Anda di halaman 1dari 4

Policy Brief : No.

09/Juli 2010

Akan dibahas di Kongres XI IAKMI di Bandung,


POLICY BRIEF
Media ini bertujuan untuk menjadi jembatan antara pengkajian akademik,
3 Agustus 2010 (Forum Desentralisasi) penelitian dengan pengambilan kebijakan di sektor kesehatan.

Kebijakan mempercepat pencapaian MDG4 dan MDG5 dalam era desentralisasi:


Panel Session 2: 13.45 – 15.15 (90 menit) Upaya Pemerintah Pusat dan Daerah Menerapkan Kebijakan
Rincian Acara: yang Mengarah ke Promotif dan Preventif
13.45 – 13.50
Pengantar oleh Moderator: Dr. dr. Deni Sunjaya DEA (Universitas Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM
Padjadjaran)
Pendahuluan dan anak mempunyai berbagai
13.45 – 14.00 hambatan dan sumbatan yang
Presentasi: Hasil Penelitian tentang Sumbatan dan Hambatan dalam Indonesia masih mengalami kesulitan dalam membahayakan keberhasilan program.
Program Kesehatan Ibu dan Anak” oleh Tim Universitas Gadjah Mada mencapai indikator MDG4 dan MDG5 ditahun 3. Pemerintah Kabupaten/Kota seharusnya
Pembicara: Prof. dr. Laksono Trisnantoro MSc PhD 2014. Sementara itu perhatian Kabinet mempunyai peran penting untuk
sangat besar untuk pencapaian MDG4 dan mendanai Standar Pelayanan Minimal
14.00 – 14.40 yang sebagian besar mempunyai
MDG5. Hal ini ditandai dengan kenaikan
Pembahasan : indikator KIA. Akan tetapi hal ini tidak
anggaran untuk pelayanan kesehatan Ibu dan
1. Dr. Arum Atmawikarta, SKM dilakukan. Pemerintah Propinsi masih
Anak sampai pada tahun 2014.
(Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas)
belum mempunyai peran yang jelas
2. Dr. Budihardja Singgih, MPH
dalam program KIA, walaupun
(Dirjen Bina Gizi Masyarakat dan Kesehatan Ibu dan Anak) Isu kebijakan KIA dalam
* Dalam Konfirmasi
mempunyai dana dari pemerintah pusat.
era desentralisasi di tahun 2010 4. Di lapangan terjadi situasi yang
3. Dr. Supriyanto, Sp.P, MARS
(Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan) Berdasarkan berbagai penelitian dan menunjukkan keterpisahan antara
4. Dr. Alma Lucyati, MKes, MSi, MHKes pengamatan menujukkan berbagai hal pelayanan kesehatan ibu dan anak di
(Kepala Dinkes Provinsi Jawa Barat) sebagai berikut: pelayanan primer dengan yang berada di
5. Drg. Multi J.Bhatarendro, MPPM. (Kepala Dinkes Kota Pontianak) 1. Kebijakan KIA merupakan hal penting rumahsakit. Dokter spesialis kebidanan
Catatan untuk para pembahas: untuk pemerintah pusat, namun tidak dan anak di rumahsakit kurang aktif
- Waktu yang disediakan sekitar 7 (tujuh) menit per pembahas penting untuk pemerintah daerah. Hal dalam program KIA secara keseluruhan.
- Tidak diperlukan powerpoint ini dibuktikan dengan sedikitnya Dalam konteks kegawatan, dirasakan
- Dipersilahkan untuk mengacu pada daftar pertanyaan atau anggaran pemerintah daerah untuk KIA, ada keterpisahan antara PONED di
bahan yang diharapkan untuk dibahas. walaupun pemerintah daerah yang Puskesmas dengan PONEK di
bersangkutan termasuk kuat rumahsakit.
14.40 – 14.15 kemampuan ekonominya. Hal ini 5. Berbagai kegiatan termasuk tindakan
Diskusi Umum mencerminkan ketergantungan promotif dan preventif yang ada di daftar
program KIA pada dana pusat di era di jurnal internasional Lancet masih
desentralisasi; mempunyai kesulitan mendapatkan
2. Anggaran pemerintah pusat untuk pembiayaan.
program kesehatan ibu dan anak Indonesia masih mengalami kesulitan dalam
meningkat pada tahun-tahun mencapai indikator MDG4 dan MDG5 ditahun
mendatang (2010 – 2014), walaupun pola 2014. Sementara itu perhatian Kabinet
peningkatan belum stabil. Akan tetapi sangat besar untuk pencapaian MDG4 dan
pengamatan menunjukkan bahwa MDG5. Hal ini ditandai dengan kenaikan
kebijakan penganggaran kesehatan ibu anggaran untuk pelayanan kesehatan Ibu dan
Anak sampai pada tahun 2014.

diterbitkan oleh:
8 Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
1
Phone. +62 274 549424, 549425
Website http://www.kebijakankesehatanindonesia.net
Dekonsentrasi, Dana Tugas Pembantuan; Penyusun
Analisis Kebijakan (2) Dana pemerintah pusat yang menjadi Ka DinKes Kota Tasikmalaya Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, Ph.D (Bagian IKM FK UGM)
phone: 0811253295 email: trisnantoro@yahoo.com
APBD: Dana Alokasi Umum dan Dana Bagaimana strategi untuk meningkatkan
Kebijakan pemerintah dalam KIA dianalisis Alokasi Khusus; (4) Dana Jamkesmas; dan kepemilikan pemerintah daerah dalam dr. Ova Emilia (Bagian Ilmu Kebidanan dan Kandungan FK UGM)
email: ovaemilia@yahoo.com.au
berdasarkan isi, konteks, proses, dan pelaku (4) dana lain-lain seperti komponen KIA kesehatan ibu dan anak. Bagaimana
kebijakan. Setelah analisis, usulan kebijakan dalam BOK. Mekanisme penganggaran kegiatan preventif dan promotif
Meineni Sitaresmi (Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UGM)
email: msitaresmi@yahoo.com
akan dipaparkan. yang banyak ini menyulitkan koordinasi, dilakukan? Apa saja hambatan dan Yulia Widiati
termasuk untuk memastikan apakah ada sumbatan yang ada dalam pelayanan email: ywidiati@yahoo.com
Analisis Isi dana untuk pelayanan preventif dan kesehatan ibu dan anak di Kota Deni Harbianto
Sebagian besar kebijakan KIA ditetapkan promotif. Tasikmalaya? Bagaimana peran Dinas
email: d_harbianto@yahoo.com

oleh pemerintah pusat. Dalam isi kebijakan lain dalam pembangunan kesehatan ibu
M Faozi Kurniawan (Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM)
email: ojikk@yahoo.com
pelayanan, KIA terjadi beberapa hal: Analisis Konteks Penyusunan Kebijakan dan anak? Apa usulan untuk kebijakan
1. Kebijakan-kebijakan KIA sangat kuat di Kebijakan perencanaan program dan pusat?
pemerintah pusat sejak masa Presiden penganggaran untuk KIA berada dalam
Suharto. Dukungan dana semakin suasana masa transisi desentralisasi
meningkat di lima tahun terakhir ini dan kesehatan dari tahun 2000 sd 2007. Masa Bagi Masyarakat dan swasta
t er u s m e n i n g k a t . S e m e n t a r a i t u transisi ini menarik karena Kementrian d i h a r a p k a n m e m b e r i ko n t r i b u s i
pemerintah daerah yang diharapkan Kesehatan mempunyai masa dimana pendanaan sesuai dengan apa yang ada
mendanai berbagai program KIA, terlihat pimpinannya tidak memperhatikan secara di daftar Lancet.
belum cukup memberikan perhatian. detil kebijakan desentralisasi (periode 2004 –
2. Terjadi fragmentasi kebijakan antara 2009). Akibatnya berbagai peraturan tentang
Direktorat Jendral BinKesmas dan desentralisasi termasuk aspek penganggaran
Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik tidak diperhatikan secara seksama. Dalam
dalam pelayanan KIA primer dan konteks desentralisasi ada berbagai Untuk mengikuti forum diskusi dan informasi terbaru
sekunder/tertier. Belum ada pelaksanaan peraturan yang penting untuk KIA: mengenai kebijakan kesehatan silahkan kunjungi
kebijakan yang integratif antara kedua 1. Perencanaan program KIA seharusnya http://www.kebijakankesehatanindonesia.net
DitJen, termasuk dalam PONED dan dimulai dari Kabupaten Kota dengan
PONEK. mengacu pada Standar Pelayanan
3. Kebijakan KIA di pemerintah pusat belum Minimal. Apabila pemerintah
mencakup hubungan antar berbagai Kabupaten/Kota tidak mampu maka
profesi di kesehatan ibu dan anak. perlu ada bantuan Propinsi dan
Sebagian besar kebijakan menyangkut selanjutnya Pusat.
bidan. Belum ada kebijakan yang 2. Dalam konteks penganggaran, pada
mengatur hubungan dokter spesialis tahun 2004 sampai dengan 2009, berada
obsgin, anak, dokter umum, bidan dan dalam lingkup UU 33 tahun 2004, PP
perawat. Sementara itu di berbagai mengenai Dana Perimbangan (PP 55
daerah dibutuhkan kegiatan yang tahun 2005), Permenkeu mengenai DAK
mengatur task-shifting antara dokter (PMK 175). Pada tahun 2008 terbit PP 7
obsgin dengan dokter umum (misalnya yang mengatur mengenai Dana
dalam ijin dokter umum melakukan Dekonsentrasi. Dengan demikian
bedah Sesar kalau tidak ada dokter kebijakan penganggaran di tahun 2010
spesialis obsgin). harus mengacu pada berbagai aturan di
4. Penganggaran pusat untuk KIA selama ini atas. Khusus untuk DAK sebenarnya
terdiri dari berbagai sumber dana yang menurut PP 55 tahun 2005 ada
cukup kompleks, antara lain: (1) Dana kesempatan Kementrian Kesehatan
pusat yang tetap menjadi APBN: Dana untuk mengusulkan DAK untuk prioritas

