Anda di halaman 1dari 5

Pemeriksaan Inspeksi Ginjal

A. Pengertian Inspeksi

Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan
mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan untuk
mengkaji/menilai pasien (Raylene, 2012). Sebagai individu-individu, kita selalu menilai
orang lain setiap hari, membangun kesan pada pikiran kita mengenai orang lain, memutuskan
apakah kita menyukai atau tidak menyukai mereka, dan secara umum akan tetap bersama
mereka atau sebaliknya menjauhi mereka. Yang tidak kita sadari, sebenarnya kita telah
melakukan inspeksi. Secara formal, pemeriksa menggunakan indera penglihatan
berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, persisten dan tanpa terburu-buru, sejak
detik pertama bertemu, dengan cara memperoleh riwayat pasien dan, terutama, sepanjang
pemeriksaan fisik dilakukan.
Inspeksi juga menggunakan indera pendengaran dan penciuman untuk mengetahui
lebih lanjut, lebih jelas dan memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan
suara atau bau yang berasal dari pasien. Pemeriksa kemudian akan mengumpulkan dan
menggolongkan informasi yang diterima oleh semua indera tersebut, baik disadari maupun
tidak disadari, dan membentuk opini, subyektif dan obyektif, mengenai pasien, yang akan
membantu dalam membuat keputusan diagnosis dan terapi (Douglas, 2018).
Inspeksi terdiri dari pemeriksaan visual abdomen yang dimulai dari bentuk
abdomen, kelainan kulit, massa abdomen, dan pergerakan dinding abdomen pada saat
respirasi. Abnormalitas yang terdeteksi pada pemeriksaan memberikan petunjuk untuk
patologi intra-abdomen; ini diteliti lebih lanjut dengan auskultasi dan palpasi (Emil, 2008)
Massa yang terlihat di daerah abdomen bagian atas mungkin sulit untuk di palpasi
jika massa lunak, seperti pada kasus hidronefrosis. Fullness (distensi) dalam sudut
costovertebral mungkin konsisten atau terkait dengan kanker atau infeksi perinepric. Apabila
nampak lekukan di kulit saat posisi berbaring dan juga adanya edema paling kuat menjadi
dugaan sekunder untuk adanya abses perinefrik.
Gambar Inspeksi Ginjal Posterior Gambar Distensi Abdomen

B. Prosedur Inspeksi Ginjal

Sebelum di perawat memulai melakukan pemeriksaan fisik pada pasien, perawat


meminta pasien untuk berkemih terlebih dahulu. Pemeriksaan inspeksi yang dapat dilakukan
pada sistem ginjal antara lain inspeksi di bagian perut adanya luka/ scar, kesimetrisan dan
pergerakan abdomen. selain itu inspeksi daerah pinggang dan pinggul bagian belakang juga
diperlukan. inpeksi ini meliputi inspeksi adanya tonjolan, luka, dan scars. Selain itu, perawat
dapat melakukan pemeriksaan tambahan untuk inspeksi berupa edema periorbital, edema
ekstremitas, tanda tanda komplikasi yang mungkin terjadi, dan status mental. Pasien yang
mengalami gangguan ginjal, misalnya CKD, mengalami anemia, sehingga ditemukan tanda-
tanda konjungtiva anemis dan kuku pucat. Selain itu mereka juga menunjukkan kulit yang
menghitam (hiperpigmentasi) dan kelemahan saat aktivitas. Selain itu inspeksi urine juga
perlu dilakukan,hal yang perlu di kaji meliputi warna urin, volume urin, karena gangguan dari
ginjal juga bisa dilihat dari urinnya misal warna urin merah atau gelap itu dicurigai adanya
cancer.

Prosedur pemeriksaan inspeksi abdomen terkait sistem ginjal :

1. Minta pasien untuk berbaring telentang dengan kepala di atas bantal dan kedua tangan di
samping tubuhnya untuk merelaksasikan otot abdomen. Buka bagian abdomen yang akan di
periksa

2. Lihat adanya distensi abdomen (curiga adanya APKD dan obstruktive uropathy) dan
inspeksi juga daerah suprapubik untuk melihat adanya bladder distenstion.

3. Lakukan inspeksi pada abdominal jika terdapat massa di abdominal, massa keras dan padat
kemungkinan terjadi keganasan atau infeksi perinefritis.
4. Inspeksi daerah pinggang adanya luka, misal adanya luka post op saluran renal dan luka di
bagian illiac fossae untuk post op transplantasi ginjal

5. Perawat bisa juga menemukan adanya kateter pada pasien yang menjalani peritoneal
dialysis atau luka kecil di bagian midline hypochondrium

Inspeksi terhadap penampakan fisik / general appearance pada pasien juga diperlukan.
Inpeksi terhadap general appearance ini juga krusial dilakukan saat pemeriksaan fisik.
Beberapa penampilan fisik umum yang bisa di observasi pada pasien antara lain :

1. Inspeksi adanya hyperventilasi pada pasien. kondisi ini dapat mengacu pada metabolik
asidosis

2. Inspeksi adanya cegukan/ hiccup yang berlebihan pada pasien. Kondisi ini dapat menjadi
hal yang tidak menyenangkan pada pasien dan menandakan adanya uremia

3. Inspeksi adanya bau napas amonia yang menandakan kegagalan fungsi ginjal

4. Pada pasien CKD biasanya kulit akan terlihat pucat hal ini dapat disebabkan karena
kegagalan eksresi pigmen urinary (urochromes) di perberat juga dengan adanya anemia.
Warna kulit bahkan bisa cenderung berwarna abu- abu batu sampai keperakan dikarenakan
deposisi besi pada pasien yang menjalani dialysis yang menjalani transfusi darah, tapi gejala
ini dapat sedikit berkurang pada pasien yang juga menerima terapi erythropoietin. Salah satu
kasus gangguan ginjal, misalnya CKD, pada saat inspeksi pasien mengalami anemia,
sehingga ditemukan tanda-tanda: konjungtiva anemis, kuku pucat. Selain itu, mereka juga
menunjukkan kulit yang menghitam (hiperpigmentasi) dan kelemahan saat aktivitas.

5. Pada tahap terminal, pasien biasanya dapat terlihat sangan mengantuk dan akhirnya jatuh
pada koma

6. Inspeksi kondisi telapak tangan harus dilakukan. Inspeksi adanya leuconychia (bintik
bintik putih pada kuku). Muchrcke's nail. hal ini menandakan hypoalbuminemia (misal terjadi
pada sindrom nefrotik). Half and Half nail (kondisi kuku dimana, bagian distal kuku
berwarna merah atau coklat sedangkan bagian proximal berwarna pink atau putih) biasa
terlihat pada pasien CKD.
Gambar Leuconychia

Gambar Muchrcke's nail

7. Pada inspeksi kulit biasanya di temukan stretchmark dan ekskoriasi yang menandakan
uremic pruritus

Gambar Pruritus

8. Inspeksi wajah pasien untuk tanda- tanda anemia dan jaundice (jarang) yang disebabkan
oleh retensi sampah nitrogenous
9. Inspeksi adanya band keratopathy yaitu deposisi kalsium pada kornea dan intrapapebral

Gambar Band Keratopathy

Referensi

Douglas, G, Nicol, F.(2018) Macleod's Clinical Examination 13th Edition. Elsevier. New
York

Emil et all. 2008. Smith’s General Urology 7th ed : Physical examination of Genitourinary
Tract part Kidney page 39. Mc Graw Hill Publisher : New York

Nian, Afrian. (2017). Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan Keperawatan.
Yogyakarta: Deepublish

Talley, NJ, O'Connor,S. (2014). Clinical Examination : A Systematic Guide to Physical


Diagnosis 7th Edition. Elsevier. Australia

Williams & Hopper (2007). Understanding Medical Surgical


th
Nursing.3 edition. Philadelphia : Davis Company

Anda mungkin juga menyukai