Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN HASIL AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR APARATUR SIPIL NEGARA SEBAGAI ANALIS


KEIMIGRASIAN PERTAMA DALAM UPAYA OPTIMALISASI KINERJA
PELAYANAN KEIMIGRASIAN PADA BIDANG PENGAWASAN, PENYIDIKAN
DAN PENINDAKAN KEIMIGRASIAN TERHADAP ORANG ASING
PADA KANTOR IMIGRASI KELAS III NON TPI BAUBAU

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA KANTOR WILAYAH


SULAWESI TENGGARA

OLEH :

ALWAN, SH
NIP. 19851020 201712 1 001

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III


ANGKATAN I (SATU)
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (BPSDM)
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Aktualisasi Nilai Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara Sebagai


Analis Keimigrasian Pertama Dalam Upaya Optimalisasi Kinerja Pelayanan Keimigrasian
Pada Bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian Terhadap Orang
asing
Pada Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Baubau

Disusun Oleh :

Nama : Alwan, SH
NIP : 198510202017121001
Jabatan : Analis Keimigrasian Pertama
Instansi : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor
Wilayah
Sulawesi Tenggara
Unit Kerja : Kantor Imigrasi Kelas III Baubau

Telah diperbaiki sesuai saran dan masukan dalam seminar tanggal 31 Oktober 2018

Mengetahui

Mentor Coach

Ridho Aprizal Zawawi, A.Md.Im., SH Kamal N. Sidik T, S.ST., M.Pd


NIP. 19880415 200801 1 002 NIP 19780330 200901 1 005
Penguji

Sofyan, S.Sos., SH., MH.


NIP. 19641024 198503 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Nilai
Nilai ANEKA ASN Analis Keimigrasian Pertama Pada Kantor Imigrasi Kelas III Baubau.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi besar Muhamad SAW yang telah
menuntut kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Penyusunan Rancangan Aktualisasi ini merupakan bagian dari proses
Pemmbelajaran dalam proses pelatihan dasar CPNS Kemenkumham Golongan III
Angakatan I di BPSDM Provinsi Sulawesi Tenggara. Pelatihan dasar pola baru sangat
berbeda dengan pelatihan dasar pola lama. Pada pelatihan dasar pola lama, kompetensi
peserta Diklat diarahkan pada pembentukan pemahaman terhadap materi yang diberikan,
artinya aspek pemahaman teori lebih ditekankan. Semantara pada Pelatihan dasar pola baru
didesain untuk tidak sekedar ajang Transfer knowladge tetapi diharapkan juga berfungsi
sebagai sarana untuk transfer attitude dan transfer value.
Dalam penyusunan dan penulisan proposal ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan
serta dukungan beberapa pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada :
1. Drs. H. SAMUDRA, M.Si selaku Kepala Badan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Bapak Muhammad Yusuf selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Baubau
3. Bapak Ridho Aprizal Zawawi, A.Md.Im., SH Selaku Mentor
4. Bapak Kamal N. Sidik T, S.ST., M.Pd selaku pembimbing kelompok IV
5. La ode Samdin selaku penanggung jawab kelas Golongan III.
6. Seluruh Widyaiswara pemberi materi selama prajabatan dan yang telah banyak
meluangkan waktu, pemikiran, dan memberikan saran serta dengan sabar memberikan
materim-materi yang berkualitas salama prajabatan pola baru, untuk pembinaan menjadi
ASN yang profesional.
7. Teman-teman peserta Prajabatan Golongan III Angkatan Satu dan teman-teman
kelompok IV.
8. Segenap Keluarga Besar saya yang telah memberikan dukungan lahir bathin demi
terealisasinya laporan ini

iii
Dalam penyusunan laporan kegiatan ini penulis menyadari bahwa tidak terlepas dari
kekurangan, kelemahan, masih jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan yang perlu
dikoreksi dan kemudian diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan dikemudian hari. Dan semoga laporan kegiatan ini dapat
bermanfaat.

Penulis

Alwan, SH

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. …....v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................4
1.3 Manfaat …………........................................................................................4
1.4 Waktu dan Tempat Aktualisasi.....................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI
DASAR SERTA PERAN DAN KEDUDUKAN ASN
2.1 Gambaran Umum Organisasi.......................................................................6
2.2 Visi dan Misi................................................................................................6
2.3 Tata Nilai “PASTI” dan “SMILE................................................................7
2.4 Struktur Organisasi.......................................................................................8
2.5 Tugas Pokok dan Fungsi…..........................................................................8
1. Tugas Pokok Kantor Imigrasi..................................................................8
2. Uraian Tugas Analis Keimigrasian Pertama............................................9
2.6 Nilai-Nilai ANEKA.....................................………………………............12
2.6.1 Akuntabilitas…….………………………………………………...12
2.6.2 Nasonalisme …….……………………………………………….. 13
2.6.3 Etika Publik ….……………………………………........................16
2.6.4 Komitmen Mutu ……………………………………………….....17
2.6.5 Anti Korupsi ………………………………………………….......17
2.7 Peran dan Kedududkan Aparatur Sipil Negara........……………...…....... 18
2.7.1 Manajemen ASN…...………………………………..........……...... 18
2.7.2 Pelayanan Publik.……………………………………………...........19
2.7.3 WoG (Whole of Goverment)..... ………………................................19

v
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 Identifikasi dan Gagasan Pemecahan Isu.........................................................21
BAB IV LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI
4.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi .........................................................................26
3.2 Kegiatan Aktualisasi………………..............................................................28
4.3 Analisis Dampak ……………………………………...................................41
4.4 Capaian...........................................................................................................46
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................................80
4.2 Tindak Lanjut Kegiatan Setelah Latihan Dasar.............................................80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Konsultasi Coach
Lampiran 2. Jadwal Konsultasi Mentor
Lampiran 3. Formulir Pengendalian Aktualisasi Oleh Mentor
Lampiran 4. Surat Perintah Tugas

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Meningkatnya mobilitas masyarakat diera globalisasi yang ditandai dengan


bergulirnyna globalisasi di seluruh sektor kehidupan masyarakat dunia dan
berkembangnya teknologi di bidang informasi dan komunikasi yang menembus batas
wilayah kenegaraan, aspek hubungan kemanusiaan yang selama ini bersifat nasional
berkembang menjadi bersifat internasional, bersamaan dengan tumbuh dan
berkembangnya tuntutan terwujudnya tingkat kesetaraan dalam aspek kehidupan
kemanusiaan, mendorong adanya kewajiban menghormati dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia sebagai bagian kehidupan universal.
Dampak globalisasi telah mempengaruhi sistem perekonomian negara Republik
Indonesia dan untuk mengantisipasinya diperlukan peraturan perundang-undangan,
baik di bidang ekonomi, industri, perdagangan, transportasi, ketenagakerjaan, maupun
peraturan dibidan lalu lintas orang dan barang. Peraturan tersebut diperlukan untuk
meningkatkan intensitas hubungan Republik Indonesia dengan dunia internasional
yang mempunyai dampak sangat besar terhadap pembangunan nasional.
Pembangunan nasional adalah cerminan dari kepentingan nasional, dimana
kepentingan nasional itu sendiri adalah kepentingan seluruh rakyat Indonesia pada
pembangunan nasional.
Bersamaan dengan perkembangan di dunia internasional, telah terjadi perubahan
di dalam negeri yang telah mengubah paradigma dalam berbagai aspek ketatanegaraan
seiring dengan bergulirnya reformasi di segala bidang dan seiring dengan konsep
negara Indonesia yang berdasarkan kebijakan selektif maka diperlukan undang-
undang tentang Keimigrasian. Undang-undang nomor 6 tahun 2011 tentang
Keimigrasian merupakan peraturan perundangan yang mengatur hal ihwal lalu lintas
orang masuk dan keluar Indonesia, Izin tinggal yang digunakan oleh orang asing
selama tinggal di Indonesia serta pengawasannya selama berada di Indonesia
sebagaimana cerminan dalam tri fungsi keimigrasian yaitu : pelayan masyarakat,
kemanan negara, penegakkan hukum dan fasilitator pembangunan ekonomi.

1
Lalu lintas dan mobilitas manusia yang semakin meningkat menyebabkan peran
dan fungsi imigrasi menjadi bagian yang penting dan strategis yaitu meminimalisasi
dampak negatif dan mendorong dampak positif yang dapat timbul akibat kedatangan
orang asing sejak masuk, selama berada dan melakukan kegiatan di Indonesia sampai
ia keluar wilayah negara.
Fungsi dan peranan imigrasi yang jelas terurai dalam Tri Fungsi yaitu sebagai
Aparatur Penegak Hukum, Aparatur Sekuriti, dan Aparatur Pelayanan Masyarakat.
Keimigrasian pada dasarnya melaksanakan fungsinya yang berkaitan dengan keluar
masuknya subyek asing maupun domestik dari dan ke wilayah hukum RI dan
keberadaan orang asing dalam wilayah Hukum RI.
Dalam hal pelayanan Imigrasi tidak saja memberikan pelayanan untuk WNI
dalam hal penerbitan dokumen perjalanan untuk berpergian ke luar negeri. Pelayanan
Keimigrasian yang ditujukan kepada WNA adalah dalam hal pemberian izin masuk,
izin tinggal sepanjang memenuhi persyaratan. WNA yang diberikan izin masuk dan
tinggal di Indonesia adalah WNA yang memberikan manfaat kepada negara saja hal
ini sesuai dengan kebijakan selektif.
Kebijakan selektif oleh Imigrasi dilakukan saat orang asing tersebut mengajukan
visa, saat mendarat di Indonesia (dalam zona Internasional imaginer) dan saat
diberikannya izin tinggalnya. Dengan kebijakan selektif Imigrasi sangat berperan
dalam menjaga keamana negara. Deteksi dini dilakukan oleh Imigrasi pada saat WNA
akan mengajukan permohonan visa, saat mendarat bahkan saat telah berdiam di
Indonesia. Bahkan Pejabat Imigrasi diberikan kewenangan untuk mengambil tindakan
hukum demi keamanan nasional dengan cara penolakan terhadap WNA yang akan
mengajukan Visa, dalam hal diberikan izin masuk bagi orang asing, pembatasan izin
tinggal orang asing untuk berdiam di Indonesia bahkan dilakukannya tindakan
pengusiran untuk WNA. Tindak hukum yang dilakukan oleh Imigrasi adalah untuk
melindungi kepentingan nasional.
Kepentingan nasional adalah kepentingan seluruh rakyat Indonesia pada
pembangunan nasional. Imigrasi menerapkan proteksi kepada kepentingan nasional
dengan cara penegakkan hukum. Penegakkan hukum yang dilakukan oleh Imigrasi
dilakukan dengan cara penolakan pemberian izin memasuki Indonesia, pengusiran
WNA, pemidanaan WNA dan pembatasan izin tinggal WNA. Dengan kewenangan

2
yang teramat besar yang di amanakan oleh negara kepada Imigrasi bukan berarti harus
arogan. Dengan tanggung jawabnya yang besar itu maka Imigrasi sadar akan
peranannya dalam pembangunan nasional. Dengan globalisasi akan membawa
dampak akuluturasi kebudayaan yang sangat bermanfaat bagi pembangunan nasional
yang berkebudayaan.
Untuk mengantisipasi hal negatif dari banyaknya orang asing yang masuk ke
Indonesia, maka perlu adanya kesadaran antara institusi yang berperan dalam negara
ini untuk melangkah bersama demi terciptanya stabilitas keamanan yang kondusif
untuk mewujudkan pembangunan nasional.
Kantor Imigrasi Kelas III Baubau sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
dibawah Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sulawesi
Tenggara berperan penting dalam peningkatan kinerja pelayanan Keimigrasian
khususnya pada bidang Penyidikan dan Pengawasan Orang Asing. Semua ini
dilakukan demi terciptanya keamanan nasional yang kondusif untuk mewujudkan
pembangunan nasional sebagai perwujudanan tri fungsi Imigrasi di era globalisasi.
Dalam kegiatan pengawasan orang asing salah satu isu yang utama adalah
bagaimana peran serta masyarakat dalam kaitannya memberikan informasi atau
pelaporan tentang keberadaan orang asing disekitarnya. Kurangnya kesadaran
masyarakat bahwa peran serta mereka sangat dibutuhkan dalam upaya penegakan
hukum Keimigrasian.
Latar belakang penulisan laporan aktualisasi ini agar peserta Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan 1 Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara dapat memahami nilai-nilai dasar
dari ANEKA dan dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut sesuai dengan
indikatornya, serta dapat menerapkan nilai-nilai dasar dari ANEKA di tempat tugas
masing-masing terutama kaitannya dengan Upaya Optimalisasi Kinerja Pelayanan
Keimigrasian Pada Bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan
Keimigrasian Terhadap Orang Asing.
Untuk mewujudkan segala rencana tersebut maka CPNS yang mengikuti diklat
prajabatan diwajibkan untuk melaksanakan enam kegiatan pembelajaran Aktualisasi
yaitu:

1. Merancang aktualisasi nilai dasar profesi

3
2. Mempresentasikan rancangan aktualisasi
3. Mengaktualisasikan nilai dasar ditempat tugas atau tempat magang
4. Melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar
5. Mempersentasikan laporan aktualisasi
6. Menyusun rencana aksi penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.

1.2 TUJUAN

Maksud dan tujuan dari penulisan laporan Pelatihan Dasar CPNS ini adalah
untuk memberikan gambaran program pelatihan yang berkaitan dengan nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi)
kaitannya dengan Upaya Optimalisasi Kinerja Pelayanan Keimigrasian Pada
Bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian Terhadap
Orang Asing pada Jabatan Analis Keimigrasian Pertama di Kantor Imigrasi Kelas III
Baubau.

1.3 MANFAAT
Dalam laporan aktualisasi nilai ANEKA dalam Upaya Optimalisasi Kinerja
Pelayanan Keimigrasian Pada Bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan
Keimigrasian Terhadap Orang Asing diharapkan ada tiga sasaran penerima maanfaat
yaitu:
1. Manfaat bagi Analis Keimigrasian Pertama
Mengasah keterampilan dalam meningkatkan profesionalisme pengawasan dan
penindakaan Keimigrasian, pengolahan data dan penyusunan rancangan
kebijakan intelejen
2. Manfaat bagi Kantor Imigrasi Kelas III Baubau
Terlaksananya Pengawasan keberadaan orang asing dengan baik dan berkepastian
kepastian hukum, memperoleh ketersediaan data bidang pengawasan dan
penindakan keimigrasian, tempat pelayanan dokumen keimigrasian yang
bermutu, profesional dan akuntabel serta memiliki arsip dan berkas dokumen
WNA yang terorganisir secara baik dan rapi.
3. Manfaat bagi masyarakat:
Membangun hubungan bersama masyarakat dan meningkatkan rasa aman
masyarakat terhadap orang asing, membangun hubungan baik dengan

4
masyarakat, memperoleh hak untuk mendapatkan informasi yang valid terkait
data bidang pengawasan dan penindakan keimigrasian serta memperoleh hak
untuk mendapatkan pelayanan yang prima dan kepastian hukum tentang Tindakan
Administrasi Keimigrasian.

1.4 WAKTU DAN TEMPAT


Aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS ini dilakukan di tempat kerja penulis
yakni di Kantor Imigrasi Kelas III Baubau. Aktualisasi ini dilaksanakan terhitung
mulai tanggal 09 Juli 2018 s/d 29 Oktober 2018

5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPSI NILAI-NILAI DASAR
SERTA PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA

2.1 Gambaran Umum Kantor Imigrasi Kelas III Baubau


Kantor Imigrasi Kelas III Baubau adalah salah satu Unit Pelaksanaan Teknis
(UPT) dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(KEMENKUMHAM) Republik Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara. Kantor
Imigrasi Kelas III Baubau sendiri dibentuk dan diresmikan oleh bapak Amir Samsudin
selaku Menteri di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tahun 2014 pada
saat itu.
Kantor Imigrasi Kelas III Baubau beralamat di jalan Muh. Husni Tamrin No. 32
Kota Baubau Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebelumnya wilayah kerja Kantor Imigrasi
Kelas III Baubau merupakan bagian dari wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I
Kendari. Seiring meningkatnya kebutuhan Publik di daerah kepulauan yang ada di
Wilayah Sulawesi Tenggara maka Direktorat Jenderal Imigrasi memandang perlu
dibuatnya Kantor Imigrasi baru untuk mendekatkan pelayana publik.

2.2 Visi dan Misi


Kantor Imigrasi Kelas III Baubau adalah salah satu Unit Pelaksanaan Teknis
dari Direktorat Jenderal Imigrasi maka Visi dan Misi kantor Imigrasi Kelas III Baubau
adalah:

1. Visi
Mewujudkan pelayana prima, penegakan hukum Keimigrasian serta pengamanan
Negara oleh Aparat Imigrasi yang professional, berwibawa, dan berwawasan
global dalam rangka menunjang pembangunan daerah.
2. Misi
a. melaksanakan pelayanan yang cepat, tepat dan ramah kepada masyarakat
b. menegakkan Hukum Keimigrasian dalam mempehatikan Hak Asasi Manusia.
c. Meningkatkan koordinasi dan artisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Imigrasi
d. Menigkatkan profesionalisme dan kualitas Sumber Daya Manusia

6
e. Mengotimalkan penerapan pendayagunaan Peraturan Perundang-undangan,
Organisasi dan Tata Kerja, Sarana dan Prasarana serta Sumber Daya Manusia
yang ada dalam penyelenggaraan tugas Keimigrasian
f. Memanfaatkan teknologi Informasi mutakhir dalam penyelenggaraan tugas
Keimigrasian

2.3 TATA NILAI “ P A S T I ” DAN “ S M I L E ”


Kementerian Hukum dan HAM menjunjung tinggi tata nilai kami "P-A-S-T-I"

1. Profesional : Aparatur Kementeri an Hukum dan HAM adalah aparat yang


bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang
tugasnya, menjunjung tinggi etika dan integirtas profesi;
2. Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku;
3. Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama
yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik, bermanfaat, dan
berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan
bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan
pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan
mengembangkan inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya.