2 7
nasional seperti KIA, akan tetapi hal ini kesehatan belum jelas pelaksanaannya.
DirJen Bina Gizi Masyarakat dan Bagi Pemerintah Propinsi: tidak berjalan. Akibatnya isi DAK Pada tahun-tahun 2004 sampai dengan 2009,
Kesehatan Ibu dan Anak (d/h Dirjen Menggunakan dana-dana pemerintah terkesan menjadi domain Kementrian terjadi hambatan dalam pencairan dana
Bina Kesehatan Masyarakat): pusat untuk kegiatan dekonsentrasi, Keuangan. pemerintah pusat. Sebagian besar dana
Ada berbagai pertanyaan yang ada: serta untuk kegiatan yang menjadi Disamping konteks desentralisasi, ada pula pemerintah pusat yang berasal dari Dana
Bagaimana prospek penggabungan tanggung jawab propinsi (sesuai dengan konteks internasional. Kebijakan tentang KIA Dekonsentrasi mengalami hambatan dalam
urusan pelayanan kesehatan ibu dan PP38 tahun 2007). di pemerintah pusat sejarahnya dimulai dari pencairan (biasanya sekitar bulan Agustus
anak oleh DitJen Pelayanan Medik Mengusahakan dana-dana Propinsi pemikiran di luar negeri yang terkait dengan tahun berjalan)2. Sebagai dampak terjadi
dan Ditjen Binkesmas? Apakah ada untuk membantu Kabupaten/Kota yang kesehatan wanita dan anak. Demikian pula pengurangan waktu untuk pelaksanaan. Di
dampaknya terhadap kegiatan dinilai tidak mampu menjalankan SPM. isu MDG4 dan MDG5 berasal dari proses daerah dilaporkan kejadian tidak terserapnya
promotif dan preventif. Bagaimana kebijakan lembaga di luar negeri. Kebijakan dana dekonsentrasi.
strategi pendekatan promosi dan Hal yang diharapkan dikomentari : penganggaran KIA ditetapkan dengan Kebijakan Dana Alokasi Khusus terbatas pada
preventif dalam kesehatan ibu dan Ka DinKes Propinsi Jawa Barat keputusan politik presiden dalam sebuah fasilitas fisik, peralatan, dan obat3. DAK
anak di masa mendatang. Apakah Bagaimana menggunakan dana konteks yang dipengaruhi oleh kebijakan membutuhkan semacam dana pendamping
akan bertumpu pada sumber dana dekonsentrasi (APBN) dan dana dari internasional. Saat ini kebijakan APBD yang menyedot anggaran kesehatan
pusat ataukah daerah? Jika dari propinsi (APBD Propinsi) sesuai Tupoksi internasional mengenai pemilihan program untuk kegiatan fisik. Akibatnya terjadi
pemerintah pusat, apakah akan Dinas Kesehatan Propinsi sesuai PP 38 KIA dipengaruhi oleh majalah Lancet yang kekurangan dana untuk operasional dan di
menggunakan Dana Dekonsentrasi, tahun 2007. Bagaimana meningkatkan melakukan pemaparan mengenai pelayanan beberapa daerah dilaporkan adanya
DAK atau dana lainnnya? kemampuan Dinas Kesehatan Propinsi KIA yang efektif. kelebihan anggaran untuk fisik4. Sementara
untuk melakukan pembinaan teknis? itu laporan di berbagai daerah menunjukkan
DirJen Bina Upaya Pelayanan Bagaimana peran Propinsi dalam aspek Proses Kebijakan bahwa alokasi APBD untuk KIA sangat
Ke s e h a t a n (d / h D i r j e n B i n a promotif dan preventif. Apa saja Untuk tahun 2010-2014 telah dinyatakan rendah5. Pemerintah propinsi dan kabupaten
Pelayanan Medik): hambatan yang dirasakan? Apa usulan pagu anggaran dengan kenaikan belum memberikan dana yang cukup untuk
Ada berbagai pertanyaan yang ada: untuk kebijakan pusat? dibandingkan tahun-tahun sebelumnya1. KIA.
Bagaimana prospek penggabungan Penentuan kegiatan penganggaran tahunan
urusan pelayanan kesehatan ibu dan dilakukan dalam siklus penganggaran Aktor Pelaku
anak oleh DitJen Pelayanan Medik Bagi Pemerintah Kabupaten: tahunan yang dipengaruhi aspek politik DPR, Kementrian Kesehatan dan berbagai
dan Ditjen Binkesmas: Bagaimana Mengusahakan dana untuk KIA dari cukup besar. Dana harus dialokasikan Unit Pusat seperti BKKBN dan Bappenas
dampaknya terhadap upaya APBD sesuai dengan SPM yang ada. berdasarkan jenisnya (DAU, DAK, Dana merupakan aktor-aktor yang selama ini
pendekatan klinik dalam kesehatan Dana dari APBD ini diharapkan banyak D e ko n s e n t r a s i , Tu g a s Pe m b a n t u a n , banyak mengembangkan kebijakan. Ikatan
ibu dan anak. Bagaimana usaha yang bersifat operasional, termasuk Jamkesmas, dll). Terlihat ada kesulitan untuk Profesi, LSM dan media di Jakarta telah ikut
meningkatkan ketersediaan u n t u k p r e v e n t i f d a n p r o m o t i f. mengkoordinasikan dalam rangka serta, namun masih belum maksimal. Belum
pelayanan dokter spesialis dan mutu Diharapkan DAK untuk KIA dapat membiayai kegiatan yang dianggap efektif ada mekanisme untuk mengawasi
pelayanan di Rumahsakit untuk berhasil diperjuangkan oleh pemerintah oleh Lancet. perencanaan dan penganggaran program
menjalankan PONEK? Bagaimana pusat sehingga ada tambahan dana KIA di pemerintah pusat dan daerah.
mengintegrasikan PONED dan untuk daerah. Dinas-dinas di luar Dinas Pelaksanaan kebijakan
PONEK?Siapa yang mengatur Kesehatan yang mempunyai wewenang Ada berbagai isu penting dalam pelaksanaan Untuk penganggaran ada berbagai catatan
mengenai task-shifting? Bagaimana penganggaran sebaiknya dihimbau kebijakan. Program KIA masih belum mampu penting mengenai para pelaku:
peran sumber pendanaan untuk memberikan kontribusi dalam menjamin berjalannya pelayanan kesehatan Dana Dekonsentrasi: Kebijakan penggunaan
pemerintah daerah dan pusat? pencapaian MDG4 dan MDG5. Dinas- ibu dan anak yang efektif; masih belum dana dekonsentrasi terutama dipegang oleh
Bagaimana hubungannya dengan dinas ini akan menjadi penggerak besar terintegrasinya pelayanan kesehatan primer Kementrian Kesehatan. Akan tetapi
dana jaminan kesehatan masyarakat kegiatan promotif dan preventif. dengan sekunder/tertier; pelaksanaan penggunaannya dibatasi oleh PP 7 tahun
(Jamkesmas)? program kegiatan yang dilakukan oleh Dinas 2008 yang tidak boleh melimpahkan ke
sektor lain dan masyarakat di luar Dinas Pe m e r i n t a h K a b u p a t e n / Ko t a . D a n a
Ke s e h a t a n m a s i h b e l u m m a k s i m a l , dekonsentrasi terutama digunakan untuk
pembagian wewenang antar berbagai profesi tugas pemerintah pusat yang dilimpahkan ke
1 3
Informasi mengenai Pagu Anggaran dapat dilihat di Bappenas Lihat PerMenKeu 175 tahun 2009

6 2
Kasus di Jawa Barat menunjukkan bahwa dana turun berdasarkan
Sk Gubernur paling cepat dianggarkan pada bulan maret, dengan tenggat
4

5
Contoh kasus menarik di Kabupaten Merauke dimana fasilitas pelayanan
terus dibangun sementara untuk operasional kurang.
3
waktu pencairan dana setelah ada konsolidasi dengan KPPN, sekitar bulan Dari studi kasus di empat (4) kabupaten/kota setiap daerah
Juni sampai dengan Agustus. mengalokasikan dana kurang dari 5% anggaran kesehatan daerah untuk
KIA atau 0,2% dari total APBD kabupaten/kota
propinsi. Sesuai dengan Asas Dekonsentrasi, dan MDG5. Demikian pula, dukungan
dana ini tidak boleh dialokasikan langsung ke pemerintah daerah yang rendah menjadi Usulan Kebijakan dan Anak. Dalam DAK baru ini ada
pemerintah kabupaten/kota, harus melalui penghambat besar untuk tercapainya MDG4 beberapa hal penting:
6
kewenangan pemerintah Propinsi. dan MDG5. Berdasarkan pengamatan, maka Bagi Pemerintah Pusat: 1. Alokasi anggaran pusat DAK dapat
Dana Alokasi Khusus: Pemegang kebijakan kebijakan penganggaran dana pemerintah Dalam Perencanaan Program dipergunakan untuk operasional
utama adalah Kementrian Keuangan dan pusat merupakan hal penting mengingat - Melakukan integrasi perencanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak.
DPR. Kementrian teknis terlihat sulit sebagian besar dana pembangunan antara pelayanan kesehatan primer 2. Dana pendamping dari daerah
mengelola dana ini. Menteri Keuangan setiap kesehatan untuk KIA berasal dari pusat. Akan d a n s ek un d er / t er t i er. D en g a n disesuaikan dengan tingkat
tahun mengeluarkan Peraturan Menteri tetapi ada berbagai hambatan dan sumbatan disatukannya pelayanan puskesmas kemampuan fiskal daerah. Semakin
mengenai DAK. Peraturan Menteri Keuangan dana pusat seperti yang tertulis di atas. dan pelayanan rumahsakit dalam besar kemampuan fiskal maka
ini terlihat belum mengadopsi kepentingan Akibat hambatan dan sumbatan Direktorat Jendral Bina Upaya prosentasenya diharapkan semakin
kementrian teknis. dalam penganggaran dan penyalurannya Pelayanan Kesehatan diharapkan besar.
Dana Tugas Pembantuan: Selama ini maka dana pemerintah pusat gagal untuk akan memudahkan integrasi ini. 3. Mengacu ke SPM Kesehatan
dipergunakan untuk RS melalui DitJen Bina menjadi pelaku penting dalam mendukung - Menyusun petunjuk mengenai 4. A l o k a s i a n g g a r a n d i h a r a p k a n
Pelayanan Medik dalam program PONEK pelayanan kesehatan untuk KIA yang pelayanan kesehatan ibu dan anak menggunakan formula yang berbasis
untuk fisik dan peralatan.7 Dana besar ini dianggap efektif oleh laporan Lancet, dan sistem rujukan pada variabel variabel yang
untuk kegiatan yang bersifat kuratif. termasuk kegiatan preventif dan promotif. - Menyusun pedoman task-shifting mempengaruhi besarnya biaya
Dana Jamkesmas: Kebijakan berada di Pusat Artinya masih banyak strategi yang dinilai dalam pemberian pelayanan dari operasional, kemampuan fiskal
J a m i n a n Pe m b i a y a a n K e s e h a t a n d i efektif belum dapat didanai oleh pembiayaan dokter spesialis ke dokter umum atau daerah, dan status kesehatan ibu dan
Kementrian Kesehatan. Alokasi berdasarkan pemerintah pusat.8 Program pemerintah bidan/perawat, atau dari dokter ke anak di daerah.
penggunaan fasilitas oleh masyarakat miskin pusat sulit menjadi efektif di daerah. Bukti perawat, bidan. Pedoman ini diharap
(pelayanan kuratif). Sebagian dipergunakan mengenai sulitnya Indonesia mencapai menyangkut hubungan antar Catatan:
