Anda di halaman 1dari 3

RISET FENOMENOLOGIS

Definisi

Studi fenomenologis mendekripsikan pemaknaan umum dari sejumlah individu terhadap berbagai
pengalaman hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena. Tujuan utama dari
fenomenologis adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi
tentang esensi atau intisari universal. Peneliti kemudian mengumpulkan data dari individu yang
telah mengalami fenomena (insomnia, kesendirian, kemarahan, dukacita, atau pengalaman operasi
bypass pembuluh koroner) dan mengembangkan deskripsi gabungan tentang esensi dari
pengalaman tersebut bagi semua individu.

Empat perspektif filsofis dalam fenomenologi menurut Stewart dan Mickunas:

 Pengembalian pada tugas tradisional filsafat.


 Filsafat tanpa persangkaan.
 Intensionalitas kesadaran.
 Penolakan terhadap dikotomi subjek-subjek.
 Seorang individu yang menulis fenomenologi tidak lupa untuk memasukkan sebagian
pembahasan tentang asumsi-asumsi filosofis tentang fenomenologi di samping etode dalam
bentuk penelitian ini.

Ciri Utama Fenomenologis

 Penekanan pada fenomena yang hendak dieksplorasi berdasarkan sudut pandang konsep atau
ide tunggal.
 Eksplorasi fenomena pada kelompok individu yang semuanya telah megalami fenomena
tersebut.
 Pembahasan filosofis tentang ide dasar yang dilibatkan dalam studi fenomenologis.
 Pada sebagian bentuk fenomenologi, peneliti mengurung dirinya di luar dari studi tersebut
dengan membahas pengalaman pribadinya dengan fenomena tersebut.
 Prosedur pengumpulan data yang secara khas melibatkan wawancara terhadap individu yang
telah mengalami fenomena tersebut.
 Analisis data bergerak dari satuan analisis yang sempit menuju satuan yang lebih luas,
kemudian menuju deskripi detail.
 Fenomenologi diakhiri dengan bagian deskriptif yang membahas esensi dari pengalaman yang
dialami individu tersebut

Tipe Fenomenologi

Ada dua pendekatan dalam fenomenologi, yakni fenomenologi hermeneutik dan fenomenologi
transedental atau psikologis.

1. Fenomenologi hermeneutik mendeskripsikan bahwa riset diarahkan pada pengalaman hidup


dan ditujukan untuk menafsirkan “teks” kehidupan.
2. Fenomenologi transedental atau psikologis kurang berfokus pada penafsiran dari peneliti,
namun lebih berfokus pada deskripsi tentang pengalaman dari para partisipan tersebut.

Prosedur bagi Pelaksanaan Riset Fenomenologis

 Peneliti menentukan apakah problem risetnya paling baik dipelajari dengan menggunakan
pendekatan fenomenologis.
 Fenomena menarik untuk dipelajari.
 Peneliti mengenali dan menentukan asumsi filosofis yang luas dari fenomenologi.
 Data dikumpulkan dari individu yang telah mengalami fenomena tersebut.
 Partisipan diberi dua pertanyaan umum, yakni “Apakah yang telah Anda alami terkait dengan
fenomena tersebut?” dan “Konteks atau situasi apakah yang biasanya mempengaruhi
pengalaman Anda dengan fenomena tersebut?”
 Langkah analisis data fenomenologis secara umum sama untuk semua fenomenolog
psikologis yang membahas metode.
 Pernyataan penting dan tema ini kemudian digunakan untuk menulis deskripsi tentang apa
yang dialami oleh partisipan (deskripsi tekstural).
 Peneliti menulis deskripsi gabungan yang mempresentasikan “esensi” dari fenomena, disebut
struktur invarian esensial.

Tantangan

Fenomenologi dapat melibatkan satu bentuk pengumpulan data yang efisien dengan hanya
memasukkan satu atau lebih wawancara dengan para partisipan. Fenomenologi mensyaratkan
setidaknya sebagian pemahaman tentang asumsi filosofis yang lebih luas, dan para peneliti harus
mengidentifikasi asumsi ini dalam studi mereka. Ide filosofis ini berupa konsep abstrak dan tidak
mudah terlihat dalam dalam studi fenomenologi tertulis. Peneliti perlu mengurung pengalaman
pribadi dalam penafsiran data pada suatu topik tertentu.

Referensi : Chreswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantara Lima
Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai