat parasit pada invertebrata di air

4. Mendapatkan nutrisi dengan cara absorpsi

5. Dinding sel tersusun atas senyawa chitin

6. Memiliki hifa senositik

7. Bereproduksi dengan membentuk zoospora berflagel

7.Siswa dapat menyebutkan bagian-bagian dari sel yang ditunjuk pada gambar

Bagian-bagian Sel dan Fungsinya:


 Membran sel= disebut juga membran plasma. Fungsinya antara lain melindungi inti sel, pengatur keluar-masuknya molekul-molekul, dan reseptor rangsangan dari
luar.
 Sitoplasma= Sumber bahan kimia penting bagi sel dan tempat terjadinya reaksi metabolisme.
 Nukleus= Menjadi pusat kontrol sel, pembawa perintah sintesis protein dalam inti DNA, memperbaiki sel yang rusak dalam nukleolus, dan memengaruhi produksi
ribosom dan RNA.
 Retikulum Endoplasma= alat transportasi zat-zat dalam sel.
 Ribosom= tempat sintesis protein.
 Mitokondria= respirasi seluler.
 Lisosom= penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.
 Badan golgi= tempat ekskresi sel
 Vakuola= menyimpan cadangan makanan.
 Sentriol= hanya terdapat dalam sel hewan. Berperan dalam pembelahan sel.
 Kloroplas= hanya terdapat pada sel tumbuhan. Berperan dalam proses fotosintetis.

8.Siswa dapat menjelaskan peristiwa yang terjadi pada suatu percobaan difusi-osmosis

Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan
konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan
kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh
tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi
ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu:

Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.

Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat
dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per
unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat
zat terlarut itu sendiri.

Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.

9. Siswa dapat menjelaskan fungsi dari jaringan yang ditunjukkan pada gambar penampang melintang organ daun.

Tabel 2. Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya

No Jaringan Letak Fungsi Ciri - Ciri

– Melindungi lapisan sel di


Epidermis
Lapisan permukaan atas bagian dalam dari kekeringan. Terdiri dari satu sel dengan penebalan
a) dan
dan bawah daun. – Mencegah penguapan air dari zat kutin.
kutikula
melalui permukaan daun.

Berderet di antara urat Sebagai jalan masuk dan


b) Stomata Mulut daun dengan dua sel penutup.
daun. keluarnya udara.

Pada cekungan di Membuat zat makanan melalui Tidak mengalami diferensiasi, bentuknya
c) Mesofil
antara urat daun. fotosintesis. seragam kecuali mesofil berkas
pengangkut lebih besar, kloroplasnya

lebih sedikit, dindingnya lebih tebal.

d) Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat. Sejajar.

Tabel 1. Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya

No Jaringan Letak Fungsi Ciri - Ciri

– Melindungi lapisan sel di

Menyusun lapisan permukaan bagian dalam dari kekeringan. Terdiri dari satu lapis sel kecuali
a) Epidermis
atas dan bawah daun. – Menjaga bentuk daun agar tanaman Ficus (tanaman karet).

tetap.

Zat kutin pada kutikula


Melapisi permukaan
b) Kutikula mencegah penguapan air Penebalan dari zat kutin.
atas dan bawah daun.
melalui permukaan daun.

– Sebagai jalan masuk dan

keluarnya udara.
Melapisi permukaan Mulut daun pada epidermis
c) – Sel penjaga sebagai pengatur
Stomata atas dan bawah daun dengan dua sel penutup
membuka dan

menutupnya stomata.

Rambut dan Permukaan atas dan


d) Alat pengeluaran. Alat tambahan pada epidermis
kelenjar bawah daun.

– Terdiri dari sel parenkim,

banyak ruang antarsel.

– Kebanyakan berdiferensiasi

menjadi palisade (jaringan

tiang) dan spons (jaringan


Di antara lapisan epidermis
Tempat berlangsungnya bunga karang).
e) Mesofil atas dan
fotosintesis. – Sel-sel jaringan tiang berbentuk
bawah.
silinder, tersusun rapat,

dan mengandung klorofil.

– Sel-sel jaringan bunga karang

bentuknya tidak teratur, bercabang-

cabang dan berisi


kloroplas, susunannya renggang.

f) Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat. Menyirip atau menjari.

10. Siswa dapat menyebutkan organ tempat jaringan yang dimaksud dengan gambar

A. Jaringan pada Hewan


Pada dasarnya tubuh mamalia dan manusia memiliki jaringan yang sama antara lain jaringan otot, jaringan saraf, jaringan penyokong, jaringan epitel, jaringan
ikat, dan jaringan darah. Mengenai penjelasan dari berbagai macam jaringan tersebut dapat sobat lihat dibawah ini :

1. Jaringan Otot

Jaringan otot adalah jaringan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif tersusun atas sel-sel otot yang berbentuk serabut-serabut otot. Pada tubuh manusia terdapat
tiga macam sel otot, yaitu sel otot polos, sel otot lurik, dan sel otot jantung.
Jaringan Otot (Muscle Tissue)
Berdasarkan struktur penyusunnya dapat dibedakan menjadi:
a. Otot polos, misalnya pembuluh darah, usus, kantung kemih, dan rahim.
b. Otot rangka/lurik, otot rangka terdapat pada seluruh rangka tubuh, anus, dan mata.
c. Otot jantung, otot jantung terletak pada dinding jantung dan vena besar yang menuju ke jantung.

2. Jaringan Saraf

Jaringan saraf tersusun oleh sel-sel saraf (neuron). Jaringan saraf bertugas menerima rangsang dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh untuk disampaikan ke
otak, dan selanjutnya membawa tanggapan atau reaksi yang diperintahkan otak ke organ tubuh tertentu.

Sel saraf terdiri atas badan sel dan serabut saraf. Serabut saraf yang panjang disebut neurit (akson) dan serabut saraf yang pendek disebut dendrit. Neurit
berfungsi menyampaikan rangsang dari badan sel ke neurit sel saraf lain atau ke bagian tubuh. Antara ujung serabut saraf yang satu dan ujung serabut saraf yang
lain terdapat celah yang disebut sinapsis. Dendrit berfungsi menghantarkan rangsang dari neurit sel saraf lain atau dari bagian tubuh ke badan sel.
Jaringan Saraf (Neuron Tissue)
a. Unit terkecil jaringan saraf adalah neuron (sel saraf). Jaringan ini sangat penting untuk mengatur kerja organ-organ tubuh bersama sistem hormon.
b. Bagian-bagian dari neuron:
1) Dendrit, berfungsi membawa rangsangan ke badan sel.
2) Badan sel, merupakan bagian sel saraf yang mengandung nukleus (inti) dengan nukleolus (anak inti) di tengahnya.
3) Neurit (akson), berfungsi membawa rangsangan dari badan sel ke neuron lain. Akson memiliki selubung yang terdiri dari:
a) Selubung mielin, berfungsi sebagai isolator dan pemberi nutrien bagi akson.
b) Selubung neurilema, berfungsi untuk regenerasi akson dan dendrit yang rusak.

3. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong disebut juga jaringan penunjang atau jaringan penguat. Termasuk dalam jaringan ini adalah jaringan tulang rawan, jaringan tulang keras, dan
jaringan ikat.

Jaringan tulang rawan adalah jaringan yang bersifat elastis dan lentur yang terdapat pada rangka di awal perkembangan makhluk hidup.

Tulang keras berfungsi untuk memberi bentuk tubuh, tempat melekat otot, dan melindungi bagian-bagian tubuh yang lemah.

Sedangkan jaringan ikat berfungsi sebagai penyokong jaringan-jaringan dan organ-organ dengan mengikat bagian tubuh yang satu dengan yang lain.

Jaringan Ikat
Macam-macam jaringan ikat:
a. Jaringan ikat longgar
berfungsi sebagai pembungkus organ-organ tubuh dan menghubungkan bagian-bagian dari jaringan lainnya, dapat dijumpai pada mesentarium (selaput perut), pembungkus
pembuluh darah, selaput mielin pada akson saraf, dan lapisan subkutan kulit.
b. Jaringan ikat padat
berfungsi untuk menghubungkan berbagai organ tubuh seperti pada katup jantung, kapsul persendian, fasia, tendon, dan ligamen.
c. Jaringan Tulang rawan (kartilago)
berfungsi memperkuat rangka baik pada embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan matrik dan susunan serabutnya, dibedakan menjadi:
· Kartilago hialin (matriks berwarna putih kebiruan dan transparan), berperan sebagai rangka pada masa embrio, pada orang dewasa melapisi permukaan sendi antartulang
persendian dan saluran pernapasan.
· Kartilago elastis (matriks berwarna kuning), terdapat pada organ laring, pembuluh eustachius, dan telinga luar.
· Kartilago fibrosa (matriks berwarna gelap dan keruh), ditemukan diantara ruas tulang belakang, pertemuan tulang kemaluan, dan tendon.
d. Tulang sejati (Osteon)
Berdasarkan kepadatan matrik atau ada tidaknya rongga di dalamnya, tulang dibedakan menjadi tulang kompak (tulang keras atau tulang padat dengan matriks tersusun rapat)
dan tulang spons (tulang bunga karang dengan matriks tersusun longgar).
e. Jaringan Darah (Blood Tissue)
· Komponen utama: cairan yang berisi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping-keping darah (trombosit), serta cairan plasma darah.
· Fungsi: pengangkutan O2 dan CO2, sari-sari makanan, hormon, sisa metabolisme, dan alat pertahanan tubuh.
f. Jaringan Limfe (Getah Bening)
· Jaringan limfe banyak terdapat pada organ seperti timus, nodus limfa, dan tonsil.
· Fungsi: mengedarkan asam lemak dan gliserol ke seluruh tubuh dan sebagai alat pertahanan tubuh.

4. Jaringan Epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan luar dan permukaan dalam tubuh, membatasi rongga-rongga besar dalam tubuh, serta membatasi
permukaan luar dan permukaan dalam organ-organ tubuh.

Fungsi jaringan epitel pada permukaan tubuh adalah untuk memberi perlindungan terhadap kerusakan mekanis, perlindungan dari masuknya mikroorganisme,
mencegah penguapan air, dan menerima rangsang.

Jaringan epitel pada permukaan dalam organ tubuh berfungsi untuk menyerap zat (absorpsi) dan mengeluarkan zat (sekresi).
1. Jaringan Epitelium

Macam Fungsi Contoh


1. Epitel pipih selapis untuk proses sekresi, filtrasi, pembuluh darah kapiler, selpaut
difusi, dan osmosis pembungkus jantung, alveolus,
pembuluh limfe
2. Epitel pipih berlapis banyak Untuk perlindungan kulit telapak kaki, rongga mulut,
rongga hidung, anus
3. Epitel kubus selapis Untuk proses sekresi dan nefron ginjal, permukaan ovarium,
perlindungan lensa mata
4. Epitel kubus berlapis banyak Untuk proses sekresi dan kelenjar keringat, kelenjar ludah,
absorbsi testes
5. Epitel silindris selapis
- bersilia - organ reproduksi - oviduk dan uterus
- tidak bersilia - Untuk penyerapan nutrisi - lambung, usus (jejunum dan ileum)
6. Epitel slilindris berlapis banyak Untuk sekresi dan pelindung laring,faring, trakhea, kelanjar
ludah
7. Epitel silindris berlapis semu/ Untuk sekresi dan pelindung trakea, rongga hidung
silindris bersilia
8. Epitel transisional Untuk saluran ekskresi ureter, uretra, dan kandung kemih

5. Jaringan Darah

Jaringan darah berfungsi mengangkut oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh, menjaga kesetabilan suhu tubuh, dan mengangkut sisa-sisa pembakaran
dari sel-sel tubuh. Jaringan darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sel-sel darah dibedakan atas sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan keping-
keping darah.

11. Siswa dapat memprediksi arah gerakan dari bentuk persendian yang ditunjukkan dengan gambar.

Berdasarkan mekanisme sistem geraknya tersebut, macam-macam sendi pada sistem rangka manusia dibedakan menjadi 3, yaitu sendi mati (sinartrosis), sendi
kaku (amfiartosis), dan sendi gerak (diartrosis).
1. Sendi Mati (Sinartrosis)

Sendi mati (sinartrosis) adalah jenis persendian yang tidak dapat digerakkan. Pada sendi mati, jaringan ikat yang menjadi penghubung antartulang akan
mengeras dan berubah menjadi tulang. Selain itu, pada hubungan antartulang ini celah sendi pun tidak ditemukan. Sendi mati dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu sulure dan
sinkondrosis.

 Tipe suture adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut padat. Misalnya pada tulang tengkorak.
 Tipe sinkondris adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh kartilago hialin. Misalnya hubungan diafisis dan epifisis pada tulang dewasa.

2. Sendi Kaku (Amfiartosis)

Sendi kaku (amfiatrosis) adalah jenis persendian yang memungkinkan untuk dapat sedikit digerakkan. Macam sendi yang satu ini dihubungkan oleh kartilago.
Sendi kaku dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu simfisis dan sindesmosis.

 Tipe simfisis adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih. Misalnya pada pada tulang kemaluan dan sendi antartulang belakang.
 Pad sindesmosis adalah tipe sendi yang dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Misalnya pada sendi antartulang kering dan tulang betis.

3. Sendi Gerak (Diartrosis)

Sendi gerak (diartrosis) adalah jenis persendian yang memungkinkan untuk leluasa digerakkan karena antara dua tulang tidak hubungkan oleh jaringan ikat.
Ciri macam sendi yang satu ini adalah:

 Permukaan sendi dilapisi selaput jaringan ikat fibrous yang tipis dan menyerabut.
 Bagian dalam kapsul dibatasi oleh selaput sendi, yaitu selaput penghahasil cairan synovial yang berfungsi sebagai minyak pelumas sendi.
 Kapsul fibrousnya diperkuat dengan adanya ligament, namun ada juga yang tidak.
 Biasanya terdapat bantalan kartilago serabut di dalam kapsulnya.

Sendi yang bersifat diartrosis dapat dengan mudah ditemukan pada bagian-bagian tubuh manusia. Adapun berdasarkan arah gerakannya, sendi diartrosis dibedakan menjadi 6
macam. Macam-macam sendi diartrosis tersebut antara lain:

a. Sendi Engsel

Sendi engsel adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya berporos satu dan membentuk engsel. Arah gerakannya hanya satu, yaitu seperti gerakan engsel
pintu. Contoh sendi engsel misalnya terdapat pada mata kaki, sendi siku, lutut, dan ruas jari.

b. Sendi Putar

Sendi putar adalah sendi diartrosis yang salah satu ujung tulangnya dapat mengitari ujung tulang lainnya. Arah gerakannya memungkinkan untuk berotasi pada satu
poros. Contoh sendi putar misalnya terdapat pada sendi antara tulang atlas dan tulang tengkorak, serta sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil.

c. Sendi Pelana atau Sendi Sela


Sendi pelana adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya bertaut dan berbentuk pelana. Macam sendi ini memiliki 2 poros berporos dua sehingga dapat
bergerak bebas, persis seperti gerakan orang yang sedang berkuda. Contoh sendi pelana misalnya terdapat pada sendi antara tulang pergelangan tangan tulang dengan
tulang telapak tangan atau sendi antara tulang telapak tangan dengan ruas jari.

d. Sendi Kondiloid atau Elipsoid

Sendi kondiloid adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya memungkinkan gerakan ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang. Salah satu ujung tulang
pada jenis persendian ini berbentuk oval dan masuk ke dalam ujung tulang lain. Contoh sendi kondiloid misalnya terdapat pada sendi antara tulang pergelangan
tangan dan tulang pengumpil.

e. Sendi Peluru

Sendi peluru adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya berbentuk bongkol dan lekuk. Dengan bentuknya ini gerakan bebas ke semua arah bisa dilakukan
karena poros yang terbentuk berjumlah tiga. Contoh sendi peluru misalnya terdapat pada sendi antara tulang lengan atas dan tulang gelang bahu serta pada tulang
paha dan tulang gelang panggul.

f. Sendi Luncur

Sendi luncur adalah sendi diartrosis yang ujung-ujung tulangnya agak rata. Sendi luncur tidak mempunyai poros sehingga hanya dapat melakukan gerakan
menggeser. Contoh sendi luncur misalnya terdapat pada sendi antara antar tulang pergelangan tangan, tulang selangka, tulang pergelangan kaki, dan tulang belikat.

12. Siswa dapat menyebutkan bagian yang ditunjuk pada gambar organ jantung.

1. Atrium atau Serambi

Atrium merupakan bentuk jamak dari atria, Atrium sama artinya dengan serambi. Atrium terbagi menjadi 2 bagian yaitu atrium kanan atau serambi kanan
dan juga atrium kiri atau serambi kiri. 2 bagian Atrium tersebut terdapat dalam 2 ruang teratas dari empat ruang utama pada jantung. Atrium kanan berfungsi untuk
menerima darah yang kaya akan karbon dioksida dari seluruh tubuh kemudian membawanya ke vertikel kanan. Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah yang kaya
akan oksigen dari paru-paru lalu membawanya ke vertikel kiri.

2. Ventrikel atau Bilik

Ventrikel atau Bilik terdapat dalam 2 ruang terbawah dari empat ruang yang ada pada jantung.Ventrikel berfungsi untuk menerima darah dari atrium
kemudian membawanya ke luar jantung. Ventrikel atau Bilik terdiri dari 2 bagian yaitu Ventrikel kanan atau Bilik kanan dan Ventrikel kiri atau Bilik kiri. Ventrikel
kanan berfungsi untuk menerima darah dari atrium kanan dan membawanya ke paru-paru, sedangkan Ventrikel kiri berfungsi untuk menerima darah dari atrium kiri dan
membawanya ke seluruh tubuh.

3. Aorta
Aorta merupakan pembuluh nadi atau arteri terbesar dalam tubuh, letak pembuluh ini berada pada bagian atas jantung. Aorta berfungsi untuk membawa
darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh.