untuk pelayanan operasional promosi di MDG4 dan MDG5 dalam lima tahun terakhir9 berbagai profesi. BOK Puskesmas sebaiknya masuk
Puskesmas. Akan tetapi tidak semua pelaku dapat dilihat sebagai suatu kemungkinan sebagai DAK yang sudah diperbaiki.
berani memanfaatkannya. kegagalan sistem pembiayaan KIA oleh Dalam Penganggaran Diharapkan Kementrian Kesehatan
Dana APBD: Berada di pemerintah propinsi pemerintah pusat. Perubahan Kebijakan tentang Dana menggunakan mekanisme
dan kabupaten/kota. Pelaku utama adalah Dekonsentrasi: penganggaran yang ada dalam UU 33
pemerintah daerah (Dinas Kesehatan dan Resiko yang dihadapi di masa mendatang: Secara umum diharapkan untuk tahun 2004 agar tidak menambah
Dinas-dinas lain) serta DPRD. Berbagai Adanya hambatan dan sumbatan dalam mengurangi besaran Dana kompleksitas penganggaran dan
laporan menunjukkan bahwa para pelaku pembiayaan dan penyaluran dana program Dekonsentrasi dan mengalihkan ke koordinasi antar sumber.
penganggaran ini masih menganggap bahwa KIA oleh pemerintah pusat dan fragmentasi Dana Alokasi Khusus. Hal ini sesuai
dana KIA harus berasal dari pemerintah pelayanan dapat meningkatkan risiko dengan UU Keuangan dalam
pusat. Catatan: dana-dana untuk preventif terjadinya kegagalan dalam skala yang lebih Desentralisasi (UU 33 tahun 2004).10 Bahan diskusi:
dan promotif sebenarnya bisa dicari dari luas di tahun-tahun mendatang. Dana Dana Dekonsentrasi ditujukan untuk Dalam pertemuan IAKMI di Bandung
Dinas lain misal Dinas PU untuk air bersih, dekonsentrasi dapat terhambat diturunkan, membiayai kegiatan pusat yang diharapkan ada komentar dari pejabat
Dinas Pendidikan untuk infrastruktur sulit dilaksanakan, dan mempunyai risiko dilimpahkan ke daerah sesuai dengan PP pusat:
kesehatan dan pelayanan di sekolah-sekolah, tidak terserap. Dana Alokasi Khusus apabila 7 tahun 2008.
dan Badan Pemberdayaan Wanita, dan lain- tidak diubah akan meningkatkan proyek- Pimpinan Bappenas:
lain. proyek fisik dan obat, namun gagal untuk Perubahan kebijakan tentang DAK Bagaimana prospek perbaikan dana
meningkatkan kegiatan operasional bagi Dilakukan perubahan DAK melalui pemerintah pusat dan
Analisis keseluruhan pelayanan KIA. perubahan kebijakan Menteri penyalurannya? Apakah akan
Kebijakan dalam Perencanaan KIA yang Keuangan. Apabila dibutuhkan perlu menggunakan DAK ataukah Dana
terfragmentasi dalam konteks pusat dan untuk merubah PP no 55 tahun 2005 Dekonsentrasi? Bagaimana Prospek
daerah, terfragmentasi dalam konteks tentang Dana Perimbangan. Sebaiknya BOK?
pelayanan primer dengan sekunder/tertier, ada DAK untuk pelayanan kesehatan Ibu
menjadi hambatan untuk mencapai MDG 4
6 8 10
Lihat PP 7 tahun 2008 mengenai Dana Dekonsentrasi dan Tugas Observasi di lapangan menunjukkan dimana banyak usulan strategi dan Lihat UU 33 tahun 2004 pasal 108, Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas

4 7
Pembantuan pada pasal (5), (8) dan (9)
Dana Tugas Pembantuan yang digunakan untuk Pelayanan KIA di Rumah
Sakit Daerah, dialokasikan dari pusat melalui dirjen yanmedik .
9
intervensi kesehatan yang berbasis evidence yang diusulkan sulit
mendapatkan dana.
Saat ini sedang dilakukan analisis data kematian bayi dengan
Pembantuan yang merupakan bagian dari anggaran kementerian
negara/lembaga yang digunakan untuk melaksanakan urusan yang
menurut peraturan perundang-undangan menjadi urusan Daerah, secara
5
bertahap dialihkan menjadi Dana Alokasi Khusus.
menggunakan data Susenas secara seri sampai tahun 2009 oleh WHO
dan UGM. Ada kecenderungan terjadi pelambatan laju penurunan angka
kematian bayi.

Anda mungkin juga menyukai