Oleh:
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
0
BAB I
PENDAHULUAN
Informasi laba per saham adalah informasi yang sangat penting bagi investor oleh sebab
itu bila entitas ingin menampilkan (atau diwajibkan untuk menampilkan) informasi laba per
saham dalam laporan keuangannya harus berdasarkan standar yang sama. Untuk entitas yang
tidak memiliki efek berpontensi saham biasa, hanya LPS dasar saja yang diwajibkan.Namun
untuk entitas yang memiliki efek berpotensi saham biasa maka LPS dasar maupun LPS dilusian
yang diwajibkan.
1.2. Tujuan
Tujuan Pernyataan Standar Keuangan Indonesia No.16 adalah untuk menetapkan prinsip
penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar
entitas yang berbeda pada periode pelaporan yang sama, dan antar periode pelaporan berbeda
untuk entitas yang sama. Walaupun data laba per saham mempunyai keterbatasan karena adanya
perbedaan kebijakan akuntansi yang mungkin digunakan untuk menentukan ‘laba’, penentuan
penyebut secara konsisten akan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Fokus Pernyataan
ini pada penyebut yang digunakan dalam perhitungan laba per saham.
2
BAB II
PENGUKURAN
2.1.1 Laba
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar, jumlah laba yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk terkait dengan:
(a) Laba rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk;
dan
(b) Laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk;
Jumlah pada huruf (a) dan (b) merupakan jumlah setelah disesuaikan dengan jumlah
dividen preferen setelah pajak, selisih yang timbul dari penyelesaian saham preferen,dan
akibat lain yang serupa dari saham preferen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Jumlah dividen saham preferen setelah pajak yang dikurangkan dari laba rugi adalah:
(a) Jumlah dividen saham preferen setelah pajak atas saham preferen nonkumulatif yang
telah diumumkan dalam suatu periode; dan
(b) Jumlah dividen saham preferen setelah pajak atas saham preferen kumulatif yang
disyaratkan pada periode tersebut, baik dividen tersebut telah atau belum diumumkan.
Jumlah dividen saham preferen pada suatu periode tidak termasuk jumlah dividen
saham preferen untuk saham preferen kumulatif yang dibayar atau diumumkan selama
periode berjalan yang berasal dari periode sebelumnya.
2.1.2 Saham
Untuk tujuan perhitungan laba per saham dasar, jumlah saham biasa adalah jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama suatu periode.
Pada umumnya saham dimasukkan dalam perhitungan jumlah rata-rata tertimbang
saham sejak tanggal dapat ditagihnya (yang pada umumnya adalah tanggal penerbitan
saham), sebagai contoh:
(a) Saham biasa yang diterbitkan melalui pertukaran dengan kas diperhitungkan sejak kas
sudah bisa diterima;
(b) Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham biasa atau
saham preferen diperhitungkan ketika dividen direinvestasikan;
(c) Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrument hutang menjadi
saham biasa diperhitungkan sejak tanggal hutang tidak lagi berbunga;
(d) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok dari instrument
keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal hutang tidak lagi berbunga;
3
(e) Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian liabilitas dari entitas
diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut;
(f) Saham biasa yang diterbitkan sebagai imbalan atas perolehan aset selain kas
diperhitungkan pada saat tanggal perolehan tersebut diakui; dan
(g) Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada entitas
dipehitungkan sejak jasa diterima entitas.
Waktu diperhitungkannya saham biasa ditentukan oleh syarat dan ketentuan yang melekat
saat penerbitannya. Perlu dipertimbangkan secara matang substansi setiap kontrak yang
berkaitan dengan penerbitan tersebut.
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama periode tersebut dan
untuk seluruh periode sajian disesuaikan untuk peristiwa, selain konversi instrumen
berpotensi saham biasa, yang telah mengubah jumlah saham biasa yang beredar tanpa
disertai perubahan sumber daya.
Saham biasa dapat diterbitkan, atau jumlah saham biasa yang beredar dapat
berkurang, tanpa disertai perubahan sumber daya. Contohnya mencakup:
(a) Kapitalisasi laba atau penerbitan saham bonus (dikenal sebagai dividen saham);
(b) Unsur bonus dalam penerbitan saham lain, sebagai contoh unsur bonus dalam
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham yang ada;
(c) Pemecahan saham;
(d) Penggabungan saham.
2.2.1 Laba
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, entitas menyesuaikan laba rugi
yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk, dihitung sesuai
dengan ketentuan paragraph 12, setelah dampak pajak dari:
4
(a) Dividen atau hal yang terkait dengan instrument berpotensi saham biasa yang bersifat
dilutif yang dikurangkan untuk menghasilkan laba rugi yang dapat diatribusikan
kepada pemegang saham biasa entitas induk sebagaimana dihitung sesuai dengan
parahraf 12.
(b) Bunga yang diakui dalam periode tersebut terkait dengan instrument berpotensi saham
biasa yang bersifat dilutif; dan
(c) Setiap perubahan lain dalam penghasilan atau beban yang berasal dari konversi
instrument berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
2.2.2 Saham
Untuk tujuan penghitungan laba per saham dilusian, jumlah saham biasa adalah
jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang dihitung sesuai dengan paragraf 19 dan
paragraf 26, ditambah dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan
pada saat pengkonversian seluruh instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif
menjadi saham biasa. Instrumen berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif dianggap
telah dikonversi menjadi saham biasa pada awal periode atau pada tanggal penerbitan
instrumen berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih akhir.
5
bersifat dilutif dan ditambahkan ke dalam jumlah saham biasa beredar untuk
menentukan laba per saham dilusian.
6
konversi instrumen berpotensi saham biasa beredar yang sejenis tidak dapat
diterbitkan secara kontinjen.
2.2.3.4 Kontrak yang Dapat Diselesaikan dengan Saham Biasa atau Kas
Jika entitas telah menerbitkan sebuah kontrak yang dapat diselesaikan
dengan saham biasa atau kas berdasarkan pilihan entitas, maka entitas menganggap
bahwa kontrak tersebut akan diselesaikan dengan saham biasa dan instrumen
berpotensi saham biasa yang dihasilkan tersebut dimasukkan dalam laba per saham
dilusian jika pengaruhnya bersifat dilutif.
Untuk kontrak yang dapat diselesaikan dengan saham biasa ataupun kas
berdasarkan pilihan pemegang kontrak, penyelesaian dengan kas dan saham yang
lebih bersifat dilutif digunakan dalam penghitungan laba per saham dilusian.
7
PENYESUAIAN RETROSPEKTIF
Jika jumlah saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa yang beredar meningkat
sebagai akibat dari kapitalisasi, penerbitan saham bonus atau pemecahan saham, atau menurun
sebagai akibat dari penggabungan saham, maka penghitungan laba per saham dasar dan dilusian
untuk seluruh periode yang disajikan disesuaikan secara retrospektif. Jika perubahan tersebut
terjadi setelah periode pelaporan tetapi sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, maka
penghitungan per saham untuk periode berjalan dan setiap periode sajian sebelumnya disajikan
berdasarkan jumlah saham yang baru. Fakta bahwa penghitungan per saham mencerminkan
adanya perubahan jumlah saham tersebut diungkapkan. Sebagai tambahan, laba per saham dasar
dan dilusian untuk seluruh periode sajian disesuaikan terhadap dampak kesalahan serta
penyesuaian yang berasal dari perubahan kebijakan akuntansi yang diperhitungkan secara
retrospektif.
PENYAJIAN
Entitas menyajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, laba per
saham dasar dan dilusian untuk laba atau rugi dari operasi yang dilanjutkan yang dapat
diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk selama periode tersebut untuk setiap
kelas saham biasa yang mempunyai hak berbeda dalam pembagian laba pada periode tersebut
(jika ada). Entitas menyajikan laba per saham dasar dan dilusian dengan derajat ketersajian yang
setara untuk seluruh periode sajian.
Entitas yang melaporkan operasi yang dihentikan mengungkapkan laba per saham dasar
dan dilusian untuk operasi yang dihentikan tersebut dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain atau catatan atas laporan keuangan.
PENGUNGKAPAN
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
(a) Jumlah yang digunakan sebagai pembilang dalam penghitungan laba per saham dasar dan
dilusian, dan rekonsiliasi jumlah tersebut terhadap laba atau rugi yang dapat diatribusikan
kepada entitas induk untuk periode tersebut. Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak
individual dari setiap kelas instrumen yang mempengaruhi laba per saham.
(b) Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang digunakan sebagai penyebut dalam
penghitungan laba per saham dasar dan dilusian, dan rekonsiliasi penyebut tersebut.
Rekonsiliasi tersebut mencakup dampak individual dari setiap kelas instrumen yang
mempengaruhi laba per saham.
(c) Instrumen (termasuk saham yang dapat diterbitkan secara kontinjen) yang berpotensi
mendilusi laba per saham dasar di masa depan, namun tidak dimasukkan dalam
penghitungan laba per saham dilusian karena instrumen tersebut bersifat antidilutif untuk
periode sajian.
(d) Penjelasan transaksi saham biasa atau transaksi instrument berpotensi saham biasa, selain
yang dihitung sesuai dengan paragraph 64, yang terjadi setelah periode pelaporan dan akan
segera signifikan mengubah jumlah saham biasa atau instrumen berpotensi saham biasa
yang beredar pada akhir periode tersebut seandainya transaksi dimaksud terjadi sebelum
akhir periode pelaporan.
Jika entitas mengungkapkan, sebagai tambahan pengungkapan atas laba per saham dasar dan
dilusian, jumlah per saham dengan menggunakan komponen laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain yang dilaporkan selain yang diatur dalam pernyataan ini, maka jumlah
8
tersebut dihitung menggunakan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang ditentukan
berdasarkan pernyataan ini. Jumlah per saham dasar atau dilusian yang terkait dengan komponen
tersebut diungkapkan dengan derajat ketersajian yang setara dan diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan. Entitas menyatakan dasar penentuan pembilang, termasuk apakah jumlah per
saham tersebut merupakan penghasilan komprehensif lain yang digunakan tidak dilaporkan
sebagai pos tertentu pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, maka rekonsiliasi
dilakukan antara komponen yang digunakan dan pos tertentu yang dilaporkan dalam laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain.
TANGGAL EFEKTIF
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012 dan entitas menerapkan penyesuaian paragraph 04, 04A, 40, 67A,
68A, 73A dan A11 secara retrospektif dan paragraph 08, 47A, dan A2 secara prospektif untuk
periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.
PENARIKAN
Pernyataan ini menggantikan PSAK 56 (1999): Laba Per Saham.
9
CONTOH ILUSTRATIF
10
11