Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

NO.56 TENTANG LABA PER SAHAM

Oleh:

NUR SITI FAHRENA (023001706509)

DEVI DWI AGUSTINA (023001706510)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TRISAKTI

2018
0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


PSAK 56 Laba Per Saham menetapkan teknik perhitungan dan penyajian laba per saham.
Laba per saham (LPS) adalah jumlah laba yang tersedia untuk setiap saham ekuitas. LPS
dihitung dengan membagi laba yang tersedia bagi pemegang saham ekuitas dengan jumlah
saham ekuitas yang beredar dalam suatu periode.

Informasi laba per saham adalah informasi yang sangat penting bagi investor oleh sebab
itu bila entitas ingin menampilkan (atau diwajibkan untuk menampilkan) informasi laba per
saham dalam laporan keuangannya harus berdasarkan standar yang sama. Untuk entitas yang
tidak memiliki efek berpontensi saham biasa, hanya LPS dasar saja yang diwajibkan.Namun
untuk entitas yang memiliki efek berpotensi saham biasa maka LPS dasar maupun LPS dilusian
yang diwajibkan.

1.2. Tujuan
Tujuan Pernyataan Standar Keuangan Indonesia No.16 adalah untuk menetapkan prinsip
penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar
entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda
untuk entitas yang sama. Walaupun data laba per saham mempunyai keterbatasan karena adanya
perbedaan kebijakan akuntansi yang mungkin digunakan untuk menentukan ‘laba’, penentuan
penyebut secara konsisten akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Fokus Pernyataan
ini pada penyebut yang digunakan dalam perhitungan laba per saham.

1.3. Ruang Lingkup


Pernyataan laba per saham diterapkan pada:
a. Laporan keuangan individual entitas yang:
i. Memiliki saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang diperdagangkan di
pasar publik (bursa saham domestik atau luar negeri, atau over-the-counter, termasuk
pasar modal lokal dan regional) atau
ii. Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan penerbitan
saham di pasar publik; dan
b. Laporan keuangan konsolidasian suatu kelompok usaha dengan entitas induk yang:
i. Memiliki saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang diperdagangkan di
pasar publik (bursa saham domestik atau luar negeri, atau over-the-counter, termasuk
pasar modal lokal dan regional) atau
ii. Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan penerbitan
saham di pasar publik.
1.4. Definisi
1
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
a. Antidilusi adalah kenaikan laba per saham atau penurunan rugi per saham sebagai akibat dari
adanya asumsi bahwa instrumen dapat dikonversi telah dikonversi, opsi atau waran telah
dilaksanakan, atau saham biasa telah diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan
tertentu.
b. Dilusi adalah penurunan laba per saham atau peningkatan rugi per saham sebagai akibat dari
adanya asumsi bahwa instrumen dapat dikonversi telah dikonversi, opsi atau waran telah
dilaksanakan, atau saham biasa telah diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan
tertentu.
c. Instrumen berpotensi saham biasa adalah instrumen keuangan atau kontak lain yang
memungkinkan pemegangnya memperoleh saham biasa.
d. Opsi jual atas saham biasa adalah kontrak yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menjual saham biasa pada harga tertentu dan jangka waktu tertentu.
e. Opsi, waran, dan ekuivalennya adalah instrumen keuangan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk membeli saham biasa.
f. Perjanjian saham kontinjen adalah perjanjian untuk menerbitkan saham yang bergantung
pada pemenuhan ketentuan tertentu.
g. Saham biasa adalah instrumen ekuitas yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok
instrumen ekuitas lain.
h. Saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen adalah saham biasa yang dapat
diterbitkan berdasarkan pada pemenuhan ketentuan tertentu dalam suatu perjanjian saham
kontinjen tanpa atau dengan sedikit pembayaran baik dalam bentuk kas maupun alat
pembayaran lain.

2
BAB II

PENGUKURAN

2.1 Laba Per Saham Dasar


Entitas menghitung jumlah laba per saham dasar atas laba rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jika disajikan, laba rugi dari operasi yang
dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa tersebut.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba rugi yang dapat diatribusikan kepada
pemegang saham biasa entitas induk (pembilang) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham
biasa yang beredar (penyebut) dalam suatu periode.

2.1.1 Laba
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan:
(a) Laba rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk;
dan
(b) Laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk;
Jumlah pada huruf (a) dan (b) merupakan jumlah setelah disesuaikan dengan jumlah
dividen preferen setelah pajak, selisih yang timbul dari penyelesaian saham preferen,dan
akibat lain yang serupa dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Jumlah dividen saham preferen setelah pajak yang dikurangkan dari laba rugi adalah:
(a) Jumlah dividen saham preferen setelah pajak atas saham preferen nonkumulatif yang
telah diumumkan dalam suatu periode; dan
(b) Jumlah dividen saham preferen setelah pajak atas saham preferen kumulatif yang
disyaratkan pada periode tersebut, baik dividen tersebut telah atau belum diumumkan.
Jumlah dividen saham preferen pada suatu periode tidak termasuk jumlah dividen
saham preferen untuk saham preferen kumulatif yang dibayar atau diumumkan selama
periode berjalan yang berasal dari periode sebelumnya.

2.1.2 Saham
Untuk tujuan perhitungan laba per saham dasar, jumlah saham biasa adalah jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama suatu periode.
Pada umumnya saham dimasukkan dalam perhitungan jumlah rata-rata tertimbang
saham sejak tanggal dapat ditagihnya (yang pada umumnya adalah tanggal penerbitan
saham), sebagai contoh:
(a) Saham biasa yang diterbitkan melalui pertukaran dengan kas diperhitungkan sejak kas
sudah bisa diterima;
(b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau
saham preferen diperhitungkan ketika dividen direinvestasikan;
(c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrument hutang menjadi
saham biasa diperhitungkan sejak tanggal hutang tidak lagi berbunga;
(d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok dari instrument
keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal hutang tidak lagi berbunga;

3
(e) Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian liabilitas dari entitas
diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut;
(f) Saham biasa yang diterbitkan sebagai imbalan atas perolehan aset selain kas
diperhitungkan pada saat tanggal perolehan tersebut diakui; dan
(g) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada entitas
dipehitungkan sejak jasa diterima entitas.
Waktu diperhitungkannya saham biasa ditentukan oleh syarat dan ketentuan yang melekat
saat penerbitannya. Perlu dipertimbangkan secara matang substansi setiap kontrak yang
berkaitan dengan penerbitan tersebut.
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode tersebut dan
untuk seluruh periode sajian disesuaikan untuk peristiwa, selain konversi instrumen
berpotensi saham biasa, yang telah mengubah jumlah saham biasa yang beredar tanpa
disertai perubahan sumber daya.
Saham biasa dapat diterbitkan, atau jumlah saham biasa yang beredar dapat
berkurang, tanpa disertai perubahan sumber daya. Contohnya mencakup:
(a) Kapitalisasi laba atau penerbitan saham bonus (dikenal sebagai dividen saham);
(b) Unsur bonus dalam penerbitan saham lain, sebagai contoh unsur bonus dalam
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham yang ada;
(c) Pemecahan saham;
(d) Penggabungan saham.

2.2 Laba Per Saham Dilusian


Entitas menghitung jumlah laba per saham dilusian untuk laba rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk dan, jika disajikan, laba rugi dari operasi yang
dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham tersebut.
Untuk tujuan perhitungan laba rugi saham dilusian, entitas menyesuaikan laba rugi yang
dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dan jumlah rata-rata tertimbang
saham yang beredar, atas dampak dari seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat
dilutif.
Tujuan dari laba per saham dilusian sejalan dengan laba per saham dasar, yaitu untuk
menyediakan ukuran kepentingan setiap saham biasa atas kinerja entitas, dengan
memperhitungkan dampak dari seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif
yang beredar selama periode tersebut. Oleh karena itu:
(a) Laba rugi yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk ditambah
dengan dividen dan bunga setelah pajak yang diakui pada periode terkait dengan instrumen
berpotensi saham biasa yang bersifat dilutive, dan disesuaikan dengan perubahan lain dalam
penghasilan atau beban yang berasal dari konversi instrumen yang mempunyai potensi sahm
biasa yang bersifat dilutif tersebut; dan
(b) Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar ditambah dengan jumlah rata-rata
tertimbang tambahan saham biasa yang seolah-olah telah beredar dengan asumsi adanya
konversi seluruh instrumen yang mempunyai potensi saham biasa yang bersifat dilutif.

2.2.1 Laba
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, entitas menyesuaikan laba rugi
yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk, dihitung sesuai
dengan ketentuan paragraph 12, setelah dampak pajak dari:

4
(a) Dividen atau hal yang terkait dengan instrument berpotensi saham biasa yang bersifat
dilutif yang dikurangkan untuk menghasilkan laba rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk sebagaimana dihitung sesuai dengan
parahraf 12.
(b) Bunga yang diakui dalam periode tersebut terkait dengan instrument berpotensi saham
biasa yang bersifat dilutif; dan
(c) Setiap perubahan lain dalam penghasilan atau beban yang berasal dari konversi
instrument berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.

2.2.2 Saham
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, jumlah saham biasa adalah
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang dihitung sesuai dengan paragraf 19 dan
paragraf 26, ditambah dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan
pada saat pengkonversian seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif
menjadi saham biasa. Instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif dianggap
telah dikonversi menjadi saham biasa pada awal periode atau pada tanggal penerbitan
instrumen berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir.

2.2.3 Instrumen Berpotensi Saham Biasa yang Bersifat Dilutif


Instrumen berpotensi saham biasa diperlukan dilutif jika, dan hanya jika, konversinya
menjadi saham biasa akan menurunkan laba per saham atau meningkatkan rugi per saham
dari operasi yang dilanjutkan.

2.2.3.1 Opsi, Waran, dan Ekuivalennya


Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, entitas mengasumsikan
pelaksanaan opsi dan waran yang bersifat dilutif. Penerimaan yang diasumsikan dari
instrumen tersebut dianggap telah diterima dari penerbitan saham biasa pada harga
pasar rata-rata saham biasa selama periode tersebut. Perbedaan antara jumlah saham
biasa yang diterbitkan dan jumlah saham biasa yang akan diterbitkan pada harga
pasar rata-rata saham biasa selama periode tersebut dianggap sebagai penerbitan
saham biasa tanpa imbalan.
Opsi waran bersifat dilutif jika instrumen tersebut berakibat pada
diterbitkannya saham biasa pada tingkat harga yang lebih rendah daripada harga
pasar rata-rata saham biasa selama periode. Jumlah dilusi merupakan selisih antara
harga pasar rata-rata saham biasa selama periode tersebut dan harga penerbitan. Oleh
karena itu, dalam menghitung laba per saham dilusian, instrumen berpotensi saham
biasa diperlakukan sesuai dengan kedua ketentuan di bawah ini:
(a) Kontrak penerbitan untuk sejumlah saham biasa pada harga pasar rata-ratanya
selama periode tersebut. Saham biasa diasumsikan telah dinilai secara wajar dan
tidak bersifat dilutif maupun antidilutif. Saham biasa tersebut diabaikan dalam
penghitungan laba per saham dilusian;
(b) Kontrak penerbitan untuk sisa saham biasa tanpa imbalan. Saham tersebut tidak
menerbitkan hasil dan tidak memiliki dampak terhadap laba atau rugi yang dapat
diatribusikan kepada saham biasa beredar. Oleh karena itu, saham tersebut

5
bersifat dilutif dan ditambahkan ke dalam jumlah saham biasa beredar untuk
menentukan laba per saham dilusian.

2.2.3.2 Instrumen Dapat Dikonversi


Saham preferen dapat dikonversi bersifat antidilutif ketika jumlah dividen
saham preferen tersebut yang diumumkan atau diakumulasi pada periode berjalan per
saham biasa yang dapat diperoleh pada saat konversi, melebihi laba per saham dasar.
Serupa dengan hal tersebut, hutang dapat dikonversi bersifat antidilutif jika bunga
(setelah dikurangi pajak dan perubahan lain dalam penghasilan atau beban) per
saham biasa yang dapat diperoleh pada saat konversi melebihi laba per saham dasar.
Penebusan atau konversi atas saham preferen dapat dikonversi mungkin
hanya mempengaruhi sebagian jumlah saham preferen dapat dikonversi yang beredar
sebelumnya. Dalam hal ini, setiap kelebihan imbalah sesuai dengan paragraph 17,
diatribusikan kepada saham yang ditebus atau dikonversi untuk tujuan menentukan
apakah sisa saham preferen beredar bersifat dilutif. Saham yang ditebus atau
dikonversi diperhitungkan secara terpisah dari saham yang tidak ditebus atau
dikonversi.

2.2.3.3 Saham yang Dapat Diterbitkan Secara Kontinjen


Sesuai dengan penghitungan laba per saham dasar, saham biasa yang dapat
diterbitkan secara kontinjen diperlakukan sebagai saham yang beredar dan
diperhitungkan dalam penghitungan laba per saham dilusian jika ketentuannya
terpenuhi (yaitu peristiwa telah terjadi). Saham yang dapat diterbitkan secara
kontinjen diperhitungkan sejak awal periode (atau sejak tanggal perjanjian saham
kontinjen, jika tanggal perjanjian lebih akhir). Jika ketentuannya tidak terpenuhi,
maka jumlah saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen masuk dalam
penghitungan laba per saham dilusian yang didasarkan pada jumlah saham yang
seolah-olah akan diterbitkan jika saat akhir periode merupakan akhir periode
kontinjensi. Penyajian kembali tidak diperkenankan jika ketentuannya tidak
terpenuhi ketika periode kontinjensi berakhir.
Instrumen berpotensi saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen
(selain dari yang telah ditentukan pada suatu perjanjian saham kontinjen, seperti
instrumen dapat dikonversi yang dapat diterbitkan secara kontinjen) termasuk dalam
penghitungan laba per saham dilusian sebagai berikut:
(a) Entitas menentukan apakah instrumen berpotensi saham biasa dapat
diasumsikan untuk diterbitkan berdasarkan ketentuan tertentu sesuai dengan
ketentuan saham biasa yang dapat diterbitkan secara kontinjen sesuai dengan
paragraf 52-56; dan
(b) Jika instrumen berpotensi saham biasa tersebut tercermin pada laba per saham
dilusian, maka entitas menentukan dampaknya terhadap penghitungan laba per
saham dilusian dengan mengikuti ketentuan untuk opsi dan waran di paragraf
45-48, ketentuan untuk instrumen dapat dikonversi di paragraf 49-51, ketentuan
untuk kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa atau kas di paragraf
58-61, atau ketentuan lain yang sesuai.
Akan tetapi, pelaksanaan atau konversi tidak diasumsikan untuk tujuan
penghitungan laba per saham dilusian kecuali diasumsikan bahwa pelaksanaan atau

6
konversi instrumen berpotensi saham biasa beredar yang sejenis tidak dapat
diterbitkan secara kontinjen.

2.2.3.4 Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa atau Kas
Jika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan
dengan saham biasa atau kas berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap
bahwa kontrak tersebut akan diselesaikan dengan saham biasa dan instrumen
berpotensi saham biasa yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam laba per saham
dilusian jika pengaruhnya bersifat dilutif.
Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa ataupun kas
berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang
lebih bersifat dilutif digunakan dalam penghitungan laba per saham dilusian.

2.2.3.5 Opsi yang Dibeli


Kontrak seperti opsi jual dan opsi beli yang dibeli entitas (seperti opsi yang
dimiliki entitas atas saham entitas itu sendiri) tidak dimasukkan dalam penghitungan
laba per saham dilusian karena dengan memasukkan opsi tersebut dapat bersifat
antidilutif. Opsi jual hanya akan dilaksanakan jika harga eksekusi lebih tinggi
daripada harga pasar dan opsi beli akan dilaksanakan hanya jika harga eksekusi lebih
rendah daripada harga pasar.

2.2.3.6 Opsi Jual yang Diterbitkan


Kontrak yang mensyaratkan entitas untuk membeli kembali sahamnya
sendiri, seperti opsi jual yang diterbitkan dan forward purchase contract, tercermin
dalam penghitungan laba per saham dilusian jika berdampak dilutif. Jika kontrak
tersebut dalam posisi untung selama periode tersebut (yaitu ketika harga eksekusi
atau harga penyelesaian di atas harga pasar rata-rata selama periode tersebut), maka
dampak dilutif potensial terhadap laba per saham dihitung sebagai berikut:
(a) Diasumsikan bahwa pada awal periode pelaporan sejumlah saham biasa akan
diterbitkan (pada harga pasar rata-rata selama periode tersebut) untuk
mendapatkan hasil untuk memenuhi kontrak;
(b) Diasumsikan bahwa hasil penerbitan saham tersebut digunakan untuk
memenuhi kontrak (yaitu pembelian kembali saham); dan
(c) Tambahan saham biasa (selisih antara jumlah saham yang diasumsikan
diterbitkan dan jumlah saham biasa yang diterima dari pemenuhan kontrak)
dimasukkan dalam penghitungan laba per saham dilusian.

7
PENYESUAIAN RETROSPEKTIF
Jika jumlah saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang beredar meningkat
sebagai akibat dari kapitalisasi, penerbitan saham bonus atau pemecahan saham, atau menurun
sebagai akibat dari penggabungan saham, maka penghitungan laba per saham dasar dan dilusian
untuk seluruh periode yang disajikan disesuaikan secara retrospektif. Jika perubahan tersebut
terjadi setelah periode pelaporan tetapi sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, maka
penghitungan per saham untuk periode berjalan dan setiap periode sajian sebelumnya disajikan
berdasarkan jumlah saham yang baru. Fakta bahwa penghitungan per saham mencerminkan
adanya perubahan jumlah saham tersebut diungkapkan. Sebagai tambahan, laba per saham dasar
dan dilusian untuk seluruh periode sajian disesuaikan terhadap dampak kesalahan serta
penyesuaian yang berasal dari perubahan kebijakan akuntansi yang diperhitungkan secara
retrospektif.

PENYAJIAN
Entitas menyajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laba per
saham dasar dan dilusian untuk laba atau rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk selama periode tersebut untuk setiap
kelas saham biasa yang mempunyai hak berbeda dalam pembagian laba pada periode tersebut
(jika ada). Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian dengan derajat ketersajian yang
setara untuk seluruh periode sajian.
Entitas yang melaporkan operasi yang dihentikan mengungkapkan laba per saham dasar
dan dilusian untuk operasi yang dihentikan tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan.

PENGUNGKAPAN
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
(a) Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitungan laba per saham dasar dan
dilusian, dan rekonsiliasi jumlah tersebut terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan
kepada entitas induk untuk periode tersebut. Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak
individual dari setiap kelas instrumen yang mempengaruhi laba per saham.
(b) Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut dalam
penghitungan laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut tersebut.
Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individual dari setiap kelas instrumen yang
mempengaruhi laba per saham.
(c) Instrumen (termasuk saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen) yang berpotensi
mendilusi laba per saham dasar di masa depan, namun tidak dimasukkan dalam
penghitungan laba per saham dilusian karena instrumen tersebut bersifat antidilutif untuk
periode sajian.
(d) Penjelasan transaksi saham biasa atau transaksi instrument berpotensi saham biasa, selain
yang dihitung sesuai dengan paragraph 64, yang terjadi setelah periode pelaporan dan akan
segera signifikan mengubah jumlah saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa
yang beredar pada akhir periode tersebut seandainya transaksi dimaksud terjadi sebelum
akhir periode pelaporan.
Jika entitas mengungkapkan, sebagai tambahan pengungkapan atas laba per saham dasar dan
dilusian, jumlah per saham dengan menggunakan komponen laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain yang dilaporkan selain yang diatur dalam pernyataan ini, maka jumlah

8
tersebut dihitung menggunakan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang ditentukan
berdasarkan pernyataan ini. Jumlah per saham dasar atau dilusian yang terkait dengan komponen
tersebut diungkapkan dengan derajat ketersajian yang setara dan diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. Entitas menyatakan dasar penentuan pembilang, termasuk apakah jumlah per
saham tersebut merupakan penghasilan komprehensif lain yang digunakan tidak dilaporkan
sebagai pos tertentu pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, maka rekonsiliasi
dilakukan antara komponen yang digunakan dan pos tertentu yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain.

TANGGAL EFEKTIF
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012 dan entitas menerapkan penyesuaian paragraph 04, 04A, 40, 67A,
68A, 73A dan A11 secara retrospektif dan paragraph 08, 47A, dan A2 secara prospektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

PENARIKAN
Pernyataan ini menggantikan PSAK 56 (1999): Laba Per Saham.

9
CONTOH ILUSTRATIF

10
11

Anda mungkin juga menyukai