STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Tn. Z/Laki-laki/42 tahun
b. Pekerjaan/Pendidikan Terakhir:Honorer/ SMA
c. Alamat : RT 03, Pasir Panjang
II. Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
a. Status perkawinan : Menikah
b. Jumlah anak : 1 orang
c. Status ekonomi keluarga : Keadaan sosial ekonomi cukup
d. Kondisi rumah : Pasien tinggal bersama istri dan 1 orang
anaknya di sebuah rumah panggung, dengan atap seng, dinding dan
lantai papan. Rumah pasien terdiri dari 1 kamar tidur, 1 dapur, dan 1
kamar mandi. Pencahayaan dan ventilasi dirumah pasien cukup baik.
Kamar mandi menggunakan wc jongkok. Sumber air bersih berasal dari
PDAM dan pencahayaan dari PLN.
e. Kondisi lingkungan sekitar rumah : Pasien tinggal di daerah
permukiman yang cukup padat. Jarak antar satu rumah dengan rumah
lainnya cukup dekat.
1
tidak dipengaruhi dengan gerakan nafas ataupun gerakan tubuh. Nyeri dirasakan
ketika pasien sedang beraktivitas dan nyeri menghilang dengan istirahat. Sesak
nafas (-), mual dan muntah (-), jantung berdebar (-). Nyeri dada dirasakan hanya
sebentar. Pasien mengatakan pada saat itu tidak berobat karena merasakan keluhan
sudah menghilang ketika pasien istirahat. BAB dan BAK pasien tidak ada
masalah.
VI. Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang
relevan
Pasien senang makan makanan yang berlemak seperti santan dan daging,
Pasien sering makan gorengan sebagai sarapan pagi.
Pasien seorang perokok aktif sejak berumur 17 tahun, dalam sehari
menghabiskan ± 1 bungkus
Minum minuman alkohol (-)
Pasien jarang berolahraga
VII.Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah :140/90 mmHg
Nadi : 86x/menit
Pernafasan : 18x/menit
Suhu : 36,7°C
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 156 cm
IMT : 24,6 (Normoweight)
2
Status Generalisata
1. Kepala : Normocephal
2. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
bulat, isokor, diameter 3mm, refleks cahaya (+/+)
3. THT : Tidak ada kelainan
4. Leher : Pembesaran KGB dan tyroid (-), JVP 5+2 cmH2O
5. Thorax :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas-batas jantung :
Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan:ICS IV linea parasternalis dextra
Kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)
Pulmo
X. Diagnosis Kerja
3
Angina pektoris stabil (ICD X I20.9)
Hipertensi grade I (ICD X I10)
Hiperkolesterolemia (ICD X E78.0)
XII. Manajemen
a. Promotif :
- Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab, pengobatan, dan komplikasi
yang disebabkan penyakit tersebut
- Menjelaskan kepada pasien untuk selalu mengkonsumsi makanan bergizi
dengan mengurangi makanan bersantan dan mengandung lemak tinggi
- Memberikan penjelasan kepada pasien, tanda jika gejala memberat dan butuh
penolongan segera
b. Preventif :
- Hindari aktivitas yang berat dan olahraga yang berat
- Hindari stress
- Hindari makan makanan yang tinggi kolesterol
- Berhenti merokok secara penuh
c. Kuratif :
Non Farmakologi
- Istirahat
- Kurangi konsumsi makanan berlemak
- Menjaga berat badan ideal
- Mengatur pola makan
- Melakukan olah raga ringan secara teratur
Farmakologi
Isosorbit dinitrat (ISDN) 3x5 mg (sublingual)
Simvastatin 1x10 mg
Amlodipin 1x5 mg
4
Tradisional
d. Rehabilitatif
Menjelaskan kepada pasien agar selalu menjaga pola makan dan minum
obat secara teratur dan menginstruksikan pasien agar menghabiskan obat-obat
yang diberikan. Jika nyerinya makin bertambah segera dibawa ke puskesmas atau
ke rumah sakit.
5
RESEP
R/
Pro:....................... Umur:............................
Alamat:........................................................
Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter
2.1 Definisi
Angina pectoris berasal dari
Tanggal: Juli 2018
bahasa yunani yang berarti “cekikan
dada” yaitu gangguan yang sering terjadi R/
karena atherosclerotic heart disease.
Terjadinya serangan angina menunjukan
adanya iskemia. Iskemia yang terjadi pada
angina terbatas pada durasi serangan dan
Pro:....................... Umur:............................
tisak menyebabkan kerusakan permanaen
Alamat:........................................................
jaringan miokard. Namun, angina Resep tidak boleh ditukar tanpa sepengetahuan dokter
6
kehidupan dan dapat menyebabkan disritmia atau berkembang menjadi infark
miokard.1-5
Angina pektoris adalah keadaan klinik yang ditandai dengan rasa tidak
enak atau nyeri di dada akibat iskemia jaringan otot jantung. Secara klinik bentuk
angina dibedakan atas dua bentuk, yaitu angina stabil dan tidak stabil. Angina
tidak stabil merupakan bentuk yang lebih berat yang dapat berkembang menjadi
dan/atau merupakan bentuk awal infark miokard sehingga penderita perlu
diperiksa dan diobservasi lebih lanjut di rumah sakit.
Angina pektoris merupakan suatu syndrome klinis yang ditandai dengan
episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah
koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata
lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat
2.2. Klasifikasi Angina Pektoris
Klasifikasi klinis angina pada dasarnya berguna untuk mengevaluasi
mekanisme terjadinya iskemik. Walaupun patogenesa angina mengalami
perubahan dari tahun ke tahun, akan tetapi pada umumnya dapat dibedakan 3 tipe
angina:7
1. Classical effort angina (angina klasik)
Pada nekropsi biasanya didapatkan aterosklerosis koroner. Pada keadaan
ini, obstruksi koroner tidak selalu menyebabkan terjadinya iskemik seperti waktu
istirahat. Akan tetapi bila kebutuhan aliran darah melebihi jumlah yang dapat
melewati obstruksi tersebut, akan tetapi iskemik dan timbul gejala angina. Angina
pektoris akan timbul pada setiap aktifitas yang dapat meningkatkan denyut
jantung, tekanan darah dan atau inotropik jantung sehingga kebutuhan O2 akan
bertambah seperti pada aktifitas fisik, udara dingin dan makan yang banyak.
7
Istilah lain yang sering digunakan adalah Angina preinfark, Angina
dekubitus, Angina kresendo. Insufisiensi koroner akut atau Sindroma koroner
pertengahan. Bentuk ini merupakan kelompok suatu keadaan yang dapat berubah
seperti keluhan yang bertambah progresif, sebelumnya dengan angina stabil atau
angina pada pertama kali. Angina dapat terjadi pada saat istirahat maupun bekerja.
Pada patologi biasanya ditemukan daerah iskemik miokard yang mempunyai ciri
tersendiri.
8
yang rusak memudahkan terjadinya endapan kolesterol. Peningkatan tekanan
darah sistemik meningkatkan resistensi vaskuler terhadap pemompaan darah dari
ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga ventrikel kiri
hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses aterosklerosis terjadi,
maka penyediaan oksigen untuk miokard berkurang. Tingginya kebutuhan
oksigen karena hipertrofi jaringan tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen
yang tersedia.
d. Stress
Stress bisa meningkatkan kadar hormon epinefrin yang menyebabkan
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung. Hal itu mempermudah terjadinya
kerusakan pada dinding pembuluh darah.
e. Aktivitas
Aktivitas fisik terlalu berat dapat memicu serangan dengan cara
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.kebutuhan
2. Faktor Presipitasi
a. Usia
Angina pektoris biasanya menyerang orang yang lebih tua dari 65 tahun
karena jika usianya sudah tua maka akan lebih rentan terkena angina sebab
elastisitas dari otot-otot telah berkurang, regenerasi sel telah berkurang, hormon
dan kerja jaringan telah berkurang pula, tetapi dapat pula terjadi pada orang
dengan usia 20-an atau 30-an tahun. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup yang
tidak sehat meski masih di usia muda. Hindari kebiasaan merokok dan atasi
masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, dan kolesterol
tinggi sejak dini. Penyakit-penyakit tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit
pada jantung.
b. Jenis Kelamin
Yang sering berisiko terkena angina pektoris adalah pria, karena pria
beraktivitas lebih berat daripada wanita, dan karena aktivitas yang terlalu berat
dapat meningkatkan kebutuhan oksigen jantung.
c. Hereditas (Genetik)
Faktor keturunan berhubungan dengan angina pektoris serta penyakit
jantung lainnya. Tetapi faktor keturunan mungkin saja disebabkan oleh
kecendrungan bawaan terhadap kolestrol tinggi dalam darah sebagai akibat
memakan makanan yang mengandung lebih banyak kolesterol. Kecendrungan
9
menuju penyakit jantung bawaan juga bisa tercermin dari faktor risiko, seperti
diabetes, hipertensi dan obesitas bawaan.
10
sel-sel jantung berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot
kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak
menghasilkan asam laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.2,7
aterosklerosis
11
dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai
keringat dingin dan sesak napas. Tidak jarang keluhan hanya berupa
rasa tidak enak di dada.
Nyeri berhubungan dengan aktivitas (seperti olahraga, terburu-buru),
hilang dengan istirahat. Nyeri juga dapat dipresipitasi oleh stress fisik,
stress emosional, kemarahan, ketakutan, atau frustasi
Kuantitas nyeri. Nyeri yang pertama kali timbul biasanya agak nyata,
dari beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Menurut ESC
Guideline 2006, nyeri dada ini biasanya terjadi singkat, yaitu dari 1-10
menit5. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus dipertimbangkan
sebagai angina tak stabil (unstable angina pectoris=UAP) dan
dimasukkan kedalam sindrom koroner akut. Nyeri dapat dihilangkan
dengan nitrogliserin sublingual dalam hitungan detik sampai beberapa
menit. Nyeri tidak terus menerus tetapi hilang timbul dengan intensitas
yang makin bertambah atau makin berkurang sampai terkontrol.
Gradasi beratnya nyeri dada berdasarkan Canadian Cardiovaskuler Society sebagai berikut :1,4
Kelas I Aktivitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik tangga 1-2 lantai
dan lain-lain tak menimbulkan nyeri dada. Nyeri dada baru timbul pada
latihan yang berat, berjalan cepat serta terburu-buru waktu kerja atau
berpergian
Kelas III Aktivitas sehari-hari nyata terbatas. AP timbul bila berjalan 1-2 blok, naik
tangga 1 lantai dengan kecepatan yang biasa
Kelas IV AP bisa timbul waktu istirahat sekalipun. Hampir semua aktivitas dapat
menimbulkan angina, termasuk mandi, menyapu, dan lain-lain
12
Setiap penderita dengan gejala yang mengarah pada angina harus
dilakukan EKG 12 lead. Namun hasil EKG akan normal pada 50 % dari penderita
dengan angina pectoris. Depresi atau elevasi segmen ST menguatkan
kemungkinan adanya angina dan menunjukkan suatu iskemik pada beban kerja
yang rendah.4
2. Foto thoraks
Pada penderita angina pectoris biasanya normal. Foto thoraks lebih
sering menunjukkan kelainan pada penderita dengan riwayat infark miokard atau
penderita dengan nyeri dada yang bukan berasal dari jantung. Manfaat
pemeriksaan foto thorak secara rutin pada penderita angina masih dipertanyakan.4
3. Pemeriksaan laboratorium
Tidak begitu penting dalam diagnosis angina pektoris. Walaupun
demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung akut sering dilakukan
pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut akan meningkat
kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnya masih normal.
dan penanda inflamasi akut jika nyeri dada cukup berat dan lama (enzim CK,
CKMB, CRP/hs CRP, troponin). Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL,
LDL, trigliserida dan pemeriksaan gula darah perlu dilakukan untuk mencari
faktor risiko seperti hiperlipidemia dan/atau diabetes melitus.4
4. Ekokardiografi
Dilakukan untuk menentukan adanya stenosis aorta, luasnya iskemia saat
nyeri dada berlangsung, menganalisis fungsi miokardium segmental. Bila
ekokardiografi dilakukan dalam waktu sampai 30 menit setelah serangan angina,
dapat terlihat adanya segmen miokardium yang mengalami disfungsi. Segmen ini
akan pulih kembali setelah hilangnya iskemia akut.4
5. Uji latih beban
Uji latih beban dengan monitor EKG merupakan prosedur yang sudah
baku. Dari segi biaya, tes ini merupakan termurah bila dibandingkan dengan tes
echo. Untuk mendapatkan informasi yang optimal, protocol harus
disesuaikanuntuk masing-masing penderita agar dapat mencapai setidaknya 6
menit. Selama EKG, frekwensi, tekanan darah harus dimonitor dengan baik dan
direkam pada tiap tingkatan dan juga pada saat abnormallitas segmen ST. metode
yang dipakai pada uji beban yaitu dengan menggunakan treadmill dan sepeda
statis.
13
2.7. Tata Laksana Angina Pektoris Stabil
1. Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty (PCTA)
Teknik invasif seperti percutaneous transluminal coronary angioplasty
(PCTA) dapat menurunkan serangan angina klasik. Dengan PCTA, lesi
aterosklerotik berdilatasi dengan bantuan kateter yang dimasukkan menembus
kulit ke dalam arteri femoralis atau brakialis dan didorong ke jantung. Setelah
berada di pembuluh yang sakit, balon di dalam kateter digembungkan. Hal ini
akan memecah plak dan meregangkan arteri. Dengan bedah pintas, potongan
arteri koroner yang sakit diikat, dan diambil arteri atau vena dari tempat lain untuk
dihubungkan ke bagian yang tidak sakit. Aliran darah dipulihkan melalui
pembuluh baru ini. Pembuluh yang paling sering digunakan untuk transplantasi
adalah vena safena atau arteri mamaria interna. Respons awal terhadap PCTA
tampaknya baik, tetapi pembuluh sering (20-40%) kembali mengalami sklerosis
dalam beberapa bulan. Pemasangan slang artifisial, atau stent, ke dalam arteri agar
tetap terbuka memperbaiki keberhasilan teknik ini. Stent yang dilapisi obat dapat
menurunkan frekuensi restenosis stent. Bedah pintas koroner menghilangkan
nyeri angina tetapi tampaknya tidak memengaruhi mortalitas jangka panjang.1,4
2. Pembedahan
Pembedahan dengan coronary artery bypass graft (CABG) tidak
menjamin hidup yang panjang atau mencegah serangan infark miokars, tetapi
dapat mengurangi angina sehingga pasien mampu melakukan kegiatan-kegiatan
dan memulihkan kualitas hidupnya. Tujuan dari bypass adalah memperbaiki
suplai oksigen ke miokardium. Vena yang sering digunakan untuk grafting adalah
vena safena. Dokter juga sering menggunakan arteri mamaria internal.1,4
3. Karena penyebab angina adalah insufisiensi oksigen untuk memenuhi
kebutuhan energi jantung, pengobatan angina ditujukan untuk menurunkan
kebutuhan energi:
a. Istirahat
Istirahat memungkinkan jantung memompa lebih sedikit darah
(penurunan volume sekuncup) dengan kecepatan yang lambat (penurunan
kecepatan denyut jantung). Hal ini menurunkan kerja jantung sehingga kebutuhan
14
oksigen juga berkurang. Posisi duduk adalah postur yang dianjurkan sewaktu
beristirahat. Sebaliknya, berbaring, meningkatkan aliran balik darah ke jantung
sehingga terjadi peningkatan volume diastolik akhir, volume sekuncup, dan curah
jantung. Mengontrol emosi, mengurangi kerja yang berat dimana membutuhkan
banyak oksigen dalam aktivitasnya, mengurangi konsumsi makanan berlemak,
dan istirahat yang cukup. Disarankan untuk mengubah gaya hidup antara lain
menghentikan konsumsi rokok, menjaga berat badan ideal, mengatur pola makan,
melakukan olah raga ringan secara teratur, jika memiliki riwayat diabetes tetap
melakukan pengobatan diabetes secara teratur, dan melakukan kontrol terhadap
kadar serum lipid.
b. Nitrogliserin dan nitrat lain
Bekerja sebagai dilator kuat sistem vena sehingga menurunkan aliran
darah vena kembali ke jantung. Penurunan aliran balik vena menurunkan volume
diastolik akhir sehingga jantung dapat mengurangi volume sekuncupnya. Nitrat
menyebabkan dilatasi sistem arteri, menurunkan afterload (beban hilir) yang
harus dilawan oleh pompa jantung dan meningkatkan aliran darah koroner. Arteri
koroner yang sedang mengalami spasme dapat berdilatasi. Semua efek ini
menurunkan ketidakseimbangan kebutuhan versus suplai oksigen, dan
nitrogliserin yang diberikan secara sublingual (di bawah lidah) biasanya
meredakan angina.
c. Penyekat adrenergik beta
Dapat meredakan angina dengan menurunkan kecepatan denyut dan
kontraktilitas jantung sehingga kebutuhan oksigen berkurang. penyekat saluran
kalsium menurunkan afterload yang harus dilawan oleh pompa jantung dengan
mendilatasi arteri dan arteriol di sebelah hilir. Penyekat salluran kalsium tidak
boleh digunakan pada pasien berisiko mengalami gagal jantung.
d. Terapi oksigen untuk mengurangi kebutuhan oksigen jantung.5
15
Nitrate, mengurangi angina pektoris organik,
Isosorbide resistensi akibat penyakit hipersensitid
(Sorbitrate) perifer; arteri koroner, terhadap isosobide,
mengurangi gagal jantung nitrogliserin.
tekanan darah kongestif
diastolik; (terutama bila
mengurangi disebabkan oleh Jangan diberikan
preload; miokard akut, pada pasien
vasodilatasi hipertensi hipovolemia yang
koronaria untuk pulmoner, tidak terkoreksi /
memperbaiki emergensi dehidrasi karena
distribusi suplai hipertensi selama risiko menginduksi
darah ke operasi hipotensi.
miokardium (pembedadahn
PTIK, trauma
jantung)
kepala, anemia berat
16
hati-hati dengan
tingkatan block
pertama, depresi,
pasien dengan PVD,
dan pasien
yangmenggunakan
insulin.
17
1. Penyakit arteri koroner atau jantung koroner (coronary artery disease)
Penyakit ini ditandai adanya endapan lemak yang berkumpul di dalam sel
yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah. Endapan
lemak (ateroma) terbentuk secara bertahap dan tersebar di percabangan besar dari
kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan menyediakan darah
bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi
sempit. Jika ateroma terus membesar, bagan dari ateroma bisa pecag dan masuk
ke dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma
tersebut. Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung
(miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya oksigen dari arteri koroner.
Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemik
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan pada
jantung.
Hal ini akan mengakibatkan otot janrtung di daerah tesebut mengalami
kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan komplikasi utama dari penyakit
arteri koroner yaitu angina pectoris (nyeri dada).
2. Aritmia / Distrimia
Terjadi akibat iskemia pada miokardium atau ketidakseimbangan
elektrolit akibat penurunan curah jantung. Serangan jantung seringkali merusak
sistem listrik jantung yang mengontrol irama jantung. Hal ini dapat menyebabkan
problem seperti terjadi aritmia. Bila sistem listrik tersebut lenyap, kondisinya akan
amat berbahaya.
3. Infark Miokard
Infark miokard atau nekrosis iskemik pada miokardium, diakibatkan oleg
iskemia miokard yang berkepanjangan yang bersifat irreversibel. Waktu yang
diperlukan bagi sel – sel otot jantung mengalami kerusakan adalah iskemia selama
15 – 20 menit. Infark miokard hampir selalu terjadi di ventrikel kiri dan dengan
18
nyata mengurangi ventrikel kiri, makin luas daerah infark makin kurang daya
kontraksinya.
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung
yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(Fenton, 2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan
mendadak umumya pada pria 35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan
Nyeri dada penderita infark miokard serupa dengan nyeri angina tetapi
lebih intensif dan berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan istirahat
ataupun pemberian nitrogliserin
4. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik terjadi akibat kurang mampunya ventrikel kiri / kanan
memompa cukup banyak darah, sehingga tekanan sistol rendah, perfusi perfier
kurang dengan gejala kulit lembab dan dingin, takikardia, bingung dan kurang
menghasilkan urin. Di perifer terjadi metabolisme anaerob yaitu asam laktat dan
dapat menimbulkan asidosis metabolik yang dapat berakhir fatal. Penyebab syok
kardogenik adalah infark miokard, namun kardiomiopati, distrimia dan embloisme
puolmonal dapat menekan fungsi miokard dapat mencetus syok kardiogenetik
19
BAB III
ANALISA KASUS SECARA HOLISTIK
20
kolesterol, pasien juga memiliki penyakit darah tinggi, ini merupakan faktor
predisposisi untuk terjadinya penyakit angina pektoris.
Pemaparan terhadap faktor-faktor di atas menimbulkan injury bagi sel
endotel. Akibat disfungsi endotel, sel-sel tidak dapat lagi memproduksi molekul-
molekul vasoaktif seperti nitric oxide, yang berkerja sebagai vasodilator, anti-
trombotik dan anti-proliferasi. Sebaliknya, disfungsi endotel justru meningkatkan
produksi vasokonstriktor, endotelin-1, dan angiotensin II yang berperan dalam
migrasi dan pertumbuhan sel.
21
LAMPIRAN
22
DAFTAR PUSTAKA
23