Anda di halaman 1dari 15

Bab 5.

Isyu Lingkungan Hidup


5.1. Latar Belakang

Masalah lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi


PBB tentang Lingkungan Hidup di Stockholm, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di
Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya
Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas
Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972.
Faktor terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia.
Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan tantangan yang diatasi dengan
pembangunan dan industrialisasi, namun justru mempercepat persediaan segala kebutuhan
hidup yang mempercepat terjadinya pencemaran lingkungan.
Isu lingkungan global saat ini tidak lepas dari permasalahan pangan, energi,
pertumbuhan penduduk, dan perubahan iklim yang berkitan dengan pengelolaan sumberdaya
hutan tropika yang saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, baik di tingkat nasional
maupun dalam permasalahan lingkungan global. Peranan hutan dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat sekitar rendah, sementara hubungan hutan dengan perubahan iklim
telah menjadi sorotan dunia, menyangkut kontribusi hutan pada emisi gas rumah kaca (GRK)
maupun peran hutan dalam mitigasi perubahan iklim.
Keterkaitan hutan dengan lingkungan yang demikian kuat telah membawa perubahan
pada kebijakan nasional Indonesia yang telah ditunjukkan dengan adanya pengintegrasian
Kementerian Kehutanan dengan Kementerian Lingkungan Hidup menjadi satu kementerian,
yaitu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Di lain pihak, perkembangan ilmu, teknologi, dan seni Silvikultur telah berkembang
pesat dan menghasilkan inovasi-inovasi yang membanggakan, antara lain: sistem informasi,
teknik, instrumentasi, dan kebijakan. Inovasi bidang Silvikultur tersebut diharapkan mampu
menjawab problema untuk revitaliasasi pembangunan kehutanan. Terbatasnya diseminasi dan
‘sharing’ informasi tentang pengembangan Ipteks Silvikultur telah membatasi peran
Silvikultur dalam merespon revitalisasi pembangunan kehutanan untuk menghadapi
tantangan nasional, regional, dan global. (Wahyudin, 2008).
Selaian itu penggunaan energi dalam kehidupan sehari-hari saat ini, manusia
cenderung bersifat konsumtif dalam penggunaan energy baik energi listrik maupun bahan
bakar minyak (BBM) secara berlebihan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap
kelestarian lingkungan. Kebutuhan manusia terhadap sumber energi yang semakin meningkat
tentunya mempengaruhi tingginya tingkat penambangan sumber-sumber daya energy di
bumi.

