TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
PERHITUNGAN DAN PELAPORAN SERTA INFORMASI INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA
BAPEDAL
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
1998
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP-
107/KABAPEDAL/11/1997
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
PERHITUNGAN DAN PELAPORAN SERTA INFORMASI INDEKS STANDAR PENCEMAR
UDARA
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK
LINGKUNGAN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERHITUNGAN DAN
PELAPORAN SERTA INFORMASI INDEKS STANDAR PENCEMAR
UDARA.
Pasal 1
Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar udara ini diperlukan
sebagai pedoman teknis dalam pelaksanaan perhitungan, pelaporan dan sistem informasi Indeks Standar
Pencemar Udara bagi:
a. Instansi terkait;
Gubernur Kepala Daerah Tmgkat I, dan Bupati/Walikotamadya Kepala
b.
Daerah Tmgkat II terkait;
Pasal 2
Parameter-parameter Dasar Untuk Indeks Standar Pencemar Udara dan Periode Waktu Pengukuran adalah
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I.
Pasal 3
Angka dan Kategori Indeks Standar Pencemar Udara adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II.
Pasal 4
Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara Terhadap Tiap Parameter Kualitas Udara adalah sebagaimana
dalam Lampiran III.
Pasal 5
Batas Indeks Standar Pencemar Udara dalam Satuan SI adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV.
Pasal 6
Perhitungan Indeks Standar Pencemar Udara adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran V.
Pasal 7
Contoh Pengambilan Indeks Standar Pencemar Udara dari beberapa Stasiun Pemantau adalah sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran VI.
Pasal 8
Penyampaian Indeks Standar Pencemar Udara kepada masyarakat wajib
1.
memuat informasi sebagai berikut
a. Waktu pelaporan;
b. Ketentuan waktu;
c. Bagian wilayah dan atau lokasi yang dilaporkan;
d. Indeks Standar Pencemar Uda'a dari setiap parameter yang diukur;
e. Indeks Standar Pencemar Uda'a Maksimum;
f. Parameter pencemar kritis;
g. Kategon Indeks Standar Pencemar Udara;
Gambar kategori dan rentang Indeks Standar Pencemar Udara dengan
h.
ketentuan waktu sebagai berikut:
1. kategori baik rentang 0 - 50
dengan warna hijau;
2. kategori rentang 51 - 100
sedang dengan wama biru;
3. kateoori tidak rentang 101 - 199
sehat dengan warna kuning;
4. kategori rentang 200 - 299
sangat tidak dengan wama merah;
sehat
5. kategori rentang 300 - 500
berbahaya dengan warna hitam.
Pasal 9
penyampaian Indeks Standar Pencemar Udara kepada masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
dilakukan melalui:
a) Media massa dan elektronika (radio, lelevisi, surat kabar, majalah dan lainnya);
b) Papan peragaan pada tempat-tempat umum tertentu.
Pasal 10
Sarwono Kusumaatmadja
Catalan :
1. Hasil pengukuran untuk pengukuran kontinyu diambil harga rata-rata tertinggi waktu pengukuran.
2. ISPU disampaikan kepada masyarakat setiap 24 jam dari data rata-rata sebelumnya (24 jam sebelumnya).
3. Waktu terakhir pengambilan data dilakukan pada pukul 15.00 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIBB).
4. ISPU yang dilaporkan kepada masyarakat berlaku 24 jam ke depan (pkl 15.00 tgl (n) sampai pkl 15.00 tgl
(n+1))
Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
ttd.
Sarwono Kusumaatmadja
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK
LAMPIRAN II:
LINGKUNGAN
PEDOMAN TEKNIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN SERTA
TENTANG: INFORMASI INDEKS
STANDAR PENCEMAR UDARA
NOMOR: KEP-107/KABAPEDAL/11/1997
TANGGAL: 21 NOVEMBER 1997
Indeks Kategori
1 - 50 Baik
51 - 100 Sedang
Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
ttd.
Sarwono Kusumaatmadja
Indeks
Standar 24 jam PM10 24 Jam SO2 B jam CO 1 jam O3 1 jam NO2
Pencemar ug/m3 ug/m3 ug/m3 mg/m3 ug/m3
Udara
10 50 80 5 120 (2)
100 150 365 10 235 (2)
200 350 800 17 400 1130
300 420 1600 34 800 2260
400 500 2100 46 1000 3000
500 600 2620 57.5 1200 3750
b). Dalam bentuk grafik
Xx -->
I = ISPU terhitung
Ia = ISPU batas atas
Ib = ISPU batas bawah
Xa = Ambien batas atas
Xb = Ambien batas bawah
Xx = Kadar Ambien byata hasil pengukuran
Dari tabel Batas Indeks Standart Pencemar Udara (Dalam Satuan SI)
Indeks Standar 24 Jam PM10 8 Jam SO2 8 Jam CO 1 Jam O3 1 Jam NO2
Pencemar Udara ug/m3 ug/m3 ug/m3 ug/m3 ug/m3
50 50 80 5 120
100 150 365 10 253
200 350 800 17 400 1130
300 420 1600 34 800 2260
400 500 2100 46 1000 3000
500 600 2620 57.5 1200 3750
Maka :
Xx = Kadar ambien nyata hasil pengukuran ? 322 ug/m3 --> 322 ug/m3
Ia = ISPU batas atas ? 100 (baris 3) --> 100 (baris 3)
Ib = ISPU batas bawah ? 50 (baris 2) --> 50 (baris 2)
Xa = Ambien batas atas ? 365 (baris 3) --> 365 (baris 3)
Xb = Ambien batas bawah ? 80 (baris 2) --> 80 (baris 2)
=92.45
=92 (Pembulatan)
Jadi konsentrasi udara ambien S02 322 mg/m3 dirubah menjadi indeks standar pencemar udara (ISPU):92
B) SECARA GRARK
Contoh:
Jika diketahui konsentrasi urtuk paremeter PM10 adalah 250 ug/m3 konesntrasi ini jika dirubah dalam
Indeks Standar Pencemar Udara dengan menggunakan grafik adalah sebagai berikut:
Dari kurva batas angka indeks standar pencemar udara dalam satuan matriks, sumbu X di angka 250 ditarik
ke atas sampai menyentuh garis dan ditarik ke kiri sampai meryentuh sumbu Y didapat angka 150.
Sehingga konsentrasi PM10 250 dirubah menjadi angka Indeks Standar Pencemar Udara menjadi 150
(untuk lebih jelas dapat dilihat gambar di bawah ini).
ttd
Sarwono Kusumaatmadja
Kepala Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
ttd.
Sarwono Kusumaatmadja