4. Katup Aorta

Katup Aorta merupakan katup yang memisahkan antara aorta dengan ventrikel kiri. Perubahan tekanan darah pada kedua bagian katup mengakibatkan
katup dapat terbuka dan tertutup. Katup aorta memiliki fungsi untuk mencegah darah mengalir ke arah yang salah.

5. Katup Trikuspidalis

Katup Trikuspidalis atau Katup Trikuspid terdiri atas tiga daun katup. Katup Trikuspidalis akan terbuka apabila sistole berkontraksi dan akan menutup
kembali. Katup ini berfungsi untuk memisahkan antara atrium kanan dan ventrikel kanan serta membantu mengalirkan darah yang mengandung sedikit oksigen dari
atrium kanan ke ventrikel kanan.

6. Katup Mitral

Katup Mitral atau bicuspid merupakan katup yang memisahkan antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katup ini akan terbuka apabila darah yang
mengandung banyak oksigen dari atrium kiri akan mengalir ke ventrikel kiri. Katup Mitral berfungsi untuk mencegah darah yang ada dalam ventrikel kiri kembali ke
atrium kiri.

7. Katup Atrioventrikular

Katup Atrioventrikular atau Katup Atrioventrikuler merupakan katup yang berada diantara atrium dan ventrikel. Katup Atrioventrikular berfungsi untuk
membuat darah hanya dapat mengalir dari atrium ke ventrikel.

8. Arteri Pulmonalis

Arteri Pulmonalis merupakan arteri yang mengangkut darah dari jantung ke paru-paru. Arteri Pulmonalis berfungsi untuk mengganti karbon dioksida dan
juga uap air yang ada dalam darah dengan oksigen.

9. Vena Kava Superior

Vena Kava Superior atau Vena Cava merupakan pembuluh balik atau vena terbesar yang ada dalam tubuh. Letak Vena Cava ini berada pada bagian atas
jantung. Vena Kava Superior berfungsi untuk membawa kembali darah yang mengandung banyak karbon dioksida dari seluruh tubuh kebagian atas jantung.

10. Vena pulmonalis

Vena pulmonalis merupakan pembuluh vena pembawa darah yang mengandung banyak oksigen dari jantung ke atrium kiri. Vena pulmonalis terdiri dari
Vena pulmonalis kanan dan Vena pulmonalis kiri. Vena pulmonalis berfungsi membawa darah yang kaya oksigen ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

11. Vena Kava Inferior

Vena Kava Inferior atau vena cava inferior juga merupakan vena terbesar yang ada dalam tubuh. Vena Kava Inferior berfungsi untuk membawa darah dari
bagian bawah tubuh ke atrium kanan.

12. Dinding Jantung

Dinding Jantung merupakan bagian paling luar yang melapisi jantung. Terdapat tiga lapisan dari dinding jantung yaitu epikardium (terluar), miokardium
(bagian tengah), dan endokardium (terdalam). Epikardium merupakan sebuah membran fibrosa, miokardium terdiri atas otot jantung atau otot kardiak, dan endokardium
terdiri atas epitel pipih selapis. Dindig Jantung memiliki fungsi untuk membuat jantung berdetak dan mencegah agar jantung tidak bocor.

13. Siswa dapat menyebutkan jenis gangguan pada sistem pencernaan makanan pada manusia dari organ yang ditunjuk gambar.
1. Gastritis

Gastritis adalah suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman
penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.
2. Hepatitis

Hepatitis adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
3. Diare
Diare dapat terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan
makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat
menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit
desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
4. Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan.
Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang
menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan
dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.
5. Apendisitis

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya,
timbul rasa nyeri dan sakit.
6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil
seringkali mengalami gangguan ini.
7. Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar
asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
8. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
9. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman,
toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di
lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
10. Malnutrisi (kurang gizi)

Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan
banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.

11. Tipus

Tipus atau tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii yang menyeranng usus halus. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini
ialah demam, sakit kepala disertai nyeri perut dan penurunan nafsu makan. Tipus merupakan wabah yang kerap terjadi pada sanitasi yang kurang baik. Penyebaran
penyakit ini sangat cepat pada lingkungan dengan kebersihan yang rendah. Bakteri penyebab tipus terbawa feses dan penularannya dapat melalui lalat.

14. Siswa dapat menyebutkan macam proses respirasi.

1. organ pernafasan pada manusia

1. Organ pernapasan (respirasi) manusia


Alat pernapasan manusia terdiri atas rongga hidung, pangkal tenggorokan, batang tenggorokan (trakea), cabang tenggorokan (bronkus) serta paru-paru
(pulmo)
a. Hidung
Hidung ialah alat pernapasan paling atas dan paling awal tempat masuknya udara. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir (mukosa) dan
banyak ditumbuhi rambut-rambut halus. Hidung (rongga hidung ) memiliki fungsi yaitu:
1) Menyaring udara yang masuk hidung
2) Menghangatkan udara sehingga udara dari luar akan sam suhunya dengan tubuh
3) Melembapkan udara

b. Pangkal tenggorokan
Setelah melewati hidung, udara masuk ke faring. Faring ialah persimpangan antara rongga mulut ke kerongkongan dengan rongga hidung ke
tenggorokan. Ada suatu katup penutup rongga hidung yang disebut anak tekak, yang menutup jika mulut sedang menelan makanan. Jika kita menelan
makanan pada saat katup belum ditutup, maka makanan masuk ke tenggorokan dan kita akan tersedak.
Pangkal tenggorokan juga disebut laring. Laring ini terdiri atas kepingan tulang rawan yang membentuk jakun. Jakun tersusun dari tulang lidah, tulang
rawan, serta gelang tulang rawan.
Pangkal tenggorokan ditutupi oleh katup pangkal tenggorokan atau disebut juga epiglotis. Mekanismenya, jika udara menuju ke tenggorokan, anak
tekak akan melipat ke bawah bertemu dengan katup pangkal tenggorokan untuk membuka jalan menuju ke tenggorokan. Pada waktu menelan makanan katup
tersebut akan menutupi pangkal tenggorokan dan waktu bernapas katup akan membuka kembali.
Pada pangkal tenggorokan terdapat selaput udara yang akan bergetar jika ada suara yang melaluinya, misalnya pada waktu kita sedang berbicara.

c. Batang tenggorokan (trakea)


Trakea terletak di bagian depan kerongkongan. Batang tenggorokan berbentuk pipih yang terdiri atas gelang-gelang tulang rawan dengan panjang
sekitar 10 cm. Dinding di dalamnya dilapisi selaput lendir, selnya memiliki rambut getar yang berguna untuk menolak debu ataupun benda-benda asing keluar
saat proses pernapasan. Debu atau benda asing ini dikeluarkan dengan cara bersin.

d. Cabang batang tenggorok (bronkus)


Cabang tenggorokan bercabang menjadi dua bronkus, yakni bronkus sebelah kiri serta sebelah kanan. Kedua cabang batang tebggorok menuju ke
paru-paru. Di dalam paru-paru, bronkus membentuk cabang-cabang lagi disebut bronkiolus. Bronkiolus bercabang-cabang lagi membentuk pembuluh yang
halus disebut alveolus. Dinding alveolus yang halus mengandung banyak kapiler darah. Pada dinding alveolus oksigen berdifusi ke dalam darah, sedangkan
karbob dioksida dan air dilepaskan atau dibuang ke luar darah.

e. Paru-paru
Paru-paru terletak di rongga dada tepat diatas sekat diafragma. Paru-paru terdiri dari dua bagian, sebelah kanan dan sebelah kiri. Paru-paru sebelah
kanan mempunyai tiga gelambir sehingga ukurannya lebih besar dibandingkan paru-paru sebelah kiri yang hanya terdiri atas dua gelambir.
Paru-paru dibungkus oleh dua lapis selaput paru-paru yang disebut pleura. Dibagian dalam paru-paru terdapat alveolus (cabang dari bronkiolus) yang
berjumlah lebih kurang 300 juta buah. Dengan adanya alveolus, luas permukaan seluruh paru-paru diperkirakan dapat mencapai 100 atau 100 kali lebih luas
daripada luas permukaan tubuh.

2. Mekanisme Pernapasan

Dalam pernapasan terjadi proses inspirasi dan ekspirasi. Berdasarkan proses ini, pernapasan pada manusia dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut

a. Pernapasan dada

Pada pernapasan dada melibatkan otot antartulang rusuk (interkortalis). Saat inspirasi (udara dihirup), otot interkostalis berkontraksi → tulang rusuk terangkat → rongga
dada membesar → tekanan udara dalam dada (toraks) menurun → paru-paru mengembang → tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan luar
sehingga udara masuk ke paru-paru.

Saat ekspirasi (udara diembuskan), otot interkostalis berelaksasi → tulang rusuk turun → rongga dada mengecil → tekanan udara dalam torak meningkat → paru-paru
mengempis → tekanan udara dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan udara luar sehingga udara keluar dari paruparu.

b. Pernapasan perut
Dalam pernapasan perut, otot yang terlibat adalah otot diafragma. Saat inspirasi, otot diafragma berkontraksi → diafragma menjadi datar → rongga dada membesar →
paruparu mengembang → tekanan udara dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan udara luar sehingga udara masuk ke paru-paru.
Ekspirasi dan Inspirasi

Saat ekspirasi, otot diafragma berelaksasi → diafragma melengkung ke arah rongga dada → rongga dada mengecil → paru-paru mengempis → tekanan dalam paru-
paru lebih tinggi dari tekanan udara luar sehingga udara keluar dari paru-paru

3. volume udara pernafasan

Volume udara di dalam paru-paru orang dewasa kurang lebih bisa mencapai lima liter. Kemampuan paru-paru menampung udara disebut dengan daya tampung
paru-paru ataupun kapasitas paru-paru.

a. Volume paru-paru pada orang dewasa kira-kira 5 liter


b. Udara tidal atau udara yang keluar masuk kurang lebih 0,5 liter pada waktu istirahat.
c. Udara suplementer atau udara yang dikelarkan paru-paru dengan menghembuskan napas sekuat-kuatnya bisa mencapai kurang lebih 1500 ml
d. Udara komplementer atau udara yang masuk dengan menarik napas sekuat-kuatnya bisa mencapai kurang lebih 1500 ml
e. Udara residu atau udara yang masih tersisa didalam paru-paru setelah menghembuskan napas sekuat-kuatnya kurang lebih 1000 ml
f. Kapasitas total atau volume udara yang dapat ditampung oleh paru-paru secara maksimal, kuarng lebih 5000 ml (jumlah kapasitas vital paru-paru dan udara residu)
g. Kapasitas vital paru-paru atau udara yang keluar masuk paru-paru secara maksimal kurang lebih 4000 ml.

Pada ukurannya, setiap menit manusia melakukan pernapasan antara 15-18 kali ( inspirasi-ekspirasi ). Cepat lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dalam maupun dari luar yakni:Umur, Jenis kelamin, Suhu tubuh, Posisi tubuh, dan Kegiatan tubuh.
15. Siswa dapat menentukan macam zat yang dihasilkan dari bagian organ ekskresi yang dimaksud gambar.

Proses Pembentukan Urine

Secara umum, proses pembentukan urine melalui 3 tahapan, yaitu proses filtrasi (penyaringan), reabsorpsi (penyerapan kembali), dan proses augmentasi (pengeluaran
zat). Masing-masing proses dan skema pembentukan urine tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses Filtrasi (Penyaringan)


Proses pembentukan urine diawali dengan filtrasi atau penyaringan darah. Penyaringan ini dilakukan oleh glomerulus pada darah yang mengalir dari aorta melalui arteri
ginjal menuju ke badan Malpighi. Penyaringan akan memisahkan 2 zat. Zat bermolekul besar beserta protein akan tetap mengalir di pembuluh darah sedangkan zat sisanya
akan tertahan. Zat sisa hasil penyaringan ini disebut urine primer (filtrat glomerulus). Urine primer biasanya mengandung air, glukosa, garam serta urea. Zat-zat tersebut
akan masuk dan disimpan sementara dalam Simpai Bowman.

2. Proses Reabsorpsi (Penyerapan Kembali)


Setelah urine primer tersimpan sementara dalam Simpai Bowman, mereka kemudian akan menuju saluran pengumpul. Dalam perjalanan menuju saluran pengumpul inilah,
proses pembentukan urine melalui tahapan reabsorpsi. Zat-zat yang masih dapat digunakan seperti glukosa, asam amino, dan garam tertentu akan diserap lagi oleh
tubulus proksimal dan lengkung Henle. Penyerapan kembali dari urine primer akan menghasilkan zat yang disebut dengan urine sekunder (filtrat tubulus). Urine sekunder
memiliki ciri berupa kandungan kadar ureanya yang tinggi.

3. Proses Augmentasi (Pengeluaran Zat)


Urine sekunder yang dihasilkan tubulus proksimal dan lengkung Henle akan mengalir menuju tubulus kontortus distal. Di sini, urine sekuder akan melalui pembuluh
kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang sudah tidak lagi berguna bagi tubuh. Selanjutnya, terbentuklah urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan
berkumpul di tubulus kolektivus (saluran pengumpul) untuk kemudian bermuara ke rongga ginjal.

16. Siswa dapat menyebutkan bagian dari organ kulit yang menghasilkan keringat sebagai alat ekskresi pada gambar.

Kulit adalah lapisan terluar dari tubuh yang dimana pada permukaan kulit terdapat kelenjar keringat yang mengekskresi zat sisa berupa keringat yang dikeluarkan oleh
pori-pori kulit, keringat tersusun dari air dan juga garam-garam mineral.

Secara umum kita mengetahui fungsi kulit yaitu sebagai Proteksi (pelindung organ tubuh), Regulator Suhu, Penentu Warna Kulit, Pembentukan Vitamin D, dan alat
ekskresi. Kulit terdiri dari bagian-bagian atau lapisan, Berikut adalah bagian-bagian kulit beserta fungsinya :

Kulit Ari ( Lapisan Epidermis )

Kulit ari atau lapisan epidermis pada kulit merupakan bagian terluar yang sangat tipis pada kulit. Kulit ari atau lapisan epidermis ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari
berbagai zat kimia yang ada di luar tubuh, melindungi tubuh dari sinar UV (ultra violet) dan melindungi tubuh dari bakteri. Kulit ari atau Lapisan Epidermis terdiri atas 2
lapis yaitu Lapisan Tanduk (Stratum Kormeum) dan Lapisan Malpighi.
Lapisan Tanduk (Stratum Kormeum)

Lapisan Tanduk (Stratum Kormeum) adalah lapisan epidermis yang paling luar dan merupakan lapisan mati yang mudah mengelupas, tidak memiliki inti dan mengandung
zat keratin. Lapisan tanduk akan selalu barum jika lapisan tanduk mengelupas tidak akan terasa sakit dan berdarah karena pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah
dan saraf. Ciri-ciri lapisan tanduk yaitu:

 Lapisan terluar yang tersusun dari sel-sel mati


 Mudah mengelupas
 Tidak memiliki pembuluh darah dan saraf

Lapisan Malpighi

Lapisan Malpighi adalah lapisan epidermis yang berada dibagian bawah lapisan kulit tanduk. Lapisan malpighi ini tersusun dari sel-sel hidup dan selalu membelah diri.
Pada lapisan ini terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai penyampaian nutrisi. Sel hidup yang ada pada lapisan ini mengandung Melanin, melanin merupakan
pigmen yang mewarnai kulit dan melindungi sel kulit dari kerusakan akibat sinar matahari. Bila terlalu banyak memperoleh sinar matahari maka produksi melanin akan
bertambah sehingga warna kulit akan semakin gelap. Selain melanin adapula pigmen keratin. Apabila keratin bergabung dengan melanin maka kulit akan tampak
kekuningan dan apabila tidak memiliki pigmen kulit maka orang yang mengalaminya disebut dengan albino. Ciri-ciri Lapisan Malpighi yaitu:

 Tersusun dari sel-sel hidup


 Terdapat ujung saraf
 Terdapat pigmen yang berfungsi memberikan warna kulit dan melindungi kulit dari sinar matahari.

Pada permukaan lapisan epidermis terdapat pori-pori yang menjadi tempat kelenjar minyak dan tempat rambut tumbuh,namun ada lapisan epidermis yang tidak ditumbuhi
rambut yaitu pada telapak tangan dan kaki. Lapisan epidermis pada telapak tangan dan kaki memiliki empat lapisan. Berikut adalah 4 lapisan yang terdapat pada telapak
tangan dan kaki :

a. Stratum Korneum

Stratum korneum merupakan Lapisan kulit yang paling luar. Lapisan ini yang paling tebal terdapat pada telapak kaki dan yang paling tipis terdapat pada dahi, pipi dan
pelupuk mata.
b. Stratum Granulosum

Lapisan ini mengandung dua atau empat lapisan sel yang disatukan oleh desmodom. Sel-sel tersebut mengandung granula keratohialin yang berpengaruh dalam
pembentukan keratin pada lapisan atas epidermis.

c. Stratum Lusidum

Lapisan ini mengandung 2-3 lapisan sel yang tidak memiliki inti. Lapisan ini yang tebal terdapat pada telapak tangan dan tumit kaki.

d. Stratum Germinalis

Lapisan sel ini mengandung satu lapisan sel piral yang aktif membelah diri secara mitosis untuk menghasilkan sel-sel yang berpindah ke dalam lapisan-lapisan atas
epidermis dan akhirnya ke permukaan kulit.

Kulit Jangat (Lapisan Dermis)

Kulit jangat atau Lapisan Dermis adalah lapisan kedua pada kulit. Antara lapisan dermis dan epidermis dibatasi oleh membran basalis. Lapisan dermis lebih tebal
dibanding dengan lapisan epidermis. Lapisan dermis memiliki serabut elastik yang memungkinkan kulit merenggang saat seseorang bertambah gemuk dan kulit dapat
bergelambir saat seseorang kurus. Ada beberapa lapisan yang ada pada lapisan dermis diantaranya:

a. Pembuluh Kapiler

Pembuluh kapiler berfungsi untuk menghantarkan nutrisi atau zat-zat makanan pada akar rambut dan sel kulit

b. Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)

Kelenjar keringat ini tersebar diseluruh kulit dan memiliki fungsi untuk menghasilkan keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit
c. Kelenjar Minyak (grandula sebaceae)

Kelenjar minyak berfungsi untuk menghasilkan minyak agar kulit dan rambut tidak kering dan mengkerut
d. Kelenjar Rambut
Kelenjjar rambut memiliki akar dan batang rambut serta kelenjar minyak rambut. Pada saat merasa dingin dan takut, rambut yang ada pada tubuh akan terasa berdiri
karena di dekat akar rambut terdapat otot polos yang memiliki fungsi dalam menekakkan rambut.
e. Kumpulan saraf rasa nyeri, saraf panas, saraf rasa dingin dan saraf sentuhan.

Jaringan Ikat Bawah Kulit (Lapisan Hipodermis)

Lapisan Hipodermis terdapat pada bagain bawah lapisan dermis. Antara Lapisan ini dengan lapisandermis tidak memiliki pembatas yang jelas dan sebagai patokan dalam
batasnya yaitu mulainya terdapat sel lemak. Pada lapisan hipodermis terdapat banyak lemak. Fungsi lapisan lemak ini yaitu untuk melindungi tubuh dari benturan, sebagai
sumber energi cadangan dan penahan panas tubuh.

17. Siswa dapat menyebutkan bagian yang ditunjukkan gambar organ telinga.

Bagian Bagian Telinga dan Fungsinya

Secara umum, telinga dibagi menjadi 3 bagian utama. Ketiga bagian tersebut adalah bagian telinga luar, bagian telinga tengah, dan bagian telinga dalam.
1. Telinga Luar

Bagian telinga luar adalah bagian-bagian telinga yang masih dapat dilihat dari luar. Telinga luar terdiri atas 3 bagian utama, yaitu aurikula (daun telinga), analis auditoris eksternal
(saluran telingan luar), dan membran timpani (gendang telinga). Bagian-bagian telinga luar dan fungsinya dapat dijelaskan sebagaimana berikut:

 Aurikula (daun telinga) adalah bagian yang tersusun oleh tulang rawan. Bagian ini memiliki bentuk yang khas sehingga menunjang fungsinya dalam memusatkan
gelombang suara agar masuk ke dalam teling.
 Analis auditoris eksternal (saluran telingan luar) adalah bagian yang memiliki kenecjar sudorifera. Kelenjar ini menghasilkan cairan serumen yang dapat
mengeras. Cairan serumen yang dihasilkan kelenjar sudorifera berbau tidak sedap dan berfungsi membersihkan kotoran dan mencegah masuknya serangga.
 Membran timpani (gendang telinga) adalah bagian telinga luar yang berfungsi sebagai penangkap gelombang suara.

2. Telinga Tengah

Telinga tengah adalah bagian telinga yang berupa rongga udara yang sisinya dilapisi oleh sel epitel. Telinga tengah berfungsi meneruskan gelombang suara yang diterima telinga
luar ke telinga dalam.

Pada telinga tengah, terdapat suatu bagian bernama tuba eustachius, sebuah bagian yang menghubungkan telinga dengan faring di rongga mulut dan berfungsi menyeimbangkan
tekanan udara antara keduanya. Tuba eustachius selalu menutup kecuali ketika kita sedang menelan atau menganga, oleh karenanya saat telinga berdenging, kita disarankan untuk
menelan atau menganga. Berdenging pada telinga biasanya terjadi karena tekanan udara yang terlalu rendah di dalam rongga telinga. Untuk menyeimbangkan tekanan tersebut,
menganga atau menelan adalah cara paling ilmiah yang dapat dilakukan.

Telinga tengah tersusun dari 3 tulang pendengaran utama yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (incus), dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang ini saling terkait
dan dapat bergerak karena dihubungkan oleh persendian. Ketiga tulang pendengaran utama ini terangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi untuk mengirimkan getaran
yang diterima dari membran timpani di telinga bagian luar menuju ke jendela oval di telinga bagian dalam.
3. Telinga Dalam

Telinga dalam (labirin) adalah bagian telinga yang terletak paling dalam. Bagian telinga ini dalam tersusun atas bagian tulang (labirin osea) dan bagian membran (labirin
membran).

Labirin osea adalah rongga berisikan cairan perilimfe yang terdapat pada tonjolan tulang pelipis, sementara labirin membran terdapat pada tempat yang lebih dalam lagi dan
dilapisi oleh sel epitel berisi cairan endolimfe.

Labirin osea atau tulang labirin tersusun atas 3 bagian utama yang memiliki fungsi masing-masing, yaitu koklea (rumah siput) yang berfungsi menunjang pendengaran, vestibuli
berfungsi menjaga keseimbangan, dan kanalis semisirkurali berfungsi menjaga tekanan.

 Koklea berbentuk seperti tabung bengkok berlilit yang mengelilingi tulang sehingga menyerupai kerucut di ujungnya. Bagian ini berfungsi sebagai reseptor dari
gelombang bunyi yang diterima telinga karena memiliki banyak sel saraf di dalamnya.
 Vestibuli terdiri dari sakula dan utrikula yang disusun oleh macula acustika, sel rambut berstruktur khusus. Macula acustika pada sakula tersusun vertikal, sementara
macula acustika pada utrikula tersusun horizontal.
 Kanalis semisirkularis berupa saluran setengah lingkaran pada telinga dalam yang tersusun atas 3 saluran semisirkularis, kanalis semisirkularis horizontal, kanalis
semisirkularis vertikal superior, dan kanalis semirikularis vertikal posterior.

18. Siswa dapat menunjukkan bagian dari gambar alat reproduksi pria
1. Alat Reproduksi Pria Luar

a. Penis (zakar) adalah alat kelamin luar pada pria. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma ke dalam alat kelamin wanita melalui pertemuan keduanya (Kopulasi).
Penis merupakan organ yang tersusun atas otot yang dapat tegang dan dilapisi oleh lapisan kulit tipis. Proses tegangnya penis disebut Ereksi, hal ini dikarenakan
adanya rangsangan yang membuat pembuluh darah pada penis terisi. Setelah di sunat (khitan) kulit tipis (preputium) yang melapisi glan penis akan dipotong.

Penis Juga memiliki fungsi untuk ejakulasi, yaitu mengeluarkan sperma melalui uretra (saluran dalam penis), selama ejakulasi otot-otot pada kandung kemih
akan mengkerut, untuk mencegah sperma masuk ke kandung kemih, oleh karena itu kita tidak bisa kencing sambil ejakulasi. Penis terdiri atas beberapa bagian yaitu : Glan
Penis, bagian kepala yang apabila telah dikhitan tidak dilapisi kulit, Batang (corpus) Penis, Pangkal Penis.

b. Skrotum
Skrotum adalah kantong kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum mengandung
otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara dingin, maka skrotum akan
mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka skrotum akan membesar dan kendur.
Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.

2. Alat Reproduksi Pria Dalam


SUMBER GAMBAR KLIK DISINI

a. Testis

Testis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk oval yang terletak di dalam skrotum. Testis berjumlah sepasang dan berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan
(spermatozoa) dan hormon seks testosteron. Testis terletak di dalam skrotum yang merupakan organ berugae (memiliki lipatan kulit), berfungsu untuk menjaga suhu testis
agar spermatogenesis dapat tetap berlangsung. Jika Suhu rendah (dingin) maka skrotum akan berkerut dan mendekat ke arah tubuh, sedangkan jika suhu tinggi, maka
skrotum akan mengendur, menjauh dari tubuh.

Tempat pembentukan sperma dalam testis adalah tubulus seminiferus. Kemudian terdapat pintalan-pintalan tubulus seminiferus yang terdapat di dalam ruang testis yang
disebut lobulus testis, satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.

b. Epididimis

Epididimis adalah organ kelamin dalam pria berbentuk saluran berkelok – kelok yang terletak di dalam skrotum, diluar testis. Epididimis berbentuk seperti huruf C.
Epididimis berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sperma. Sebelum memasuki epididimis, sperma tidak memiliki kemampuan untuk bergerak dan
belum subur, namun setelah epididimis menjalankan fungsinya, sperma sudah subur dan mampu bergerak walaupun belum sempurna. Setelah dari epididimis sperma akan
masuk ke vas (duktus) deferens, lalu disalurkan menuju vesikula seminalis.

c. Vas (duktus) Deferens

Vas Deferens adalah saluran berbentuk tabung yang berfungsi untuk menyalurkan sperma ke vesikula seminalis dan sebagai tempat penampungan sperma. Dalam proses
pematangan dan penyimpanan sperma, duktus deferens ini mendorong sperma dengan gerak peristaltik lambat menuju vesikula seminalis. Sedangkan saat ejakulasi,
gerakan yang dilakukan cepat dan kuat sehingga sperma yang keluar dapat muncrat.

d. Kelenjar Kelamin

Kelenjar kelamin adalah organ – organ kelamin dalam pria yang berfungsi untuk menghasilkan cairan tempat berenangnya sperma, dan cairan ini akan menjaga sperma
tetap hidup dengan cara menetralisir asam, karena cairan itu bersifat basa. Dalam bahasa sehari – hari cairan ini kita kenal dengan air mani, sedangkan dalam bahasa ilmiah
dikenal dengan nama semen. Dalam 1 ml air mani, terdapat sekitar 60 – 100 juta sel sperma. Normalnya semen memiliki pH 7,2 dengan volume 3-5 ml, dan berwarna
putih susu sampai kekuning – kuningan serta sedikit kental. Berikut adalah organ yang termasuk ke dalam kelenjar kelamin :

 Vesikula Seminalis (Kantung air mani), yaitu organ berupa saluran berbentuk tabung berjumlah sepasang di kanan dan kiri tubuh. Vesikula Seminalis memiliki
panjang sekitar 5 – 10 cm. Vesikula Seminalis berfungsi untuk mensekresikan cairan bersifat basa y (pH 7,3) mukus, vitamin, fruktosa (sebagai nutrisi bagi sperma),
protein, enzim, dan prostaglandin. Cairan dari vesikula seminalis ini merupakan 60% dari seluruh volume semen. Vesikula Seminalis akan menyatu dengan vas
deferens dan kelenjar prostat untuk membentuk saluran ejakulasi.
 Kelenjar Prostat, yaitu organ yang berada di bawah kandung kemih yang berfungsi untuk mensekresikan cairan berwarna putih keabu-abuan yang bersifat basa.
Cairan ini disekresikan ke dalam saluran ejakulasi dan menyumbangkan sekitar 30% dari seluruh volume semen. Cairan kelenjar prostat akan bersatu dengan cairan
dari vesikula seminalis dan akan menjadi tempat hidup dan bergeraknya sperma. Cairan yang disekresikan organ ini terdiri atas fosfolipid, asam sitrat (untuk nutrisi)
dan juga antikoagulan.
 Kelenjar Bulbouretra (Cowpery), yaitu kelenjar berjumlah sepasang yang berfungsi untuk menghasilkan cairan lendir bersifat basa ke dalam saluran ejakulasi.
Kelenjar ini terletak di bawah kelenjar prostat. Cairan yang dihasilkan oleh kelenjar Bulbouretra ini keluar sebelum ejakulasi, dan dalam agama islam disebut mazi
yang merupakan najis dan cara mensucikannya sama seperti mencucui kencing.

e. Uretra (Saluran Ejakulasi)

Uretra adalah saluran yang terletak di dalam penis, berfungsi untuk tempat keluarnya sperma dan juga sebagai tempat keluarnya urin.

19. Siswa dapat menemukan ciri khas enzim berdasarkan ciri-ciri yang ditampilkan pada suatu zat.

1. Cara Kerja Enzim

Enzim mengkatalis reaksi dengan cara meningkatkan laju reaksi. Enzim meningkatkan laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Penurunan energi aktivasi
dilakukan dengan membentuk kompleks dengan substrat. Setelah produk dihasilkan, kemudian enzim dilepaskan. Enzim bebas untuk membentuk kompleks baru
dengan substrat yang lain. Agar dapat bereaksi, enzim dan substrat harus saling komplementer.

Terdapat dua teori yang akan menjelaskna kerja enzim, yaitu teori Lock and Key (kunci dan anak kunci) dan teori Induced Fit (Kecocokan yang terinduksi). Teori lock and
key dikemukakan oleh Emil Fischer dan teori induced fit dikemukakan oleh Daniel Kashland.,

Enzim yang bekerja dengan prinsip kunci dan anak kunci’ (lock and key) dibaratkan sebagai kunci gembok yang memiliki sisi aktif dan substrat diibiratkan sebagai kunci.
Pada salah satu sisi enzim terdapat tempat aktif yang memiliki bentuk yang dapat berpasangan tepat sama dengan bentuk permukaan substrat. Substrat yang masuk
kesisi aktif enzim akan diubah menjadi produk dan produk ini akan dilepaskan dari sisi aktif enzim dan enzim siap menerima substrat yang baru. Pada teori ini satu
enzim hanya dapat digunakan untuk satu jenis substrat.

Kemudian enzim yang bekerja dengan prinsip “Kecocokan yang Terinduksi” (Induced fit Theory) dapat melakukan penyesuaian bentuk untuk berikatan dengan substrat.
Hal ini bertujuan meningkatkan kecocokan dengan substrat dan membuat ikatan enzim substrat lebih efektif. Jadi sisi aktif enzim lebih fleksibel. Ketika produk
sudah dibentuk, makan produk akan terlepas dari kompleks dan enzim akan kembali tidak aktif dan menjadi bentuk yang lepas. Hal ini akan menyebabkan enzim
kembali kebentuk semula dan akan berubah lagi jika bertemu dengan substrat yang akan bereaksi dengan enzim tersebut.
2.Sifat – Sifat Enzim

Ada beberapa sifat enzim.

– Pertama, enzim sebagai biokatalisator, karena enzim berfungsi sebagai katalis yang mempercepat suatu reaksi kimia atau sebagai yang memulai suatu reaksi kimia di
dalam sel. Enzim mempercepat reaksi kimianya dengan cara menurunkan energi aktivasinya.

– Kedua, enzim adalah protein, karena sifat – sifat enzim sama seperti dengan sifat protein. Sehingga enzim dapat dipengaruhi oleh pH dan suhu. Koagulasi akan terjadi saat
protein enzim dalam keadaan suhu rendah dan denaturasi akan terjadi saat protein enzim dalam keadaan suhu tinggi. pH mempengaruhi enzim terutama pada gugus
karbosilat dan gugus amin.

– Ketiga, enzim bekerja secara spesifik, artinya bahwa satu enzim hanya dapat bekerja pada satu substrat. Satu enzim hanya untuk satu substrat contohnya maltase hanya
dapat memecahkan maltosa untuk menjadi glukosa.

– Keempat, enzim dapat bekerja secara bolak – balik, artinya selain dapat memecah substrat juga dapat membentuk substrat dari penyusunnya. Hal ini disebabkan akrena
enzim tidak mempengaruhi arah reaksi.

– Kelima, enzim bekerja dengan cepat, sifat enzim ini disebabkan karena enzim hanya berfungsi menurunkan energy aktivasi pada awal reaksi kimia di dalam sel.

– Keenam, enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Dalam jumlah sedikitpun
keefektifan enzim sudah dapat terjadi.

– Ketujuh, enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan inhibitor (penghambat)
serta konsentrasi substrat. (Aryulina, Diah, et al. Biologi 3. Jakarta : Esis, 2007)

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi kerja Enzim

Temperatur atau suhu

Umumnya enzim bekerja pada suhu yang optimum. Apabila suhu turun, maka aktivitas akan terhenti tetapi enzim tidak rusak. Sebaliknya, pada suhu tinggi aktivitas
menurun dan enzim menjadi rusak.

pH

Perubahan pH dapat membalikkan kegiatan enzim, yaitu mengubah hasil akhir kembali menjadi substrat. Daya katalis enzim menjadi rendah pada pH yang rendah maupun
tinggi, karena terjadinya denaturasi protein enzim. Hal ini disebabkan karena enzim mempunyai gugus aktif yang bermuatan positif (+) dan negatif (-).Pada keadaan
asam, cenderung muatannya positif, dan pada keadaan negatif cendrung muatannya negatif sehingga aktivitas enzim menjadi berkurang atau bahkan tidak aktif. pH
optimum untuk masing-masing enzim pun berbeda tergantung tempat enzim bekerja. Sebagai contoh amilase jamur mempunyai pH optimum 5,0.

Konsentrasi Substrat

Substrat adalah zat yang diubah menjadi sesuatu yang baru. Umumnya, terdapat hubungan yang sebanding antara substrat dengan hasil akhir apabila konsentrasi enzim tetap,
pH konstan, dan temperatur konstan. Konsentrasi substrat mempengaruhi kecepatan reaksi. Jadi, apabila konsentrasi substrat yang tersedia dua kali lipat lebih besar,
maka hasil akhir juga akan menjadi dua kali lipat lebih cepat. Jika konsentrasi substrat [S] meningkat sementara semua kondisi lain dipertahankan tetap konstan,
kecepatan awal yang terukur v1 (kecepatan yang diukur ketika masih sedikit sekali substrat yang sudah bereaksi), akan meningkat hingga mencapai nilai maksimum,
Vmaks dan tidak lebih jauh lagi.

Konsentrasi Enzim

Konsentrasi enzim yang bertambah akan mempercepat suatu reaksi reaksi kimia. Tetapi jika konsentrasi enzim dan substrat seimbang makan akan kembali konstan.

Inhibitor

Berbentuk seperti substrat dan dapat bergabung dalam reaki enzimatik, sehingga dapat menghambat suatu reaksi karena kerja enzim terganggu. Inhibitor dibagi menjadi 2
yaitu inhibitor kompetitif dan non – kompetitif. Inhibitor kompetitif didefinisikan sebagai suatu senyawa yang berkompetisi dengan suatu subsrat alamiah dari enzim
untuk tempat aktif (pengikatan subsrat). Inhibisi nonkompetitif umumnya karakteristik sebagai suatu inhibisi dari aktivitas enzimatik melalui senyawa yang tidak
mempunyai hubungan structural dengan substrat dan karena itu inhibisi tidak dibalik oleh peningkatan konsentrasi subsrat.