‘13 Rekayasa Lingkungan


1 Ir. Zainal Arifin, MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada saat ini, keadaan lingkungan sebagai tempat hidup manusia dan mahkluk hidup
lainnya berada pada kondisi yang sangat memperihatinkan. Banyaknya kasus kerusakan
lingkungan yang terjadi disebabkan oleh pemanfaatan sumber daya alam untuk keperluan
energi untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mempertimbangkan
kemampuan lingkungan dalam menghasilkan sumber daya energi. Hutan sebagai suatu
ekosistem ataupun sebagai tempat tinggal mahkluk hidup yang juga merupakan paruparu
dunia, berfungsi untuk melindungi dan menyeimbangkan suhu bumi agar tetap hangat serta
terhindar dari radiasi sinar matahari. Saat ini terganggu kelestariannya yang disebabkan oleh
berbagai kegiatan eksploratif sumber daya alam (SDA) yang tidak ramah lingkungan.
Kerusakan terhadap fungsi hutan sebagai penyeimbang suhu dan pelindung bumi dari
radiasi sinar matahari menyebabkan peningkatan suhu bumi yang saat ini lebih dikenal
dengan istilah global warming atau pemanasan global. Global warming disebabkan oleh
tingginya tingkat konsentrasi gas-gas, seperti karbondioksida, metana dan nitrogen oksida di
atmosfer bumi. Hal tersebut merupakan hasil pembakaran bahan bakar minyak (BBM) yang
berasal dari asap kendaraan bermotor maupun pembakaran batubara (sebagai salah satu
bahan baku pembangkit listrik) yang melampaui batas kemampuan tumbuh-tumbuhan dan
laut untuk menyerapnya.
Berdasarkan perhitungan World Wide Fund (WWF) tahun 2007 bahwa sector
transportasi menyumbang sekitar seperempat dari total pencemaran yang terhimpun di
atmosfer. Maka, semakin banyak manusia menggunakan bahan bakar minyak (BBM),
semakin besar pula sumbangan manusia terhadap pemanasan global atau global warming.
Meningkatnya jumlah penggunaan energi listrik saat ini secara langsung akan mempengaruhi
potensi ketersediaan sumber daya alam batubara di bumi. Ditambah lagi tersedianya alat-alat
elektronik rumah tangga yang cenderung kurang ramah lingkungan, seperti AC (Air
Conditioner), kulkas dan sebagainya yang menghasilkan CFC (Chlor Fluor Carbon), yaitu
salah satu gas berbahaya yang apabila di atmosfer terlalu banyak akan merusak lapisan ozon.
Apabila penggunaan energi listrik tersebut tidak disertai dengan pertimbangan yang
ekonomis dan kurangnya penerapan terhadap perilaku hemat energi, maka dapat dipastikan
akan memberikan sumbangan pada percepatan terjadinya krisis energi. Selain itu,
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor saat ini juga berdampak buruk bagi kualitas udara
di perkotaan karena akan menyebabkan pencemaran udara yang tinggi dan disamping itu
kurang tersedianya tumbuhtumbuhan hijau sebagai paru-paru kota untuk membersihkan
udara kota (Sunarto, 2008).
Ketersediaan sumber-sumber energi yang semakin menipis dan terjadinya berbagai
bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan sebagainya merupakan akibat dari
kerusakan lingkungan yang sebahagian besar merupakan aktifitas manusia dalam
kehidupannya. Masyarakat perlu diatur pola konsumsinya dan lingkungan hidup perlu
dikelola dengan baik pemanfaatannya secara optimal agar ketersediaannya mencukupi
kebutuhan generasi saat ini, tanpa harus mengurangi kemampuannya untuk memenuhi
Rekayasa Lingkungan & Teknik
‘13
2 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
kebutuhan generasi yang akan datang sehingga hubungan keduanya antara masyarakat dan
lingkungan hidup bersifat sinergis.

5.2. Penyebab dan Dampak Isu Ligkungan

5.2.1. Isu Lingkungan Lokal

Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah


diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya
lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari
alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak akibat negatif yang akan menimpa
makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain: penyakit-penyakit akan menyebar secara
menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena
akan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan.
Jagat raya hanya tinggal menunggu masa kehancurannya saja. Memang banyak cara
yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para ilmuwan memberikan berbagai
masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai dengan latar belakang keilmuannya. Para
sastrawan pun tak ketinggalan untuk berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah
santer belakangan ini. Penyebab dan Dampak Lingkungan Lokal
a. Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air
tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup yang
lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman pangan.
b. Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung
limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua dapat
terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang. Dampak: ganggungan
kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat, penurunan produktifitas
pangan, dll.
c. Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air berkurang.
d. Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah, mengganggu
perekonomian dan kegiatan transportasi
e. Erosi pantai : terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi ekonomi
seperti kegiatan pariwisata.
f. Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak
digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti kawasan
mangrove. Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan mengganggu
kesehatan.