Kantor Imigrasi Kelas III Baubau sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kantor Wilayah Sulawesi Tenggara juga
menjunjung tinggi Nilai “S-M-I-L-E”

1. Simpatik artinya bersifat membangkitkan rasa simpati atau menarik hati.

7
2. Mumpuni artinya mampu melaksanakan tugas dengan baik (tanpa bantuan orang
lain); menguasai keahlian (kecakapan, keterampilan) tinggi
3. Integritas artinya mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang
utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan; kejujuran.
4. Lugas artinya mengenai yang pokok-pokok saja, bersifat apa adanya, serba
bersahaja.
5. Empati artinya keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau
mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan
orang atau kelompok lain;

2.4 STRUKTUR ORGANISASI

Kepala Kantor

Edisong, S.E.,M.H

Kepala Urusan Tata Usaha

Mahdan Hasyim, S.Sos

Kepala Subseksi Kepala Subseksi Insarkom


dan Wasdakim
Lalintuskim

Ridho Aprizal Zawawi,


Prihary Gani, S.Kom A.Md.Im., S.H

2.5 TUGAS POKOK DAN FUNGSI


1. Tugas Pokok Kantor Imigrasi
Kantor Imigrasi Kelas III Baubau di pimpin Oleh Kepala Kantor Imigrasi
yang bertanggung jawab pada Kepala Divisi Imigrasi yang ada pada Kantor

8
Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang ada di Pemerintah
Provinsi dimana mempunyai tugas pokok Memimpin, Mengatur, Membina,
Mengendalikan, Mengkoordinasikan dan Mempertanggung jawabkan teknis
pelaksanaan kebijakan di Unit Pelaksana Tugas Kementerian Hukum dan HAM
di bidang Keimigrasian.
2. Uraian Tugas Analis Keimigrasian Pertama
Adapun uraian tugas pokok Analis Keimigrasian Pertama adalah sebagai
berikut:
a. Penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia
 Mengumpulkan bahan kajian tentang penerbitan paspor.
 Mengumpulkan bahan permasalahan yang muncul dalam Penerbitan
Paspor dan menyusun tingkat kesulitan dan frekuensinya.
 Menyusun analisa permasalahan, penanganannya penyelesaian
permasalahan terkait penerbitan paspor.
b. Persetujuan Visa
 Mengumpulkan bahan kajian tentang persetujuan Visa.
 Mengumpulkan bahan permasalahan yang muncul dalam pemberian
persetujuan visa dan menyusun tingkat kesulitan dan frekuensinya.
 Menyusun analisa permasalahan, penanganannya penyelesaian
permasalahan terkait persetujuan visa.
 Mengumpulkan hasil pembahasan pelaksanaan tugas pemberian
persetujuan visa.
 Menyiapkan bahan kebijakan regulasi persetujuan visa.
c. Penerbitan Izin Tinggal dan Pemberian Fasilitas Keimigrasian
 Mengumpulkan bahan kajian tentang perpanjangan izin tinggal dan alih
status keimigrasian.
 Melakukan supervisi langsung atas pembuktian hasil laporan dan kajian
permasalahan yang muncul dalam perpanjangan izin tinggal dan alih
status keimigrasian.
 Mengumpulkan hasil pembahasan perpanjangan izin tinggal dan alih
status keimigrasian.

9
d. Pengawasan Keimigrasian
 Menyiapkan bahan analisa dan kajian untuk penyusunan rancangan
kebijakan intelejen keimigrasian.
 Menyiapkan bahan analisa dan kajian untuk penyusunan standar
operasional prosedur kegiatan intelejen keimigrasian
e. Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian
 Menyusun surat pemberitahuan dimulai penyidikan (SPDP).
 Melaksanakan tugas penyidikan sebagai anggota.
 Membuat Administrasi Penyitaan Barang Bukti.
 Menyerahkan bahan perkara dan barang bukti. (P21 dan P19).
 Membuat surat usul cekal.
 Membuat Berita Acara Pemeriksaan Paspor Hilang, Rusak dan adanya
indikasi pelanggaran hukum.
 Membuat Administrasi penangkapan .
 Memulai pelaksanaan penyidikan .
 Mengumpulkan barang bukti.
 Melakukan pemeriksaan saksi.
 Melakukan pemeriksaan tersangka.
 Membuat berita acara penahanan.
 Mengumpulkan bahan kajian tentang pedetensian, pendeportasian dan
pencekalan.
 Mengumpulkan bahan permasalahan yang muncul dalam pedetensian,
pendeportasian, dan pencekalan dan menyusun tingkat kesulitan dan
frekuensinya.
 Mengumpulkan hasil pembahasan tentang pendetensian,
pendeportasian dan pencekalan.
f. Insarkom
 Menyiapkan rumusan rencana kebijakan dibidang perencanaan sistem
dan teknologi informasi keimigrasian.
 Menyiapkan bahan bimbingan teknis penyebaran informasi
keimigrasian.

10
 Membuatan laporan penerbitan izin keimigrasian.
 Membuat laporan penerbitan paspor seluruh Indonesia.
 Membuat laporan permohonan paspor seluruh Indonesia.
 Melakukan pemantauan kualitas dokumen keimigrasian dan
Pengendalian sistem informasi manajemen keimigrasian.
 Menyiapkan bahan rencana kebutuhan dokumen keimigrasian.
 Membuat data rekapitulasi WNA dan WNI.
 Mengumpulkan bahan permasalahan yang muncul tentang sistem dan
teknologi informasi keimigrasian.
 Mengumpulkan hasil pembahasan tentang sistem dan teknologi
informasi Keimigrasian.

Adapun uraian tugas pokok Analis Keimigrasian Pertama di Kantor Imigrasi Kelas
III Baubau untuk Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian sesuai Sasaran
Kinerja Pegawai (SKP) adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan administrasi pengawasan Keimigrasian
2. Menyiapkan bahan penyusunan kearsipan subtantif Keimigrasian
3. Menyiapkan bahan peralatan yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan
pengawasan, penindakan dan/ atau penyidikan Keimigrasian.
4. Mencatat kebutuhan bahan dalam kegiatan pengawasan, penindakan, dan/ atau
penyidikan Keimigrasian.
5. Mencatat persoalan yang muncul dalam kegiatan pengawasan, penindakan dan/ atau
penyidikan Keimigrasian
6. Mencatat pekerjaan pengawasan, penindakan dan/ atau penyidikan Keimigrasian
yang telah selesai dilaksanakan
7. Mencatat pengaduan dalam pengawasan, penindakan dan/ atau penyidikan
Keimigrasian
8. Menyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan Tim Pengawasan Orang Asing
(TIMPORA)
9. Membuat laporan pelaksanaan tugas harian
Berdasarkan uraian diatas, kegiatan yang akan dilaksanakan selama habituasi adalah:
1. Melakukan pemantauan orang asing.

11
2. Melaksanakan kegiatan Tim pengawasan orang asing
3. Membuat laporan pengawasan dan penindakan keimigrasian
4. Melakukan proses pembuatan Laporan Kejadian
5. Melakukan rangkaian proses pembuatan BAP
6. Melakukan proses pembuatan BAPEN
7. Melakukan Pengamatan pada Aplikasi Pelaporan Orang Asing

2.6 Nilai-Nilai ANEKA


2.6.1 Akuntabilitas
a. Pengertian
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu,kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggungjawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai – nilai publik.
b. Indikator Akuntabilitas
Menginternalisasi nilai-nilai dasar akuntabilitas dan kepentingan publik
dalam kehidupan bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan
1) Mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik kepentingan
antara kepentingan publik dengan kepentingan pribadi, kelompok, dan
sektor
2) Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis
3) Memperlakukan masyarakat secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik
4) Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai PNS.
Adapun nilai-nilai dasar Akuntabilitas antara lain :
1. Keadilan
2. Tanggung Jawab
3. Transparan
4. Kepercayaan
5. Konsistensi
6. Integritas
7. Keseimbangan

12
8. Kejelasan
2.6.2 Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai
Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan
persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban
demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap
tenggang rasa.
Selain dari pada itu, seorang ASN juga harus bisa mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik (publik service).
Nilai-nilai terrsebut adalah
a. Pemahaman terhadap nilai-nilai KeTuhanan Yang Maha Esa dan mampu
mengimplementasikannya dalam menjalankan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam mengimplementasikan nilai-nilai ketuhanan, kita perlu
mendudukkan Pancasila secara proporsional. Dalam hal ini, Pancasila bukan
agama yang bermaksud mengatur sistem keyakinan, sistem peribadatan, sistem
norma, dan identitas keagamaan masyarakat. Nilai-nilai ketuhanan yang
dikehendaki Pancasila adalah nilai ketuhanan yang positif, yang digali dari
nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif), membebaskan, dan menjunjung
tinggi keadilan dan persaudaraan.
Dengan menempatkan nilai-nilai ketuhanan sebagai sila tertinggi di atas
sila-sila yang lain, kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki landasan
rohani dan moral yang kuat. Sebagai landasan rohani dan moral dalam
berkehidupan, nilai-nilai ketuhanan akan memperkuat etos kerja. Nilai-nilai
ketuhanan menjadi sumber motivasi bagi masyarakat dalam menjalankan
kehidupan sehari-hari.

13
b. Pemahaman terhadap nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab dan
mampu mengimplementasikannya dalam menjalankan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam menerapkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradab ini, ada
dua (2) prinsip penting yang harus dipahami, yaitu prinsip nasionalisme dan
internasionalisme. Keseimbangan antara agenda kebangsaan dan agenda
internasional. Karena di era globalisasi yang semakin luas cakupannya,
masyarakat Indonesia perlu lebih selektif dalam menerima pengaruh global.
Pengaruh global yang positif yakni yang sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Oleh sebab itu, dengan melandaskan prinsip kemanusiaan,
berbagai tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan sebaiknya tidak mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur
negara.
c. Pemahaman terhadap nilai-nilai Persatuan Indonesia dan mampu
mengimplementasikannya dalam menjalankan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dalam mengimplementasikan dan melaksanakan sila ketiga Pancasila
dalam masyarakat plural seperti Indonesia bukanlah hal yang mudah. Karena
sejak pertama kalinya negara ini dibentuk, persatuan ini harus terus menerus
dibina, dilakukan, dan ditumbuh kembangkan. Salah satu hal yang dilakukan
untuk menumbuhkan rasa persatuan ini adalah dengan semangat gotong
royong, semangat ini bisa ditumbuhkan dengan pendidikan kewarganegaraan
dan multikulturalisme yang dapat membangun rasa keadilan dan kebersamaan
dilandasi dengan prinsip-prinsip kehidupan publik yang lebih partisipatif dan
diskriminatif. Semangat gotong royong ini diharapkan mampu menumbuhkan
semangat gotong royong kedalam dan keluar.
Semangat gotong royong kedalam: masyarakat yang majemuk dengan
beragam budaya, suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia
tidak boleh dianggap sebagai hal yang negatif. Sebaliknya, hal itu perlu
disikapi dengan positif karena bisa saling memperkaya pengetahuan dan
budaya.Semangat gotong royong keluar: nasionalisme Indonesia adalah
nasionalisme yang yang memuliakan kemanusiaan universal dengan

14
menjunjung tinggi persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat
manusia.
d. Pemahaman terhadap nilai-nilai kerakyatan dalam hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan mampu mengimplementasikannya dalam
menjalankan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Tradisi musyawarah yang dilandasi semangat kekeluargaan telah lama
ada dalam masyarakat nusantara. Hal ini memunculkan keinginan kuat untuk
menghidupkan semangat persaudaraan dan kesederajatan semua warga dalam
pergaulan hidup berbangsa. Hal ini juga merupakan kesepahaman para pendiri
bangsa untuk membangun demokrasi permusyawaratan yang merupakan
cerminan dari jiwa, kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia. Sesuai dengan
sila ke-4 Pancasila, demokrasi yang ada di Indonesia yakni: 1) Kerakyatan
(kedaulatan rakyat), 2) permusyawaratan (kekeluargaan), 3) hikmat
kebijaksanaan.
Demokrasi permusyawaratan tidak hanya dijalankan dalam bidang politik
dan pemerintahan saja, namun dalam berbagai pilar kehidupan bernegara.
Maka dari itu, pelayan publik hendaknya memahami kebutuhan rakyat sebagai
pemegang saham utama pemerintahan. Dalam demokrasi sosial, pelayan
publik berperan dalam memastikan seluruh warga negara, tanpa memandang
latar belakang, mendapatkan jaminan kesejahteraan.
e. Pemahaman terhadap nilai-nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia dan mampu mengimplementasikannya dalam menjalankan tugas
dan dalam kehidupan sehari-hari.
Peran negara dalam mewujudkan rasa keadilan sosial, tercantum dalam
4 kerangka:
a. Perwujudan relasi yang adil di semua tingkat sistem kemasyarakatan
b. Pengembangan struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan
c. Proses fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang
diperlukan
d. Dukungan atas partisipasi bermakna atas pengambilan keputusan bagi
semua orang.

15
Perwujudan negara yang sejahtera sangat ditentukan oleh integritas dan mutu
penyelenggara negara yang disertai dukungan rasa tanggung jawab dan rasa
kemanusiaan yang terpancar dari setiap warga. Dalam visi negara yang hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluriuh rakyat Indonesia maka pemerintah tidak
sepantasnya mendapatkan untung dengan membiarkan rakyatnya hidup dalam
kesusahan.
Dari penjelasan di atas, maka PNS yang baik adalah yang senantiasa
menjunjung tinggi martabatnya serta mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Seorang PNS wajib menjaga
persatuan dan kesatuan agar keutuhan bangsa dapat terjaga.

2.6.3 Etika Publik


Dalam melaksanakan etika publik, seorang pemimpin/ pelayan publik juga
harus mengetahui aturan-aturan yang mengatur tingkah laku mereka atau disebut
dengan kode etik. Kode etik ini adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk-bentuk ketentuan tertulis. Adapun kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok professional tertentu (Kumorotomo, Wirapradja, &
Imbaruddin, 2015)
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.

16
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Etika publilk hendaknya dimiliki oleh setiap anggota masyarakat terutama
bagi ASN karena merekalah yang mempunyai peranan penting dalam melayani
urusan pelayanan publik. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman tentang
penggunaan kekuasaan legitimasi kebijakan. Jika hal ini dapat dikelola dengan baik,
maka tidak akan ada konflik kepentingan yang timbul.
2.6.4 Komitmen Mutu
a. Pengertian
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain
Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang
menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara.
b. Indikator komitmen mutu
 Memahami tindakan yang menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan
kinerja berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik;
 Menunjukan sikap perilaku kinerja kreatif dan inovatif yang berorientasi
mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.

2.6.5 Anti Korupsi


Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma–norma dengan
tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan Negara atau masyarakat baik

17
secara langsung maupun tidak langsung. Tindak pidanakorupsi yang terdiri dari
Kerugian Keuangan Negara, Suap-menyuap, Pemerasan, Perbuatan curang,
Penggelapan dalam jabatan, Benturan kepentingan dalam pengadaan dan
Gratifikasi
a. Indikator Anti Korupsi
 Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa;
 Menghindari perilaku dan tindak pidana korupsi;
 Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah terjadinya
korupsi di lingkungannya; danMengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi
kehidupan diri pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa

2.7 Peran dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara


2.7.1 Manajemen ASN
Untuk mewujudkan birokrasi yang profesional dalam menghadapi
tantangan-tantangan perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki
integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme, kemampuan menyelenggarakan pelayanan
publik bagi masyarakat, kemampuan menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945.
Untuk menjalankan kedudukannya berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang No. 5
tahun 2014, Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Tugas Pegawai ASN menurut
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 mengatakan bahwa tugas dari ASN
adalah melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan
mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Peran ASN terdapat dalam pasal 12
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, yaitu sebagai perencana, pelaksana dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan

18
nepotisme. Dari pernyataan diatas jelaslah bahwa ASN dibentuk untuk
profesional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (Fatimah &
Irawati, 2015).
Asas penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN, yaitu:
1. Asas kepastian hukum
2. Profesionalitas
3. Proporsionalitas
4. Keterpaduan
5. Delegasi
6. Netralitas
7. Akuntabilitas
8. Efektif dan efisien
9. Keterbukaan
10. Non diskriminatif
11. Persatuan dan kesatuan
12. Keadilan dan kesetaraan
2.7.2 Pelayanan Publik
Menurut Dwiyanto (2010 : 21) dalam Modul Pelayanan Publik (Purwanto,
Tyastianti, Taufiq, & Novianto, 2017) mengatakan bahwa pelayanan publik
adalah semua jenis pelayanan untuk menyediakan barang/jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat yang memenuhi kriteria yaitu merupakan jenis barang atau jasa
yang memiliki eksternalitas tinggi dan sangat diperlukan masyarakat serta
penyediaanya terkait dengan upaya mewujudkan tujuan bersama yang tercantum
dalam konstitusi maupun dokumen perencanaan pemerintah, baik dalam rangka
memenuhi hak dan kebutuhan dasar warga, mencapai tujuan strategis pemerintah
dan memenuhi komitmen dunia internasional.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama,
adalah organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima
layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau
diterima oleh penerima layanan / pelanggan.