20. Siswa dapat menganalisa tahap-tahap respirasi aerob dari gambar yang ditampilkan

Tahap Respirasi Aerob


Dalam proses aerob terjadi melalui 4 tahap yaitu:

1. Glikolisis
Glikolisis merupakan perombakan glukosa menjadi asam piruvat dalam sitosol secara anaerob. Terjadi kegiatan enzimatis dan melibatkan energi berupa ATP dan ADP. Hasil akhir
glikolisis ialah 2 mol asam piruvat untuk setiap 1 mol glukosa 2 mol NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi, 2 mol ATP untuk setiap mol glukosa.

Glikolisis menghasilkan 4 molekul ATP, namun 2 ATP digunakan untuk membayar hutang langkah ke-1 dan ke-3 yang justru membutuhkan ATP. Dua molekul NADH dihasilkan
dalam proses ini, nantinya NADH tersebut akan diubah menjadi ATP dalam tahap transfer elektron.
Hasil akhir dari glikolisis adalah sebagai berikut:

 2 molekul asam piruvat


 2 molekul ATP
 2 molekul NADH

2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif merupakan reaksi pengubahan asam piruvat menjadi asetil COA. Dalam proses Dekarboksilasi oksidatif terjadi di matriks mitokondria.
Asam piruvat dari sitoplasma akan masuk ke dalam mitokondria dan menuju matriks mitokondria. Kemudian, gugus karboksil dalam piruvat dikeluarkan sebagai CO2 yang
berdifusi keluar dari sel. NAD+ direduksi menjadi NADH. Akhirnya, koenzim A diikatkan dan terbentuklah asetil CoA.
Terdapat dua asam piruvat hasil glikolisis yang masuk dekarboksilasi oksidatif, hasil akhirnya adalah sebagai berikut. Asetil CoA kemudian akan masuk siklus krebs untuk diproses
lebih lanjut menghasilkan energi.

 2 molekul Asetil CoA


 2 molekul NADH

3. Siklus Krebs
Siklus krebs terjadi di matriks mitokondria. Asetil COA akan masuk siklus krebs berikatan dengan oksaloasetat. Dalam siklus krebs terdapat 8 tahap reaksi. Siklus krebs terjadi di
matriks mitokondria. Asetil CoA akan masuk siklus krebs berikatan dengan oksaloasetat. Dalam siklus krebs terdapat 8 tahap reaksi.

Dua molekul asetil CoA masing-masing akan menjalani siklus krebs. Dimulai dengan bereaksinya asetil CoA dengan oksaloasetat yang berubah menjadi asam sitrat. Siklus krebs
dalam sekali siklusnya melepaskan dua molekul CO2. Proses ini disebut sebagai suatu siklus karena dalam tahap-tahap reaksinya selalu berputar-putar seperti roda.

Hasil akhir dari siklus krebs dalam respirasi 1 molekul glukosa (2 kali siklus) adalah sebagai berikut.
2 molekul ATP, 6 molekul NADH, dan 2 molekul FADH2.

4. Transfer Elektron
Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Rantai tansfer elektron merupakan proses produksi ATP dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs. NADH dan FADH2 akan masuk transfer elektron dan melalui suatu peristiwa yang disebut kemiosmosis akan dihasilkan ATP.

Proses transfer elektron diawali dengan NADH melepaskan elektron dan H+ sehingga berubah menjadi NAD+. Elektron akan ditangkap oleh komplekas protein pembawa
elektron yang terletak pada membran dalam mitokondria. Saat elektron melewati kompleks protein pertama, H+ dari matriks akan dipompa menuju ruang antar membran.
Elektron kemudian ditangkap oleh quinon yang dapat bergerak untuk mengantarkan elektron menuju kompleks protein kedua. Saat elektron melewati kompleks protein kedua,
H+ dipompa dari matriks menuju ruang antar membran. Elektron kemudian akan ditangkap oleh sitokrom c yang bergerak menuju kompleks protein ketiga. Saat elektron
melewati kompleks protein ketiga, H+ dipompa menuju ruang antar membarn mitokondria. H+ yang tadi dikeluarkan akan masuk kembali menuju matriks melalui ATP sintase,
yaitu enzim yang terdapat pada membran dalam mitokondria. Setiap H+ melewati ATP sintase, energi dari H+ akan digunakan untuk membentuk ATP yang dilepaskan dalam
matriks.

Transfer elektron dari 1 molekul NADH menyebabkan 3 H+ keluar dan dimasukkan kembali sehingga terbentuk 3 ATP. Sedangkan transfer elektron dari 1 molekul FADH2 tidak
melewati protein pembawa pertama, hanya melewati yang kedua dan ketiga. Hal ini menyebabkan hanya 2 H+ yang dikeluarkan dan masuk kembali melaui ATP sintase,
sehingga hasilnya hanya 2 ATP saja. Oksigen akan masuk sebagai penerima elektron terakhir setelah lepas dari protein pembawa ketiga. Oksigen akan menerima elektron dan
berikatan dengan H+ sehingga terbentuklan H2O. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. diatas.

Hasil akhir dari transfer elektron adalah sebagai berikut.

 2 molekul NADH dari glikolisis = 6 ATP


 2 molekul NADH dari dekarboksilasi oksidatif = 6 ATP
 6 molekul NADH dari siklus krebs = 18 ATP
 2 molekul FADH2 dari siklus krebs = 4 ATP

Total ATP yang dihasilkan dalam respirasi aerob glukosa adalah 38 molekul ATP, dengan rincian sebagai berikut: 2 molekul ATP dari glikolisis, 2 molekul ATP dari siklus krebs, 34
molekul ATP dari transfer electron.
21. Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis

a. Cahaya matahari
Fotosintesis hanya bisa berlangsung pada siang hari dan tidak dapat berlangsung pada malam hari. Hal ini disebabkan karena proses fotosintesis
memerlukan cahaya matahari. Cahaya matahari digunakan sebagai energi yang diperlukan selama proses fotosintesis berlangsung.
b. Klorofil
Klorofil disebut juga dengan zat hijau daun. Klorofil terdapat di dalam kloroplas yang terdapat pada jaringan palisade di daun. Klorofil berperan
menyerap sinar matahari yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Klorofil bersifat fluoresen, artinya dapat menangkap sinar dan memantulkannya dalam
gelombang yang berbeda.
c. Karbon Dioksida
Karbon dioksida merupakan bahan dasar yang diperlukan oleh tumbuhan hijau untuk membuat makanan. Karbon dioksida diperoleh dari ingkungan
sekitar dan masuk ke dalam daun melalui stomata (mulut daun).
d. Air
Air juga merupaka zat penting yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Tanpa air, fotosintesis tidak akan dapat berlangsung. Air berperan dalam
proses pembentukan karbohidrat.
22. Proses sintesis protein dengan melakukan transkripsi pada urutan-urutan basa N pada DNA

Transkripsi adalah sintesis RNA dibawah arahan DNA. Kedua asam nukleat menggunakan bahasa yang sama, dan informasi hanya ditranskripsi, atau disalin, dari
satu molekul menjadi molekul lain. Selain menjadi cetakan untuk sintesis untai komplementer baru saat replikasi DNA, untai DNA juga bisa berperan sebagai cetakan untuk
merakit sekuens nukleotida RNA komplementer.
Untuk gen pengode protein, molekul RNA yang dihasilkan merupakan transkrip akurat dari instruksi pembangun protein yang dikandung oleh gen. molekul RNA
transkrip bisa dikirimkan dalam banyak salinan. Tipe molekul RNA ini disebut RNA duta (messenger RNA, mRNA) karena mengandung pesan genetik dari DNA ke mekanisme
penyintesis protein sel.
Transkripsi menghasilkan 3 macam RNA yaitu mRNA, tRNA, dan rRNA.

a. mRNA (RNA messengger)


mRNA (RNA messengger) fungsinya membawa informasi DNA dari inti sel ke ribosom. Pesan-pesan ini berupa triplet basa yang ada pada mRNA yang disebut
kodon. Kodon pada mRNA merupakan komplemen dari kodogen (agen pengode), yaitu urutan basa-basa nitrogen pada DNA yang dipakai sebagai pola cetakan.
Peristiwa pembentukan mRNA oleh DNA di dalam inti sel, disebut transkripsi.
b. tRNA (RNA transfer)
tRNA (RNA transfer) fungsinya mengenali kodon dan menerjemahkan menjadi asam amino di ribosom. Peran tRNA ini dikenal dengan nama translasi
(penerjemahan). Urutan basa nitrogen pada tRNA disebut antikodon. Bentuk tRNA seperti daun semanggi dengan 4 ujung yang penting, yaitu:

1. Ujung pengenal kodon yang berupa triplet basa yang disebut antikodon.
2. Ujung perangkai asam amino yang berfungsi mengikat asam amino.
3. Ujung pengenal enzim yang membantu mengikat asam amino.
4. Ujung pengenal ribosom.

c. rRNA (RNA Ribosom)


rRNA (RNA Ribosom) fungsinya sebagai tempat pembentukan protein. rRNA terdiri dari 2 sub unit, yaitu:
1) Sub unit kecil yang berperan dalam mengikat mRNA.
2) Sub unit besar yang berperan untuk mengikat tRNA yang sesuai.
Transkripsi terjadi di dalam sitoplasma dan diawali dengan membukanya rantai ganda DNA melalui kerja enzim RNA polimerase. Sebuah rantai tunggal
berfungsi sebagai rantai cetakan atau rantai sense, rantai yang lain dari pasangan DNA ini disebut rantai anti sense.

Tidak seperti pada replikasi yang terjadi pada semua DNA, transkripsi ini hanya terjadi pada segmen DNA yang mengandung kelompok gen tertentu saja.
Oleh karena itu, nukleotida nukleotida pada rantai sense yang akan ditranskripsi menjadi molekul RNA dikenal sebagai unit transkripsi.

Tahapan Proses Transkripsi:

1) Inisiasi (Permulaan)

Jika pada proses replikasi dikenal daerah pangkal replikasi, pada transkripsi ini dikenal promoter, yaitu daerah DNA sebagai tempat melekatnya RNA
polimerase untuk memulai transkripsi. RNA polymerase melekat atau berikatan dengan promoter, setelah promoter berikatan dengan kumpulan protein yang disebut
faktor transkripsi.
Kumpulan antara promoter, RNA polimerase, dan faktor transkripsi ini disebut kompleks inisiasi transkripsi. Selanjutnya, RNA polymerase membuka rantai ganda
DNA.

2) Elongasi (pemanjangan)
Setelah membuka pilinan rantai ganda DNA, RNA polimerase ini kemudian menyusun untaian nukleotida-nukleotida RNA dengan arah 5´ ke 3´. Pada tahap elongasi
ini, RNA mengalami pertumbuhan memanjang seiring dengan pembentukan pasangan basa nitrogen DNA. Pembentukan RNA analog dengan pembentukan pasangan basa
nitrogen pada replikasi. Pada RNA tidak terdapat basa pirimidin timin (T), melainkan urasil (U).
Oleh karena itu, RNA akan membentuk pasangan basa urasil dengan adenin pada rantai DNA. Tiga macam basa yang lain, yaitu adenin, guanin, dan sitosin dari
DNA akan berpasangan dengan basa komplemennya masing-masing sesuai dengan pengaturan pemasangan basa. Adenin berpasangan dengan urasil dan guanin dengan sitosin
(Gambar 3.13).

3) Terminasi (Pengakhiran)

Penyusunan untaian nukleotida RNA yang telah dimulai dari daerah promoter berakhir di daerah terminator. Setelah transkripsi selesai, rantai DNA menyatu kembali seperti
semula dan RNA polymerase segera terlepas dari DNA. Akhirnya, RNA terlepas dan terbentuklah mRNA yang baru. Pada sel prokariotik, RNA hasil transkripsi dari DNA,
langsung berperan sebagai mRNA.

Sementara itu, RNA hasil transkripsi gen pengkode protein pada sel eukariotik, akan menjadi mRNA yang fungsional (aktif) setelah melalui proses tertentu terlebih dahulu.
Dengan demikian, pada rantai tunggal mRNA terdapat beberapa urut-urutan basa nitrogen yang merupakan komplemen (pasangan) dari pesan genetik (urutan basa nitrogen) DNA.
Setiap tiga macam urutan basa nitrogen pada nukleotida mRNA hasil transkripsi ini disebut sebagai triplet atau kodon.
23. Fase pembelahan mitosis
Contoh soal:

1.
2. Perhatikan salah satu tahap pembelahan mitosis berikut!

Berdasarkan gambar, proses yang terjadi pada fase tersebut adalah ….

A. terjadi sitokinesis

B. nukleus menghilang

C. sentrosom saling menjauh

D. pasangan sentromer terpisah


E. sentromer dari kromosom membuat formasi sebaris

Pembahasan:

Fase pembelahan mitosis pada gambar di atas adalah akhir anafase. Hal ini terlihat dari adanya lekukan membran sel ke arah dalam yang bersiap-siap membelah
menjadi dua.
Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah sitokinesis, yaitu proses pembagian sitoplasma menjadi dua bagian yang kelak akan menjadi dua sel anak.

Jadi, proses yang terjadi pada fase tersebut adalah sitokinesis (A).

24. Tahap-tahap proses gametogenesis

Gametogenesis merupakan proses perubahan bakal sel kelamin (bsk) menjadi sel kelamin (gamet) yang terjadi di dalam kelenjar kelamin (gonad). Sel gamet terdiri dari
gamet jantan (spermatozoa) yang dihasilkan di testis, gamet betina (ovum) yang dihasilkan di ovarium dan gamet banci yang dihasilkan di ovotestis contoh hewannya bekicot dan
cacing. Gametogenesis meliputi spermatogenesis (pembentukan spermatozoa atau sperma) dan oogenesis (pembentukan ovum).
Proses menghasilkan gamet matang sehingga mampu membuahi disebut gametogenesis, yang dibagi atas dua macam, yaitu :

1. Spermatogenesis yaitu proses pembentukan sperma


2. Oogenesis yaitu proses pembentukan ovum

Gametogenesis terdiri atas 4 tahap sebagai berikut :


1. Tahap perbanyakan (proliferasi), dimana gametagonium akan membelah secara mitosis berulang-ulang.
2. Tahap pertumbuhan, dimana gametagonium ini akan tumbuh menjadi gametosit I.
3. Tahap pematangan, gametosist I akan mengalami tahap pematangan yang berlangsung secara meiosis. Akhir meiosis I akan menghasilkan gametosid II, dan pada akhir meiosis II
terbentuk gametid.
4. Tahap perubahan bentuk (transformasi), gamet akan berubah menjadi gamet.

a. Spermatogenesis

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma. Spermatogenesis terjadi di testis. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus
terdirir dari jaringan epitel dan jaringan ikat, pada jaringan epithelium terdapat sel-sel spermatogonia dan sel sertoli yang berfungsi membedakan masa pubertas, spermatogonia
membelah diri secara mitosis sehingga menghasilkan lebih banyak spermatogonia.
Spermatogenesis merupakan proses perbanyakan (prroliferasi) spermatogonia secara mitosis, proses ini dimulai pada masa embrio sampai mencapai jumlah tertentu,
sehingga sewaktu individu jantan itu menetas/lahir akan membawa sejumlah spermatogonia.

Spermatogenesis berlangsung di dalam testis, tepatnya di dalam duktus semiferus. Pada mulanya, di dalam tubulus seminiferous embrio laki-laki hanya ada 2 macam sel
yakni, sel induk atau sel punca (stem cell) besar yang akan berproliferasi secara mitosis membentuk spermatogonia, dan sel kecil yang belum berspesialisasi. Pada waktu
spermatogenesis berlangsung, sebagian sel tetap berupa sel punca sedangkan yang lain berdiferensiasi selama pembelahan meiosis.

Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n). Secara mitosis, pembelahan pertama terjadi pada saat masa pubertas, setelah masa pubertas
spermatogonium akan mengalami pembelahan meiosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit primer (2n), spermatosit primer membelah menjadi spermatosit
sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n). Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri
menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat haploid (n).

Meiosis
Setelah spermatosit I melalui tahap interfase maka sel yang diploid itu siap memasuki tahap meiosis I. Setelah menyelesaikan meiosis I setiap spermatosit I menghasilkan
dua spermatosit sekunder (spermatosit II) yang haploid (setiap kromatin sebagai diad). Kemudian setiap spermatosit II pada akhir meiosis II menghasilkan dua spermatid yang
haploid (setiap kromatin sebagai monad). Berarti setiap spermatosit I yang bermeiosis akan menghasilkan empat spermatid.

Awalnya spermatogonium melakukan pembelahan secara meiosis, terus melakukan pembelahan sampai terbentuk individu yang dihasilkan. Individu yang dihasilkan tetap
sel sperma.
Spermiogenesis/metamorfosa/spermateleosis
Selanjutnya spermatid mengalami perubahan-perubahan bentuk selama terjadinya proses transformasi.awalnya spermatid tampat sebagai benang yang halus lalu tersebar
merata, kemudian cairan inti mulai berkurang, maka ukuran inti akan mengecil dan kromatin memadat, bentuk inti dari bulat menjadi oval, hal ini berlangsung secara bertahap-
tahap sampai terbentuk kepala sperma.
Proses spermiogenesis pada fase awal terdapat badan golgi, mitokondria dan nukleus. Pada saat fase kedua terdapat vesikel dan granula, sentriol dan flagella. Pada fase ketiga
terdapat sentriol dan flagella. Fase keempat mulai kelihatan bentuk sperma walaupun sedikit kecil. Kemudian pada fase kelima terdapat mikrotubulus dan golgi. Pada akhir
spermiogenesis terbentuklah sperma yang mempunyai bentuk yang sangat spesifik. Setiap sel sperma memiliki tiga bagian seperti ekor yang mengandung inti dan akrosoma.
Bagian tengah yang mengandung flagel bagian proksimal, sentriol mitokondria. Dan ekor yang mengandung flagel bagian distal.

b. Oogenesis

Proses Oogenesis :

1. Oogonium
Oogonium merupakan sel induk dari sel telur yang terdapat didalam sel folikel yang ada dalam ovarium.
2. Oogonium mengalami pembelahan mitosis yang berubah menjadi oosit primer yang mempunyai 46 kromosom. Oosit primer akan melakukan meiosis yang menghasilkan
dua sel anak yang memiliki ukuran tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang bersifat haploid. Oosit sekunder memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran oosit primer, karena oosit sekunder
memiliki banyak sitoplasma.
4. Sel anak yang lebih kecil sering disebut badan polar pertama yang kemudian membelah diri lagi.
5. Oosit sekunder akan meninggalkan tuba ovarium menuju tuba fallopi. Jika oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma, maka akan terjadi pembelahan meiosis yang kedua.
Demikian juga dengan badan polar pertama membelahn 2 badan polar kedua yang nantinya akan mengalami degenerasi. Namun, jika tidak terjadinya fertilasi, maka
menstruasi akan cepat terjadi dengan siklus oogenesis yang diulang kembali.
6. Pada saat pembelahan meiosis kedua, oosit sekunder akan berubah bersifat haploid yang memiliki kromosom 23 yang disebut dengan ootid. Pada saat ovum dan inti nukleus
sudah siap melebur menjadi satu, maka saat itu juga akan mencapai perkembangan final menjadi sel telur yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan
ovulasi. Setiap ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga dapat hidup 24 jam. Apabila sel telur yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut
akan mati dan luruh bersama dinding rahim pada awal siklus menstruasi.

