Anda di halaman 1dari 7

1.

Latar Belakang
Samsen Water Treatment Plant (SWTP) adalah pengolahan air pertama dari
Metropolitan Water Authory (MWA), Thailand. Saat ini,MWA mengoperasikan empat
instalasi pengolahan air di Bangkok,yaitu Bangkhen,Mahasawat,Samsen,dan Thonburi
WTPs. SWTP dibangun pada tahun 1914 pada zaman Raja Chulalongkorn. SWTP ini
memiliki kapasitas daya tampung 350.000 m3/dt sampai dengan kapasitas maksimumnya
yaitu 550.000 m3/dt. Area layanan SWTP adalah Phayathai, Dusit, PtaNaKorn, dan
Rattchatevi. Ini adalah WTP bersertifikat GMP / HACCP sejak 2004.
SWTP di perluas sesuai dengan jumlahnya peningkatan populasi di Bangkok,dan saat ini
terdapat empat Water Treatment Plant (WTP) di lokasi SWTP. Namun laporan ini hanya
berfokus pada instalasi pengolahan air keempat dari SWTP (di sini disebut sebagai
SWTP4th). SWTP4th adalah instalasi pengolahan air yang baru dibangun dan beroperasi
dengan kapasitas 80.000 m3 / hari.

2. Proses Pengolahan Air


Berikut adalah proses pengolahan air tersebut:
a. Ekstraksi air baku (Intake) → Pencampuran statis (PAC, pra-khlorinasi dan
polimer) → super pulsator clarifir → Saringan pasir (pasir halus) → Tangki
air bersih (desinfektan klorin cair) → Pompa (menuju ke jaringan distribusi)
b. Lumpur (yang sudah disaring) → Tangki ekualisasi → Pengental lumpur →
Tangki penyimpanan lumpur yang menebal → saringan
c. Air limbah yang dihasilkan dari pengental lumpur di kembalikan ke saluran
intake, sementara lumpur yang diperoleh dari saringan di arahkan ke TPA.
Berikut adalah gambar proses pengolahan air SWTP4TH
2.1 Pintu Air
Stasiun pemompaan air baku Samlae terletak di Bangkok bagian utara yaitu Muang
Pathumthani. Pengolahan Air baku bersumber dari Sungai Chao Phraya. SWTP
berjarak sekitar 31 km sebelah selatan dari stasiun pengambilan air baku Samlae
(Gambar 2) dan air baku di alirkan ke Samsen WTP melalui kanal Prapa (Gambar 3).

Gambar 2 Gambar 3
(stasiun pengambilan air baku) (air yang di alirkan melalui Kanal Prapa)

2.2 Percampuran Bahan Kimia


Bahan kimia utama dari SWTP4TH menggunakan Klorin dan tawas sebagai koagulan.
Pencampuran klorin biasanya disuntikkan pada saat sebelum penyaringan. Namun,sesuai
kebutuhan operasional terkadang klorin disuntikkan setelah penyaringan.

2.3 Proses Penjernihan


SWTP 4th memiliki Super Pulsator Clarifier (Gambar 6) yang berfungsi untuk
menggabungkan flokulasi dan sedimentasi dalam satu unit. Waktu penjernihannya adalah 2
hingga 3 jam dan 95% dari padatan tersuspensi akan dihapus dalam proses ini.

Super Pulsator Clarifier


2.4 Filtrasi
Pasir yang digunakan pada saat proses penyaringan adalah pasir halus dengan
ukuran efektif 0,7 mm, koefisien seragamnya 1,4 dengan kedalaman filter 80 cm. Pencucian
dilakukan setiap 36-48 jam.
2.5 Pembuangan Lumpur
Fasilitas pembuangan lumpur mekanik saat ini dibangun dari 2005-2008 dengan total
anggaran sekitar 250 juta.

3. Aspek Perawatan
SWTP4TH memiliki tiga tipe penjernihan. Yaitu penjernihan aliran
vertical,penjernihan benda padat,dan penjernihan lapisan lumpur. Tipe-tipe tersebut memiliki
pola pengoperasian yang berbeda secara signifikan. Contohnya pada aliran vertical memiliki
dimensi pembukaan yang berbeda secara bertahap,dan mampu mengurangi kecepatan aliran.
Lain halnya pada tipe Penjernihan benda padat yang terdiri dari
pencampuran,flokulasi,lapisan lumpur,dan penguraian. Khususnya pada tipe Penjernihan
lapisan lumpur, memiliki kesulitan pengoperasian selama pembuangan lumpur karena
terletak di area air bersih dan diatas selimut lumpur.