19
2.7.3 WoG (Whole of Government)
Definisi Whole of Government (WoG) menurut United States Institute of
Peace (USIP) adalah sebuah pendekatan yang mengintegrasikan upaya
kolaboratif dari instansi pemerintah untuk menjadi kesatuan menuju tujuan
bersama, juga dikenal dengan kolaborasi, kerjasama antar instansi, actor
pelayanan dalam menyelesaikan suatu masalah pelayanan. Dengan kata lain,
WoG menekankan pelayanan yang berintegrasi sehingga prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan dalam melayani permintaan masyarakat dapat selesai
dengan waktu yang singkat.
Kemunculan WoG didorong oleh sejumlah faktor-faktor pendorong internal
maupun eksternal. problems) abad 21. Guncangan globalisasi yang menghadirkan
berbagai kontradiksi (paradoks) di berbagai sektor kehidupan seperti korupsi,
kemiskinan, dominasi pasar bebas di sektor ekonomi dan lain-lain yang sulit
diatasi dengan cara dan pendekatan biasa (in the box) membuat WoG menjadi
keniscayaan yang tidak terhindarkan. Salah satu bentuk penerapan WoG di sektor
pelayanan publik adalah e-government. E-government adalah salah satu faktor
pendorong strategis (strategic enabler) yang memungkinkan WoG dapat
dilaksanakan, karena peran dan fungsi e-government adalah menciptakan jejaring
kerja (network) kolaboratif sehingga fungsi integrasi intra dan inter
agensi/instansi dapat dilaksanakan. Keberadaan jejaring kerja yang ditopang oleh
e-government berpotensi menjadi tuas pengungkit (leverage) bagi pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan, termasuk di dalamnya
pelayanan publik. Berdasarkan hal itu, maka e-government harus dilaksanakan
di berbagai level pelayanan publik (Suwarno & Sejati, 2017)

20
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1 IDENTIFIKASI dan GAGASAN PEMECAHAN ISU
Isu-isu aktual yang dapat ditemukan di Kantor Imigrasi Kelas III Baubau adalah
sebagai berikut :
1. Belum optimalnya pelayanan Lalu Lintas dan Status Keimigrasian
(LALINTUSKIM) pada proses pelayanan dokumen keimigrasian WNI
2. Belum optimalnya kinerja Pelayanan keimigrasian pada bidang Pengawasan,
Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian terhadap WNA
Dalam upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan
perkembangan yang terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi Subseksi Informasi
Sarana Komunikasi dan Pengawasan Penindakan Keimigrasian, perlu ditentukan skala
prioritas permasalahan yang akan ditangani. Penentuan isu aktual prioritas tersebut
dilakukan dengan menggunakan skala nilai (Rensis Likert) dengan rentang angka dari
1-5 yang menyatakan bahwa isu tersebut : “(1) Tidak Penting”, “(2) Kurang Penting”,
“(3) Cukup Penting”, “(4) Penting” dan “(5) Sangat Penting”. Skala penilaian ini
berpedoman pada 4 (empat) kriteria isu yaitu isu yang bersifat Aktual, Problematik,
Khalayak dan Layak atau biasa di singkat APKL. Adapun penentuan isu aktualnya
dengan Skala Likert adalah sebagai berikut:
Tabel 1 : Isu Aktual dalam Skala Likert APKL
LIKERT SCALE
NO ISU AKTUAL RANK
A P K L 
Belum optimalnya Pelayanan Lalu Lintas
dan Status Keimigrasian (LALINTUSKIM)
1 pada proses pelayanan dokumen 2 2 2 2 8 II
keimigrasian WNI

Belum optimalnya Pelayanan


keimigrasian pada bidang Pengawasan,
2 5 4 4 4 17 I
Penyidikan dan Penindakan
Keimigrasian terhadap WNA

21
Berdasarkan tabel Skala Likert di atas, maka isu aktual yang menjadi prioritas
adalah “Belum optimalnya Pelayanan keimigrasian pada bidang Pengawasan,
Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian terhadap WNA”. Dari isu-isu aktual di
atas, penulis mempertajam isu mengenai peran serta kinerja Pelayanan keimigrasian
pada bidang Penyidikan dan Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian terhadap orang
asing dengan pertimbangan meningkatnya jumlah orang asing yang berada di wilayah
kerja Kantor Imigrasi Kelas III Baubau serta serta meningkatnya partisipasi masyarakat
dalam memanfaatkan keberadaan Kantor Imigrasi Kelas III Baubau.
Setelah diperoleh isu aktual yaitu “Belum optimalnya Pelayanan keimigrasian
pada bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian terhadap
WNA” maka kemudian dicari penyebab permasalahannya dengan menggunakan
‘Fishbone Diagram (Diagram Tulang Ikan)’ atau biasa disebut juga ‘Cause and Effect
Diagram’ atau ‘Ishikawa Diagram’.
Adapun Diagram Tulang Ikannya adalah sebagai berikut:
Diagram 1: Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram)

Tata Laksana Sumber Daya Manusia


Pelayanan ASN

Keterampilan dan
Keahlian Teknis ASN
Anggaran masih perlu ditingkatkan
Pengawasan

Kurangnya Jumlah
Efektifitas
A ASN yang Tersedia
Pelayanan
Keimigrasian
pada bidang
Pengawasan, Kendaraan
Penyidikan Letak geografis serta
Operasional tidak me
dan infrastruktur di
Penindakan
madai (transportasi
wilayah kerja Kanim
Keimigrasian laut)
Kelas III Baubau

Peran serta
masyarakat

Lingkungan Sarana

22
Dari diagram fishbone di atas dapat dilihat beberapa akar dari pokok
permasalahan yang akan ditentukan prioritasnya melalui perhitungan Skala Likert
dengan menggunakan kriteria Urgency (urgensi), Seriousness (keseriusan) and Growth
(perkembangan) atau biasa disingkat USG. USG adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas permasalahan dengan cara menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan
perkembangan dari suatu masalah dengan skala nilai 1 sampai dengan 5 seperti yang
sebelumnya.
Dengan pokok permasalahan “Peran serta kinerja Pelayanan keimigrasian
pada bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian terhadap
WNA” diperoleh beberapa akar permasalahan sebagai berikut:
Tabel 2: Akar Isu Aktual dalam Skala Likert USG

No. Masalah U S G Σ Rank

1. Tata Laksana kaitannya 2 2 2 6 IV


dengan keterbatasan Anggaran
dibidang Pengawasan

2. Sarana, terbatasnya kenderaan 3 3 3 9 III


Operasioanal utamanya
transportasi laut

3. Lingkungan/letak geografis 4 4 4 12 I
terkait lemahnya peran serta
masyarakat dalam memberikan
Informasi keberadaan orang
asing dan Letak geografis
Wilayah kerja Kanim Baubau
serta sarana infrastruktur yang
menjadi penghubung tiap
daerah.

4. Sumber Daya Manusia, 4 3 3 10 II


terkait keahlian dan
keterampilan ASN khususnya
keterampilan berbahasa asing
serta terbatasnya jumlah ASN di
bagian Pengawasan dan
penindakan

23
Berdasarkan hasil matriks USG diatas, dapat dilihat bahwa dari empat akar
permasalahan, yang paling tinggi tingkat prioritasnya adalah faktor lingkungan.
Selanjutnya akan ditentukan kembali lagi tingkat keprioritasan dari sub-akar
permasalahan yang tertuang pada Diagram Fishbone sebelumnya dengan metode yang
sama yaitu menggunakan komponen Urgency, Seriousness, and Growth (USG) dengan
skala nilai 1 sampai dengan 5 seperti sebelumnya.

Tabel 3: Sub Akar Isu Aktual dalam Skala Likert USG

No. Masalah U S G Σ Rank

1. Peran serta masyarakat dalam memeberikan


4 4 4 12 I
informasi terkait keberadaan orang asing

2. Keterbatasan Infrastruktur yang tersedia


yang menjadi penghubung antar daerah
3 3 4 10 II
dalam wilayah kerja Kanim Kelas III
Baubau

Berdasarkan hasil matriks diatas, maka diperoleh sub-akar permasalahan dari


Sumber Daya Manusia yaitu “Peran serta masyarakat dalam memeberikan
informasi terkait keberadaan orang asing” pada Subseksi pengawasan, penindakan
dan/ atau penyidikan keimigrasian”. Setelah diperoleh akar permasalahan yang terkait
dengan peranan serta kinerja pelayanan insarkom dan wasdakim, maka ditentukan
beberapa metode sebagai alternatif pemecahan masalah yang kemudian disaring dengan
analisis Tapisan dengan komponen Kelayakan (K), Kemudahan (M) dan Biaya (B)
dengan skala nilai 1 sampai dengan 5 seperti yang sebelumnya.

Tabel 4: Gagasan Pemecahan dalam Skala Likert Analisa Tapisan

No Alternatif Pemecahan Masalah K M B Σ Rank

1. Peningkatan kegiatan pemantauan dan 5 4 3 12 I


pengawasang orang asing dimasyarakat
melalui kegiatan-kegiatan Intelejen,
wawancara langsung kemasyarakat,

24
Pengawasan dan Koordinasi lintas sektoral
baik antar Instansi terkait, LSM dan
masyarakat pada umunya

2. Sosisalisai tentang pentingnya penggunaan 5 3 3 11 Ii


Aplikasi Pemantauan Orang Asing (APOA)
dan peningkatan pemantauan orang asing
melalui APOA.

Setelah melakukan beberapa analisis perumusan masalah seperti tersebut di atas,


maka gagasan pemecahan masalah ini adalah “Upaya optimalisasi pelayanan
keimigrasian pada bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan
Keimigrasian terhadap WNA melalui optimalisasi peran serta masyarakat dalam
memberikan informasi keberadaan orang asing ”.

25
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI
4.1 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di Kantor Imigrasi Kelas III Baubau,
pelaksanaan aktualisasi dimulai pada tanggal 05 Juli 2018 sampai dengan Tanggal 29
Oktober 2018 berpedoman nilai-nilai dasar ASN telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan
aktualisasi untuk mewujudkan kinerja pegawai Kantor Imigrasi menjadi lebih baik dan
inovatif. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan dan output yang dihasilkan adalah sebagai
beriku :

Table 4.1 Jadwal Kegiatan Implementasi Aktualisasi

Nama Peserta : Alwan, SH


Instansi : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Keterangan
Tempat Aktualisasi : Kantor Imigrasi Kelas III Baubau
Tanggal Output Terlaksana Tidak
No Kegiatan
Pelaksanaan terlaksana
1 Melakukan 08-10 Juli dan Terlaksananya 
pemantauan 23-26 Agustus pencarian informasi
dan 2018 dan pengawasan orang
pengawasan asing
orang asing
2 Melaksanakan 02 s/d 04 Terlaksananya rapat 
kegiatan Tim September koordinasi Tim
pengawasan 2018 Pengawasan Orang
orang asing Asing Pengawasan
(TIMPORA) keberadaan orang asing

3 Membuat 05 Juli 2018 s/d Terwujudnya 


laporan pelaporan yang baik
29 Oktober dan benar sesuai
pengawasan
dan 2018 dengan kepastian
penindakan Hukum
keimigrasian
4 Melakukan 13 s/d 16 Terlaksananya proses 
proses Agustus 2018 pembuatan Laporan
pembuatan Kejadian (LK)
Laporan
Kejadian (LK)
Overstay
5 Melakukan 13 s/d 16 Terlaksananya janji 
proses Agustus 2018 layanan yaitu

26
pembuatan kepastian persyaratan
Berita Acara dan pelayanan
Pemeriksaan (penggantian paspor
(BAP) hilang/rusak) dan
kepastian Tindakan
Administartif
Keimigrasian berupa
proses Berita Acara
Pemeriksaan (BAP)
6 Melakukan 13 s/d 16 Terlaksananya proses 
proses Agustus 2018 pembuatan BAPEN
pembuatan
Berita Acara
Pendapat
(BAPEN)
7 Melakukan 05 Juli s/d 29 Ketersediaan dan 
pemantauan Oktober 2018 kejelasan data orang
pada Aplikasi asing yang datang ke
pelaporan Baubau berdasrkan
Orang Asing tempat tinggal
sementara
(penginapan) orang
asing tersebut

27
4.2 Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan Aktualisasi nilai nilai dasar Aparatur Sipil Negara sebagai Analis Keimigrasian Pertama dalam upaya optimalisasi kinerja
pelayanan keimigrasian pada bidang pengawasan, penyidikan dan penindakan keimigrasian terhadap orang asing pada Kantor Imigrasi Kelas III
Baubau serta keterkaitanya dengan kontribusi terhadap visi dan misi organisasi dapat dilihat pada tabel berikut

Table 3.2 Kegiatan Aktualisasi Nilai – nilai Dasar Profesi PNS

Kegiatan/ Tahapan Output/hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai-Nilai


No
Kegiatan kegiatan Mata Pelatihan Visi dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6
1 Melakukan pemantauan Terlaksananya Saya melakukan penelitian Manfaat bagi 1. Dengan menerapkan
dan pengawasan orang Pencarian dan (riset) terhadap WNA yang Stakeholder nilai akuntabilitas
asing Pengawasan orang menjadi target operasi dengan indikator
asing dengan teliti, cermat dan 1. Manfaat bagi Analis tanggung jawab maka
1. Melaksanakan fungsi 1. Terlaksananya penuh semangat serta Keimigrasian Pertama: nilai Mumpuni pada
Kantor Imigrasi Kelas
intelijan dalam mencari fungsi intelejen melakukan pengamatan Mengasah keterampilan
III Baubau dapat
informasi dalam mencari dengan penyamaran dalam meningkatkan diperkuat.
2. Melakukan informasi dengan penuh tanggung profesionalisme analisa 2. Dengan menerapkan
Wawancara kepada 2. Terlaksananya jawab untuk memperoleh dan kajian untuk nilai etika publik
masyarakat pencarian informasi penyusunan rancangan dengan indikator
3. Membuat daftar informasi di (Komitmen Mutu kebijakan intelejen sopan maka nilai
informasi yang masyarakat danAkuntabilitas) keimigrasian. Simpatik pada Kantor
diperoleh untuk 3. Tersedianya data 2. Manfaat bagi Kantor Imigrasi Kelas III
pelaporan pelaporan hasil Saya berkomunikasi Imigrasi Kelas III Baubau dapat
4. Menyampaiakn pengawasan dengan baik menggunakan Baubau: Memperoleh diperkuat.
informasi ke atasan 4. Tersampaikannya bahasa yang sopan, tidak ketersediaan data bidang 3. Dengan menerapkan
nilai etika publik
lansung informasi dengan berbelit belit tidak pengawasan dan
dengan indikator teliti,
: cepat, tepat dan menekan untuk menggali penindakan cermat dan penuh
akurat ke atasan keimigrasian. semangat maka nilai

28
informasi secara cepat dan 3. Manfaat bagi Lugas pada Kantor
akurat dengan efisien masyarakat: Imigrasi Kelas III
(Etika publik dan Membangun hubungan Baubau dapat
Komitmen Mutu) baik dengan masyarakat diperkuat.
4. Dengan menerapkan
nilai anti korupsi
Saya membuat daftar hasil Dengan menerapkan nilai-
dengan indikator
pemantauan dengan nilai akuntabilitas, tanggung jawab maka
cermat sesuai kondisi yang nasionalisme, etika publik, nilai Integritas pada
ada sekaligus membaca komitmen mutu dan anti- Kantor Imigrasi Kelas
dan meneliti kembali korupsi dapat membantu III Baubau dapat
dengan penuh tanggung mewujudkan : diperkuat.
jawab 1. Visi Kantor Imigrasi
(Komitmen Mutu dan 5. Dengan menerapkan
Kelas III Baubau yaitu nilai pelayanan publik
Akuntabilitas) Mewujudkan pelayana dengan indikator
prima, penegakan kesopanan maka nilai
Saya menyampaikan hukum Keimigrasian
informasi kepada atasan Empati pada Kantor
serta pengamanan Imigrasi Kelas III
dengan memberikan Negara oleh Aparat Baubau dapat
informasi yang sebenar Imigrasi yang diperkuat.
benarnya professional, berwibawa,
Anti Korupsi dengan dan berwawasan global
indikator jujur dan dalam rangka
Tanggung Jawab menunjang
pembangunan daerah .
2. Misi Kantor Imigrasi
Kelas III Baubau yaitu
1. menegakkan Hukum
Keimigrasian dalam
mempehatikan Hak
Asasi Manusia.
2. Meningkatkan
koordinasi dan

29
partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi
Imigrasi
3. Menigkatkan
profesionalisme dan
kualitas Sumber Daya
Manusia.
2. Melaksanakan kegiatan Saya berkoordinasi dengan Manfaat bagi 1. Dengan menerapkan
Tim pengawasan orang atasan dan senior demi Stakeholder nilai nasionalisme
asing (TIMPORA) lancarnya rapat persiapan dengan indikator
pembentukan tim 1. Manfaat bagi Analis kerjasama maka nilai
1. Mengadakan rapat 1. Terlaksananya pengawasan Keimigrasian Pertama: Empati pada Kantor
persiapan rapat rencana (Nasionalisme dengan Mengasah keterampilan Imigrasi Kelas III
pembentukan kegiatan Timpora indikator Kerjasama) dalam meningkatkan Baubau dapat diperkuat.
TIMPORA profesionalisme 2. Dengan menerapkan
2. Membuat Undangan 2. Terlaksananya Saya membuat Undangan pengawasan dan nilai etika publik
Rapat Pembentukan pembuatan Rapat Pembentukan penindakaan dengan indikator cermat
TIMPORA, Surat undangan, surat TIMPORA ,Surat Perintah Keimigrasian maka nilai Lugas pada
Perintah Tugas dan perintah tugas dan SK TIMPORA dengan 2. Manfaat bagi Kantor Kantor Imigrasi Kelas
SK TIMPORA dan SK TimPora teliti dan cermat Imigrasi Kelas III III Baubau dapat
3. Meneliti dan (Etika Publik dengan Baubau: Terlaksananya diperkuat.
menelaah kembali 3. Terlaksananya indikator Cermat) Pengawasan keberadaan 3. Dengan menerapkan
Undangan Rapat pembuatan orang asing dengan baik nilai komitmen mutu
Pembentukan undangan, surat Setelah meneliti kembali dan berkepastian dengan indikator
TIMPORA ,Surat perintah tugas dengan cermat, saya kepastian hukum efektivitas maka nilai
perintah dan SK dan SK TimPora mencetak Undangan 3. Manfaat bagi Mumpuni pada Kantor
TIMPORA yang Rapat Pembentukan masyarakat: Imigrasi Kelas III
telah diketik 4. Tersedianya TIMPORA, Surat perintah Membangun hubungan Baubau dapat diperkuat.
4. Mencetak Undangan Sarana dan dan SK sesuai dengan bersama masyarakat. 4. Dengan menerapkan
Rapat Pembentukan prasarana rapat ketepatan realisasi target Dan meningkatkan rasa nilai pelayanan publik
TIMPORA, Surat TimPora waktu dengan indikator

30
perintah tugas dan (Komitmen Mutu dengan aman masyarakat tanggung jawab maka
SK 5. Terlaksananya indikator Efektivitas) terhadap orang asing nilai Simpatik pada
TIMPORAdengan rapat Tim Saya mengantar surat Kantor Imigrasi Kelas
cermat demi Pengawasan undangan Rapat Dengan menerapkan nilai- III Baubau dapat
kualitas yang baik Orang Asing TIMPORA kesemua nilai akuntabilitas, diperkuat.
6. Menyerahkan instansi dengan tepat nasionalisme, etika publik, 5. Dengan menerapkan
Undangan Rapat waktu (Komitmen Mutu komitmen mutu dan anti- nilai etika publik
Pembentukan dengan indikator korupsi dapat membantu dengan indikator taat
TIMPORA, Surat Efektivitas ) mewujudkan : perintah maka nilai
Integritas pada
perintah tugas dan Saya bekerja sama dengan 1. Visi Kantor Imigrasi
Kantor Imigrasi Kelas
SK timpora ke senior saya untuk Kelas III Baubau yaitu III Baubau dapat
atasan untuk mempersiapkan saran dan Mewujudkan pelayana diperkuat.
kemudian diperiksa prasarana Rapat Timpora prima, penegakan
dan ditandatangani dengan sebaik baiknya hukum Keimigrasian
7. Mengantar Undang (Nasionalisme dengan serta pengamanan
Rapat Pembentukan indikator kerja sama) Negara oleh Aparat
TIMPORA ke Imigrasi yang
Instansi Instansi Saya mengikuti rapat professional, berwibawa,
terkait timpora dengan sopan, dan dan berwawasan global
8. Mempesiapkan memperhatikan dengan dalam rangka
sarana dan seksama jalanya rapat menunjang
prasarana Rapat (Manajemen ASN dengan pembangunan daerah .
pembentukan indikator Profesional) 2. Misi Kantor Imigrasi
TIMPORA Kelas III Baubau yaitu
9. Mengikuti Rapat Saya mendengar perintah 1. menegakkan Hukum
TIMPORA bersama dan arahan dari atasan dan Keimigrasian dalam
Atasan, senior dan senior serta bekerja sama mempehatikan Hak
perwakilan Instansi dengan instansi lain saat Asasi Manusia.
terkait melakukan pemeriksaan da 2. Meningkatkan
10. Melakukan pengawasan di lapangan koordinasi dan
pengawasan dan ( Nasionalisme dengan partisipasi masyarakat
pemeriksaan indikator Kerjasama dan dalam penyelenggaraan

31
bersama tim di Etika Publik dengan tugas dan fungsi
lokasi yang menjadi indikator Taat Perintah) Imigrasi
target operasi 3. Menigkatkan
11. Membagikan SK profesionalisme dan
TIMPORA dan kualitas Sumber Daya
melakukan Evaluasi Manusia
hasil pengawasan. 4.Mengotimalkan
penerapan
pendayagunaan
Peraturan Perundang-
undangan, Organisasi
dan Tata Kerja, Sarana
dan Prasarana serta
Sumber Daya Manusia
yang ada dalam
penyelenggaraan tugas
Keimigrasian
3. Membuat laporan 1. Terlaksanya Saya melaksanakan Manfaat bagi 1. Dengan menerapkan
pengawasan dan koordinasi pekerjaan membuat Stakeholder nilai akuntabilitas
penindakan dengan atasan laporan dengan didahului 1. Manfaat bagi Analis dengan indikator
keimigrasian : dalam berkoordinasi dengan Keimigrasian Pertama: tanggung jawab maka
1. Saya berkoordinasi mempersiapkan atasan jika sudah ada data Mengasah keterampilan nilai Mumpuni pada
dengan atasan data laporan yang tersedia yang harus dalam meningkatkan Kantor Imigrasi Kelas
sebelum membuat pengawasan segera diolah profesionalisme III Baubau dapat
laporan untuk 2. Tersedianya (Akuntabilitas dengan pembuatan dan diperkuat.
menentukan data bahan laporan indikator Tanggung pengolahan data. 2. Dengan menerapkan
yang harus diketik pengawasan dan Jawab) 2. Manfaat bagi Kantor nilai etika publik
2. Saya akan penindakan Imigrasi Kelas III dengan indikator cermat
mempersiapkan data keimigrasian Saya mempersiapkan data Baubau: Memperoleh maka nilai Simpatik
yang akan dibuat 3. Tersedianya yang akan dibuat laporan ketersediaan data bidang pada Kantor Imigrasi
laporan sekaligus peralatan yang sekaligus membaca dan pengawasan dan Kelas III Baubau dapat
dibutuhkan dalam meneliti kembali diperkuat.

32
membaca dan pembuatan (Etika Publik dengan penindakan 3. Dengan menerapkan
meneliti kembali laporan indikator Cermat) keimigrasian. nilai nasionalisme
3. Saya akan pengawasa dan Saya menghidupkan 3. Manfaat bagi dengan indikator
menghidupkan penindakan komputer dan printer serta masyarakat: disiplin maka nilai
komputer dan printer keimigrasian menyiapkan bahan dan Memperoleh hak untuk Lugas pada Kantor
serta menyiapkan 4. Terwujudnya peralatan yang diperlukan mendapatkan informasi Imigrasi Kelas III
bahan dan peralatan konsultasi dengan (Nasionalisme dengan yang valid terkait data Baubau dapat diperkuat.
yang diperlukan atasan dalam indikator Disiplin) bidang pengawasan dan 4. Dengan menerapkan
4. Saya akan membuat membuat laporan penindakan nilai komitmen mutu
laporan dengan pengawasan Saya mengkonsultasikan keimigrasian. dengan indikator
mengetik di komputer 5. Terwujudnya hasil digital laporan berorientasi mutu maka
5. Saya akan pelaporan kepada atasan untuk Dengan menerapkan nilai- nilai Empati pada
mengkonsultasikan pengawasan yang ditelaah kembali nilai akuntabilitas, Kantor Imigrasi Kelas
hasil digital laporan benar. (Komitmen Mutu dengan nasionalisme, etika publik, III Baubau dapat
kepada atasan untuk indikator Berorientasi komitmen mutu dan anti- diperkuat.
ditelaah kembali Mutu) korupsi dapat membantu 5. Dengan menerapkan
6. Saya akan merevisi mewujudkan : nilai anti korupsi
dan memperbaiki Saya merevisi dan 1. Visi Kantor Imigrasi dengan indikator berani
laporan jika ada memperbaiki laporan jika Kelas III Baubau yaitu maka nilai Integritas
pengetikan maupun ada pengetikan maupun Mewujudkan pelayana pada Kantor Imigrasi
data yang salah data yang salah sekaligus prima, penegakan Kelas III Baubau dapat
sekaligus masukan masukan dari atasan hukum Keimigrasian diperkuat.
dari atasan (Anti Korupsi dengan serta pengamanan
7. Saya akan mencetak indikator Berani) Negara oleh Aparat
dan menyerahkan Imigrasi yang
laporan kepada Saya mencetak dan professional, berwibawa,
Kasubsi Insarkom menyerahkan laporan dan berwawasan global
dan Wasdakim untuk kepada Kasubsi Insarkom dalam rangka
ditandangani dan Wasdakim untuk menunjang
sekaligus membantu ditandangani sekaligus pembangunan daerah .
menyerahkan kepada membantu menyerahkan 2. Misi Kantor Imigrasi
Kakanim Kelas III Baubau yaitu

33
kepada Kakanim 1. menegakkan Hukum
(Akuntabilitas) Keimigrasian dalam
mempehatikan Hak
Asasi Manusia.
2. Meningkatkan
koordinasi dan
partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi
Imigrasi
3. Menigkatkan
profesionalisme dan
kualitas Sumber Daya
Manusia
4.. Melakukan proses 1. Tersedianya Saya menerima pemohon Manfaat bagi 1. Dengan menerapkan
pembuatan Laporan bahan dan yang datang dengan ramah Stakeholder nilai Nasionalisme
Kejadian (LK) Overstay peralatan dalam dan mempersilahkan dengan indikator
1. Mempersiapkan membuat laporan pemohon duduk dengan 1. Manfaat bagi Analis persamaan derajat
bahan untuk kejadian bahasa yang santun tanpa Keimigrasian Pertama: maka nilai Empati
membuat Laporan 2. Terlaksananya melihat latar belakang dari Mengasah keterampilan pada Kantor Imigrasi
Kejadian standar layanan Suku, Agama, Ras, atau dalam meningkatkan Kelas III Baubau dapat
berdasarkan dalam Golongan Tertentu profesionalisme diperkuat.
informasi dari melaksanakan (Nasionalisme dengan pembuatan dan 2. Dengan menerapkan
berkas pemohon kegiatan indikator Persamaan pengolahan data. nilai akuntabilitas
2. Menghidupkan pembuatan Derajat) 2. Manfaat bagi Kantor dengan indikator jujur
komputer dan Laporan Kejadian Saya menerangkan standar Imigrasi Kelas III maka nilai Simpati
printer untuk 3. Terwujudnya operasional prosedur Baubau: Tempat pada Kantor Imigrasi
mengetik dan hasil Laporan wawancara untuk pelayanan dokumen Kelas III Baubau dapat
mencetak LK. Kejadian yang pembuatan LK dan keimigrasian yang diperkuat.
3. Menerima pemohon profesional kepastian waktu serta profesional dan 3. Dengan menerapkan
yang datang untuk biaya akuntabel. nilai etika publik
dengan indikator

34
melakukan proses 4. Terlaksananya (Akuntabilitas dengan 3. Manfaat bagi integritas tinggi maka
BAP dan LK proses pembuatan indikator Jujur) masyarakat: nilai Integritas pada
4. Mempersilahkan laporan kejadian Saya menanyakan Memperoleh hak untuk Kantor Imigrasi Kelas
pemohon untuk pertanyaan wawancara mendapatkan pelayanan III Baubau dapat
duduk dan sesuai petunjuk pertanyaan yang prima dan diperkuat.
memberikan minum dan berdasarkan informasi kepastian penggantian 4. Dengan menerapkan
kepada pemohon awal dari pemohon paspor hilang/rusak. nilai komitmen mutu
sebelum memulai (Etika Publik dengan dengan indikator
indikator Integritas Dengan menerapkan nilai- inovasi maka nilai
proses BAP dan LK
Tinggi) nilai akuntabilitas, Mumpuni pada Kantor
5. Menanyai pemohon Saya mengembangkan nasionalisme, etika publik, Imigrasi Kelas III
apakah pemohon pertanyaan terkait komitmen mutu dan anti- Baubau dapat
dalam keadaan sehat kronologi peristiwa agar korupsi dapat membantu diperkuat.
jasmani dan rohani lebih mendapatkan mewujudkan : 5. Dengan menerapkan
6. Memulai proses kevalidan informasi 1. Visi Kantor Imigrasi nilai anti korupsi
pembuatan BAP dan (Komitmen Mutu dengan Kelas III Baubau yaitu dengan indikator
LK dengan indik Mewujudkan pelayana tanggung jawab maka
memberikan Saya menyelesaikan tugas prima, penegakan nilai Lugas pada
pertanyaan yang dan menyerahkan hasil LK hukum Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas
telah disediakan dan ke atasan sesuai serta pengamanan III Baubau dapat
dapat dimengerti perencanaan Negara oleh Aparat diperkuat
(Anti Korupsi dengan Imigrasi yang
oleh pemohon
indikator Tanggung professional, berwibawa,
7. Mengolah dan
Jawab) dan berwawasan global
mengetik hasil dalam rangka
wawancara menunjang
berdasarkan pembangunan daerah .
informasi yang 2. Misi Kantor Imigrasi
didapat dari Kelas III Baubau yaitu
pemohon di 1.melaksanakan
komputer pelayanan yang cepat,
8. Mencetak hasil LK

35
9. Bertanya kepada tepat dan ramah kepada
senior apakah ada masyarakat
yang perlu 2. menegakkan Hukum
ditambahkan Keimigrasian dalam
10. Meng-input hasil mempehatikan Hak
LK ke dalam sistem Asasi Manusia.
3. Menigkatkan
Nyidakim untuk
profesionalisme dan
kemudian dicetak kualitas Sumber Daya
dan diserahkan serta Manusia
ditandatangani oleh
Kasubsi Insarkom
Wasdakim dan
Kakanim

5. Melakukan proses 1. Tersedianya Saya menghidupkan Manfaat bagi 1. Dengan menerapkan


pembuatan BAP : bahan dan peralatan Komputer dan printer serta Stakeholder nilai etika publik
yang dibutuhkan mempersiapkan laporan dengan indikator
1. Mempersiapkan dalam pembuatan kejadian yang telah saya 1. Manfaat bagi Analis integritas tinggi maka
bahan untuk Berita Acara buat. Keimigrasian Pertama: nilai Integritas pada
melakukan BAP Pemeriksaan (Etika Publik dengan Mengasah keterampilan Kantor Imigrasi Kelas
seperti komputer, indikator Integritas dalam meningkatkan III Baubau dapat
printer, laporan 2. Terlaksananya Tinggi). profesionalisme diperkuat.
kejadian dan berkas standar layanan pelayanan. 2. Dengan menerapkan
pemohon yang akan dalam proses Saya memanggil pemohon 2. Manfaat bagi Kantor nilai akuntabilitas
melakukan proses pembuatan Berita ke meja saya dan Imigrasi Kelas III dengan indikator
BAP Acara Pemeriksaan mempersilahkan pemohon Baubau: Tempat mendahulukan
2. Menerima pemohon untuk duduk serta pelayanan yang kepentingan publik
yang datang untuk 3. Terwujudnya hasil memberikan minum bermutu. maka nilai Simpatik
melakukan proses Berita Acara kepada pemohon agar 3. Manfaat bagi pada Kantor Imigrasi
BAP Pemeriksaan yang pemohon merasa nyaman masyarakat: Kelas III Baubau dapat
profesional diperkuat.

36
3. Mempersilahkan sebelum melakukan proses Memperoleh hak untuk 3. Dengan menerapkan
pemohon untuk BAP penggantian paspor dan nilai nasionalisme
duduk dan 4, Terlaksananya (Akuntabilitas dengan mendapatkan kepastian dengan tidak
memberikan minum proses pembuatan indikator Mendahulukan pelayanan. diskriminatif maka nilai
kepada pemohon Berita Acara Kepentingan Publik). Empati pada Kantor
sebelum memulai Pemeriksaan Dengan menerapkan nilai- Imigrasi Kelas III
proses BAP Saya menanyakan keadaan nilai akuntabilitas, Baubau dapat
4. Menanyai pemohon kesehatan jasmani dan nasionalisme, etika publik, diperkuat.
apakah pemohon rohani pemohon tanpa komitmen mutu dan anti- 4. Dengan menerapkan
dalam keadaan sehat membedakan latar korupsi dapat membantu nilai komitmen mutu
jasmani dan rohani belakang pemohon mewujudkan : dengan indikator
5. Memulai proses (Nasionalisme dengan 1.Visi Kantor Imigrasi efisien maka nilai
BAP dengan indikator Tidak Kelas III Baubau yaitu Lugas pada Kantor
memberikan Diskriminatif). Mewujudkan pelayana Imigrasi Kelas III
pertanyaan yang prima, penegakan Baubau dapat
telah disediakan dan Saya menanyakan hukum Keimigrasian diperkuat.
dapat dimengerti pertanyaan yang telah serta pengamanan 5. Dengan menerapkan
oleh pemohon dipersiapkan dengan teliti Negara oleh Aparat nilai anti korupsi
6. Mengolah dan dan tegas agar pemohon Imigrasi yang dengan indikator jujur
mengetik informasi memberikan keterangan professional, berwibawa, maka nilai Simpatik
hasil wawancara sesuai dengan keadaan dan berwawasan global pada Kantor Imigrasi
BAP di komputer yang sebenarnya dalam rangka Kelas III Baubau dapat
7. Mencetak hasil BAP (Komitmen Mutu dengan menunjang diperkuat.
8. Bertanya kepada indikator Efisien). pembangunan daerah .
senior apakah ada 2. Misi Kantor Imigrasi
yang perlu Saya mencetak hasil BAP Kelas III Baubau yaitu
ditambahkan pemohon serta mengulangi 1.melaksanakan
9. Meng-input hasil dan menunjukkan pelayanan yang cepat,
BAP ke dalam pertanyaan dan jawaban tepat dan ramah kepada
sistem Nyidakim yang diberikan pemohon masyarakat
untuk kemudian kepada pemohon tersebut 2. menegakkan Hukum
dicetak dan Keimigrasian dalam

37
diserahkan serta (Etika publik dengan mempehatikan Hak
ditandatangani oleh indikator Jujur) Asasi Manusia.
Kasubsi Insarkom 3. Menigkatkan
Wasdakim dan Saya bertanya kepada profesionalisme dan
Kakanim rekan sejawat apakah ada kualitas Sumber Daya
lagi yang perlu Manusia
ditambahkan
(Nasionalisme dengan
indikator Kerjasama)
6. Melakukan proses 1. Tersedianya bahan Saya mempelajari kembali Manfaat bagi Stakeholder 1. Dengan menerapkan nilai
pembuatan Berita hasil koordinasi hasil koordinasi dengan akuntabilitas dengan
Acara Pendapat mengenai pembuatan atasan mengenai pemberian 1. Manfaat bagi Analis indikator tanggung jawab
(BAPEN) : Berita Acara Pendapat pendapat hasil BAP Keimigrasian Pertama: maka nilai Empati pada
pemohon Mengasah keterampilan Kantor Imigrasi Kelas III
2. Terlaksananya (Akuntabilitas dengan dalam meningkatkan Baubau dapat diperkuat.
1. Mempelajari hasil
proses pembuatan indikator Tanggung Jawab). profesionalisme 2. Dengan menerapkan nilai
koordinasi dengan Berita Acara Pendapat pelayanan. etika publik dengan
atasan mengenai Sesuai dengan SOP Saya membuat format digital 2. Manfaat bagi Kantor indikator taat perintah
pemberian pendapat BAPEN hasil koordinasi Imigrasi Kelas III Baubau: maka nilai Integritas pada
hasil BAP 3. Terlaksananya dengan atasan Tempat pelayanan Kantor Imigrasi Kelas III
2. Mengolah hasil BAP proses pembuatan (Etika Publik dengan dokumen keimigrasian Baubau dapat diperkuat.
yang berupa BAPEN Berita Acara indikator Taat Perintah). yang bermutu, profesional 3. Dengan menerapkan nilai
di komputer untuk Pemeriksaan dan akuntabel. nasionalisme dengan
dicetak kemudian Saya menginputkan data 3. Manfaat bagi masyarakat: indikator menghormati
3. Menginput data dan pemohon dan membuat Memperoleh hak untuk keputusan maka nilai
hasil koordinasi di BAPEN sesuai petunjuk penggantian paspor dan Simpatik pada Kantor
Kasubsi Insarkom dan mendapatkan kepastian Imigrasi Kelas III Baubau
sistem Nyidakim
Wasdakim dengan cepat dan pelayanan. dapat diperkuat.
dengan cepat dan tepat tanpa menambah 4. Dengan menerapkan nilai
tepat agar tidak ataupun mengurangi instruksi Dengan menerapkan nilai- komitmen mutu dengan
terjadi kekeliruan pimpinan. nilai akuntabilitas, indikator berorientasi
4. Mencetak BAPEN (Nasionalisme dengan nasionalisme, etika publik, mutu maka nilai
5. Memberikan cetakan indikator Menghormati komitmen mutu dan anti- Mumpuni pada Kantor
BAPEN kepada Keputusan).

38
Kasubsi Insarkom korupsi dapat membantu Imigrasi Kelas III Baubau
dan Wasdakim untuk Saya mencetak BAPEN mewujudkan : dapat diperkuat.
ditelaah dan dengan kualitas cetakan yang 1.Visi Kantor Imigrasi Kelas 5. Dengan menerapkan nilai
ditandatangani yang baik. III Baubau yaitu anti korupsi dengan
selanjutnya akan di (Komitmen Mutu dengan Mewujudkan pelayana indikator disiplin maka
indikator Berorientasi prima, penegakan hukum nilai Integritas pada
serahkan kepada
Mutu). Keimigrasian serta Kantor Imigrasi Kelas III
Kakanim pengamanan Negara oleh Baubau dapat diperkuat.
6. Menyerahkan hasil Saya memberikan cetakan Aparat Imigrasi yang
BAP, LK dan BAPEN kepada Kasubsi professional, berwibawa,
BAPEN Kasubsi Insarkom dan Wasdakim dan berwawasan global
Insarkom dan untuk ditelaah dan dalam rangka menunjang
Wasdakim kepada ditandatangani yang pembangunan daerah .
Kakanim selanjutnya akan diserahkan 2. Misi Kantor Imigrasi
kepada Kakanim Kelas III Baubau yaitu
Output yang dihasilkan : (Akuntabilitas dengan 1.melaksanakan pelayanan
Terlaksananya proses indikator Disiplin). yang cepat, tepat dan
ramah kepada masyarakat
pembuatan Berita Acara
Setelah ditanda tangani, saya 2. menegakkan Hukum
Pemeriksaan akan membantu Keimigrasian dalam
menyerahkan hasil BAP dan mempehatikan Hak Asasi
BAPEN kepada Kakanim Manusia.
(Akuntabilitas dengan 3. Menigkatkan
indikator Koordinasi) profesionalisme dan
kualitas Sumber Daya
Manusia

7. Melakukan pemantauan 1. Tersedianya bahan Saya memperhatikan dengan Manfaat bagi Stakeholder 1. Dengan menerapkan nilai
pada Aplikasi pelaporan peralatan yang seksama data orang asing Etika publik dengan
Orang Asing dibutuhkan dalam yang baru dilaporkan agar 1. Manfaat bagi Analis indikator cermat maka
1. Membuka Aplikasi proses pemantauan tidak terjadi ketimpangan Keimigrasian Pertama: nilai Mumpuni pada
APOA di Komputer aplikasi APOA dengan data sebelumnya Mengasah keterampilan Kantor Imigrasi Kelas III
2. Mengecek dan (Etika publik dengan dalam meningkatkan Baubau dapat diperkuat.
Mensortir data data Indikator Cermat) profesionalisme

39
orang asing yang baru 2. Terlaksananya pembuatan dan pengolahan 2. Dengan menerapkan nilai
dilaporkan proses pemantauan Saya bertanya kepada rekan data. Wog dengan indikator
3. Bertanya kepada APOA sesuai dengan sejawat apakah ada lagi yang 2. Manfaat bagi Kantor Kerjasama maka nilai
senior apakah ada SOP perlu diperhatikan Imigrasi Kelas III Baubau: Integritas pada Kantor
yang perlu (WoG dengan indikator Memperoleh ketersediaan Imigrasi Kelas III Baubau
diperhatikan 3.Tersedianya data Kerjasama) data laporan statistik izin dapat diperkuat.
4. Mencetak dan hasil pemantauan pada tinggal keimigrasian. 3. Dengan menerapkan nilai
membuat softcopy aplikasi POA Saya akan mencetak dan 3. Manfaat bagi masyarakat: komitmen mutu dengan
data jumlah orang membuat softcopy agar Memperoleh hak untuk indikator Berorientasi
asing yang dilaporkan 4.Terwujudnya terdapat Back up data apabila mendapatkan informasi Mutu maka nilai Lugas
5. Mengasrsipakn hasil kearsipan data pada laporan tercecer. yang valid terkait data pada Kantor Imigrasi
cetak data pelaporan Aplikasi POA (Komitmen Mutu dengan laporan statistik izin Kelas III Baubau dapat
orang asing indikator Berorientasi tinggal keimigrasian. diperkuat.
5. Ketersediaan dan Mutu). 4. Dengan menerapkan nilai
kejelasan data orang Dengan menerapkan nilai- Akuntabilitas dengan
asing yang datang ke Saya akan mengarsipkan data nilai akuntabilitas, indikator Transparan
wilayah kerja kantor sesuai dengan nama dan nasionalisme, etika publik, maka nilai Simpatik pada
Imigrasi Kelas III tanggal pelaporan komitmen mutu dan anti- Kantor Imigrasi Kelas III
Baubau berdasarkan (Akuntabilitas dengan korupsi dapat membantu Baubau dapat diperkuat
tempat tinggal indikator transparan) mewujudkan Visi Kantor
sementara Imigrasi Kelas III Baubau.
(penginapan) orang
asing tersebut

40
4.3 Analisis Dampak
Deskripsi analisis dampak jika nilai-nilai dasar profesi ASN tidak diaplikasikan
dalam pelaksanaan kegiatan tertera pada tabel di bawah ini :
Table 3.3 Analisis Dampak

No Kegiatan Nilai Dasar Analisis Dampak


1 Melakukan Komitmen Mutu Jika dalam melakukan pemantauan orang
pemantauan dengan indikator asing saya tidak melakukan riset dan
orang asing efektifitas penelitian, serta mempersiapkan data
sebelumnya terhadap target pengawasan
maka dilapangan saya akan mengalami
banyak hambatan sehingga pengawasan
tidak akan berjalan optimal

Etika publik Jika Dalam melakukan komunikasi


dengan indikator dengan masyarakat maupun instansi
sopan dan cermat pemerintah terkait saya tidak
menggunakan bahasa yang sopan,
berbelit belit dan menekan untuk
menggali informasi, maka masyarakat
akan merasa tidak nyaman dan tertekan
sehinggan informasi dan data yang
dihasilkan tidak sempurna
Akuntabilitas Jika dalam fungsi intelejen dalam kegiatan
penyamaran mencari informasi
dimasyarakat saya tidak melakukannya
dengan penuh tanggung jawab maka
pengamatan yang dihasilkan akan
serampangan dan menimbulkan keraguan
Anti korupsi Jika dalam menyampaikan hasil
dengan indikator pengawasan ke atasan saya tidak
jujur melakukannya dengan jujur dan peduli,
maka dapat menghambat proses
pengawasan dan tindak lanjut yang
diambil sehingga bisa membahayakan
kedaulatan negara khususnya diwilayah
Kantor Imigrasi Kelas III Baubau
Nasionalisme Jika dalam melakukan kegiatan
dengan indikator pengawasan dan berkoordinasi dengan
Kerjasama instansi pemerintah terkait saya tidak
melakukan kerjasama yang baik maka
informasi yang dihasilkan tidak akan valid
dan saya akan menemui banyak hambatan
dilapangan

41
2 Melaksanakan Nasionalisme Jika dalam melakukan persiapan rapat
kegiatan Tim dengan indikator TimPora saya tidak melakukan koordinasi
pengawasan Kerjasama dan kerjasama dengan atasan serta rekan
orang asing kerja, maka pekerjaan akan terasa berat
(TIMPORA) dan tujuan akan susah tercapai

Etika Publik Jika dalam membuat undangan rapat


dengan indikator Timpora dan mengedarkannya saya tidak
Cermat cermat maka akan berdampak kesalahan
dalam tata bahasa dan pengetikan serta
undanga tersebut tidak akan sampai tepat
waktu
Etika Publik : Taat Etika Publik : Jika dalam melakukan tugas
Perintah saya dalam pelaksanan rapat Timpora saya
tidak melakukan sesuai perintah dari
pimpinan maka akan menyebabkan
terganggunya koordinasi baik dengan tim
panitia maupun dengan instansi lain.
Komitmen Mutu Jika dalam melakukan tugas saya sebagai
dengan indikator moderator jalannya rapat Timpora saya
Efektifitas tidak menyimak dan aktif mencatat dan
memandu jalannya rapat dengan penuh
tanggung jawab maka rapat Timpora akan
berbelit-belit sehingga kuran efektif
terutama dari segi waktu dan suasana rapat
3. Membuat Akuntabilitas Jika disetiap kegiatan pengawasan saya
laporan dengan indikator tidak segera berkoordinasi dengan atasan
Pengawasan dan Tanggung Jawab dan membuat laporan dengan penuh
Penindakan tanggung jawab maka akan berakibat
Keimigrasian mengganggu kinerja instansi dalam hal
pertanggung jawaban penyerapan
anggaran
Etika Publik Jika dalam membuat laporan pengawasan
dengan indikator saya tidak teliti mempersiapkan bahan
Cermat dan data yang akan diolah serta
membacanya kembali dengan cermat
maka laporan yang dihasilkan tidak akan
berkualitas
Nasionalisme Jika dalam mengerjakan laporan saya
dengan indikator tidak bersungguh-sungguh dan disiplin
Disiplin dalam menyiapkan bahan dan peralatan
yang diperlukan maka akan berdampak
pada hasil laporan yang serampangan dan
tidak akuntabel
Komitmen Mutu Jika dalam mencetak hasil digital laporan
dengan indikator sebelumnya saya tidak
Berorientasi Mutu mengkonsultasikan dengan rekan kerja,
senior dan atasan maka akan terjadi revisi

42
berkali-kali dan laporan yang dihasilkan
jauh dari kualitas
Anti Korupsi Jika dalam membuat laporan saya tidak
dengan indikator berani dan jujur melaporkan fakta dan
Berani dan jujur temuan dilapangan maka laporan yang
dihasilkan tidak lengkap sehingga dapat
menghambat proses pengawasan dan
intelejen keimigrasian yang dapat
mengancam keutuhan NKRI
4. Melakukan Nasionalisme Jika dalam menerima pemohon saya tidak
proses dengan indikator berlaku adil dan memperlakukan mereke
pembuatan Persamaan dengan tidak sopan karena latar belakang
Laporan Derajat dari Suku, Agama, Ras, atau Golongan
Kejadian (LK) Tertentu maka akan timbul ketidak
percayaan masyarakat kepada ASN dan
kesan ASN dimasyarakat akan buruk
Akuntabilitas Jika dalam memlayani pemohon Saya
dengan indikator tidak menerangkan standar operasional
Jujur prosedur wawancara untuk pembuatan LK
dan kepastian waktu serta biaya, maka
akan timbul keraguan dan ketidak
percayaan kepada ASN
Etika Publik Jika dalam melakukan wawancara Saya
dengan indikator tidak menggunakan bahasa yang baik dan
Integritas Tinggi mudah dimengerti serta menanyakan
pertanyaan wawancara juga tidak sesuai
petunjuk pertanyaan dan berdasarkan
informasi awal maka hasil laporan tidak
akan valid dan jauh dari kualitas
Komitmen Mutu Jika dalam wawancara saya tidak
dengan indikator berinovasi untuk menggali informasi
Inovasi secara lebih dalam, maka laporan yang
dihasilkan tidak akan valid dan jauh dari
kualitas
Anti Korupsi Jika dalam melaksanakan tugas
dengan indicator pembuatan LK dan menyerahkan hasil LK
jujur dan saya tidak jujur maka kinerja ASN dinilai
Tanggung Jawab kurang bertanggung jawab terhadap tugas
pokok dan fungsi ASN maupun organisasi
5. Melakukan Komitmen Mutu Jika dalam melakukan pemeriksaan Saya
proses dengan indikator tidak menanyakan pertanyaan yang telah
pembuatan BAP Efisien dipersiapkan dengan teliti dan tegas, maka
keterangan terperiksa/pemohon
meragukan dan bukan keadaan yang
sebenarnya sehingga hasil BAP jauh dari
kualitas

43
Akuntabilitas Jika dalam melakukan pemeriksaan saya
dengan indikator tidak menggali informasi lebih dalam
Tanggung Jawab maka hasil pemeriksaan tidak akan
objektif
Nasionalisme Jika dalam melakukan pemeriksaan saya
dengan indikator bersikap diskriminatif maka
Tidak terperiksa/pemohon tidak akan merasa
Diskriminatif nyaman dan BAP yang dihasilkanpun
jauh dari profesional
Anti Korupsi Jika dalam menginput hasil BAP saya
dengan indikator tidak mengetik sesuai dengan keterangan
Jujur) yang sebenarnya dari terperiksa maka
kinerja ASN dinilai kurang bertanggung
jawab terhadap tugas pokok dan fungsi
ASN maupun organisasi
6. Melakukan Akuntabilitas Jika dalam mempelajari kembali hasil
proses dengan indikator BAP dan hasil koordinasi dengan atasan
pembuatan Tanggung Jawab tidak saya lakukan dengan cermat, teliti
(Berita Acara dan penuh tanggung jawab, maka Berita
Pendapat) Acara Pendapat yang dihasilkan jauh dari
BAPEN kualitas
Etika Publik Jika dalam membuat Berita Acara
dengan indikator Pendapat saya tidak berdasar pada hasil
Taat Perintah koordinasi dan arahan atasan maka akan
timbul keraguan dan ketidak percayaan
kepada ASN yang bersangkutan dan hasil
BAPEN pun jauh dari kualitas
Anti-Korupsi Jika dalam membuat format digital dan
dengan indikator mengetiknya saya tidak melakukannya
Disiplin dengan jujur dan disiplin maka akan
kesalahan-kesalahan data pemohon dan
penafsiran kejadian yang bukan
semestinya
Komitmen Mutu Jika dalam mengetik dan mencetak hasil
dengan indikator Berita Acara Pendapat saya tidak teliti dan
Berorientasi Mutu cermat maka hasil scan ke system
Nyidakimpun akan menghasilkan kualitas
yang rendah
7. Melakukan Etika publik Jika saya tidak cermat dalam mengamati
pemantauan dengan Indikator data yang dilaporkan pada aplikasi maka
pada Aplikasi Cermat akan terjadi ketimpangan dengan data
pelaporan yang tersaji sebelumnya
Orang Asing
Komitmen Mutu Jika hasil dari pengamatan pada aplikasi
dengan indikator saya tidak mencetak dan mengarsipkan
Berorientasi Mutu dengan baik maka ketersediaan data pada
bidang Insarkom dan Wasdakim tidak

44
akan lengkap jika sewaktu-waktu
dibutuhkan
Akuntabilitas Jika dalam melakukan pengarsipan saya
dengan indikator tidak menempatkannya sesuai indeks dan
transparan tanggal pencarian, maka pengarsipan file
akan serampangan sehingga mempersulit
pencarian pada saat dibutuhkan
Anti Korupsi Jika dalam melakukan pengamatan saya
dengan indikator tidak melakukannya tepat waktu dan
Kerja Keras penuh tanggung jawab maka ketersediaan
data pada bidang Insarkom dan Wasdakim
tidak akan terorganisir dengan baik

45
4.4 Capaian Aktualisasi
 Kegiatan 1 - Melakukan Pemantauan Orang asing

Kegiatan 1 Melakukan Pemantauan dan pengawasan Orang asing

Tanggal 08-10 Juli dan 23-26 Agustus 2018


Lampiran 1. Surat Perintah Tugas
2. Dokumentasi

Uraian Kegiatan :
Sebelum melaksanakan tugas pengawasan dan fungsi intelejen terlabih dahulu saya
menyiapkan bahan administrasi pengawasan keimigrasian seperti Surat Perintah serta
data dan bahan pendukung lainnya. (Komitmen Mutu dengan indikator Efektifitas
dan Akuntabilitas dengan indikator Disiplin)
Saya melakukan penelitian (riset) terhadap WNA yang menjadi target operasi dengan
teliti, cermat dan penuh semangat serta melakukan pengamatan dengan penyamaran
dengan penuh tanggung jawab untuk memperoleh informasi (Komitmen Mutu
danAkuntabilitas)
Kemudian saya membuat daftar hasil pemantauan dengan cermat sesuai kondisi yang
ada sekaligus membaca dan meneliti kembali dengan penuh tanggung jawab (Komitmen
Mutu dan Akuntabilitas)
Saya menyampaikan informasi kepada atasan dengan sopan dan memberikan informasi
yang sebenar-benarnya (Pelayanan Publik) (Anti Korupsi dengan indikator jujur dan
Tanggung Jawab)

Dalam kegiatan ini wilayah kerja yang menjadi sasaran pengawasan dan intelejen
keimigrasian adalah Kabupaten Buton Utara tanggal 08-10 Juli 2018 dan Kabupaten
Buton tanggal 23-26 Agustus 2018.
1. Kabupaten Buton Utara tanggal 08-10 Juli 2018

Bersama tim tiga orang yang terdiri dari Bapak Ridho Aprizal Zawawi, A.Md. Im, SH
selaku Kasubsi Insarkom dan Wasdakim berserta staf Muhamad Hendriyanto, A.Md.
Kep dan saya sendiri Alwan, SH. Pada tanggal 09 Juli 2018 tim langsung bergerak untuk
menuju Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Buton Utara untuk
berkoordinasi tentang keberadan dan kegiatan yang dilakukan warga negara asing yang

46
berada di Kabupaten Buton Utara ( Nasionalisme dengan indikator Kerjasama dan
WoG dengan indikator Kolaborasi)
Tim kemudian bertemu dengan Bapak LM Nafsahu, S.Pd sebagai Kepala Bidang
Kewaspadaan Nasional, saya langsung mengawali dengan memperkenalkan diri
sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami di Kabupaten Buton
Utara adalah untuk mengetahui informasi keberadaan dan aktifitas orang asing yang
berada di Kabupaten Buton Utara. Dalam kegiatan ini Saya akan berkomunikasi dengan
baik menggunakan bahasa yang sopan, tidak berbelit belit tidak menekan untuk menggali
informasi secara cepat dan akurat dengan efisien (Etika publik dan Komitmen Mutu)
Bapak Nafsahu mengatakan bahwa di Kabupaten Buton Utara selama periode Januari
sampai Juni 2018 terdapat 147 (tujuh) orang warga negara asing yang berkunjung,
mereka diantaranya melakukan kegiatan study tour Operation Wallacea di Kecamatan
Kulisusu Utara. Dalam keterangannya beliau menjelaskan bahwa di Kecamatan Kulisusu
Utara yang menjadi koordinator warga negara asing yang melakukan kegiatan study tour
adalah Bapak Sabir(Komitmen Mutu: Efisiensi, Nasionalisme dengan indikator
Kerjasama dan Etika Publik dengan indikator Cermat)
Setelah mendapatkan informasi yang cukup, selanjutnya kami bergerak menuju rumah
bapak Sabir yang menjadi koordinator kegiatan study tour warga negara asing, dalam
perjalanan sebelum sampai dirumah target operasi pengawasan, saya melakukan fungsi
intelejen dengan melakukan pengamatan dengan penyamaran dan penuh tanggung jawab
untuk memperoleh informasi (Komitmen Mutu dan Akuntabilitas)
Dengan masyarakat sekitar saya akan berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa
yang sopan, tidak berbelit belit tidak menekan untuk menggali informasi secara cepat
dan akurat dengan efisien (Etika publik dan Komitmen Mutu)
Setelah cukup mengumpulkan informasi kami selanjutnya langsung menuju dan bertemu
dengan Bapak Sabir, kami selanjutnya mengawali dengan memperkenalkan diri
sekaligus menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kami. Dikediaman Bapak Sabir
tim menemukan tiga warga negara asing berkebangsaan New Zealand yang sedang
melakukan kegiatan study tour Operation Wallacea. (Nasionalisme dengan indikator
Kerjasama, Etika Publik dengan indikator Cermat, Pelayanan Publik dengan
indikator Responsif dan Anti Korupsi dengan indikator Tanggung Jawab)

47
Pada tanggal 10 Juli 2018 saya bersama Tim kemudian melanjutkan kegiatan dengan
mengunjungi beberapa Hotel / Penginapan yang ada di Kabupaten Buton Utara yang
diduga terdapat warga negara asing, namun dari hasil pengecekan Hotel tersebut tidak
didapatkan keberadaan atau kegiatan warga negara asing yang menginap. Dalam
melakukan kegiatan ini Saya akan berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa
yang sopan, tidak berbelit belit tidak menekan untuk menggali informasi secara cepat
dan akurat dengan efisien. (Etika publik dan Komitmen Mutu)
2. Kabupaten Buton tanggal 23- 26 Agustus 2018

Kegiatan pengawasan di Kabupaten buton bersumber dari Surat Sekretariat Daerah


Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara No. 430/2266 tentang perihal
Pemberitahuan Pelaksanaan Pagelaran Festival Pesona Budaya Tua Tahun 2018 bahwa
kegiatan tersebut yang berpusat di Pasarwajo dihadiri oleh beberapa warga Negara asing
yang datang menggunakan kapal layar dan berlabuh di teluk Pasarwajo
setelah mendapatkan informasi tentang Kegiatan Pagelaran Festival Budaya Tua Tahun
2018 di Kabupaten Buton yang dihadiri oleh beberapa warga negara asing tim yang
terdiri dari dua orang staf Subseksi Insarkom dan wasdakim Muhamad Hendrianto,
A.Md. Kep dan saya sendiri Alwan, SH bergerak menuju lokasi di Pasarwajo Kabupaten
Buton dengan mengunakan kenderaan roda empat. (Komitmen Mutu: Efisiensi,
Pelayanan Publik: Kepastian Waktu)
Di Pasarwajo kami langsung menuju ke Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Buton
untuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, kami disambut oleh Bapak Ir.
La Ode Zilfar Djafar, M.Si selaku Sekretaris Daerah Buton. Kemudian dilanjutkan
dengan berkoordinasi ke Kantor Dinas Pariwisarta Kabupaten Buton. (Nasionalisme
dengan indikator Kerjasama, WoG dengan indikator Kolaborasi, Etika public dan
Komitmen Mutu dengan indikator Efektifitas)
Kami kemudian bergerak menuju Pelabuhan Banabungi, setibanya disana kami langsung
berkoordinasi dengan pos Buton Information Center, dilapangan tim menemukan sudah
ada 8 (delapan) kapal layar yang berlabuh diteluk Pasarwajo dengan 16 (Enam Belas)
crew warga Negara asing yang berasal dari Australia, Perancis, Jerman dan New
Zealand. Kami juga berkoordiansi dengan Bapak Rusdi Nudi yang berada di Pos Buton
Information Center yang juga selaku Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan

48
Pariwisata Kabupaten Buton yang memberikan beberapa informasi penting terkait
keberadaat orang asing. Nasionalisme dengan indikator Kerjasama) (WoG dengan
indikator Kolaborasi, (Etika Publik dengan indikator Cermat)
Tanggal 24 Agustus 2018 mengunjungi stand dari Kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Buton disana kami bertemu dengan beberapa pegawai Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dan langsung melakukan koordianasi tentang kunjungan
wisatawan asing terkait dengan kegiatan Pagelaran Festival Budaya Tua Nasionalisme
dengan indikator Kerjasama) (WoG dengan indikator Kolaborasi, (Etika Publik
dengan indikator Cermat)
Pada pengawasan hari ke 3 (Tiga) terhadap kegiatan dan keberaan warga negara asing
pada Kegiatan Festival Budaya Tua Buton 2018 di Takawa Kabupaten Buton. kami
bergerak menuju Pelabuhan Banabungi, setibanya disana saya langsung berkoordinasi
dengan pos Buton Information Center, dilapangan tim menemukan sudah ada 19
(sembilan belas) kapal layar yang berlabuh diteluk Pasarwajo dengan 38 (Tiga puluh
delapan) crew warga Negara asing. (Nasionalisme dengan indikator Kerjasama,
Pelayanan Publik dengan indikator Responsif dan Anti Korupsi dengan indikator
Tanggung Jawab)
Tanggal 26 Agustus 2018 kami melakukan pengawasan hari ke 4 (Empat) terhadap
kegiatan dan keberaan warga negara asing pada Kegiatan Festival Budaya Tua Buton
2018 di Takawa Kabupaten Buton. Kami menghadiri Penutupan acara puncak Pagelaran
Festival Budaya Tua 2018 yang di pimpin langsung oleh Bapak La Bakrie selaku Bupati
Buton. (WoG dengan indikator Kolaborasi Koordinasi & Komunikasi, Etika Publik
dengan indikator Tanggap & Santun serta Pelayanan Publik dengan indikator
Kepastian Waktu)
Analisis Dampak :
Melakukan pemantauan orang asing memiliki dampak ketersediaan data Intelijan
sebagai penunjang kegiatan pengawasan orang asing, Dengan diterapkannya prinsip
ANEKA, Pemantauan akan menjadi semakin optimal dan berguna bagi peningkatan
kinerja seksi insarkom wasdakim. Jika nilai-nilai dasar ANEKA dan Peran Kedudukan
ASN pada kegiatan di atas tidak dilaksanakan maka akan berdampak data yang
dilampirkan tidak lengkap sehingga dapat menghambat proses pengawasan dan intelejen
keimigrasian yang dapat mengancam keutuhan NKRI

49
Dokumentasi Kegiatan 1

Gambar 1. Melakukan Koordinasi dengan Bapak LM Nafsahu, S.Pd sebagai Kepala Bidang
Kewaspadaan Nasional Dinas Kesbangpol Kabupaten Buton Utara tentang keberadaan orang

Gambar 2. Melakukan fungsi intelejen dengan melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar
yang bertujuan mendapatkan informasi tentang keberadaan orang asing

50
Gambar 3. Meminta informasi dari Bapak Sabir yang menjadi koordinator orang asing yang
melakukan kegiatan study tour di Kabupaten Buton Utara sekaligus melakukan pemantauan dan
pemeriksaan dokumen keimigrasian orang asing yang berada dikediaman ybs

Gambar 4. Melakukan kunjunagn ke hotel/penginapan yang diduga terdapat orang asing sekaligus
meminta informasi dari pihak hotel/penginapan tentang kunjungan orang asing

51
Gambar 5. Melakukan kunjunagn ke hotel/penginapan yang diduga terdapat orang asing sekaligus
meminta informasi dari pihak hotel/penginapan

Gambar 6. Melakukan pemeriksaan dokumen keimigrasian terhadap salah seorang warga


negara Pakistan

52
Gambar 7. Melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Buton
tentang keberadaan orang asing pada kegiatan Pagelaran Festival Budaya Tua Buton Tahun
2018 kami disambut dan berkoordinasi lansung dengan Sekretaris Daerah Buton Bapak Ir.
Laode Zilfar Djafar M.Si

Gambar 8. Melakukan koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Buton tentang


keberadaan orang asing pada kegiatan Pagelaran Festival Budaya Tua Buton Tahun 2018

53
Gambar 9. Melakukan koordinasi dengan pos Buton Information Center di pelabuhan
Banabungi teluk Pasarwajo Kabupaten Buton

Gambar 10. Melakukan pemantauan kedatangan orang asing di Pelabuhan Banabungi


Pasarwajo

54
Gambar 11. Melakukan pemantauan kedatangan orang asing di Pelabuhan Banabungi
Pasarwajo

Gambar 11. Menyampaikan informasi keatasan langsung terkait hasil kegiatan pengawasan
keimigrasian

55
 Kegiatan 2 – Melaksanakan Kegiatan Tim Pengawasan Orang Asing

Kegiatan 2 Melaksanakan kegiatan Tim Pengawasan Orang Asing


Tanggal 02 sd 04 September 2018
Lampiran 1. Surat Perintah Tugas
2. Dokumentasi

Uraian Kegiatan
Tim Pengawasan Orang Asing (TimPORA) adalah tim yang terdiri dari instansi dan/atau
lembaga pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi terkait dengan keberadaan dan
kegiatan orang asing.
Kegiatan diadakan di Kabupaten Muna berupa Rapat Koordiansi Tim Pengawasan
Orang Asing Kabupaten Muna Tahun 2018. Rangkaian kegiatan diantaranya
mengadakan rapat persiapan, mempersiapkan sarana dan prasarana, mengikuti rapat, dan
melakukan pengawasan bersama.
Sebelum melaksanakan kegiatan Tim Pengawasan Orang Asing terlabih dahulu saya
menyiapkan bahan administrasi tim pengawasan orang asing seperti Surat Perintah,
undangan rapat serta data dan bahan pendukung lainnya. (Komitmen Mutu dengan
indikator Efektifitas dan Akuntabilitas dengan indicator Disiplin) Saya berkoordinasi
dengan atasan dan senior demi lancarnya rapat koordinasi tim pengawasan orang asing
(Nasionalisme dengan indikator Kerjasama).
Kemudian Dalam kegiatan ini Saya membuat Undangan Rapat Koordinasi TIMPORA
,Surat Perintah dan SK TIMPORA dengan teliti dan cermat (Etika Publik dengan
indikator Cermat)
Setelah meneliti kembali dengan cermat, kemudian saya mencetak Undangan Rapat
Pembentukan TIMPORA, Surat perintah dan SK sesuai dengan ketepatan realisasi target
waktu (Komitmen Mutu dengan indikator Efektivitas)
Saya mengantar dan memastikan surat undangan Rapat TIMPORA kesemua instansi di
Kabupaten Muna tiba dengan tepat waktu (Pelayanan Publik dengan indikator
Tanggung Jawab)
Saya bekerja sama dengan senior saya untuk mempersiapkan saran dan prasarana Rapat
Timpora dengan sebaik baiknya dalam hal ini berkoordinasi dengan pihak hotel Berlian

56
Raha yang akan menjadi tempat berlangsungnya rapat Tim Pora Kab. Muna
(Nasionalisme dengan indikator kerja sama)
Tanggal 03 September 2018 Rapat Koordinasi Tim Pengawasan Orang Asing Kab.
Muna berlangsung di Hotel Berlian dimulai pukul 08.30. Saya mengikuti rapat timpora
dengan sopan, dan memperhatikan dengan seksama jalanya rapat. Dalam kegiatan ini
saya ditugaskan oleh atasan saya Bapak Ridho Aprizal Zawawi, A.Md Im, SH sebagai
moderator jalannya rapat (Manajemen ASN dengan indikator Profesional)
Rapat Koordinasi Tim Pengawasan Orang Asing (TIM PORA) Kabupaten Muna dibuka
oleh Kasubsi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian dan Pengawasan dan
penindakan Keimigrasian Bapak RIDHO APRIZAL ZAWAWI, Amd.Im., SH pada
pukul 09.00 WITA. Sekaligus dilanjutkan dengan pemaparan materi tentang isu-isu
keimigrasian terkini. Pada sesi tanya jawab para peserta rapat Koordinasi Pengawasan
Orang Asing aktif menyampaikan pertanyaan dan informasi-informasi terkini terkait
Pengawasan Orang Asing khususnya di wilayah Kabupaten Muna. Saya selaku
moderator aktif mencatat dan memandu jalannya rapat dengan penuh tanggung jawab,
dan mencatat semua pertanyaan dan masukan dari para peserta rapat. (Nasionalisme
dengan indikator kerja sama, Pelayanan Publik dengan indikator Tanggung Jawab
dan Responsi, Manajemen ASN dengan indikator Profesional, WoG dengan indikator
Kolaborasi dan Etika Publik dengan indikator Taat Perintah).

