Anda di halaman 1dari 12

MANUSKRIP

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK


PADA KELUARGA BINAAN DI RT013/RW003 DESA KOPER
KECAMATAN KRESEK, KABUPATEN TANGERANG, PROVINSI BANTEN

KELOMPOK 9
Haya Harareed (1102013125)
Marlita Adelina P. (1102013163)
Rahma Rafina N. (1102013241)
Titis Cresnaulan D. (1102013286)
Yolanda Intan F. (1102013312)

Pembimbing:
dr. Erlina Wijayanti, MPH.

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KOMUNITAS


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
SEPTEMBER 2018
PENDAHULUAN

Perilaku merokok merupakan suatu perilaku atau aktivitas individu yang memiliki
tujuan untuk membakar produk tembakau dengan cara dibakar, di hisap, dan atau di hirup yang
meliputi rokok kretek, rokok putih, atau bentuk lainnya yang mengandung zat adiktif yaitu
nikotin yang dapat menimbulkan efek ketergantungan.1 Penggunaan rokok menjadi penyebab
utama kematian secara global menurut Benowitz dalam kutipan Lamin dkk.2 Penggunaan
rokok di Indonesia juga masih menjadi salah satu masalah kesehatan urutan ketiga yang
terbesar diseluruh dunia. Hampir semua perokok telah menggunakan tembakau sebelum usia
18 tahun.3

Menurut data dari WHO (2011), kematian yang disebabkan oleh tembakau sekitar
hampir 6 juta kematian per tahun dan angka tersebut diperkirakan lebih dari 8 juta akan
meningkat angka kematian akibat rokok pada tahun 2030.3 Berdasarkan data Riskesdas tahun
2013, prevalensi perokok di Indonesia menunjukkan angka 29,3% dengan proporsi terbanyak
perokok aktif setiap hari pada usia 30-34 tahun sebesar 33,4%, umur 35-39 tahun sebanyak
32,2% dan proporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak dibandingkan perokok
perempuan (47,5% banding 1,1%).4

Pada wilayah Banten tahun 2013 didapatkan data mengenai prevalensi merokok sebesar
31,3%. Prevalensi perokok aktif tertinggi pada kelompok usia 50-54 tahun (35,9%) dan
terendah pada kelompok usia 10-14 tahun (0,4%). Prevalensi perokok setiap hari lebih besar
laki-laki dibandingkan perempuan (49,9% banding 1,2%). Di wilayah Kabupaten Tangerang
dan dan Kabupaten Tangerang Selatan menunjukkan angka 25 % dan 21,7 % dengan perokok
aktif pada usia ≥ 10 tahun.5

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok diantaranya faktor psikologi,


biologi dan lingkungan sosial.6 Menurut Lawrence Green dalam buku Kholid, perilaku
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, tradisi dan
kepercayaan masyarakat), faktor pemungkin (sarana dan prasarana) dan faktor penguat (tokoh
masyarakat, tokoh agama dan petugas kesehatan).7 Dari faktor-faktor tersebut telah mengubah
perilaku merokok yang dinilai merugikan menjadi sebuah kebiasaan yang sangat wajar dan
bersifat obsesif.6

Jika perilaku merokok tidak dicegah dengan segera, maka dampak buruk perilaku
merokok bagi kesehatan akan merugikan diri sendiri seperti timbulnya penyakit kanker, stroke,
penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, impotensi, gangguan kehamilan dan janin
bahkan dapat merugikan orang-orang sekitarnya yang terhisap oleh asap rokok menurut Aula
yang dikutip oleh Fikriyah dan Ferbijanto.6 Selain itu, kemungkinan rokok akan mempengaruhi
kualitas generasi, prestasi belajar, dan penurunan kebugaran jasmani.8

Dalam Islam tidak ada peraturan yang mengatur langsung tentang merokok karena pada
zaman Nabi Muhammad SAW belum ada yang namanya rokok. Oleh karena itu, mengacu pada
risiko dan bahaya penyakit yang dapat ditimbulkan karena kebiasaan merokok, ulama membagi
hukum merokok berdasarkan 3 kategori yaitu: Mubah, Makruh, dan Haram.

Sebagaimana dijelaskan pada Al-Qur’an surat Al- Baqarah (2) ayat 195:

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) dijalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah [2]: 195). 9

Berdasarkan informasi yang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada keluarga binaan di Desa x
Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangeran, Banten karena lokasi penelitian sebelumnya belum
ada yang meneliti terkait dengan hal ini di daerah tersebut.
METODE

Pada penelitian ini digunakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain
penelitian cross-sectional. Data kualitatif yang relevan dengan variabel - variabel yang
dirumuskan dalam permasalahan penelitian dikumpulkan melalui survei wawancara dan
pengisian kuesioner. Penelitian dilaksakan pada tanggal 18 September 2018 sampai 29
September 2018 di Desa Koper, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh anggota keluarga binaan di Desa Koper. Sample dari
penelitian ini adalah anggota keluarga binaan yang masuk dalam kriteria inklusi. Kriteria
inklusi sampel adalah seluruh keluarga binaan yang merokok yang berusia 5 tahun keatas dan
tidak memiliki gangguan jiwa berat. Kriteria eksklusi adalah responden yang tidak bersedia
pada penelitian yang dilaksanakan. Tekhnik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling yaitu pemilihan kelompok subjek yang didasarkan ciri-ciri populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Cara pengambilan data pada penelitian ini menggunakan
teknik total sampling.
Variabel yang dinilai adalah perilaku responden. Perilaku merupakan tindakan atau
aktivitas responden mengenai perilaku merokok. Pengambilan data primer pada penelitian ini
menggunakan teknik wawancara dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang
disusun dan digunakan sebagai alat pengumpulan data. Analisa yang dipakai adalah analis non-
statistik yang merupakan data kualitatif yang berupa perilaku merokok pada responden. Jumlah
sampel keseluruhan pada penelitian ini berjumlah 36 responden. Penilaian tentang perilaku
merokok adalah penilaian kualitatif. Pilihan jawaban bagi responden mempergunakan skala
ordinal dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Perilaku yang kurang baik bila skor 3-4
sedangkan perilaku yang baik bila skor 0-2. Data kualitatif dilakukan menggunakan uji chi
square yang dianalisis secara bivariat dengan program SPSS for windows Release 24.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Data Responden
Setelah dilakukan pengumpulan data melalui pengedaran kuesioner kepada responden
dalam penelitian ini yaitu seluruh usia diatas 5 tahun baik laki-laki maupun perempuan di
Desa Koper , Kecamatan Kresek, yang berjumlah 36 responden. Kemudian data
dianalisa menggunakan statistik deskriptif dalam bentuk tabulasi, dengan cara
memasukkan seluruh data kemudian diolah secara statistic deskriptif untuk melaporkan
hasil dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase (%) dari masing-masing item.

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden


Variabel Frekuensi %

5-15 0 0%

Usia 16 - 25 8 22,2%

26 – 35 7 19,4%

36 – 50 13 36,1%

> 51 8 22,2 %

Total 36 100%

36 100 %
Jenis Kelamin Laki-laki
0 0%
Perempuan
15 100 %
Total

Tingkat Tidah Sekolah 6 16,7 %

Pendidikan SD/Sederajat 17 47,2 %

SMP/Sederajat 6 16,7 %

SMA/Sederajat 5 13,9 %

Perguruan Tinggi 2 5,6 %

Total 36 100 %

Pekerjaan Bekerja 29 80,6%


Tidak Bekerja 7 19,4%
Total 36 100 %
Variabel Frekuensi %

Pendapatan

< 3.648.035 31 86,1%

>3.648.035 3 8,3 %

Total 15 100 %

Lama Merokok

Tabel 2. Distribusi data lama merokok pada responden

Hubungan Jumlah (n) Presentase (%)

Lama merokok
- <1 Tahun 6 16,6
- 1-5 tahun 2 5,55
- >5 tahun 28 77,85

Total 36 100

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa lamanya pengalaman merokok yang kirang dari lima
tahun pada keluarga binaan sebanyak 6 (16,6%), yang selama 1-5 tahun sejumlah 2
(5,55%) dan yang lebih dari lima tahun sebanyak 28 (77,85%).

Jumlah Konsumsi Rokok per Hari

Tabel 3. Distribusi data jumlah konsumsi rokok per hari pada responden
Hubungan Jumlah (n) Presentase (%)

Jumlah konsumsi rokok per hari


- <5 batang 11 30,5
- 5-10 batang 5 13,8
- >10 batang 20 55,7

Total 36 100
Pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa jumlah konsumsi rokok per hari pada keluarga
binaan yang kurang dari lima batang per hari sebanyak 11 (30,5%), 5-10 batang per
hari sebanyak 5 (13,8%) dan konsumsi rokok yang lebih dari 10 batang perhari
sebanyak 20 (55,7%).

Keinginan untuk Berhenti Merokok

Tabel 4. Penilaian Megenai keinginan untuk berhenti merokok pada


Keluarga Binaan

Hubungan Jumlah (n) Presentase (%)

Keinginan berhenti merokok


- Ada 36 100
- Tidak ada 0 0

Total 36 100

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat bahwa 36 (100%) responden memiliki keinginan


untuk berhenti merokok.

Analisa Bivariat

Hubungan Antar Umur dan Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan

Tabel 5. Hubungan antar umur dan perilaku merokok pada Keluarga


Binaan

Merokok P
Umur
N %
5-15 0 0
16-25 8 22,2 0,079
26-35 7 19,4
36-50 13 36,1
>51 8 22,2

Hasil analisis hubungan antara umur responden dengan perilaku merokok diperoleh
bahwa proporsi responden umur 5-15 tahun tidak ada yang merokok. Umur 16-25
tahun sebanyak 8 (22,2%), umur 26-35 tahun 7 (19,4%), 36-50 tahun sebanyak 13
(36,1%), dan usia diatas 51 tahun sebanyak 8 (22,2%). Berdasarkan uji chi square
diperoleh nilai p = 0,079 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara variabel umur dengan perilaku merokok.

Hubungan Antar Jenis Kelamin dan Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan

Tabel 6. Hubungan antar jenis kelamin dan perilaku merokok pada


Keluarga Binaan

Jenis Kelamin Merokok


P
N %

Laki-laki 36 100
0,000
Perempuan 0 0

Hasil analisis hubungan antara jenis kelamin responden dengan perilaku merokok
diperoleh bahwa seluruh responden yang merokok adalah laki-laki 36 (100%).
Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel jenis kelamin
dengan perilaku merokok.
Hubungan Antar Tingkat Pendidikan dan Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan

Tabel 7. Hubungan antar tingkat pendidikan dan perilaku merokok pada


Keluarga Binaan

Tingkat Merokok
P
Pendidikan N %
Tidak Sekolah 6 16,7
SD 17 47,2
SMP 6 16,7 0,041
SMA 5 13,9
PT 2 5,6

Hasil analisis hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan perilaku


merokok diperoleh bahwa proporsi responden yang tidak bersekolah sebanyak 6
(16,7%), SD merupakan responden terbesar dengan jumlah sebanyak 17 (47,2%), SMP
6 (16,7%), SMA sebanyak 5 (13,9%), dan perguruan tinggi sebanyak 2 (5,6%).
Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p = 0,041 (p < 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pendidikan
dengan perilaku merokok.

Hubungan Antar Pekerjaan dan Perilaku Merokok pada Keluarga Binaan

Tabel 8. Hubungan antar pekerjaan dan perilaku merokok pada


Keluarga Binaan

Merokok
Pekerjaan P
N %
Bekerja 29 80,6
0,082
Tidak bekerja 7 19,4

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan responden dengan perilaku merokok


diperoleh bahwa proporsi responden yang bekerja lebih besar yaitu 29 (80,6%)
dibanding dengan proporso warga yang tidak bekerja 7 (19,4%). Berdasarkan uji chi
square diperoleh nilai p = 0,082 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang antara variabel pekerjaan dengan perilaku merokok.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden terbanyak berada pada usia
36-50 tahun yaitu 36,1%. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa semakin
bertambahnya usia semakin tinggi jumlah perokoknya. Berdasarkan jenis kelamin,
seluruh perokokyang berjumlah 36 orang pada keluarga binaan seluruhnya adalah
laki-laki. Presentase terbesar pada tingkat pendidikan yang merupakan perokok yaitu
warga lulusan SD sebesar 47,2%. Sebanyak 80,6% responden yang bekerja juga
merupakan perokok aktif. Hal tersebut dianggap menjadi sebuah kebutuhan mereka
saat waktu senggang dan lelah bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alamsyah,A., dan Nopianto. 2017. Determinan Perilaku Merokok Pada Remaja.
Journal Endurance. Vol. 2(1), Hal: 26. Diakses pada
http://dx.doi.org/10.22216/jen.v2i1.1372 [14 September 2018].
2. Lamin RAC, Othman N, dan Othman CN. 2014. Effect of Smoking Behavior on
Nicotine Dependence Level among Adolescent. Procedia - Social and Behavioral
Sciences 153, Pg: 189. Diakses pada http://doi:10.1016/j.sbspro.2014.10.053 [14
September 2018].
3. World Health Organization, Regional Office for South-East Asia. 2014. Global Youth
Tobacco Survey (GYTS): Indonesia report. Diakses pada
http://www.searo.who.int/tobacco/documents/ino_gyts_report_2014.pdf [14
September 2018].
4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Diakses pada
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013 [
14 September 2018]
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Provinsi Banten. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Diakses pada
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013 [
15 September 2018]
6. Fikriyah S dan Febrijanto Y. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Merokok Pada Mahasiswa Laki-laki Di Asrama Putra. Jurnal STIKES. Vol. 5, No. 1,
Hal: 101. Diakses pada http://puslit2.petra.ac.id [14 September 2018].
7. Kholid A. 2014. Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori perilaku, media dan
aplikasinya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
8. Rizaldy AB, Afriwardi, dan Sabri YS. 2016. Hubungan Perilaku Merokok dengan
Ketahanan Kardiorespirasi (Ketahanan Jantung-Paru) Siswa SMKN I Padang. Jurnal
Keseahatan Andalas. Vol. 5(2), Hal: 327. Diakses pada http://jurnal.fk.unand.ac.id [14
September 2018].
9. Akidah Islam. 2017, Inilah hukum merokok yang sebenarnya dalam islam. Diakses
pada http://www.akidahislam.com/2017/04/inilah-hukum-merokok-yang-sebenarnya.
[14 September 2018].

Anda mungkin juga menyukai