25. Menentukan rasio fenotip keturunan hasil persilangan


Contoh soal:
1. Marmut berambut hitam dan halus disilangkan dengan marmut berambut putih dan kasar dihasilkan keturunan berambut hitam dan kasar. Jika keturunannya disilangkan
dengan marmut berambut putih dan halus, rasio keturunan yang berambut hitam dan halus adalah ....

A. 6,25%
B. 12,5%
C. 25%
D. 37,5%
E. 50%

Pembahasan:

Karena keturunannya berambut hitam dan kasar maka dapat dipastikan hitam dan kasar adalah dominan. Artinya gen H untuk hitam, gen h untuk putih, gen K untuk kasar dan gen
k untuk halus. Persilangannya adalah sebagai berikut:

HHkk hhKK
Parental 1 : ><
(hitam-halus) (putih-kasar)

HhKk
Filial 1 :
(hitam-kasar)

Kemudian keturunan F1 (HhKk) disilangkan dengan marmut berambut putih dan halus (hhkk).

HhKk hhkk
Parental 2 : ><
(hitam-kasar) (putih-halus)

Gamet : HK, Hk, hK, hk hk

Keturunan F2 dapat dicari melalui tabel berikut ini.

HK Hk hK hk

HhKk Hhkk hhKk hhkk


hk
(hitam-kasar) (hitam-halus) (putih-kasar) (putih-halus)

Dengan demikian, jumlah variasi keturunan ada 4 sedangkan keturunan yang berambut hitam dan halus ada 1 sehingga rasionya adalah:
1/4 × 100% = 25%
Jadi, rasio keturunan yang berambut hitam dan halus adalah 25% (C).

2. Hasil persilangan antara mangga buah bulat, rasa manis (BBMM) dengan buah lonjong, rasa asam (bbmm) diperoleh F1 yang semuanya memiliki buah bulat, rasa manis
(BbMm). Jika F1 disilangkan dengan tanaman bergenotip Bbmm dan diperoleh jumlah keturunan sebanyak 320, jumlah keturunan yang memiliki buah bulat dan rasa manis adalah
….

A. 40
B. 80
C. 120
D. 160
E. 200

Pembahasan:
Persilangan pada soal di atas termasuk dihibrid dominan. Hal ini terlihat dari fenotip buah bulat rasa manis bergenotip BbMm.

Perhatikan tabel persilangan antara F1 BbMm dengan Bbmm berikut ini!

BbMm >< Bbmm

>< BM Bm bM bm

BBMm BBmm BbMm Bbmm


Bm
(bulat manis) (bulat asam) (bulat manis) (bulat asam)

BbMm Bbmm bbMm bbmm


bm
(bulat manis) (bulat asam) (lonjong manis) (lonjong asam)

Berdasarkan tabel di atas, variasi genotip anakan yang terjadi ada 8. Sedangkan yang berfenotip buah bulat rasa manis ada 3. Sehingga perbandingan antara keturunan yang
berbuah bulat rasa asam terhadap seluruh keturunan adalah 3/8.

Karena jumlah seluruh keturunan sebanyak 320, maka jumlah keturunan yang berbuah bulat rasa manis adalah:

3/8 × 320 = 120


Jadi, jumlah keturunan yang memiliki buah bulat dan rasa manis adalah 120 (C).

26. Menentukan rasio dari persilangan yang mengalami penyimpangan hukum mendel
Contoh soal:
1. Perhatikan diagram persilangan berikut ini!

CCpp ccPP
P : ><
(putih) (putih)

CcPp
F1 :
(ungu)

Bunga kacang Lathyrus odoratus warna putih (CCpp) yang disilangkan dengan Lathyrus odoratus warna putih (ccPP) menghasilkan warna ungu (F1). Apabila F1
disilangkan dengan induknya (CCpp), terdapat bunga warna putih sebanyak ....

A. 12,5%
B. 25%
C. 50%
D. 75%
E. 100%

Pembahasan

Pada persilangan di atas, bunga warna ungu akan muncul jika masing-masing alel (pasangan gen) memiliki gen dominan. Jika tidak, maka akan muncul bunga warna putih. Ini
termasuk salah satu penyimpanan semu hukum Mendel.

Perhatikan tabel persilangan antara F1 dengan induk CCpp berikut ini!

CcPp >< CCpp

>< CP Cp cP cp

CCPp CCpp CcPp Ccpp


Cp
(ungu) (putih) (ungu) (putih)

Berdasarkan tabel persilangan di atas, jumlah variasi keturunan yang terjadi ada 8. Sedangkan jumlah keturunan yang memiliki bunga warna putih ada 2.
Dengan demikian, persentase keturunan yang mempunyai bunga warna putih adalah:

2/4 × 100% = 50%

Jadi, persilangan antara F1 dengan induknya (CCpp) akan menghasilkan bunga warna putih sebanyak 50% (C).
2. Perhatikan diagram persilangan kriptomeri pada tanaman bunga Linaria maroccana berikut:

AAbb aaBB
P1 : ><
(merah) (putih)

AaBb
F1 :
(ungu)

Apabila keturunan F1 disilangkan dengan tanaman bunga warna merah (Aabb), persentase tanaman bunga putih pada F2 adalah ....

A. 25%
B. 37,5%
C. 50%
D. 62,5%
E. 87,5%

Pembahasan:

Kriptomeri merupakan salah satu penyimpangan semu hukum Mendel di mana gen dominan tidak menampakkan pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi akan berpengaruh bila
berada bersama-sama gen dominan lainnya. Untuk bunga Linaria maroccana berlaku:

 A_B_ : ungu
 A_bb : merah
 aa B_ : putih
 aabb : putih

Mari kita silangkan antara keturunan F1 (AaBb) dengan tanaman bunga warna merah (Aabb)!

AaBb Aabb
P2 : ><
(ungu) (merah)

Gamet : AB, Ab, aB, ab Ab, ab

Keturunan F2 dapat dicari melalui tabel berikut ini.

AB Ab aB ab

AABb AAbb AaBb Aabb


Ab
(ungu) (merah) (ungu) (merah)

AaBb Aabb aaBb aabb


ab
(ungu) (merah) (putih) (putih)

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 8 variasi genotip keturunan F2. Sedangkan fenotip yang berwarna putih ada 2 sehingga rasionya adalah:

2/8 × 100% = 25%

Jadi, persentase tanaman bunga putih pada F2 adalah 25% (A).

27. Macam-macam penyimpangan semu hukum mendel


Penyimpangan semu Hukum Mendel tersebut meliputi: interaksi gen, kriptomeri, polimeri, epistasis-hipostasis, gen-gen komplementer, gen dominan rangkap dan gen
penghambat.

a. Interaksi gen (Interaksi beberapa pasangan gen)


Penelitian tentang adanya interaksi gen ini ditemukan oleh William Bateson (1861-1926) dan R.C. Punnet. Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen tunggal
pada autosom tetapi alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau saling memengaruhi dalam memunculkan sifat fenotip.Misalnya, pada ayam dijumpai empat macam
bentuk pial (jengger), antara lain: jengger berbentuk ercis atau biji (pea) dengan genotip rrP-; jengger dengan belah atau tunggal (single) dengan genotip rrpp, jengger berbentuk
mawar atau gerigi (rose) dengan genotip Rpp, dan jengger berbentuk sumpel (walnut), dengan genotip R-P-.
Pada persilangan ayam berpial rose (mawar) dengan ayam berpial pea (biji), semua keturunan F1nya berpial walnut (sumpel). Agar lebih memahaminya, perhatikanlah diagram
persilangan berikut.

Dari persilangan ayam berpial rose dan pea, dihasilkan fenotip baru yaitu walnut atau sumpel. Apa yang menyebabkan terbentuknya pial walnut? Pial walnut muncul karena
interaksi 2 pasang alel (gen) yang dominan. Sementara itu, persilangan antara sesama ayam berpial walnut dihasilkan 4 macam pial yaitu walnut, rose, pea, dan 1 pial yang baru
yaitu single dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Pial tunggal terjadi karena adanya 2 pasang alel (gen) yang resesif.

b.Kriptomeri
Kriptos (Yunani) berarti tersembunyi, sehingga kriptomeri dikatakan sebagai gen dominan yang seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri dan akan tampak pengaruhnya apabila
bersama-sama de ngan gen dominan yang lainnya. Peristiwa kriptomeri ini pertama kali ditemukan oleh Correns (Tahun 1912) setelah menyilangkan bunga Linaria marocanna
berwarna merah (Aabb), dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih (aaBB). Keturunan F1nya adalah bunga berwarna ungu (AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga
kedua induknya (yaitu merah dan putih). Rasio fenotip F2nya adalah 9 ungu: 3 merah: 4 putih.

Lantas dari manakah warna ungu tersebut timbul? Dari hasil penelitian plasma sel, ternyata warna merah disebabkan oleh adanya pigmen antosianin dalam lingkungan asam.
Dalam lingkungan basa, pigmen ini akan memberikan warna ungu. Jika di dalam plasma tidak terdapat pigmen antosianin, baik di dalam lingkungan asam atau basa, maka akan
terbentuk warna putih. Faktor A, apabila mengandung pigmen antosianin dalam plasma sel dan faktor a jika tidak ada antosianin dalam plasma sel. Faktor B, apabila kondisi basa
dan b dalam kondisiasam.Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap sifat b. Oleh karena itu, tanaman yang berbunga merah disimbolkan dengan Aabb atau AAbb,
sedangkan tanaman yang berbunga putih disimbolkan dengan aaBB atau aabb.
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa bunga merah memiliki antosianin di mana dalam lingkungan plasma sel bersifat asam. Sedangkan bunga putih tidak memiliki
antosianin di mana lingkungan plasma sel bersifat basa. Apabila kedua tanaman tersebut saling disilangkan, dapat dilihat pada diagram berikut.
c.Polimeri
Polimeri atau karakter kuantitatif adalah persilangan heterozigot dengan banyak sifat beda yang berdiri sendiri, tetapi memengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme.
Peristiwa polimeri ditemukan oleh Lars Frederik Nelson dan Ehle, setelah melakukan percobaan dengan menyilangkan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.
Persilangan itu menghasilkan keturunan heterozigot berwarna merah lebih muda bila dibandingkan dengan induknya yang homozigot (merah). Oleh karena itu, biji merah bersifat
dominan tidak sempurna terhadap warna putih. Setelah generasi F1 disilangkan sesama, pada generasi F2 diperoleh perbandingan fenotip 3 merah : 1 putih.
Supaya kalian lebih memahami, cermatilah contoh berikut.
Gandum berbiji merah : M1M1M2M2
Gandum berbiji putih : m1m1m2m2
Rasio fenotip F2 adalah 15 merah : 1 putih

Dari hasil keturunan pada diagram di atas, banyaknya jumlah faktor M memengaruhi warna bijinya. Semakin banyak faktor M yang ada, warnanya semakin tua atau semakin
gelap.

Kapankah peristiwa polimeri dapat terjadi? Peristiwa ini terjadi pada pewarisan, warna kulit manusia. Warna kulit disebabkan oleh zat warna kulit (pigmen). Jika faktor pigmen
kulit manusia dilambangkan dengan P, genotip orang berkulit putih p1p1 p2p2 p3p3.

Apabila pria kulit putih menikah dengan wanita kulit hitam (negro), maka keturunan F1 akan mempunyai kulit mulad (coklat sawo matang), yang berfenotip P1p1P2p2P3p3.
Derajat kehitaman kulit bergantung pada banyaknya faktor pigmen P.

d. Epistasis-hipostasis
Kalian tentunya masih ingat tentang istilah epikotil (epi = di atas) dan hipokotil (hipo = di bawah) bukan? Istilah tersebut dapat dianalogkan dengan epistasis dan hipostasis. Dalam
hal ini, epistasis adalah sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan ekspresi gen lain yang tidak selokus (sealel). Bagaimana dengan Hipostasis? Hipostasis adalah
gen yang tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang bukan alelnya).

Epistasis dibedakan menjadi tiga, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis dominan resesif. Nah, agar kalian lebih memahami perbedaannya, perhatikanlah contoh
berikut.

1) Epistasis Dominan
Epistasis dominan terjadi pada persilangan umbi lapis bawang berwarna merah dengan umbi berwarna kuning. Gen A menyebabkan umbi berwarna merah dan gen B
menyebabkan umbi berwarna kuning. Persilangan tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Jika dilihat, hasil perbandingan fenotip F2 tersebut adalah 12 merah : 3 kuning : 1 putih. Angka perbandingan tersebut merupakan variasi atau modifi kasi dari perbandingan
dihibrida 9:3:3:1.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa epistasis dominan terjadi bila sebuah gen dominan mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan alelnya.
Rumusnya adalah gen A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh karena itu, meskipun dalam genotip terdapat gen B atau b, gen A tetap menutup ekspresi dari gen B dan b.

2) Epistasis Resesif

Peristiwa ini terjadi jika gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan dan resesif yang bukan alelnya. Rumusnya adalah gen aa epistasis terhadap B dan b. Pada persilangan
antara anjing berambut emas dan anjing berambut coklat, dihasilkan keturunan F1 berambut hitam. Beberapa gen yang berperan adalah gen B (menentukan warna hitam), gen b
(menentukan warna coklat), gen E (menentukan keluarnya warna), dan gen e (menghambat keluarnya warna). Peristiwa persilangannya dapat dilihat sebagai berikut.

Dari hasil penyilangan tersebut menunjukkan perbandingan fenotip 9 hitam: 4 emas: 3 coklat. Oleh karena itu, rumus epistasis resesif adalah aa epistasis terhadap B dan b. Dalam
contoh ini, aa adalah ee (menghambat keluarnya warna).

4) Epistasis dominan resesif


Epistasis dominan resesif merupakan peristiwa suatu gen menghambat ekspresi fenotip yang disebabkan oleh gen mutan yang bukan alelnya. Gen mutan tersebut
bersifat menghambat, sehingga disebut gen penghalang atau inhibitor atau gen suspensor.
Epistasis dominan resesif terjadi pada persilangan lalat buah (Drossophila melanogaster). Gen P menentukan warna mata merah, gen p menentukan warna mata ungu,
gen S merupakan gen non-suspensor, dan s merupakan gen suspensor. Berikut ini peristiwa persilangannya.
Perbandingan fenotipnya adalah 13 merah: 3 ungu. Rumus epistasis dominan resesif adalah A epistasis terhadap B dan b serta bb epistasis terhadap A dan a.

e. Gen-gen komplementer.
Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara gen-gen dominan yang berbeda, sehingga saling melengkapi. Jika kedua gen tersebut terdapat bersama-sama
dalam genotip, maka akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Jika salah satu gen tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang. Agar lebih jelas,
simaklah contoh berikut.

Apabila F1 (keturunan pertama) hasil perkawinan 2 orang yang bisu tuli disilangkan dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang normal dan bisu
tuli.

Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan menunjukkan sifat normal apabila kedua gen tersebut tidak terdapat bersama-sama dalam satu genotip. Dengan demikian,
jika hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau jika hanya terdapat gen B tanpa gen T maka akan tetap memunculkan sifat bisu tuli. Rasio fenotip F2 yang dihasilkan
adalah 9 Normal : 7 bisu tuli.

f. Gen Dominan Rangkap


Masih ingatkah kalian dengan gen dominan? Gen dominan rangkap merupakan dua gen dominan yang memengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Kedua
gen itu berada bersama-sama dan fenotipnya merupakan gabungan dari kedua sifat gen-gen dominan tersebut. Perhatikanlah contoh berikut.

Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah oval dengan tanaman Bursa sp. yang berbuah segitiga, dihasilkan keturunan pertama (F1) yaitu tanaman Bursa sp.
semua berbentuk oval. Untuk mengetahui hasil keturunan F2, cermatilah diagram di bawah ini:
Diagram Pembastaran

g. Atavisme
Sebelum mengetahui tentang peristiwa atavisme, cobalah ingat kembali tentang interaksi gen pada pial ayam. Pial walnut dihasilkan dari persilangan ayam berpial
rose dan pea. Pial pea dikatakan menghilang dan muncul sifat di luar induknya. Setelah ayam berpial walnut disilangkan sesamanya, dihasilkan 4 macam pial yaitu
rose, pea, walnut, dan single. Pada peristiwa ini, pial rose dan pea muncul kembali setelah menghilang pada keturunan pertama. Nah, oleh Charles Darwin, peristiwa
munculnya kembali sifat keturunan pada generasi berikutnya setelah sempat menghilang ini disebut atavisme.

Atavisme juga terjadi pada burung merpati (Columba livia) India. Hasil perkawinan antara sesama merpati berekor seperti kipas, akan menghasilkan merpati berekor
lurus. Merpati berekor seperti kipas muncul kembali setelah perkawinan antara sesama merpati berekor lurus.

Contoh soal:

Penyimpangan perbandingan fenotip F1 padapersilangan dengan dua sifat beda, misalnya dari 9 : 3 : 3 : 1 menjadi 9 : 3 :4 disebut. . .
A. pindah silang
B. hipostais
C. epistasis
D. polimeri
E. kriptomeri

Jawaban : E
Kriptomeri adalah gen dengansifat tersembunyi, dimana ekspresi / pemunculan sifatnya sangat dipengaruhifactor lain, misalnya factor asam – basa. Perbandingan fenotip F2 = 9 :
3:4

28. Menyebutkan gamet yang dibentuk dari individu yang mengalami pautan gen

Contoh soal:
1. Jika gen C mengalami pautan sempurna dengan gen D maka jumlah macam gamet yang terbentuk pada individu bergenotip CcDd adalah sebanyak

Jawaban:

Ketika gen tidak terpaut, gamet yang dihasilkan individu CcDd adalah:
CD, Cd, cD, cd
Namun peristiwa pautan (linkage) menghasilkan jumlah gamet yang berbeda. Ketika C terpaut D, maka C dan D akan terletak dalam satu kromosom, sehingga ketika pembelahan
gen C dan D selalu bersama, gen c dan d selalu bersama.

Gamet yang dihasilkan hanya ada 2, yaitu CD dan cd.

2. Berapa jumlah gamet individu bergenotipe:


A.AaBBCC
B.KkLlMm
C.AAbbCcDdEE
D. PpQqRrSsTT
Jawaban:

Cara menentukan dan menghitung gamet yang dihasilkan oleh suatu genotipe adalah
2^n gamet,
Keterangan: n = jumlah alel yang heterozigot.

(a). AaBBCC
Alel yang heterozigot adalah Aa, berarti n = 1
Jumlah gamet individunya adalah 2¹ = 2 gamet, yaitu ABC dan aBC

(b). KkLlMm
Alel yang heterozigot adalah Kk, Ll, dan Mm, berarti n = 3
Jumlah gamet individunya adalah 2³ = 8 gamet,
yaitu KLM, KLm, KlM, Klm, kLM, kLm, klM, dan klm

(c). AAbbCcDdEE
Alel yang heterozigot adalah Cc dan Dd, berarti n = 2
Jumlah gamet individunya adalah 2² = 4 gamet,
yaitu AbCDE, AbCdE, AbcDE, AbcdE

(d). PpQqRrSsTT
Alel yang heterozigot adalah Pp, Qq, Rr dan Ss, berarti n = 4
Jumlah gamet individunya adalah 2⁴ = 16 gamet,
yaitu
PQRST
PQRsT
PQrST
PQrsT
PqRST
PqRsT
PqrST
PqrsT
pQRST
pQRsT
pQrST
pQrsT
pqRST
pqRsT
pqrST
pqrsT

29. Menentukan nilai pindah silang dari persilangan lalat buah drosophila melanogaster.

Contoh:

1. Dari persilangan lalat buah abu abu sayap panjang heterozigot dengan lalat buah hitam sayap pendek, didapatkan keterunan 400 ekor, diantara turunan itu ditemukan lalat
abu abu sayap pendek 30 ekor dan lalat hitam sayap panjang 20 ekor. persentase gen yang mengalami pindah silang adalah..
Jawaban:

Dari soal kita dapat mengetahui, bahwa :


1. Total keturunan dari persilangan antara
lalat buah abu-abu sayap panjang >< lalat buah hitam sayap pendek diperoleh = 400 keturunan
2. Ditemukan juga keturunan yaitu lalat abu-abu sayap pendek dan lalat hitam sayap panjang, lalat ini sifat nya berbeda dengan induk sehingga disebut lalat tipe rekombinan.
Sehingga total tipe rekombinan adalah
Lalat abu-abu sayap pendek + Lalat hitam sayap pendek = 30+20 = 50 keturunan

Untuk mengetahui persentase gen yang mengalami pindah silang, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut :
NPS (Nilai Pindah Silang) = Jumlah tipe rekombinan ÷ Jumlah total keturunan × 100%
Sehingga hasilnya adalah = 50 ÷ 400 ×100% = 12,5 %

2. Persilangan lalat buah mata merah sayap normal dengan mata ungu sayap keriput dihasilkan F, semuanya bermata merah sayap normal. Kemudian diadakan uji silang antara
F, mata merah sayap normal heterozigot dengan induk jantan resesif diperoleh hasil sebagai berikut:
- 864 mata merah sayap normal
- 876 mata ungu sayap keriput
- 36 mata merah sayap keriput
- 24 mata ungu sayap normal
Tentukan nilai pindah silangnya.

Jawaban:

Dari soal dapat kita ketahui persilangan antara,


lalat buah mata merah sayap normal >< lalat buah mata ungu sayap keriput
dihasilkan keturunan sebagai berikut :
1. 864 mata merah sayap normal
2. 876 mata ungu sayap keriput
3. 36 mata merah sayap keriput
4. 24 mata ungu sayap normal
dari hasil keturunan tersebut, 3 dan 4 merupakan keturunan dengan tipe rekombinan karena sifat nya tidak sama dengan induk nya, sehingga
NPS (Nilai Pindah Silang) = jumlah tipe rekombinan ÷ jumlah total keturunan × 100 % = (36+24) ÷ (864+876+36+24) × 100% = 3, 334 %

30. Jenis kelainan yang bersifat menurun yang disebabkan oleh gen terpaut kromosom

A. Kelainan yang terpaut pada kromosom tubuh (autosom)


1. Albino
Penderita albino ditandai dengan proses pigmentasi yang tidak normal pada kulit dan bagian tubuh yang lain. Penderita albino mudah silau, karena matanya sangat
peka terhadap sinar yang memiliki intensitas tinggi, seperti sinar matahari. Selain itu, penderita albino juga memiliki kelemahan pada jaringan saraf mata dibandingkan dengan
orang normal untuk memfokuskan sinar. Kemampuan memfokuskan sinar ke dalam bola mata kurang lebih 60%. Mata juga tampak kemerahan karena pembuluh darah tampak
jelas.
Penderita albino yang hidup di daerah beriklim dingin tidak terlalu bermasalah, tetapi jika hidup di daerah beriklim tropis sangat mungkin terkena kelainan kulit yang
berbahaya. Di samping keadaan fisik yang mengganggu, penderita albino juga mengalami beban mental dalam kehidupannya sehari-hari.
Jika orang tua merupakan penderita albino, maka dapat dipastikan akan melahirkan anak-anak yang albino. Akan tetapi, tidak tertutup kemungkinan kedua orang tua
yang fenotipenya normal melahirkan anak albino. Kasus demikian dapat terjadi jika kedua orang tua tersebut memiliki genotipe heterozigot (carrier). Orang tua yang membawa
sifat albino, kemungkinan 25% menghasilkan keturunan (F1) yang penderita albino. Bagaimana hal ini dapat terjadi??
Perhatikan diagram persilangan berikut.
Jika gen P = normal
p = albino
P : Pp >< Pp
Gamet : P dan p P dan p
F1 : PP, Pp,Pp dan pp
Normal (75%) dan albino (25%)
Penderita albino juga dapat dilahirkan oleh orang tua yang satu normal dan yang lainnya mederita albino:
P : Pp pp
(normal) >< (albino)
Gamet : P dan p p

F1 : Pp dan pp

Normal (50%) dan albino (50%)

Untuk mengetahui apakah seseorang normal atau normal pembawa sifat albino, secara fisik memanglah tidak mudah. Satu-satunya jalan adalah dengan menggunakan peta silsilah.

2. Diabetes Melitus
Dabetets mellitus atau penyakit kencing manis, diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme
karbohidrat, lemak, dan juga protein dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya produksi hormon insulin, yang dipeilukan dalam proses pengubahan gula
menjadi tenaga serta sintesis lemak.
Diabetes melitus diturunkan oleh ibu kepada anaknya, jadi bukan oleh ayah kepada anaknya yang dikendalikan oleh homozigot resesif. DM biasanya menyerang
pada usia lanjut (>40 thn), tapi dapat pula timbul pada usia dini. Pada dasarnya, anak yang lahir dari Ibu yang mengidap DM, maka ia mempunyai bakat DM. Namun, bakat DM
bisa tidak muncul bila kita melakukan pencegahan dini (seperti olahraga teratur, mengkonsumsi serat yang cukup, mengurangi konsumsi lemak dan gula, dll). Orang yang normal
(tidak memiliki bakat DM), tapi memiliki pola hidup yang tidak sehat, rentan terserang penyakit DM ini (seperti banyak makan gula dan lemak, tidak pernah olahraga, kegemukan,
dll). Jadi yang penting adalah menjaga pola hidup kita.
Perhatikan diagram persilangan berikut.
Jika gen M = normal
m = Diabetes Melitus
P : Mn >< Mn
Gamet : M dan n M dan n
F1 : MM, Mn,Mn dan nn
Normal (75%) dan DM (25%)
Penderita DM juga dapat dilahirkan oleh orang tua yang satu normal dan yang lainnya menderita DM, disini orang tua yang menderita DM adalah seorang ibu:
P : Mn nn
(normal) >< (DM)
Gamet : M dan n n

F1 : Mn dan nn

Normal (50%) dan DM (50%)

3. Gangguan Mental
Gangguan mental disebabkan karena gangguan saraf. Penyakit ini disebabkan kadar asam fenil piruvat dalam darah terlalu tinggi. Kelainan mental ini dikendalikan
oleh gen yang mengatur pembentukan protein enzim. Penderita memiliki pasangan alel gen-gen relatif homozigot yang diwariskan oleh kedua orang tua heterozigot yang
penampakannya normal.
4. Anemia Sel Sabit (sickle cell anemia)
Yaitu penyakit kurang darah yang parah karena sel darah merah berbentuk bulan sabit sehingga kemampuan darah untuk mengikat dan mengangkut oksigen berkurang. Penyakit
ini ditemukan di afrika Tengah yang dilanda malaria pada tahun 1940 oleh Linus Pauling.
Kelainan ini disebabkan oleh gen homozigot dominan.
Genotipe Fenotipe Keterangan
SS Anemia sel sabit Mati sebelum dewasa
Ss Carrier anemia sel sabit Tidak menderita anemia
ss Normal Sehat
Pada penderita anemia sel sabit ini, Hb S (Hemoglobin Sickle Cell) mengendap pada daerah tertentu di eritrosit, sehingga eritrosit bentuknya seperti bulan sabit dan afinitas
terhadap oksigen rendah.
Perhatikan persilangan berikut
P : Ss >< Ss
Gamet: S dan s S dan s
F1 : SS, Ss, Ss, ss
Normal (25%) dan Anemia sel sabit (25%) dan carrier (50%)
5. Alcaptonuria
Merupakan kelainan yang disebabkan gen homozigot resesif. Pada penderita ini air kencinh menjadi hitam atau coklat karena tidak memiliki enzim yang dapat
mengubah alkapton menjadi aseto-asetat.
6. Cystinuria
Yaitu terjadinya penumpukan asam amino sistein yang sulit larut , sehingga menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan C dalam
keadaan homozigot dominan (CC), orang yang bergenotip Cc dan cc normal.
Batu Ginjal di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri,
perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi.
Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa
menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Gejalanya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil dan darah di dalam air
kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.
7. Galaktosemia

Kelainan metabolism pada bayi yang disebabkan oleh gen homozigot resesif (gsgs). Penyakit ini berakibat tidak dapat mengubah galaktosa pada ASI menjadi glukosa.

8. Kebotakan
Botak adalah seseorang yang tidak memiliki rambut lagi di kepalanya. Seringkali dalam bahasa Indonesia, kata "botak" dibedakan dengan kata "gundul". Seseorang
yang gundul, rambutnya biasanya dipangkas secara sengaja, sedangkan yang rambutnya botak tidak.
Walau kebotakan dianggap biasa pada kaum lelaki, ternyata hal itu juga dipicu oleh keturunan. Ada gen yang diturunkan oleh salah satu pihak orangtua atau
keduanya yang menyebabkan si anak juga menderita kebotakan. Ada juga orang yang menderita kebotakan permanen yang pastinya juga disebabkan oleh satu jenis gen yang
disebut alopecia androgenetika. Bentuk rambut sama sekali tidak mempengaruhi timbulnya alopecia androgenetika. Pengobatannya harus secara medis, tidak ada pengobatan
alternatif.
Alopecia Androgenika terjadi pada pria di akhir usia 20-an tahun atau awal umur 30-an tahun. Rambut akan rontok secara bertahap dimulai dari bagian puncak
kepala dan depan. Garis rambut menjadi mundur dan dahi menjadi terlihat lebih lebar. Puncak kepala menjadi botak.
9. Brakidaktili, sindaktili, dan polidaktili
Cacat ini menyerang jari kaki dan tangan. Brakidaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari menjadi pendek. Kelainan ini bergenotip Bb,individu bergenotip BB
bersifat letal dan genotip bb bersifat normal. sedangkan Sindaktili adalah cacat yang menyebabkan jari-jari tangan atau kaki saling berlekatan dengan fenotip Ss. Polidaktili adalah
cacat yang menyebabkan jumlah jari lebih dari lima dengan individu normal berfenotip pp.
10. Cystic fibrosis

Apabila seorang ibu berfenotip heterozigot dan bapak homozigot dominan, maka kelainannya homozigot resesif (cfcf). Penyakit ini ditandai dengan kelainan dalam
metabolism protein yang barakibat pada rusaknya organ pancreas dan paru-paru

Gejala penyakit menurun ini adalah nafsu makan bertambah, saluran pancreas tersumbat oleh lender sehingga mengganggu aliran enzim yang dibutuhkan dalam
pencernaan makanan, penderita juga mengalami kesulitan bernafas.

11. Phenil ketonuria (PKU)

Terjadi pada homozigot resesif, karena tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk mengubah asam amino fenilalanin menjadi asam amino tirosin. Fenilalanin tertimbun
dalam jaringan dan menyebabkan perkembangan mental yang lambat. Konsentrasi fenilalanin yang berlebihan dalam darah akan mengganggu perkembangan dan aktivitas otak.

Gejala-gejalanya ialah perkembangan intelegensi lambat, pigmentasi kulit tidak normal (pucat), cenderung terserang penyakit ayan, reaksi reflek yang lamban, rambut tidak
normal, biasanya tidak berumur panjang, dan didukung keberadaannya dalam rumah sakit jiwa.
12. Tay –sachs

Dibawa oleh homozigot resesif (tt). Penderita ini, otaknya mengandung suatu glikolipid yang komplek yang disebut gangliosida dalam kadar yang tinggi (abnormal). Tidak
adanya enzim heksosa-aminidase A untuk merombak gangliosida, sehingga gangliosida terdapat di otak.

Ciri-ciri Tay-Sachs adalah lambatnya perkembangan mental, kelumpuhan, gila, kebutaan, penderita biasanya mati pada waktu bayi atau hanya bertahan pada usia sekitar 4
tahun, dan gangguan intelegensi serta saraf.

13. Penyakit hemoglobin lepore

Merupakan kelainan yang terjadi pada hemoglobin yang timbul sebagai hasil pindah silang sebagai hasil pindah silang yang tidak sama antara gen-gen yang menentukan
sintesis ratai dan rantai delta. Dalam keadaan heterozigot (Ll) menderita anemia ringan (lepore), homozigot dominan (LL) maka normal dan keadaan homozigot resesif (ll)
menderita anemia hebat dan bersifat letal.

14. Talasemia

Penyakit ini banyak ditemukan di Spanyol, Italia, dan Yunani. Talasemia dibagi mejadi 2 macam yaitu

a. Talasemia mayor, merupakan penderita anemia yang sangat parah dan dapat menyebabkan kematian waktu bayi, bergenotip (ThTh) berfenotip homozigot dominan.
b. Talasemia minor, merupakan penderita anemia yang tidak parah, bergenotip heterozogot (Thth). Sedangkan genotif (thth) bersifat normal.
Perhatikan diagram persilangan berikut.
P : Thth >< Thth
Gamet: Th dan th Th dan th
F1 : ThTh, Thth, Thth,thth
Normal (25%) dan Anemia (25%) dan carrier (50%)
B. Kelainan yang terpaut pada kromosom seks ( gonosom)
Kelainan Yang Terpaut Pada Kromosom X
1. Hemofilia
Hemofilia adalah sifat ketidakmampuan darah untuk membeku. Apabila penderita hemofilia terluka dan terjadi pendarahan, darah sukar membeku sehingga penderita
kehilangan banyak darah dan dapat berakibat fatal. Seperti juga buta warna, hemofilia tergolong penyakit menurun tang tertaut kromosom kelamin (sex linkage).
Mortalitas penderita hemofilia tergolong tinggi, terutama pada anak-anak. Apabila seorang pria penderita hemofilia bertahan hidup dan selamat hingga perkawinan,
maka dia akan menurunkan anak wanita yang normal namun membawa sifat hemofilia. Kemudian, anak-anak wanita keturunannya ini akan menurunkan hemofilia kepada
sebagian anak laki-lakinya, sehingga sebagian anak laki-lakinya ada yang menderita hemofilia.
Hemofilia merupakan sifat resesif yang tertaut kromosom seks. Pada keadaan homozigot ( ) menyebabkan kematian (letal). Wanita hemofilia ( dilahirkan oleh ibu
normal yang carrier dan suami hemofilia.
Penyakit hemofilia ada dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Hemofilia A, yaitu penderita tidak memiliki faktor pembeku darah yang disebut FAH (faktor antihemofilia).
b. Hemofilia B, yaitu penderita tidak memiliki faktor KPT (Komponen Plasma Tromboplastin). Penyakit ini pertama kali dijumpai di Inggris, saat Inggris di bom oleh Jerman pada
Perang Dunia II. Ketika itu, seorang anak laki-laki bernama Christmas terluka dan mengalami pendarahan hebat. Diagnosis dokter menyatakan bahwa anak itu menderita hemofilia
tetapi berbeda dengan hemofilia yang biasa dijumpai. Kemudian, penyakit tersebut dinamakan hemofilia B / penyakit Christmas.
Untuk memperjelas penurunan penyakit hemofilia, dapat mengamati tabel berikut:
Genotif dan Fenotif Hemofilia pada laki-laki dan perempuan
Genotif Fenotif Keterangan
H H
X X Wanita Normal -
XH Xh Wanita Pembawa Karrier -
XhXh Wanita Hemofilia Bersifat letal, meninggal sebelum dewasa
XH Y Pria Normal -
XhY Pria Hemofilia -

Apabila seorang wanita normal (carrier) menikah dengan laki-laki normal, maka:

P : XH Xh >< XH Y
Gamet : XH dan Xh XH dan Y
F1 : XHXH, XHY, XHXh, XhY
XHXH (wanita normal), XHY (Pria Normal), XHXh (Wanita Normal), XhY (Pria Hemofilia)

Sehingga, presentase pria hemophilia adalah 25%, dan presentase anak perempuan normal adalah 50%.