4. Aspek pengelolaan layanan air yang menimbulkan kesulitan paling besar


Menurut MWA, memburuknya kualitas air baku (Wongpat, 2012) dikarenakan bahan
organik dan kadar garam yang tinggi. Faktor tersebut dianggap sebagai salah satu faktor
risiko tinggi dalam layanan air minum sebagaimana diinformasikan oleh tim rencana
keselamatan air MWA. SWTP mengakses air mentah melalui saluran terbuka Prapa
sepanjang 31 Km. Sebagian besar air permukaan dialirkan ke saluran air baku Prapa saat
hujan deras.
Pada Juni 2015, MWA mengalami kekurangan air kritis karena hujan yang tertunda di mana
air baku dipengaruhi oleh tingkat kadar garam yang tinggi. Tingkat kadar garam air keran
MWA mencapai 0,2-0,3 mg / L. Rasa asin dapat dirasakan di luar tingkat kadar garam 0,5
mg / L. Sejak 12 Mei, MWA telah mengurangi produksinya sebesar 10% (Bangkok post a,
2015). untuk menghindari campuran air laut di Sungai Chao Phraya.

5. Langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan aspek perawatan & aspek
pengelolaan layanan air
SWTP4th memiliki tiga injeksi untuk klorinasi yaitu, pra-khlorinasi, klorinasi
menengah, dan pasca-klorinasi. Titik injeksi dipilih sesuai dengan konsentrasi bahan organik
dalam air baku. Misalnya, pra-khlorinasi dipilih di bawah kualitas air baku normal / biasa
untuk mencegah pertumbuhan alga. MWA telah membangun tanggul sepanjang saluran air
baku untuk mencegah masuknya kontaminasi dari limpasan permukaan. Tanggul mencegah
limpasan limbah domestik dan polutan lainnya (bahan kimia atau sisa minyak) dari jalan
terdekat

6. Inovasi

Untuk pengukuran berkelanjutan perubahan kualitas air yang cepat, MWA baru-baru
ini memperkenalkan sistem pemantauan kualitas air baku. Saluran air baku dipasang dengan
peralatan online untuk mendapatkan data tiap waktu dari parameter kualitas air seperti
kekeruhan di setiap stasiun. Oleh karena itu, SWTP bisa mendapatkan data kualitas air baku
sekitar 32 jam sebelum kedatangannya di WTP. Samsen WTP telah memasang mini hydro
turbine untuk menghasilkan listrik (200 kWh / d). Ini memanfaatkan energi potensial yang
dikumpulkan dari perbedaan elevasi 6 meter antara pengental lumpur dan turbin. Sejak
2014, MWA telah mengoperasikan re-khlorinasi di stasiun pemompaan sistem distribusi
untuk mengurangi bau kaporit dalam air ledeng dan memastikan desinfeksi yang efektif
dalam sistem distribusi.
7. Teknologi, fasilitas atau jenis bantuan lain yang diperlukan untuk mengatasi
kesulitan operasional pada tahap perawatan & pengelolaan
Untuk mengontrol pertumbuhan alga yang berlebihan. Untuk mencegah pertumbuhan
ganggang di kolam klarifikasi dan filter, pemasangan atap untuk memblokir cahaya dapat
menjadi pilihan yang efektif. Selain itu, clarifier harus sering dibersihkan untuk
menghilangkan material alga yang berlebihan dan akumulasi lumpur pada pengendapan
tabung. Konsentrasi zat organik yang tinggi telah diukur dalam sumber air baku. Dengan
demikian, analisis On-line Total Organic Carbon (TOC) perlu diperkenalkan untuk
pengukuran berkelanjutan.

Data kualitas air SWTP (2014) disajikan pada Tabel 2.


Standard
Parameters Unit Treated water
(Thailand)
pH - 7.3 6.5-8.5
Turbidity NTU 0.63 5
Conductivity μs/cm 438 -
Total hardness mg/L 116 500
Total alkalinity mg/L 81 -
NH4-N mg/L 1.85 -
NO3-N mg/L 2.965 45
Iron mg/L ND 0.5
Manganese mg/L 0.01 0.3
Chloride mg/L 50 250

Source: MWA website)

Puncak SWTP adalah instalasi pengolahan air pertama di Thailand yang sekarang berfungsi
sebagai museum. Pemugaran bangunan yang berisi instalasi pengolahan air bersejarah
dimulai pada tahun 2011 dan dibuka sebagai ‘Museum Pengairan Thailand’ pada bulan Juli
2013.

Anda mungkin juga menyukai