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
3 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
5.2.2. Isu Lingkungan Nasional

Tanam Untuk Kehidupan adalah satu komunitas yang punya perhatian untuk isu-isu
lingkungan. Tujuan utama digelar acara ini adalah sebagai ajang pendidikan dan hiburan
untuk membuka opini masyarakat agar peduli lingkungan bermaksud mengajak masyarakat
untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merawat lingkungan mereka sendiri. Acara ini
sendiri juga jadi wadah kolaborasi seni budaya lokal, nasional, dan internasional dalam
mengekspresikan kepedulian mereka terhadap lingkungan, mempromosikan seni budaya serta
pariwisata Salatiga, dan memperluas jaringan kerjasama antara komunitas seni dan
lingkungan dari Australia dan Indonesia.
Anak-anak juga ikut berpartisipasi pada acara ini Anak-anak lebih mudah diajak
untuk peduli lingkungan daripada orang dewasa. Apabila sejak kecil mereka telah terbiasa
untuk mencintai lingkungan, maka kebiasaan ini akan berlanjut sampai mereka dewasa nanti.
Kegiatan tentang lingkungan seperti ini harusnya lebih sering dilakukan karena bagus untuk
menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pelestarian lingkungan. Penyebab dan Dampak
Lingkungan Nasional
a. Kebaran Hutan : Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau ulah
manusia . kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksut pembukaan lahan
untuk perkembunan. Dampaknya: memberi kontribusi CO2 di udara, hilangnya
keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan dan
asapnya bisa berdampak kenegra lain. Tidak hanya pada local namun ke negra
tetanggapun juga terkena.
b. Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh
kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak lepas
pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal tenggelam
yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan. Dampak : mengakibatkan
limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air laut. Dapat berdampak
kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan permukaan laut yang
menyebabkan penetrasi matahari berkurng menyebabkan fotosintesis terganggu,
pengikatan oksigen, dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.

5.2.3. Isu Lingkungan Global

Sebelumnya orang menduga masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi


faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan
udara dll. Belakangan orang mulai menyadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi
iklim dan lingkungan secara signifikan. Ambilah contoh penebangan hutan, mempengaruhi

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
4 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
perubahan suhu dan curah hujan secara lokal. Ketika area hutan yang hilang semakin luas,
maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional. Kenapa hutan
ditebang? Tentu saja ada motivasi-motivasi manusia yang membuat mereka menebang hutan,
misalnya motivasi ekonomi. Untuk skala negara, negara membutuhkan devisa untuk
menjalankan roda pembangunan. Karena industri negara belum mapan dan kuat, maka yang
bisa diekspor untuk menambah devisa adalah menjual kayu. Modal dan keahlian yang
dibutuhkan untuk menebang pohon relatif kecil dan sederhana, bukan?
Menjadi masalah global yang mempengaruhi lingkungan juga misalnya pertumbuhan
penduduk dunia yang amat pesat. Pertumbuhan penduduk memiliki arti pertumbuhan
kawasan urban dan juga kebutuhan tambahan produksi pangan. Belum lagi ada peningkatan
kebutuhan energi. Pada masing-masing kebutuhan ini ada implikasi pada lingkungan.
Coba kita perhatikan contoh dari kebutuhan lahan urban dan lahan pertanian.
Pemenuhan kebutuhan ini akan meminta konversi lahan hutan. Semakin lama daerah-daerah
resapan air makin berkurang, akibatnya terjadi krisis air tanah. Di sisi lain di beberapa
kawasan berkemiringan cukup tajam menjadi rawan longsor, karena pepohonan yang tadinya
menyangga sistem kekuatan tanah semakin berkurang. Kemudian karena resapan air ke tanah
berkurang, terjadilah over-flow pada air permukaan. Ketika kondisi ini beresonansi dengan
sistem drainase yang buruk di perkotaan terjadilah banjir. Banjir akan membawa berbagai
penderitaan. Masalah langsungnya misalnya korban jiwa dan harta. Masalah tidak
langsungnya misalnya mewabahnya berbagai penyakit, seperti malaria, demam berdarah,
muntaber dll.
Sekarang kita beralih ke masalah eksploitasi energi. Saat ini Indonesia misalnya
masih sangat bergantung pada sumber energi minyak bumi. Ini yang menjelaskan betapa
hebohnya pemerintah dan masyarakat akibat masalah minyak. Pemerintah bingung menutupi
anggaran belanja negara, karena besarnya pengeluaran untuk impor minyak. Masyarakat
bingung sebab kenaikan harga minyak memililiki efek berantai pada kenaikan harga barang-
barang di lapangan.
Yang ingin saya tekankan di sini adalah bahwa penggunaan minyak dari sisi
lingkungan, dan lebih spesifiknya sisi komposisi udara di atmosfir, berarti peningkatan gas
carbon dioxida (CO2). Gas ini, bersama lima jenis gas lain diketahui menjadi penyebab
terjadinya efek pemanasan global (global warming). Diperkirakan diantara tahun 1990-2100
akan terjadi kenaikan rata-rata suhu global sekitar 1,4 sampai 5,8 derajat celsius.
Akibatnya akan terjadi kenaikan rata-rata permukaan air laut disebabkan mencairnya
gunung-gunung es di kutub. Banyak kawasan di dunia akan terendam air laut. Akan terjadi
perubahan iklim global. Hujan dan banjir akan meningkat. Wabah beberapa penyakit akan
meningkat pula. Produksi tumbuhan pangan pun terganggu. Pendek kata akan terjadi
pengaruh besar bagi kelangsungan hidup manusia.

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
5 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Para peneliti dan ilmuwan yang bergerak di bidang lingkungan sudah sangat ngeri
membayangkan bencana besar yang akan melanda umat manusia. Yang jadi masalah,
kesadaran akan permasalahan lingkungan ini belum merata di tengah umat manusia. Ini akan
lebih jelas lagi kalau melihat tingkat kesadaran masyakat di negara berkembang. Jangankan
masyarakat umum, di kalangan pemimpin pun kesadaran masalah lingkungan ini masih
belum merata.
Di tengah kondisi di atas dimulailah prakarsa-prakarsa pro-lingkungan pada tingkat
global. Kyoto Protokol adalah konvensi yang masih cukup hangat dan masih akan
diberlakukan secara efektif mulai tahun 2007. Isi utama Protokol ini adalah upaya
pengurangan emisi enam gas yang mengakibatkan kenaikan suhu global. Pada tahun 2008-
2012 akan diadakan pengukuran sistematis balance pengeluaran dan penyerapan gas-gas ini
pada semua negara yang telah menandatangani Protokol ini.
a. Pemanasan Global
Pemanasan Global / Global Warming
pada dasarnya merupakan fenomena
peningkatan temperature global dari
tahun ke tahun karena terjadinya efek
rumah kaca yang disebabkan oleh
meningkatnya emesi gas karbondioksida,
metana, dinitrooksida, dan CFC sehingga
energy matahari tertangkap dalam
atmosfer bumi.

Gambar 5.1. Efek Rumah Kaca (Green Peace)

Dampak bagi lingkungan


biogeofisik : pelelehan es di
kutub, kenaikan mutu air laut,
perluasan gurun pasir,
peningkatan hujan dan banjir,
perubahan iklim, punahnya flora

dan fauna, migrasi fauna dan hama penyakit.


Dampak bagi aktiitas sosial ekonomi
masyarakat: gangguan pada pesisir dan kota
pantai, gangguang terhadap prasarana fungsi
jalan, pelabuhan dan bandara. Gangguan
terhadap pemukiman penduduk, ganggungan
produktifitas pertanian. Peningkatan resiko
kanker dan wabah penyakit
Rekayasa Lingkungan & Teknik
‘13
6 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
b. Penipisan Lapisan Ozon
Dalam lapisan statosfer pengaruh radiasi
ultraviolet, CFC terurai dan membebaskan atom
klor. Klor akan mempercepat penguraia ozon
menjadi gas oksigen yang mengakibatkan efek
rumah kaca. Beberapa atom lain yang
mengandung brom seperti metal bromide dan
halon juga ikut memeperbesar penguraian ozon.
Dampak bagi makhluk hidup: lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang bisa
menyebabkan kematian, meningkatkan kasus katarak pada mata dan kanker mata,
menghambat daya kebal pada manusia (imun), penurunan produksi tanaman jagung,
kenaikan suhu udara dan kematian pada hewan liar, dll.
c. Hujan Asam
Proses revolusi industri mengakibatkan
timbulnya zat pencemaran udara. Pencemaran
udara tersebut bisa bereaksi air hujan dan
turun menjadi senyawa asam. Dampaknya :
proses korosi menjadi lebih cepat, iritasi pada
kulit, sistem pernafasan, menyebabkan
pengasaman pada tanah.