Analisis Dampak :
Dengan diterapkannya nilai-nilai ANEKA dan Peran dan Kedudukan ASN dalam
melakukan kegiatan Tim pengawasan orang asing memiliki dampak dapat
mensinergikan instansi-instansi terkait yang berhubungan langsung dengan pengawasan
orang asing, sehingga maksud pengawasan atau intelejen imigrasi dapat berjalan sesuai
dengan peraturan dan koridor Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Keimigrasian.
Apabila nilai-nilai ANEKA serta Peran dan Kedudukan ASN tidak diterapkan dalam
kegiatan Tim Pengawasan Orang Asing maka berdampak tidak terlaksannyanya dengan
baik penegakan hukum peratutan keimigrasian khususnya dan peraturan lain pada
umumnya sehingga mengancam keamanan dan kedaulatan negara khususnya diwilayah
kerja Kantor Imigrasi Baubau.

57
Dokumentasi Kegiatan 2

Gambar 1. Memberikan pelayanan kepada peserta rapat Tim Pora yang melakukan
registrasi

Gambar 4. Penyajian materi dan tanya jawab serta bertukarn informasi tentang isu-isu
keimigrasian terkini oleh Bapak Ridho Aprizal Zawawi, A.Md. Im., SH Selaku Kasubsi
Insarkom dan Wasdakim

58
Gambar 5. Bertugas sebagai moderator jalannya rapat koordinasi Tim Pora

Gambar 6. Bertugas sebagai moderator jalannya rapat koordinasi Tim Pora

59
 Kegiatan 3 – Membuat laporan Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian

Kegiatan 3 Membuat laporan pengawasan dan penindakan keimigrasian

Tanggal 05 Juli 2018 s/d 29 Oktober 2018


Lampiran 1. Dokumentasi

Uraian Kegiatan
Membuat laporan pengawasan dan penindakan keimigrasian output yang diharapkan
adalah terwujudnya pelaporan yang baik sesuai dengan kepastian hukum. Disetiap akhir
kegiatan pengawasan saya segera melaksanakan pekerjaan membuat laporan dengan
didahului berkoordinasi dengan atasan terkait data yang sudah saya kumpulkan yang
harus segera diolah (Akuntabilitas dengan indikator Tanggung Jawab)
Kemudian Saya mempersiapkan data yang akan dibuat laporan sekaligus membaca dan
meneliti kembali (Etika Publik dengan indikator Cermat) Saya menghidupkan
komputer dan printer serta menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan
(Nasionalisme dengan indikator Disiplin)
Setelah itu Saya mengkonsultasikan hasil digital laporan kepada atasan untuk ditelaah
kembali (Komitmen Mutu dengan indikator Berorientasi Mutu)
Saya akan merevisi dan memperbaiki laporan jika ada pengetikan maupun data yang
salah sekaligus masukan dari atasan (Anti Korupsi dengan indikator Berani)
Setelah direvisi dan tak ada masalah lagi kemudian saya mencetak dan menyerahkan
laporan kepada Kasubsi Insarkom dan Wasdakim untuk ditandangani sekaligus
membantu menyerahkan kepada Kepala Kantor (Manajemen ASN dengan indikator
Delegasi)
Analisis Dampak :
Dengan menerapkan prinsip ANEKA maka seksi insarkom dan wasdakim akan memiliki
laporan pengelolaan data bidang wasdakim yang akuntabel dan profesional. Hal ini dapat
menjadi indikator kesuksesan target capaian kinerja seksi insarkom dan wasdakim.
Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam kegiatan pembuatan laporan
pengawasan dan penindakan keimigrasian, maka data yang disajikan tidak akan
akuntabel dan serampangan sehingga dapat menghambat target capaian kinerja seksi
Insarkom dan Wasdakim

60
Dokumentasi Kegiatan 3

Gambar 1. Berkoordinasi dengan atasan sebelum membuat laporan untuk menentukan data
yang harus diketik

Gambar 2. Mengolah data dan membuat laporan dengan mengetik di komputer

61
Gambar 3. Bertanya kepada senior apakah masih ada yang perlu ditambahkan dalam laporan

Gambar 4. Menyerahkan hasil laporan kepada atasan untuk diperiksa dan ditanda tangani

62
 Kegiatan 4 – Melakukan proses pembuatan Laporan Kejadian

Kegiatan 4 Melakukan proses pembuatan Laporan Kejadian


Tanggal 13 s/d 16 Agustus 2018
Lampiran 1. Dokumentasi
Uraian Kegiatan
Melakukan pembuatan Laporan Kejadian pada tanggal 13 dan 16 Agustus 2018 terhadap
kasus Overstay Warga Negara Asing yang melakukan kunjungan ke Indonesia. Kegiatan
yang pertama saya lakukan adalah mempersiapkan bahan untuk membuat Laporan
Kejadian berdasarkan informasi dari berkas pemohon
Tanggal 13 Agustus 2018 saya menerima berkas pemohon Kasus overstay atas nama La
Madi Bin La Sadi warga negara Malaysia umur 51 tahunn yang datang memperpanjang
izin tinggalnya, namun terlebih dahulu yang bersangkutan diperiksa atas pelanggaran
overstay. Dalam kasus ini Saya akan menerima pemohon yang datang dengan ramah dan
mempersilahkan pemohon duduk dengan bahasa yang santun tanpa melihat latar belakang
dari Suku, Agama, Ras, atau Golongan Tertentu (Nasionalisme dengan indikator
Persamaan Derajat, Manajemen ASN dengan indikator Sopan)
Saya menerangkan standar operasional prosedur wawancara untuk pembuatan Laporan
Kejadian dan kepastian waktu serta biaya atas tidakan administrasi keimigrasian yang
akan dikenakan (Akuntabilitas dengan indikator Jujur, Anti Korupsi dan Pelayanan
Publik dengan indikator Transparan)
Setelah menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kedepannya kemudian kepada
pemohon saya menanyakan pertanyaan wawancara sesuai petunjuk pertanyaan dan
berdasarkan informasi awal dari pemohon dalam hal ini adalah identitas pemohon serta
terkait tujuan kedatangannya di Indonesia (Etika Publik dengan indikator Integritas
Tinggi)
Saya mengembangkan pertanyaan terkait kronologi peristiwa agar lebih mendapatkan
kevalidan informasi dalam hal ini adalah mengapa yang bersangkutan sampai tidak
menyadari bahwa izin tinggalnya di Indonesia te;ah berakhir (Komitmen Mutu dengan
indikator Inovasi)

63
Saya menyelesaikan tugas dan menyerahkan hasil Laporan Kejadian yang telah
ditandatangani oleh pemohon/pelapor ke atasan sesuai perencanaan (Anti Korupsi dengan
indikator Tanggung Jawab)
Tanggal 16 Agustus 2018 saya menerima berkas pemohon Kasus overstay atas nama Alan
Bin Zahir warga negara Malaysia umur 27 tahun yang datang memperpanjang izin
tinggalnya, namun terlebih dahulu yang bersangkutan diperiksa atas pelangaran overstay.
Dalam kasus ini saya akan menerima pemohon yang datang dengan ramah dan
mempersilahkan pemohon duduk dengan bahasa yang santun tanpa melihat latar belakang
dari Suku, Agama, Ras, atau Golongan Tertentu (Nasionalisme dengan indikator
Persamaan Derajat). Saya menerangkan standar operasional prosedur wawancara untuk
pembuatan Laporan Kejadian dan kepastian waktu serta biaya atas tidakan administrasi
keimigrasian yang akan dikenakan (Akuntabilitas dengan indikator Jujur, Anti Korupsi
dan Pelayanan Publik dengan indikator Transparan)
Saya menanyakan pertanyaan wawancara sesuai petunjuk pertanyaan dan berdasarkan
informasi awal dari pemohon dalam hal ini adalah identitas pemohon serta terkait tujuan
kedatangannya di Indonesia (Etika Publik dengan indikator Integritas Tinggi)
Saya mengembangkan pertanyaan terkait kronologi peristiwa agar lebih mendapatkan
kevalidan informasi dalam hal ini adalah mengapa yang bersangkutan sampai tidak
menyadari bahwa izin tinggalnya di Indonesia te;ah berakhir (Komitmen Mutu dengan
indikator Inovasi)
Saya akan menyelesaikan tugas dan menyerahkan hasil Laporan Kejadian yang telah
ditandatangani oleh pelapor ke atasan sesuai perencanaan (Anti Korupsi dengan indikator
Tanggung Jawab)
Analisis Dampak :
Jika nilai-nilai dasar ANEKA dan Peran Kedudukan ASN pada kegiatan di atas tidak
dilaksanakan maka akan berdampak pada ketidak konsistennya data pelapor, dapat
membuat pola kerja yang acak-acakan serta tidak berdasar pada sumber yang konkret
sehingga mengakibatkan pelayanan dan hasil pemeriksaan yang tidak valid

64
Dokumentasi kegiatan 4.

Gambar 1. Menerima pelapor yang datang, mempersiapkan bahan dan memperlajari berkas
pemohon

Gambar 2. Menginput data pelapor

65
Gambar 3. Pengambilan Foto terlapor

Gambar 4. Melakukan wawancara pembuatan laporan kejadian kasus overstay warga negara
Malaysia

66
Gambar 5. Melakukan wawancara pembuatan laporan kejadian kasus overstay warga negara
Malaysia

Gambar 6. Berkoordinasi dengan senior tentang hasil Laporan Kejadian yang telah dibuat

67
 Kegiatan 5 – Melakukan rangkaian proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan

Kegiatan 5 Melakukan rangkaian proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan


Tanggal 13 s/d 16 Agustus 2018
Lampiran 1. Dokumentasi
2. Daftar pertanyaan Berita Acara Pemeriksaan

Uraian Kegiatan :
Output yang diharapkan dari Melakukan rangkaian proses pembuatan Berita Acara
Pemeriksaan adalah terlaksananya proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan kasus
overstay warga negara asing.
Beberapa tahapan kegiatan diantaranya menyiapkan bahan peralatan yang diperlukan
untuk melancarkan kegiatan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan overstay warga
negara asing, mencatat kebutuhan bahan, mencatat persoalan yang muncul, memulai
proses BAP dengan memberikan pertanyaan yang telah disediakan dan dapat dimengerti
oleh pemohon, mengolah dan mengetik informasi hasil wawancara BAP di komputer,
dan mencatat pekerjaan penyidikan overstay yang telah selesai dilaksanakan. (Anti
Korupsi dengan indikator Tanggung Jawab, Akuntabilitas dengan indikator
Tanggung Jawab, Pelayanan Publik dengan indikator Transparan, Etika Publik
dengan indikator Tanggap & Santun, Pelayanan Publik dengan indikator Kepastian
Waktu)
Dalam kegiatan ini saya melakukan serangkaian proses pembuatan Berita Acara
Pemeriksaan kasus overstay warga negara Malaysia tanggal 13 Agustus 2018 atas nama
La Madi Bin La Sadi dan di tanggal 16 Agustus 2018 atas nama Alan Bin Zahir
Dalam kegiatan ini pertama-tama Saya menghidupkan Komputer dan printer serta
mempersiapkan laporan kejadian yang telah saya buat. (Etika Publik dengan indikator
Integritas Tinggi).
Saya memanggil pemohon ke meja saya dan mempersilahkan pemohon untuk duduk
serta memberikan minum kepada pemohon agar pemohon merasa nyaman sebelum
melakukan proses BAP (Akuntabilitas dengan indikator Mendahulukan Kepentingan
Publik, Manajemen ASN dengan indikator Profesionalisme).
Saya menanyakan keadaan kesehatan jasmani dan rohani pemohon tanpa membedakan
latar belakang pemohon (Nasionalisme dengan indikator Tidak Diskriminatif).

68
Saya menanyakan pertanyaan yang telah dipersiapkan dengan teliti dan tegas agar
pemohon memberikan keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (Komitmen
Mutu dengan indikator Efisien).
Setelah jelas dan cukup saya mencetak hasil BAP pemohon serta mengulangi dan
menunjukkan pertanyaan dan jawaban yang diberikan pemohon kepada pemohon
tersebut dan mempersilahkan pemohon untuk menandatangani hasil Berita Acara
Pemeriksaan tersebut (Anti Korupsi dengan indikator Jujur dan Pelayanan Publik
dengan indikator Transparan
Selanjutnya Saya bertanya kepada rekan sejawat apakah ada lagi yang perlu ditambahkan
(WoG dengan indikator Kerjasama)
Analisis Dampak :
Dengan diterapkannya nilai-nilai ANEKA, maka proses pembuatan BAP akan berjalan
lancar dan membuat pemohon merasa nyaman sekaligus menciptakan profesionalitas
dan meningkatkan kompetensi komunikasi dengan masyarakat. BAP yang dihasilkan
akan memiliki kualitas yang baik.
Apabila nilai-nilai ANEKA dan Peran Kedudukan ASN pada kegiatan di atas tidak
dilaksanakan maka akan berdampak pada ketidak konsistennya data klien, dapat
membuat pola kerja yang acak-acakan serta tidak berdasar pada sumber yang konkret
sehingga mengakibatkan pelayanan dan hasil BAP yang tidak valid

69
Dokumentasi kegiatan 5

Gambar 1. Memulai proses Berita Acara Pemeriksaan dengan melakukan wawancara sesuai
dengan daftar pertanyaan yang telah disediakan

Gambar 2. Mempersilahkan terperiksa untuk membaca dan menandatangani hasil Berita


Acara Pemeriksaan

70
Gambar 3. Berkoordinasi dengan senior tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
proses Berita Acara Pemeriksaan

Gambar 4. Menyerahkan hasil Berita Acara Pemeriksaan kepada atasan untuk diperiksa dan
ditanda tangani.

71
 Kegiatan 6 – Melakukan proses pembuatan Berita Acara Pendapat

Kegiatan 6 Melakukan proses pembuatan Berita Acara Pendapat (BAPEN)


Tanggal 13 s/d 16 Agustus 2018
Lampiran 1. Dokumentasi
Uraian Kegiatan
Output yang diharapkan dari Melakukan rangkaian proses pembuatan Berita Acara
Pendapat adalah terlaksananya proses pembuatan Berita Acara Pendapat kasus overstay
warga negara asing, Beberapa tahapan kegiatan diantaranya mempelajari hasil
koordinasi dengan atasan mengenai pemberian pendapat hasil BAP, mengolah hasil BAP
yang berupa BAPEN di komputer untuk dicetak kemudian, menginput data dan hasil
koordinasi di sistem Nyidakim dengan cepat dan tepat agar tidak terjadi kekeliruan,
mencetak BAPEN, Memberikan cetakan BAPEN kepada Kasubsi Insarkom dan
Wasdakim untuk ditelaah dan ditandatangani yang selanjutnya akan di serahkan kepada
Kakanim, Menyerahkan hasil LK, BAP, dan BAPEN Kasubsi Insarkom dan Wasdakim
kepada Kakanim
Dalam kegiatan ini saya melakukan serangkaian proses pembuatan Berita Acara
Pendapat dari Berita Acara Pemeriksaan kasus overstay warga negara Malaysia tanggal
13 Agustus 2018 atas nama La Madi Bin La Sadi dan tanggal 16 Agustus 2018 atas nama
Alan Bin Zahir
Dalam kegiatan ini pertama-tama Saya akan mempelajari kembali hasil koordinasi
dengan atasan mengenai pemberian pendapat hasil BAP pemohon (Akuntabilitas
dengan indikator Tanggung Jawab).
Kemudian saya membuat format digital Berita Acara Pendapat hasil koordinasi dengan
atasan (Etika Publik dengan indikator Taat Perintah dan Manajemen ASN dengan
indikator Proporsionalitas)
Saya menginputkan data pemohon dan membuat Berita Acara Pendapat sesuai petunjuk
Kasubsi Insarkom dan Wasdakim dengan cepat dan tepat tanpa menambah ataupun
mengurangi instruksi pimpinan. (Nasionalisme dengan indikator Menghormati
Keputusan dan Pelayanan Publik dengan indikator Cepat dan Tepat).
Selanjutnya saya mencetak Berita Acara Pendapat dengan kualitas cetakan yang baik.
(Komitmen Mutu dengan indikator Berorientasi Mutu).

72
Saya memberikan cetakan Berita Acara Pendapat kepada Kasubsi Insarkom dan
Wasdakim untuk ditelaah dan ditandatangani yang selanjutnya akan diserahkan kepada
Kepala Kantor (Anti-Korupsi dengan indikator Disiplin).
Setelah ditanda tangani, saya akan membantu menyerahkan hasil BAP dan BAPEN
kepada Kepala Kantor (Akuntabilitas)
Analisis Dampak :
Jika kita mengerjakan BAPEN dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA, maka akan
meminimalisir dan mengeliminasi kesalahan-kesalahan terutama data pemohon dan
penafsiran kejadian, sehingga memudahkan atasan dalam membaca dan mempelajari
laporan.
Apabila nilai-nilai ANEKA tidak diterapkan dalam

73
Dokumentasi Kegiatan 6

Gambar 1. Berkoordinasi dengan atasan mempelajari hasi Laporan Kejadian dan hasil Berita
Acara Pemeriksaan untuk diolah menjadi Berita Acara Pendapat

Gambar 2. Menginput data hasil koordinasi di sistem Nyidakim dan selanjutnya mencetak
Berita Acara Pendapat

74
Gambar 3. Menyerahkan hasil BAP, LK dan BAPEN Kasubsi Insarkom dan Wasdakim

75
 Kegiatan 7 Melakukan pemantauan pada aplikasi Pelaporan Orang Asing

Kegiatan 7 Melakukan Pengamatan pada Aplikasi Pelaporan Orang Asing

Tanggal 05 Juli s/d 29 Oktober 2018


Lampiran 1. Dokumentasi

Uraian Kegiatan
Aplikasi Pelaporan Orang Asing (APOA) adalah aplikasi tempat melaporkan keberadaan
orang asing dimana penjamin (sponsor) bertanggung jawab atas keberadaan dan kegiatan
orang asing yang dijaminnya. Demikian halnya dengan pemilik/pengurus tempat
penginapan atau perorangan yang berkewajiban untuk memberikan data mengenai orang
asing yang menginap di tempat penginapan atau tempat tinggalnya. Oleh karena itu,
Direktorat Jenderal Imigrasi meminta pelaporan orang asing di setiap pemilik/pengurus
tempat penginapan perorangan yang nmemberikan kesempatan menginap bagi orang
asing kepada Kantor Imigrasi setempat melalui Aplikasi Pelaporan Orang Asing dalam
waktu 1x24 jam sejak orang asing itu menginap.
Output yang diharapkan dari kegiatan melakukan pengamatan pada aplikasi pelaporan
orang asing adalah ketersediaan dan kejelasan data orang asing yang datang ke Baubau
berdasarkan tempat tinggal sementara (penginapan) orang asing tersebut.
Beberapa tahapan kegiatan diantaranya membuka aplikasi APOA di komputer, mengecek
dan mensortir data data orang asing yang baru dilaporkan, bertanya kepada senior apakah
ada yang perlu diperhatikan, mencetak dan membuat softcopy data jumlah orang asing
yang dilaporkan dan mengasrsipakn hasil cetak data pelaporan orang asing
Kegiatan pengamatan melalui Aplikasi Pelaporan Orang Asing ini dilakukan setiap hari
kerja, adapun yang pertama-tama saya lakukan adalah saya akan memperhatikan dengan
seksama data orang asing yang baru dilaporkan agar tidak terjadi ketimpangan dengan
data sebelumnya (Etika publik dengan Indikator Cermat)
Selanjutnya saya bertanya kepada rekan sejawat apakah ada lagi yang perlu diperhatikan
(Manajemen ASN dengan indikator Kerjasama)
Saya mencetak dan membuat softcopy agar terdapat Back up data apabila laporan tercecer.
(Komitmen Mutu dengan indikator Berorientasi Mutu).
Saya mengarsipkan data sesuai dengan nama dan tanggal pelaporan (Akuntabilitas
dengan indikator transparan)

76
Saya selalu meneliti pekerjaan yang dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-
kehatian (Etika publik dengan Indikator Cermat).

Analisis Dampak :
Melakukan pemantauan orang asing melalui aplikasi APOA memiliki dampak
ketersediaan data Intelijan sebagai penunjang kegiatan pengawasan orang asing, Dengan
diterapkannya prinsip ANEKA, Pemantauan akan menjadi semakin optimal dan berguna
bagi peningkatan kinerja seksi insarkom wasdakim.
Jika nilai-nilai dasar ANEKA dan Peran Kedudukan ASN pada kegiatan di atas tidak
dilaksanakan maka akan berdampak data yang dilampirkan tidak lengkap sehingga dapat
menghambat proses pengawasan dan intelejen keimigrasian yang dapat mengancam
keutuhan NKRI

77
Dokumentasi Kegiatan 7

Gambar 1. Mengecek dan mensortir data orang asing yang dilaporkan

Gambar 2. Melakukan pengecekan pada APOA

78
Gambar 3. Berkoordinasi dengan senior tentang hal yang perlu diperhatikan dalam
pemantauan aplikasi pelaporan orang asing

Gambar 4. Mengarsipkan data pelaporan orang asing

79
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Untuk membentuk Aparatur Sipil Negara yang profesional, yang mampu


melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat, diperlukan
pembentukan karakter yang didasarkan pada nilai-nilai dasar profesi pegawai negeri
sipil. Nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti korupsi serta memahami Kedudukan dan Peran ASN
yang meliputi Manajemen ASN, Whole of goverment, dan Pelayanan Publik.

Laporan aktualisasi nilai-nilai dasar ASN ini hasil dari pelaksanaan aktualisasi
di Kantor Imigrasi Kelas III Baubau. Dalam laporan ini diterapkan nilai dasar bagi
ASN dalam melakukan tugas sebagai pelayanan publik yang profesional. Pelaksanaan
Aktualisasi dimulai pada tanggal 05 Juli 2018 sampai dengan Tanggal 29 Oktober
2018 berpedoman nilai-nilai dasar ASN telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan
aktualisasi untuk mewujudkan kinerja pegawai Kantor Imigrasi menjadi lebih baik dan
inovatif.

5.2 Tindak Lanjut Kegiatan Setelah Latihan Dasar CPNS

Dalam upaya optimalisasi pelayanan keimigrasian pada bidang pengawasan,


penyidikan dan penindakan keimigrasian terhadap warga negara asing melalui peran
serta masyarakat dalam memberikan informasi keberadaan orang asing pada Kantor
Imigrasi Kelas III Baubau, tahapan-tahapan kegiatan aktualisasi diatas sangat
membatu kinerja Kantor Imigrasi Kelas III Baubau khususnya pada Subseksi
Informasi sarana dan komunikasi dan Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan
Keimigrasian tetap dilanjutkan dan terus ditingkatkan dengan tetap berpegang teguh
pada Nilai-nilai Dasar Aparatur Sipil Negara.

80
Lampiran-lampiran
Lampiran 1. Jadwal Konsultasi Coach
Jadwal Konsultasi Coach

Nama Peserta : Alwan, SH


Instansi : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Tempat Aktualisasi : Kantor Imigrasi Kelas III Baubau
Metode
No Tanggal Kegiatan Paraf
Konsultasi
1 20 September Bimbingan dan Konsultasi Via
2018 Konsultasi WhatssApp
mengenai Format
LA
2 23 Oktober Bimbingan dan Konsultasi Via
2018 Konsultasi WhatssApp
mengenai laporan
kegiatan
3 26 Oktober Bimbingan dan Konsultasi Via
2018 Konsultasi WhatssApp
mengenai laporan dan Email
kegiatan
4 30 Oktober Bimbingan dan Konsultasi
2018 Konsultasi Final Langsung
mengenai laporan
dan presentasi
5

Coach

Kamal N. Sidik T, S.ST., M.Pd


NIP 19780330 200901 1 005

81
Lampiran 2. Jadwal Konsultasi Mentor
Jadwal Konsultasi mentor

Nama Peserta : Alwan, SH


Instansi : Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Tempat Aktualisasi : Kantor Imigrasi Kelas III Baubau
Metode
No Tanggal Kegiatan Paraf
Konsultasi
1 23 Juli 2018 Bimbingan dan Konsultasi
Konsultasi langsung
mengenai laporan
dan dokumentasi
LA
2 27 Agustus Bimbingan dan Konsultasi
2018 Konsultasi langsung
mengenai laporan
kegiatan
3 24 September Konsultasi Draft Konsultasi
2018 Laporan langsung
Aktualisasi

4 29 September Konsultasi final Konsultasi


2018 dan presentasi langsung
ujian

Mentor

Ridho Aprizal Zawawi, A.Md. Im., SH


NIP. 19880415 200801 1 002

82
Lampiran 3. Formulir Pengendalian Aktualisasi Oleh Mentor
FORMULIR PENGENDALIAN AKTUALISASI OLEH MENTOR

Nama : Alwan, SH
NIP : 19851020 201712 1 001
Jabatan : Analis Keimigrasian Pertama
Unit Kerja : Kantor Imigrasi Kelas III Baubau
Isu : Belum optimalnya pelayanan keimigrasian pada bidang Pengawasan, Penyidikan dan Penindakan Keimigrasian terhadap WNA
No Kegiatan Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
1. Melakukan pemantauan 1. Melaksanakan fungsi intelijan dalam mencari informasi
dan pengawasan orang 2. Melakukan Wawancara kepada masyarakat
asing 3. Membuat daftar informasi yang diperoleh untuk pelaporan
4. Menyampaiakn informasi ke atasan lansung

Output/Hasil

1. Terlaksananya fungsi intelejen dalam mencari informasi


2. Terlaksananya pencarian informasi di masyarakat
3. Tersedianya data pelaporan hasil pengawasan
4. Tersampaikannya informasi dengan cepat, tepat dan akurat ke
atasan

2. Melaksanakan kegiatan Mengadakan rapat persiapan pembentukan TIMPORA


Tim pengawasan orang 2. Membuat Undangan Rapat Pembentukan TIMPORA, Surat
asing (TIMPORA) Perintah Tugas dan SK TIMPORA

83
3. Meneliti dan menelaah kembali Undangan Rapat Pembentukan
TIMPORA ,Surat perintah dan SK TIMPORA yang telah diketik
5. Mencetak Undangan Rapat Pembentukan TIMPORA, Surat
perintah tugas dan SK TIMPORAdengan cermat demi kualitas
yang baik
6. Menyerahkan Undangan Rapat Pembentukan TIMPORA, Surat
perintah tugas dan SK timpora ke atasan untuk kemudian
diperiksa dan ditandatangani
7. Mengantar Undang Rapat Pembentukan TIMPORA ke Instansi
Instansi terkait
8. Mempesiapkan sarana dan prasarana Rapat pembentukan
TIMPORA
9. Mengikuti Rapat TIMPORA bersama Atasan, senior dan
perwakilan Instansi terkait
10. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan bersama tim di lokasi
yang menjadi target operasi

Output/Hasil

1. Terlaksananya rapat rencana kegiatan Timpora


2. Terlaksananya pembuatan undangan, surat perintah tugas dan SK
TimPora
3. Terlaksananya pembuatan undangan, surat perintah tugas dan SK
TimPora
4. Tersedianya Sarana dan prasarana rapat TimPora
5. Terlaksananya rapat Tim Pengawasan Orang Asing

3. Membuat laporan 1. Saya akan berkoordinasi dengan atasan sebelum membuat laporan
pengawasan dan untuk menentukan data yang harus diketik
penindakan 2. Saya akan mempersiapkan data yang akan dibuat laporan sekaligus
keimigrasian membaca dan meneliti kembali

84
3. Saya akan menghidupkan komputer dan printer serta menyiapkan
bahan dan peralatan yang diperlukan
4. Saya akan membuat laporan dengan mengetik di komputer
5. Saya akan mengkonsultasikan hasil digital laporan kepada atasan
untuk ditelaah kembali
6. Saya akan merevisi dan memperbaiki laporan jika ada pengetikan
maupun data yang salah sekaligus masukan dari atasan
7. Saya akan mencetak dan menyerahkan laporan kepada Kasubsi
Insarkom dan Wasdakim untuk ditandangani sekaligus membantu
menyerahkan kepada Kakanim

Output/Hasil

1. Terlaksanya koordinasi dengan atasan dalam mempersiapkan data


laporan pengawasan
2. Tersedianya bahan laporan pengawasan dan penindakan
keimigrasian
3. Tersedianya peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan
pengawasa dan penindakan keimigrasian
4. Terwujudnya konsultasi dengan atasan dalam membuat laporan
pengawasan
5. Terwujudnya pelaporan pengawasan yang benar.

4. Melakukan proses 1. Mempersiapkan bahan untuk membuat Laporan Kejadian


pembuatan Laporan berdasarkan informasi dari berkas pemohon
Kejadian (LK) Overstay 2. Menghidupkan komputer dan printer untuk mengetik dan
mencetak LK.
3. Menerima pemohon yang datang untuk melakukan proses BAP
dan LK
4. Mempersilahkan pemohon untuk duduk dan memberikan minum
kepada pemohon sebelum memulai proses BAP dan LK
85
5. Menanyai pemohon apakah pemohon dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani
6. Memulai proses pembuatan BAP dan LK dengan memberikan
pertanyaan yang telah disediakan dan dapat dimengerti oleh
pemohon
7. Mengolah dan mengetik hasil wawancara berdasarkan informasi
yang didapat dari pemohon di komputer
8. Mencetak hasil LK
9. Bertanya kepada senior apakah ada yang perlu ditambahkan
10. Meng-input hasil LK ke dalam sistem Nyidakim untuk kemudian
dicetak dan diserahkan serta ditandatangani oleh Kasubsi Insarkom
Wasdakim dan Kakanim

Output/Hasil
1. Tersedianya bahan dan peralatan dalam membuat laporan kejadian
2. Terlaksananya standar layanan dalam melaksanakan kegiatan
pembuatan Laporan Kejadian
3. Terwujudnya hasil Laporan Kejadian yang profesional
4. Terlaksananya proses pembuatan laporan kejadian

5. Melakukan proses 1. Mempersiapkan bahan untuk melakukan BAP seperti komputer,


pembuatan Berita Acara printer, laporan kejadian dan berkas pemohon yang akan
Pemeriksaan (BAP) melakukan proses BAP
2. Menerima pemohon yang datang untuk melakukan proses BAP
3. Mempersilahkan pemohon untuk duduk dan memberikan minum
kepada pemohon sebelum memulai proses BAP
4. Menanyai pemohon apakah pemohon dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani
5. Memulai proses BAP dengan memberikan pertanyaan yang telah
disediakan dan dapat dimengerti oleh pemohon

86
6. Mengolah dan mengetik informasi hasil wawancara BAP di
komputer
7. Mencetak hasil BAP
8. Bertanya kepada senior apakah ada yang perlu ditambahkan
9. Meng-input hasil BAP ke dalam sistem Nyidakim untuk kemudian
dicetak dan diserahkan serta ditandatangani oleh Kasubsi
Insarkom Wasdakim dan Kakanim

Output/Hasil
1. Tersedianya bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam
pembuatan Berita Acara Pemeriksaan
2. Terlaksananya standar layanan dalam proses pembuatan Berita
Acara Pemeriksaan
3. Terwujudnya hasil Berita Acara Pemeriksaan yang profesional
4. Terlaksananya proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan

6. Melakukan proses
pembuatan Berita Acara 1. Mempelajari hasil koordinasi dengan atasan mengenai pemberian
Pendapat (BAPEN) pendapat hasil BAP
2. Mengolah hasil BAP yang berupa BAPEN di komputer untuk
dicetak kemudian
3. Menginput data dan hasil koordinasi di sistem Nyidakim dengan
cepat dan tepat agar tidak terjadi kekeliruan
4. Mencetak BAPEN
5. Memberikan cetakan BAPEN kepada Kasubsi Insarkom dan
Wasdakim untuk ditelaah dan ditandatangani yang selanjutnya
akan di serahkan kepada Kakanim
6. Menyerahkan hasil BAP, LK dan BAPEN Kasubsi Insarkom dan
Wasdakim kepada Kakanim

Output/Hasil

87
1. Tersedianya bahan hasil koordinasi mengenai pembuatan Berita Acara
Pendapat
2. Terlaksananya proses pembuatan Berita Acara Pendapat Sesuai dengan
SOP

3. Terlaksananya proses pembuatan Berita Acara Pemeriksaan


7. Melakukan pemantauan
pada Aplikasi
Pelaporan Orang Asing
(APOA) 1. Membuka Aplikasi APOA di Komputer
2. Mengecek dan Mensortir data data orang asing yang baru
dilaporkan
3. Bertanya kepada senior apakah ada yang perlu diperhatikan
4. Mencetak dan membuat softcopy data jumlah orang asing yang
dilaporkan
5. Mengasrsipak hasil cetak data pelaporan orang asing

Output/Hasil
1. Tersedianya bahan peralatan yang dibutuhkan dalam proses pemantauan
aplikasi APOA
2. Terlaksananya proses pemantauan APOA sesuai dengan SOP
3. Tersedianya data hasil pemantauan pada aplikasi POA
4. Terwujudnya kearsipan data pada Aplikasi POA
5. Ketersediaan dan kejelasan data orang asing yang datang ke wilayah
kerja kantor Imigrasi Kelas III Baubau berdasarkan tempat tinggal
sementara (penginapan) orang asing tersebut

88

Anda mungkin juga menyukai