2. Buta Warna
Buta warna merupakan kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini
dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang
wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami
kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila
pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tersebut menderita buta warna.
Buta warna dapat kita tes dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat
dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.

Untuk lebih jelas dapat mengamati tabel pewarisan buta warna pada manusia.

Pewarisan pada ♂ dan ♀ ♂ Normal ♂ cb


X Y Xcb Y

♀ Normal X XX XY XcbX XY

X XX XY XcbX XY

♀ Carrier Xcb XcbX XcbY XcbXcb XcbY

X XX XY XcbX XY

♀ cb Xcb XcbX XcbY XcbXcb XcbY

Xcb XcbX XcbY XcbXcb XcbY

Keterangan :

Genotif XX : menunjukkan wanita normal

Genotif XcbX : menunjukkan wanita carrier buta warna

Genotif XcbXcb : menunjukkan wanita buta warna

Genotif XY : menunjukkan laki-laki normal

Genotif XcbY : menunjukkan laki-laki buta warna.

3. Penyakit pada gigi


Penyakit yang menyerang gigi dapat pula karena keturunan seperti Anodotin merupakan kelainan yang terpaut pada kromosom seks X dan dikendalikan oleh gen resesif.
Nama lain dari anodotin adalah ombong sehingga anak penderita tidak memiliki gigi. Amola merupakan penyakit yang dikendalikan oleh gen resesif. Nama lain Amola adalah
gigi tidak bergeraham. Dan gigi tidak beremail dengan gen pengendali dominan.

C. Kelainan Yang Terpaut Pada Kromosom Y:

Beberapa penyakit yang terpaut pada kromosom Y adalah penyakit hekstekgrafior (rambut seperti landak) dengan gen pengendali resesif (XYhg). Adapula webbedtoes yaitu
antar jari penderita terdapat selaput ) dikendalikan oleh gen resesif pula yaitu XYwt. terdapat pula Hipertrikosis yaitu terdapatnya rambut pada daun telinga, yang dikendalikan oleh
gen resesif (XYht).
Kelainan Pada Jumlah Kromosom :
Jumlah kromosom manusia adalah 46 kromosom, yang sering disimbolkan dengan 22AA + xy atau 44A + xy atau 46xy. Yang artinya terdiri dari 22 pasang autosom dan
sepasang gonosom atau 44 autosom dan sepasang gonosom. Ada kelainan dalam jumlah kromosom baik bertambahnya kromosom maupun berkurangnya kromosom pada manusia,
yang sering dikenal dengan sindrom.
1. Sindroma Turner ditemukan oleh H.H. Turner tahun 1965.
Individu ini memiliki 22 pasang autosom ditambah satu X sehingga tergolong monosomi (2n-1). Fenotifnya adalah wanita dengan perkembangan seks yang terhambat,
steril, tubuh pendek, payudara tidak tumbuh selayaknya, tidak haid, jaringan jantung tidak normal, dan pendengaran tidak sempurna.
2. Sindroma Klinefelter ditemukan oleh klinefelter tahun 1942.
Memiliki 22 pasang autosom ditambah kromosom seks XXY sehingga genotipnya 22AA + XXY yang berasal dari gamet gagal berpisah antara (22A+ XY) dan gamet
normal (22A + X). Sehingga sindrom ini memiliki 22 pasang autosom ditambah XXXY namun jarang terjadi. Dengan kata lain, sindrom ini keleihan kromosom X yang diderita
oleh pria.
Tumbuh payudara, pertumbuhan rambut kurang, lengan dan kaki ekstrim panjang sehingga seluruh tubuh tampak tinggi, suara tinggi seperti wanita, testis kecil, alat
genitalia tampak normal tapi spermatozoa biasanya tidak dibentuk.
3. Sindrom Jacobs ditemukan oleh P.A Jacobs tahun 1965.
Penderita dengan sindrom ini memiliki 47 kromosom mendapat tambahan pada sebuah kromosom seks Y), diderita oleh pria. Ukuran tubuh ekstrim tinggi,
intelegensinya mempunyai IQ antara 80-118, dan bersifat agresif.
4. Sindroma Down ditemukan oleh P.A Jacobs tahun 1866
Tubuh pendek dan puntung, lengan atau kaki bengkok, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, kedua lubang
hidung terpisah lebar, jarak kelopak mata lebar, kelopak mata mempunyai lipatan epikantus sehingga mirip dengan orang oriental, iris mata kadang berbintik, IQ rendah antar 25-
75, mempunyai kelainan jantung dan tidak resisten terhadap penyakit. Penderita ini mempunyai satu buah kromosom pada kromosom normal, yaitu 21. Sehingga jumlah
kromosomnya ditulis 2n+1.
Dari sudut sitologi sindrom ini dibagi 2 yaitu:
a. Sindroma Down Triplo 21 atau Trisomi 21, sehingga penderita memiliki 47 kromosom. Penderita laki-laki 47,XY, +21 sedangkan penderita perempuan 47,XX, +21. Diperkirakan
92,5% dari semua kasus sindroma Down tergolong dalam tipe ini.
b. Sindroma Down Translokasi, translokasi adalah peristiwa terjadinya perubahan struktur kromosom, karena potongan kromosom bersambung dengan potongan kromosom lainnya
yang bukan homolognya.
5. Sindroma Edwards
Sindroma yang menempatkan kromosom nomor, dapat juga penambahan pada kromosom kelamin, misalnya 22AA + XXX (wanita) atau 22AA + XYY (pria).
Dengan kata lain, Sindroma Edwards, bagi penderita mempunyai 47 kromosom, dimana kromosom tambahan menjadi kromosom ketiga pada pasangan kromosom 18. Tambahan
kromosom inilah yang menimbulkan berbagai gangguan pada penderita.

Memiliki banyak bentuk kelainan yaitu telinga rendah, rahang bawah rendah, mulut kecil, tuna mental, ginjal dobel dan tulang dada pendek.
6. Pria XYY
Pria XYY pada umumnya lebih agresif dibanding laki-laki normal dan suka berbuat jahat dan melanggar norma. Pria ini memiliki 2 kromosom Y kejadian ini
berlangsung saat ayahnya membentuk spermatozoa, dan sperma ini membuahi sel telur (membawa X) maka terjadilah zigot yang kemudian berkembang menjadi anak laki-laki
XYY (47,XYY).
Kegagalan membuahan zigot juga dapat menyebabkan seorang pria memiliki sifat seperti perempuan dan sebaliknya. Pria yang kromosomnya XY mendapat
tambahan X dari ibu akan mempunyai sifat perempuan. Begitu pula wanita yang memiliki kromosom XX apabila kesalahan pembuahan menyebabkan menerima tambahan
kromosom Y maka anak perempuan akan cenderung memiliki sifat pria.

Kisi kisi nomer 31 menjelaskan pola pewarisan sifat pada manusia dengan mengamati diagram silsilah

Contoh diagram silsilah pewarisan penyakit hemophilia:

Kisi kisi nomer 32 jenis mutasi berdasarkan penyebabnya

1) Mutasi Alami (Spontan)

Mutasi alami atau spontan merupakan mutasi yang terjadi secara spontan di alam tanpa campur tangan manusia. Mutasi ini disebabkan oleh radiasi sinar kosmis, radiasi
radioaktif alam, sinar ultra violet, radiasi ionisasi interval dari bahan radioaktif yang mungkin terkandung dalam jaringan yang terkontaminasi, melalui makanan atau minuman
yang terpajan pencemaran radioaktif, dan kesalahan genetik. Mutasi ini mengakibatkan kelainan atau penyakit terhadap individu penderitanya. Selain itu, mutasi ini juga
mengakibatkan timbulnya variasi dalam populasi. Hasil mutasi spontan biasanya bersifat resesif, steril, dan letal. Jika mutan dapat bertahan hidup dan menghasilkan keturunan,
berarti mutan tersebut mampu beradaptasi terhadap lingkungan. Mutasi alami sangat jarang terjadi. Mutasi alami dapat terjadi secara kebetulan, lambat, tetapi pasti.

2) Mutasi Induksi

Mutasi induksi adalah mutasi yang secara sengaja dibuat oleh manusia. Mutasi ini juga disebut mutasi buatan. Mutasi jenis ini sengaja dilakukan menggunakan mutagen fisikawi
dan kimiawi. Mutagen kimiawi misal kolkisin, asam nitrat, gas metan, dan senyawa alkil. Adapun mutagen fisikawi dapat berupa radiasi ultra violet, sinar X, radiasi gamma,
radiasi beta, radiasi neutron, dan radiasi elektron. Radiasi dapat merusak materi genetik dengan dua cara berikut.

a) Radiasi pengionisasi (sinar X) menghasilkan gugus kimia reaktif yang disebut radikal bebas. Radikal bebas ini dapat mengubah basa-basa nitrogen di dalam DNA
menjadi tidak dapat dikenali oleh DNA polimerase. Radikal bebas tersebut juga dapat memutus ikatan antara gula dan fosfat yangmengakibatkan abnormalitas
kromosom.

b) Radiasi ultraviolet diserap oleh basa timin pada DNA. Penyerapan ini mengakibatkan timin membentuk ikatan kovalen dengan nukleotida di dekatnya, sehingga
kondisi ini akan menghalangi kelancaran replikasi DNA.

Kisi kisi nomer 33 teori evolusi Darwin

Charles Robert Darwin (1801-1882), penemu teori Evolusi

Darwin mencatat fauna dan flora di berbagai wilayah di Amerika Selatan. Darwin melihat bahwa fauna dan flora di benua tersebut memiliki karakteristik khusus Amerika Selatan,
yang sangat berbeda dengan fauna dan flora di Eropa. Namun, Darwin juga melihat bahwa fauna dan flora di daerah beriklim sedang memiliki hubungan lebih dekat dengan
spesies yang hidup di wilayah tropis benua tersebut, daripada dengan spesies di daerah beriklim sedang di Eropa.

Darwin juga mengoleksi 14 jenis burung finch dari Galapagos, meskipun jenis-jenis tersebut agak mirip, namun terlihat sebagai spesies yang berbeda. Beberapa burung tersebut
unik untuk satu pulau tertentu, beberapa jenis burung finch yang lain dapat ditemukan pada dua atau lebih pulau yang berdekatan. Kepulauan Galapagos memiliki total 14
spesies burung finch yang bekerabat dekat.
Perbedaan utama burung finch adalah pada paruhnya yang merupakan bentuk adaptasi terhadap makanan tertentu. Ada tiga kelompok burung finch. Kelompok burung finch
yang hidup di tanah (Geospiza magnirostris) memiliki paruh yang besar yang teradaptasi untuk memecahkan biji. Kelompok kecil finch (Camarhynchus parvulus) yang
menggunakan paruhnya untuk menangkap serangga, kelompok finch (Camarhynchus pallidus) yang menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil sebagai alat untuk
mengorek semut atau serangga lainnya.

Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species by
Means of Natural Selection atau Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam. Buku ini diterbitkan pada tanggal 24 November 1859.

Ringkasan hasil observasi teori Darwin dapat dikelompokkan menjadi tiga intisari. Pertama, seleksi alam terjadi karena adanya perbedaan keberhasilan pada reproduksi
organisme, yaitu adanya ketidakseimbangan antara kemampuan bertahan hidup dan bereproduksi. Kapasitas untuk bereproduksi secara berlebihan sepertinya menjadi suatu dri
tersendiri untuk semua spesies. Misalnya, ikan dan katak sekali bertelur mengeluarkan ratusan bahkan ribuan telur, tumbuhan pinus atau mahoni menyebarkan banyak bijinya
ke mana-mana, dan kucing atau anjing beranak lebih dari satu ekor. Namun, hanya sebagian kecil organisme tersebut yang dapat berkembang dan bereproduksi menghasilkan
keturunan. Sisanya dimakan oleh organisme lain, mati karena cuaca, kelaparan, terkena penyakit, dan tidak dapat bereproduksi karena suatu alasan tertentu. Kedua, seleksi
alam terbentuk dari interaksi antara lingkungan dengan yang diwarisi organisme. Ketiga, produk seleksi alam merupakan adaptasi organisme suatu populasi terhadap
lingkungannya.

Contoh penjelasan intisari kedua dan ketiga sebagai berikut. Pada populasi rusa ada yang mampu berlari cepat dan ada yang berlari lebih lambat. Rusa yang berlari lebih lambat
akan selalu berada di belakang kawanan rusa

Harimau, singa, dan hiena yang merupakan pemangsa rusa akan selalu menerkam kawanan rusa yang paling belakang

Hal ini berarti rusa yang larinya lebih lambat terkena seleksi alam. Populasi rusa yang tersisa merupakan rusa-rusa yang larinya cepat. Sifat-sifat yang menunjang rusa dapat
berlari cepat inilah yang diturunkan pada keturunannya. Hal ini berarti rusa yang larinya cepat lebih adaptif dibandingkan rusa yang larinya lambat pada lingkungan yang ada
pemangsanya.

Isi Teori Seleksi Alam:

Teori Evolusi Darwin atau teori seleksi alam mengandung dua pemahaman bahwa:

spesies sekarang berasal dari spesies dahulu;

terbentuknya spesies karena seleksi alam.

Teori Darwin didasarkan atas kenyataan bahwa spesies berkembang biak dalam jumlah banyak. Perkembangbiakan secara kawin menghasilkan variasi sifat-sifat yang menurun
di j dalam populasi. Tidak semua vanasi populasi dapat bertahan hidup, misalnya saat melawan predator, mendapat makanan, dan sebagainya. Oleh karena itu, hanya vanasi
yang cocok dengan lingkungan saja yang dapat hidup dan mewariskan sifat-sifat menurunnya yang cocok kepada anak keturunannya. Keturunan yang cocok hidup inilah yang
dapat berkembang biak dan menguasai habitatnya. Sedangkan yang tidak cocok akan mati dan punah (terseleksi).

Kisi kisi nomer 34 menghitung frekuensi gen dari suatu jumlah populasi makhluk hidup dengan menerapkan rumus/hokum Hardy-wainberg

Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka
populasi tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi
(Biologi Media Center, 2011).

Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini :

p + q = 1, maka p = 1 – q dan q = 1 – p (sebagai contoh gen A dan


gen a)
p2= frekuensi individual
homozigot AA
p + q = 1, maka p = 1 – q dan q = 1 – p

atau

(p+q)2=P2 + 2pq + q2 =1

(p+q)2=P2 + 2pq + q2 =1
Lebih lanjut Wibawa menambahkan bahwa syarat berlakunya asas Hardy-Weinberg:

a. Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama

b. Perkawinan terjadi secara acak

c. Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi, sama besar

d. Tidak terjadi migrasi

e. Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hukum Hardy – Weinberg :

1. Jumlah frekuensi gen dominan dan resesif (p + q) adalah 1

2. Jumlah proporsi dari ketiga macam genotipe (p2 + 2pq + q2) adalah 1

Contoh soal

1. Di dalam populasi 10.000 orang, diketahui 10 orang kidal. Berapa orangkah yang normal heterozigot pada populasi tersebut?

Jawab :

Normal = p

Kidal = q

Normal heterozigot = 2pq

p2 + 2pq + q2 = 1

Kidal = 10

q2 = 10/10.000 = 0, 0001

q = √0, 0001 = 0,01

p+q=1

p = 1 - 0,01

p = 0,99

2pq = 2 (0,99 x 0, 01)

2pq = 0,01 x 10.000

2pq = 100 orang

2. Diketahui 36% orang tidak dapat merasakan pahitnya kertas PTC (non PTC). Tentukanlah perbandingan genotipe TT : Tt : tt.

Jawab :

Perasa + tidak perasa = 100%

Perasa = 100% - 36% = 64%


q2 = 36% = 0,36

q = √0,36= 0,6

p+q=1

p = 1 - 0,6 = 0, 4

p2 + 2pq + q2 = 1

= (0,4)2 + 2 (0,4 x 0,6) + (0,6)2

= 0,16 : 0,48 : 0, 36

TT : Tt : tt

3. . Jika diketahui penduduk desa A terdapat pria normal 90%, maka berapa % wanita buta warna dan wanita normal di desa tersebut?

Jawab :

Pria normal (XB) = p

Pria buta warna (Xb) = q

Wanita normal (XBXB) = p2

Wanita buta warna (XbXb) = q2

Wanita normal carrier (XBXb) = 2pq

Pria normal = 90%

p = 90/100 = 0,9

p+q=1

q = 1 - 0,9 = 0,1

p2 + q2 = (0,9)2 + (0,1)2

p2 + q2 = 0,81 + 0,01

p2 (wanita normal) = 0,81 x 100% = 81 %

q2 (wanita buta warna) = 0,01 x 100% = 1%

4. Dari 10.000 penduduk diperiksa golongan darahnya. Didapat 2800 orang golongan darah A, 2800 golongan darah B, 800 orang golongan darah AB, dan 3600 orang
golongan darah O. Hitunglah:

a. Frekuensi alel IA, IB, IO

b. Berapa orang homozigot golongan darah A.

c. Berapa orang homozigot dan heterozigot golongan darah B.

Jawab :

a. p2 (IAIA) + 2pr (IAIO) + q2 (IBIB) + 2qr (IBIO) + 2pq (IAIB) + r2 (IOIO)


 r2 = 3600/10.000 = 0,36

r = √0,36= 0,6

 (p + r)2 = 2800 + 3600/10.000

(p + r)2 = 6400/10.000

(p + r)2 = 0,64
(p + r) = √0,64 = 0,8

 p = 0,8 - 0,6 = 0,2


 p+q+r=1
q = 1 - (p + r)
q = 1 - (0,2 + 0,6)
q = 0,2
b. IAIA = p2 = (0,2)2 = 0,04

IAIA = 0,04 x 10.000 = 400 orang

c. IBIB = q2 = (0,2)2 = 0,04


IBIB = 0,04 x 10.000 = 400 orang

IBIO = 2qr = 2(0,2 x 0,6) = 0,24

IBIO = 0,24 x 10.000 = 2400 orang

Kisi kisi nomer 35 peran organism dan produk yang dihasilkan dalam penerapan biotekhnologi

1. Tabel Bioteknologi dibidang Produksi Makanan

2. Bioteknologi di Bidang Farmasi / Obat-obatan.


3. Bioteknologi di Bidang Industri

4. Bioteknologi dalam bidang Pertanian dan Lingkungan

Kisi kisi nomer 36 cara penularan cacing Wuchereria brancrofti dari penderita ke orang lain.

Cacing Wuchereria brancrofti hidup pada pembuluh limfa di kaki. Jika terlalu banyak jumlahnya, dapat menyumbat aliran limfa sehingga kaki menjadi membengkak. Pada saat
dewasa, cacing ini menghasilkan telur kemudian akan menetas menjadi anak cacing berukuran kecil yang disebut mikrofilaria. Selanjutnya, mikrofilaria beredar di dalam darah.
Larva ini dapat berpindah ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika pada waktu itu ada nyamuk yang menggigit, maka larva tersebut dapat menembus dinding usus nyamuk
lalu masuk ke dalam otot dada nyamuk, kemudian setelah mengalami pertumbuhan, larva ini akan masuk ke alat penusuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan
tertular penyakit ini, demikian seterusnya Penyakit ini sering disebut dengan Kaki Gajah.

Kisi kisi nomer 37 menunjukkan jaringan pada organ tumbuhan.

A. Jaringan Meristem (Embrionik) Tumbuhan

Pengertian Jaringan Meristem

Jaringan meristem Merupakan jaringan muda sekelompok sel-sel tumbuhan aktif membelah. Sel-sel meristem ini kemudian akan menghasilkan sel baru yang sebagian dari hasil
pembelahan akan tetap berada di dalam meristem, hal inilah yang di kenal dengan sel permulaan atau inisial. Sedangkan dari sel-sel baru, digantikan kedudukannya oleh sel
meristem yang disebut dengan derivatif atau turunan.

1. Ciri-Ciri Jaringan Mersitem

Setelah mengetahui pengertian dari apa itu Jaringan Mersitem, rasanya tidak akan lengkap jika kita kita tidak membas ciri-ciri yang di miliki oleh jaringan Mersitem agar semakin
mudah kita untuk mengenalinya, berikut beberapa ciri-ciri yang di miliki oleh jaringan ini

 Ukuran sel yang kecil


 Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan
 Sel berdinding tipis
 Memiliki nukleus yang relatif besar
 Vakuola berukuran kecil
 Banyak mengandung sitoplasma
 Selnya berbentuk kubus

2. Macam-Macam Jaringan Meristem

Jaringan meristem pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam beberapa macam yang mana dapat adik-adik baca seperti di bawah ini :

a. Macam-Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Posisi Dalam Tumbuhan

 Meristem apikal : terdapat di ujung puncak utama dan pucuk lateral serta ujung akar
 Meristem interkalar : terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya pada meristem pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan
 Meristem lateral : terletak sejajar dengan permukaan organ ditemukannya, contohnya pada kambium dan kambium gabus (felogen).

b. Macam-Macam Jaringan Meristem Berdasarkan Asal Usulnya

 Meristem primer : apabila sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik (meristem apikal)
 Meristem sekunder : apabila sel-selnya berkembang dan jaringa dewasa yang sudah mengalami deferensiasi. Contohnya kambium dan kambium
gabus (felogen)

B. Jaringan Dewasa (Permanen) Tumbuhan

Pengertian Jaringan Dewasa (Permanen)

Jaringan meristem dewasa merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi, sedangkan pengertian deferensi sel adalah proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel
yang lebih khusus. Diferensiasi terjadi beberapa kali selama perkembangan organisme multiselular ketika organisme berubah dari zigot sederhana menjadi suatu sistem jaringan
dan jenis sel yang rumit. Diferensiasi adalah proses yang lazim pada makhluk dewasa: sel punca dewasa terpisah dan menciptakan sel anak yang terdiferensiasi sepenuhnya
selama perbaikan jaringan dan perputaran sel normal. Jaringan ini sudah tidak mengalami pembelahan lagi atau tidak aktif.

1. Ciri-Ciri Jaringan Dewasa (Permanen)

 Tidak aktif membelah diri


 Berukuran lebih besar dari pada jaringan meristem
 Mempunyai vakuola yang berukuran besar, sehingga memiliki plasma sel yang sedikit dan merupakan selaput yang menempel pada dinding sel
 Di sela-sela selnya memiliki ruang antarsel
 Sel telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya

2. Macam-Macam Jaringan Dewasa (Permanen)

Jaringan dewasa dapat terdiri dari beberapa macam yang dibedakan berdasarkan dari bentuk dan fungsinya. Macam-macam jaringan dewasa (permanen) adalah sebagai berikut
ini :

a. Jaringan Epidermis (Pelindung)


Jaringan epidermis Merupakan lapisan paling luar pada setiap organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, bunga, biji). Jaringan epidermis berfungsi sebagai
pelindung yang menutupi seluruh organ tumbuhan. Jaringan epidermis berasal dari protoderm. Setelah tua bisa tetap ada atau rusak, dan jika sampai rusak maka
jaringan epidermis akan digantikan oleh gabus. Umumnya lapisan epidermis hanya terdiri dari selapisn namun ada juga yang lebih dengan bentuk dan ukuran yang
beragam.

1). Ciri-Ciri Jaringan Epidermis

 Memiliki susunan sel rapat tanpa disertai ruang antarsel


 Terdiri dari sel-sel hidup
 Dinding sel yang beragam dengan bergantung posisi dan jenis tumbuhan
 Memiliki protoplasma hidup yang mengandung kristal garam, getah, kristal silikat, dan minyak.
 Memiliki vakuola yang berukuran besar yang dapat berisi antosianin
 Tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup, pada hidrofit, dan tumbuhan dibawah naungan
 Mengalami modifikasi dengan membentuk derivat jaringan epidermis seperti stomata, vilamen, trikomata (rambut-rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri), sel
kipas.

2). Fungsi-Fungsi Jaringan Epidermis

Selain sebagai fungsi pelindung, jaringan epidermis juga memiliki fungsi lain. Antara lain Macam-macam dari fungsi epidermis adalah sebagai berikut
ini :

 Membatasi penguapan
 Penyerapan dan penyimpan air
 Penyokong mekanik
b. Jaringan Parenkim (Dasar)
Jaringan parenkin (dasar) merupakan jaringan yang terdapat diseluruh organ tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel-sel yang hidup dengan struktur
morfologis dan siologis yang beragam. Dapat disebut sebagai jaringan dasar karena memiliki peranan sebagai penyusun sebagian besar jaringan pada akar, batang,
daun, buah, dan biji.

1). Ciri-Ciri Jaringan Parenkim (Dasar)

 Terdiri atas sel-sel yang berukuran besar dan berdinding tipis


 Memiliki bentuk sel segi enam
 Letak inti sel mendekati dasar sel
 Mempunyai banyak vakuola
 Dapat bersifat embrional dan meristematik
 Mempunyai ruang antarsel

2). Fungsi-Fungsi Jaringan Parenkim (Dasar)

 Sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan


 Tempat berlangsungnya fotosintetis
 Sebagai jaringan penyokong

3). Macam-Macam Jaringan Parenkim (Dasar)

Jaringan parenkim (dasar) dikelompokkan menjadi dua macam antara lain sebagai berikut..

Macam-Macam Jaringan Parenkim Berdasarkan Fungsinya

 Parenkim asimilasi (klorenkim) : mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintetis


 Parenkim air : jaringan yang terdapat pada tumbuhan xerofit atau epifit sebagai penimbun/menyimpan air untuk melewati musim kering.
 Parenkim penimbun : Jaringan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan. Jaringan ini biasa terdapat pada akar, buah, umbi, dan batang.
Makanan tersebut dapat berbentuk zat-zat padat, tepung, lemak, protein, gula.
 Parenkim udara (Aerenkim) : jaringan yang memiliki ruang antarsel yang berfungsi dalam mengapungkan tumbuhan di air, hal ini dapat ditemukan pada tangkai
daun Canna sp
 Parenkim pengangkut : Jaringan yang berfungsi sebagai pembuluh angkut baik itu makanan dan maupun air.

Macam-Macam Jaringan Parenkim Berdasarkan Bentuknya

 Parenkim palisade : parenkin penyusun mesofil pada daun. Jaringan ini terdapat pada biji dengan bentuk sel panjang, tegak, mengandung banyak kloroplas.
 Parenkim bunga karang : jaringan penyusun mesofil daun yang berukuran tidak tetap serta terdapat ruang antar sel lebar
 Parenkim bintang : jaringan yang dapat ditemukan pada tangkai daun Canna Sp. dengan bentuk seperti bintang yang bersambungan pada bagian ujungnya
 Parenkim lipatan : jaringan yang dapat dijumpai pada mesiofil daun pinus dan padi. Terjadi perlipatan ke arah dalam pada bagian dinding sel dan mengandung
banyak kloroplas

c. Jaringan Penyokong/Penguat (Mekanik) Tumbuhan

Jaringan penyokong/penguat adalah jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan sehingga mampu berdiri tegak. Jaringan penyokong (penguat)
tumbuhan di bagi berdasarkan sifat dan bentuknya antara lain sebagai berikut ini
1). Jaringan Kolenkim

Jaringan kolenkim adalah jaringan penyokong atau penguat pada organ tumbuhan muda dan tanaman herba. Kolenkim merupakan sel hidup yang sifatnya
mirip dengan parenkim. Ada sel yang mengandung kloroplas dan berperan dalam proses fotosintetis. Kolenkim tersusun dari sel-sel hidup dengan protoplasma yang aktif
dan memiliki bentuk memanjang dengan penebalan yang tidak merata. Jaringan penyokong berfungsi dalam memperkokoh tumbuhan. Sel-sel yang kuat, tebal dan telah
mengalami spesialisasi. Jaringan ini juga berfungsi sebagai pelindung biji dam belas veskuler.

Ciri-Ciri Jaringan Kolenkim :

 Memiliki struktur yang tebal dan juga kuat


 Dapat mengalami spesialisasi
 Terdapat pada batang, daun dan biji
 Selnya mengalami penebalan pada bagian sudutnya
 Penebalan berupa selulosa
 Pada umumnya berkelompok membentuk untaian atau silinder
 Fungsi-Fungsi Jaringan Kolenkim
 Menunjang dan memperkokoh bentuk tumbuhan
 Melindungi berkas pengangkut
 Memperkuat jaringan parenkim

2). Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat yang diri dari sel-sel mati. Sklerenkim memiliki dinding sel yang kuat, tebal dan mengandung lignin. Sklerenkim
terbagi dari dua macam berdasarkan bentuknya yaitu, serabut dan sklereid (sel batu). Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem yang terdiri dari sel-sel panjang
dan bergerombol membentuk anyaman atau pita. Misalnya pelepah daun pisang. Sedangkan pada sklereid (sel batu) adalah jaringan sklerenkim yang bentuk selnya
membulat dengan dinding sel mengalami penebalan. Misalnya pada tempurung kelapa atau kulit biji beras.

Ciri-Ciri Jaringan Sklerenkim

 Mengalami penebalan pada seluruh bagian dinding sel


 Penebalan yang berupa lignin
 Berupa sel mati
 Pada umumnya ditemukan pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangna
 Terletak pada perisikel, korteks dan diantara xilem dan floem
 Fungsi Jaringan Sklerenkim
 Sebagai alat untuk bertahan terhadap tekanan dari luar
 Melindungi dan menguatkan bagian dalam sel
 Sebagai alat penyokong

d. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang bertugas dalam mengangkut zat. Jaringan ini dibagi menjadi dua antara lain sebagai berikut..

1). Xilem

Xilem adalah pengakut zat makanan dengana menyalurkan air dan mineral dari akar menuju ke daun dan bagian tubuh lainnya. Xilem terdiri dari dua macam
antara lain sebagai berikut…

 Unsur trakeal, terdiri dari trakea (sel-sel berbentuk tabung) dan trakeid (sel-sel yang panjang dengan lubang pada dinding selnya)
 Serabut xilem, terdiri dari sel panjang degan ujung yang meruncing
 Parenkim xilem, berisi zat seperti cadangan makanan, tanin dan kristal

2). Floem

Floem adalah pengangkut zat makanan dari hasil fotosintetis dari daun ke seluruh tubuh. Floem tersusun antara lain sebagai berikut ini :

 Bulu tapis, berbentuk tabung dengan ujung yang berlubang


 Sel pengiring, berbentuk silinder dengan plasma yang dekat
 Serabut floem, berbentuk panjang dengan ujung berimpit dan dindingnya tebal
 Parenkim floem, selnya hidup, memiliki dinding primer dengan lubang kecil yang disebut noktah. Parenkim floem berisi tepung, damar, atau kristal.

e. Jaringan Gabus

Jaringan gabus adalah jaringan yang tersusun dari sel-sel gabus yang berbentuk memanjang. Jaringan gabus berfungsi melindungi jaringan lain yang
terdapat dibawahnya agar tidak terlalu agak tidak terlalu banyak kehilangan air. Sel gabus dapat ditemukan dipermukaan luar batang.

1). Ciri-Ciri Jaringan Gabus


 Disusun dari sel-sel parenkim gabus
 Merupakan sel mati dan kosong
 Berbentuk memanjang dan berdinding gabus

2). Macam-Macam Jaringan Gabus

 Jaringan gabus terdiri atas dua macam antara lain sebagai berikut ini :
o Felem : jaringan gabus yang dibentuk oleh kambium gabus berarah luar dan sel-sel matinya
o Feloderm : jaringan gabus yang dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-selnya hidup menyerupai parenkim

Kisi kisi nomer 38 dan 40 pewarisan keturunan untuk transfuse darah

Berikut ini akan kita ambil contoh bagaimana bisa didapatkan seorang anak bergolongan darah O dari kedua orang tuanya yang bergolongan darah A.

Jika seseorang bergolongan darah A, individu tersebut memiliki kemungkinan genotipe IAIA atau IAIO. Jadi ketika kedua orang tua kita bergolongan darah sama-sama A
kemungkinan dapat memiliki anak bergolongan darah O, perhatikan tabel persilangan alel golongan darah berikut ini :

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa persilangan sesama golongan darah A yang alelnya heterozigot (IAIO) kemungkinan dapat mewariskan golongan darah anaknya
75% bergolongan darah A dan 25% bergolongan darah O.

Kisi kisi nomer 39 hubungan antara sel, kromosom, gen, dan DNA.

A. Hubungan gen dan DNA


Menurut Bowo (2010), secara substansi sebenarnya gen merupakan sepenggal dari DNA yang diliputi dan diikat oleh protein, serta berfungsi sebagai zarah
penentu sifat organisme. Selain itu, gen juga memiliki beberapa sifat khusus, di antaranya adalah :
o Sebagai suatu materi tersendiri yang terdapat di dalam kromosom
o Mengandung informasi genetika
o Mengatur perkembangan dan proses metabolisme dari individu
o Dapat menduplikasi dirinya pada peristiwa pembelahan sel
B. Hubungan gen dan kromosom

Pada dasarnya, kromosom itu sendiri mengandung DNA di dalamnya. Total keseluruhan informasi genetika yang disimpan di dalam kromosom
disebut sebagai genom. Genom DNA yang tersusun atas gen dan di dalam satu gen mengandung satu unit informasi mengenai sifat yang dapat diamati.

Selain itu, gen juga dianggap sebagai fragmen yang ada di dalam DNA kromosom, jadi secara tidak langsung hubungan gen, DNA, RNA dan kromosom
sangatlah erat dan tak terpisahkan.

C. Hubungan gen, DNA, RNA dan kromosom


Setelah kita melihat hubungan di antara kedua senyawa genetic tersebut, kini saatnya kita mengaitkan semuanya menjadi sebuah kesatuan. Pada
dasarnya, hubungan gen, DNA, RNA dan kromosom sangatlah erat dan berkaitan satu sama lainnya.

Bagian utama dari sebuah sel adalah nucleus atau yang kita sebut juga sebagai inti sel. Pada umumnya, di dalam inti sel ini terdapat benang-benang
halus yang kita sebut sebagai kromatin. Pada saat sel mulai akan membelah diri, berbagai benang halus tersebut kemudian akan menebal, memendek dan mudah
menyerap warna membentuk kromosom.

Kromosom ini sendiri memiliki struktur yang padat dan terdiri dari dua komponen molekul, yaitu DNA dan protein. Secara structural, perubahan DNA
dan protein menjadi kromosom di awali pada tahap profase.

Molekul DNA kemudian akan saling berikatan dengan protein histon dan non histon untuk membentuk sejumlah nukleosom. Segala unit nukleosom
bergabung memadat membentuk benang yang lebih padat dan terpilin menjadi lipatan solenoid.

Lipatan solenoid yang tersusun padat tersebut akan menjadi benang kromatin. Benang tersebut kemudian akan tersusun lagi secara memadat dan
membentuk lengan kromatin. Selanjutnya lengan kromatin akan mengganda dan membentuk kromosom. Inilah hubungan di antara ketiga komponen tersebut
yang saling berkaitan.

Anda mungkin juga menyukai