Gambar 5.2. Hujan Asam

d. Penurunan keaneragaman hayati


Adalah keaneragaman jenis spesies makhluk hidup.
Tidak hanya mewakili jumlah atau sepsis di suatu

Rekayasa Lingkungan & Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


‘13
7 Penyehatan
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
wilayah, meliputi keunikan spesies, gen serta ekosistem yang merupakan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui.

Dampaknya: karena keaneragaman hayati ini memeliki potensi yang besar bagi
manusia baik dalam kesehatan, pangan maupun ekonomi

Gambar 5.3. Penurunan Keanekaragaman Hayati (http://4.bp.blogspot.com/-


p3kQWjrpsMQ/Ta1MGjsiD5I/AAAAAAAAAFw/uJudl4ZFPIE/s1600/KIPRAH8-3b.jpg

e. Pencemaran limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)


Bbahan yang diindentifikasi memiliki bahan
kimia satu atau lebih dari karasteristik mudah
meledak, mudah terbakar, bersifai reaktif,
beracun, penyabab infeksi, bersifat korosif.
Dampak : dulunya hanya bersifat lokal
namun sekarang antar negara pun melakukan
proses pertukaran dan limbanya di buang di
laut lepas. Dan jika itu semua terjadi maka
limbah bahan berbahaya dan beracun dapat
bersifat akut sampai kematian makhluk
hidup. (Humairah :
http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/ Tokoh Lingkungan Gaylord Nelson:
Pencetus Hari Bumi dan Hari Lingkungan Se-Dunia)

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
8 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
5.3. Upaya Penanggulangan Masalah Lingkungan

1.3.1. Pembangunan berwawasan lingkungan


Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan
bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara saja, melainkan
tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita
sampai manula. Setiap orang harus melakukan
usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di
sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-
masing. Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan
sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi
yang layak huni bagi generasi anak cucu kita
kelak.
Pembangunan berwawasan lingkungan
adalah usaha meningkatkan kualitas manusia
secara bertahap dengan memerhatikan faktor
lingkungan. Upaya-upaya mengatasi masalah
lingkungan hidup sebagimana diuraikan dibawah
ini
a. Usaha Mengatasi berbagai Masalah Lingkungan Hidup Pada umumnya
permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
b. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan
sumber daya alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya.
c. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber
daya alam maka diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
d. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
e. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat
dilakukan dengan cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
f. Pengelolaan Daur Ulang Sumber Daya alam Tingkat pencemaran dan kerusakan
lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan pengembangan usaha seperti
mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang menganggap sampah

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
9 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
g. Sampah sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan
tentunya dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam
upaya untuk mengatasi masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan menggunakan konsep daur ulang
adalah sebagai berikut:
1). Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.

2). Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai
ekonomis.
3). Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.

1.3.2. Upaya yang Dilakukan Pemerintah


Pelestarian lingkunagn hidup yang dilakukan di Indonesia mengacu pada UU No.23
1997. UU ini berisi tentang rangkaian upaya untuk melindungi kemampuanlingkungan hidup
terhadap terhadap tekanan perubahan dan dampak negative yang ditimbulkan suatu kegiatan.
Upaya ini dilakukan agar kekayaan sumberdaya alam yang ada dapat berlanjut selama ada
kehidupan.
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki
tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian
lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna
Tanah.

b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan


Lingkungan Hidup.

c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa


Mengenai Dampak Lingkungan).

d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, Tujuan


pokok Badan Pengendalian Lingkungan:

1) Menanggulangi kasus pencemaran.

2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).

3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

4) Mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.

1.3.3. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah


Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap
kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing.Beberapa upaya
yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:
Rekayasa Lingkungan & Teknik
‘13
10 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

1). Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan
dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran
air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta
terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi.

2). Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada
tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus
berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus.

3). Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan
menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula
gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu
dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan.

b. Pelestarian udara

1). Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas
memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen.

2). Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar
oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup
setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara
lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat.

3). Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara
lain:

a) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita Tanaman
dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan
menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer
jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga
kelembapan udara akan tetap terjaga.

b) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik


pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot
kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara
di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi
lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.

c) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC
maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas
Rekayasa Lingkungan & Teknik
‘13
11 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon
menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter
bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar
angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan
merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.
Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer.

c. Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus


menerus berlangsung sejak
dahulu hingga kini tanpa
diimbangi dengan
penanaman kembali,
menyebabkan kawasan
hutan menjadi rusak.
Pembalakan liar yang
dilakukan manusia
merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan
merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya
menyediakan bahan pangan
maupun bahan produksi, melainkan
juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan
cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk


melestarikan hutan:

1). Reboisasi atau penanaman


kembali hutan yang gundul.

2). Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.

3). Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.

4). Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.

5). Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut
dan pantai banyak disebabkan karena ulah
manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di
laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan
kegatan-kegiatan manusia yang mengancam
kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi

Rekayasa Lingkungan & Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


‘13
12 Penyehatan
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar
pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

1). Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.

2). Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut,
karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.

3). Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.

4). Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

e. Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan,


dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan
mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan
demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:

1). Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.

2). Melarang kegiatan perburuan liar.

3). Menggalakkan kegiatan penghijauan

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
13 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
1. Sumber :Humairah : http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/ Tokoh
Lingkungan Gaylord Nelson: Pencetus Hari Bumi dan Hari Lingkungan Se-Dunia.

2. The 3rd National Seminar of Silviculture & The 1st International Seminar of SilvicultureIn
Commemoration of 10-year Anniversary of Department of Silviculture, Faculty of Forestry,
Bogor Agricultural University)

3. Nitsuki Matsushima, Senin, 20 Oktober 2014, Makalah kerusakan lingkungan hidup dan upaya
pelestarian

4. http://go.worldbank.org/CAPNPS2I10lingkungan

5. Kusuma Atmadja, Mochtar, (1992). Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut. Jakarta;
Sinar Grafika..

6. Suparmi, Niniek, (1994). Pelestarian Pengelolaan dan Penegakan Hukum Lingkungan. Jakarta;
Sinar Grafika.

7. Soemartono, R.M. Gatot P (1996). Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta; Sinar Grafika.

8. Soejono, (1996). Hukum Lingkungan dan Peranannya Dalam Pembangunan.Jakarta; Rineka


Cipta.

9. Soemarwoto, Otto (1997). Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta;Djembatan.

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
14 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Isi

5.1. Latar Belakang...............................................................................................................................1

5.2. Penyebab dan Dampak Isu Ligkungan...........................................................................................3

5.2.1. Isu Lingkungan Lokal........................................................................................................3

5.2.2. Isu Lingkungan Nasional...................................................................................................4

5.2.3. Isu Lingkungan Global.......................................................................................................4

5.3. Upaya Penanggulangan Masalah Lingkungan................................................................................9

Daftar Pustaka.....................................................................................................................................14

Daftar Isi..............................................................................................................................................15

Rekayasa Lingkungan & Teknik


‘13
15 Penyehatan Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Ir. Zainal Arifin, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai