Anda di halaman 1dari 12

Nama : Winna Rosdiana Wati

Kelas : 2EC
Nim : 061730320902
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN


BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA.
A. Karakter Kebangsaan Indonesia
1. Pengertian Karakter Bangsa
Menurut Sigmund Freud, karakter adalah sekumpulan tata nilai yang mewujud
dalam suatu system daya juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku.
Situasi dan kondisi masyarakat kita ini dewasa ini menghadapkan kita pada
suatu keprihatinan dan sekaligus memandang kita untuk ikut bertanggung jawab.
Perbaikan karakter bangsa merupakan satu kunci terpenting agar bangsa yang besar
jumlah penduduknya ini bias keluar dari krisis dan menyongsong nasibnya yang baru.

2. Penanaman Nilai Identitas Sebagai Karakter Bangsa


Penanaman nilai-nilai identitas nasional sebagai karakter bangsa harus di
implementasikan dalam berbagai kehidupan, di antaranya sebagai berikut.

a. Pada Diri Sendiri


Membangun jati diri sebagai suatu karakter harus diawali dengan usaha
menjadi orang jujur, terbuka, berani mengambil resiko dan bertanggung jawab,
memegang komitmen dan mempu berbagi(sharing). Kelima sikap itu adalah nilai
universal yang diakui kebenarannya serta diterima oleh semua pihak dan agama.

b. Menbangun Ketahanan Keluarga


Membangun karakter dalam keluarga diawali dengan komunikasi yang baik
dalam berbagai kesempatan, seperti pertemuan harian dalam keluarga yang meliputi
makan bersama, berdoa / sholat bersama dan rekreasi bersama sehingga terjalinnya
hubungan batiniah sesame anggota keluarga.

c. Pembangunan Karakter dalam Masyarakat


Sebagian waktu kehidupan anak-anak atau pelajar banyak dihabiskan dalam
masyarakat, maka peranan institusi masyarakat, seperti rukun tetangga/ rukun warga
sangat penting, disamping itu tempat-tempat bermainnya anak-anak atau remaja juga
perlu di control oleh pejabat yang berwenang agar dapat ikut serta menanamkan nilai-
nilai positif kepada remaja, seperti pengelola warnet, tempat olahraga, dan tempat
hiburan yang selalu dikunjungi anak-anak remaja.

1
d. Dalam Dunia Pendidikan
Pendidikan mempunyai tuga utama membina watak atau karakter,
sebagaimana dinyatakan oleh filsuf Herbert Spencer dri inggris, bahwa sasaran
pendidikan adalah membangun karakter. Apabila kita melihat tujuan pendidikan
sebagai dinyatakan oleh UU No.20 Tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan
pendidikan adalah seperti berikut.
1). Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2). Berbudi pekerti luhur (akhlak mulia).
3). Memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani.
4). Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri.
5). Memiliki tanggung jawab dalam bermasyarakat, beragam, berbangsa dan
bernegara.

Di era globalisasi, pergaulan dan persaingan antar bangsa semakin ketat. Batas
antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di
dalam pergaulan antar bangsa yang semakin kental itu akan terjadi proses alkulturasi,
saling meniru dan saling mempengaruhi antara budaya masing-masing. Dan yang
perlu kita cermati dari proses alkulturasi tersebut apakah pengaruh global tersebut
dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa indonesia atau
sebaliknya.
Lunturnya tata nilai tersebut pada dasarnya itandai oleh 2 faktor :
a). Semakin menonolnya sikap induvidualistis, yaitu mengutamakan kepentingan
pribadi di atas kepentingan umum.
b). semakin menonjolnya sikap materialistis yang berarti harkat dan martabat
kemanusiaan hanya di ukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalammemperoleh
kekayaan.

3. Iman dan Takwa Terhadap Tuhan YME Sebagai Karakter Bangsa


Hubungan manusia dengan tuhan, sebagaimana tersirat dalam sila Ketuhanan
Yang Maha Esa menggambarkan suatu karakter bangsa Indonesia adalah bangsa yang
religius baik dalam konteks hubungan khalik (pencipta hidup) dan makhluk (penikmat
hidup).
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung arti bahwa manusia itu pasti
beragama yang sekaligus berkarakter religious sesuai dengan agama masing-masing
yang dianutnya. Manusia Indonesia selalu memposisikan agama/tuhan sebagai
pendamping dalam pengabdiannya. Kesadaran untuk selalu ingat dalam pengawasan
tuhan, bimbingan tuhan sehingga melahirkan sikap rendah hati, jujur, bertakwa, taat
pada prinsip-prinsip yang benar.

2
4. Gotong Royong Sebagai Karakter Bangsa
Gotong royong adalah sikap kebersaaman dalam berbuat dan berkarya, sikap
kebersamaan ini merupakan cerminan dari rasa senasib dan sepenanggungan.
Gotong royong sebagai karakter bangsa secara nasional yang tumbuh dari
bawah karena masyarakat desa di berbagai daerah di Indonesia yang menyongkong
tumbuh kembangnya karakter ini.

5. Bhineka Tunggal Ika dan Merah Putih Sebagai Karakter Bangsa


Nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika dan identitas merah putih sudah menjadi
kultur bangsa yang sekaligus sebgai identitas nasional. Bhineka Tunggal Ika
menyatukan gugusan keberagaman dan tanah air yang kaya kedalam suatu wadah
kedaulatan NKRI. Identitas merah putih pada bendera nasional adalah cerminan
persatuan yang digariskan secara tegas oleh bangsa persatuan Indonesia.

6. Kebangsaan Indonesia Sebagai Karakter Bangsa


Hakikat identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan
berbangsa dan bernegara adalah pancasila yang alkulturasinya tercemin dalam
penataan kehidupan dalam arti luas, misalnya dalam aturan perundang-undangan,
system pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai etik dan moral secara normative
diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan
lain sebagainya.

7. Membangun Sebagai Karakter Bangsa


Karakter adalah hasil dari kebiasaan yang ditumbuh kembangkan. Untuk
membangun karakter adalah dengan membentuk kebiasaan (habits forming) yang
berarti harus menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik.
Karakter perlu dengan sengaja dibangun, dibentuk, ditempa dan
dikembangkan serta dimantapkan. Pembangunan karakter sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah masyarakat yang kemudian
meluas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri melalui pendidikan,
pengalaman, pengorbanan dan pengaruh lingkungan yang dipadukan dengan nilai-
nilai dari diri manusia sendiri kemudian terwujud dalam pemikiran, sikap dan
perilakunya. Oleh sebab itu, karakter tidak dapat datang dengan sendiri, tetapi
dibentuk dan dibangun secara sadar dan sengaja.
Pembangunan karakter dalam kehidupan dapat dilakukan dlam beberapa
dimensi berikut :
a. Kepedulian sosial (social sensitivity).
b. Pelindung dan jaga hubungan baik (naturance and care).
c. Selalu mengembangkan sifat berbagi, berkerja sama dan adil ( sharing,
cooperation and fairness).
d. Seorang individu yang jujur (honesty).
e. Mengedepankan moral dan ethika (moral choice).
f. Selalu mengontrol dan intropeksi diri (self control and self monitoring).

3
g. Pribadi yang suka menolong dan membantu orang lain (helping other).
h. Mampu menyelesaikan masalah dan konflik sosial (social problem solving and
conflict resolution).

Dengan demikian, manusia yang bekarakter adalah manusia yang memiliki sifat-sifat
manusiawi. Sebaliknya, manusia yang tidak memiliki karakter adalah manusia yang tidak
memiliki sifat-sifat manusiawi, seperti senang berkonflik, pemarah, tidak peduli kepada
orang lain, dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan apa yang dia inginkan.

8. Pelestarian Nilai-nilai Luhur Perjuangan Bangsa


Agar identitas nasional dapat dipahami oleh siswa sebagai penerus tradisi
dengan nilai-nilai diwariskan oleh nenek moyang maka pemberdayaan nilai-nilai
ajarannya harus bermakna dalam arti relevan, dan fungsional bagi kondisi actual yang
sedang berkembang dalam masyarakat.
Nilai-nilai budaya yang diajarkan nenek moyang tidak hanya sebagai barang
sudah “jadi” yang berhenti dalam kebekuan normative dan nostalgia, melainkan harus
diperjuankan dan terus menerus harus ditumbuhkan dalam dimensi ruang dan waktu
terus berkembang dan berubah.
Berikut ini nilai-nilai luhur yang harus kita perjuangkan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
a. Nilai ketakwaan.
b. Niali toleransi.
c. Nilai ramah tamah.
d. Nilai persatuan .
e. Nilai keikhlasan dan kejujuran.
f. Nilai kedisiplinan.
g. Nilai saling menghormati.
h. Nilai keserasian.
i. Nilai kesetiaan.
j. Niali tanggung jawab.
k. Nilai kesederhanaan.
l. Niali kerja sama.
m. Nilai martabat dan harga diri.
n. Nilai musyawarah.
o. Nilai gotong royong.

B. Karakter Nasional dan Globalisasi


Globalisasi adalah fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari aspek
hubungan antara manusia karena perkembangan teknologi informasi. Para pemikir
barat menyatakan bahwa globalisasi adalah sebagi suatu proses kehidupan yang serba
luas dan meliputi segala aspek kehidupan, seperti politik, ideology, sosial budaya,
ekonomi yang dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia (dunia tanpa
batas).

4
1. Karakteristik Proses Globalisasi
 Globalisasi lahir bersamaan dengan moderernisasi di barat sejak abad ke XVI,
saat dimulai terjadi sistematisasi kehidupan ekonomi, hubungan internasional
antarnegara, dan lahirnya budaya global.
 Globalisasi yang berarti terjadinya hubungan sistemik dari semua hubungan-
hubungan sosial di bumi ini.
 Globalisasi mencakup fenomenologi kontraksi.
 Fenomena globalisasi sifatnya refleksi, artinya menimbulkan kesadaran atas
kemanusiaan.
 Pemisah itu terikat dalam konteks ruang dan waktu.
 Globalisasi berarti menghadapi kenyataan serba-muka antar resiko dengan
kepecayaan.

2. Peranan Negara dalam Globalisasi


Peran Negara-negara sebetulnya masih ada di era global, yaitu membuat
kebijakan perpajakan (pajak tarif rendah), sehingga Negara masih memiliki
kesempatan untuk mensejahterakan rakyatnya melalui kebijakan-kebijakan yang
populis.
Globalisasi juga mempunyai dampak terhadap kekuasaan suatu Negara. Proses
globalisasi sering mempengaruhi pergeseran kekuasaan yang tidak selalu mendukung
mereka yang berkuasa.

C. Pancasila Paradigma Pembangunan


1. Pengertian Paradigma
Menurut kamus Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990) :
(1) Daftar dari semua pembentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan
konjugasi dan deklinasi kata tersebut.
(2) Model dalam teori ilmu pengetahuan.
(3) Kerangka berpikir.

Paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi teoretis yang


umum, sehingga merupakan sumber hokum, metode, serta penerapan dalam
ilmupengetahuan yang menentukan sifat, cirri, serta karakter ilmu pengetahuan itu
sendiri (kaelan 2000).

2. Pancasila sebagai Paradigma Pembanguna IPTEK


Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber
nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Apabila kita
melihat sila-sila demi sila menunjukkan sistem etika dalam pembangunan iptek
(kaelan 2000), yaitu sebagai berikut.
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan,
mencipta, perimbangan atara rasional dan irrasional, antara rasa, akal, dan
kehendak.

5
 Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, memberikan dasar-dasar
moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara
beradab.
 Sila persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepada bangsa Indonesia
bahwa rasa rasionalisme bangsa akibat dari sumbangan pajak.
 Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dlam
permusyawaratan/perwakilan, pemikiran manusia secara bebas untuk
mengkaji dan menggembangkan iptek.
 Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kemjuan iptek harus
dapat menjaga keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan.

3. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi,


Sosial-budaaya, Pertahanan dan Keamanan (ipoleksosbudhankam)
a. Pengembangan ideologi
Dalam pengembangan pancasila sebagai ideologi harus memandang
sebagai ideologi yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda
perkembangan dan perubahan zaman. Untuk itu kita harus memperhatikan
peranan dan kedudukan pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
seperti berikut ini:
1). Pancasila sebagai ideologi terbuka
2). Wawasan kebangsaan (nasionalisme)

b. Pengembangan politik
Unsur yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan dalam membangun
kehidupan politik:
1) Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan
terbuka.
2) Kemandirian partai politik dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
3) Pendidikan poltik pada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik
yang demokratis
4) Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipan rakyat yang
seluas-luasnya.

c. Pengembangan sosial budaya


Usaha yang dilakukan dalam membangun kehidupan soial budaya :
1) Dihormati martabatnya sebagai manusia
2) Diperlakukan secara manusiawi
3) Mengalami solidaritas sebagai bangsa karena semakin hilangnya
kesenjangan ekonomi dan budaya
4) Memiliki kesempatan untuk partisipasi dalam kehidupan poliik, dan
5) Merasakan kesejahteraan yang layak sebagai manusia.

6
d. Pengembangan ekonomi
Beberapa kriteria kualitas SDM yang dibutuhkan adalah sebagai
berikut :
1) Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang.
2) Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam
secara efektif, efisien, lestari, dan berkesinambungan.
3) Memiliki etos professional.

e. Pengembangan hankam
Ketahanan nasional, pembangunan nasional tak terlepas dari ketahanan
nasional, yaitu perwujudan cita-cita bangsa dalam tingkan ketahan ansional,
yang terjabar sebagai berikut.
1) Nilai-nilai fundamental yang menyangkut pribadi warga Negara,
2) Nilai-nilai fundamental yang menyangkut sistem/stuktur kehidupan
masyarakat,
3) Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antara pribadi-pribadi
warga Negara dan sistem/stuktur kehidupan masyarakat,

D. Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan


1. Pemahaman Aktualisasi
Aktualisasi adalah sesuatu mengaktualkan. Aktualisasi nilai-nilai pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat, berbanga, dan bernegara memerlukan kondisi
dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat
mencerminkan nilai-nilai pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku yang
sesungguhnya.

2. Tridarma Perguruan Tinggi


Perguruan tinngi adalah perguruan bertujuan menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/
professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/ menciptakan ilmu
pengetahuan, dan kesenian serta menyumbangkan untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional. Oleh karena itu,
untuk mencapai tujuan tersebut perguruan tinggi memiliki motto yang dikenal
“ Tri Dharma Perguruan Tinggi “, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian.

3. Budaya akademik
a. Pemahaman
Dalam kaitannya dengan nilai-nilai pancasila ruang lingkup pemikiran
akademik menurut pranarka (1985 : 37-375) adalah sebagai berikut.
Pertama, pengolahan ilmiah mengenai pancasila, adanya atau eksistensi
objektif pancasila, pancasila sebagai data empiris. Kedua, mengungkapkan ajaran
yang terkandung dalam pancasila. Ketiga, renungan refleksi dan sistematis
mengenai pancasila yang sifatnya diolah dengan keyakinan-keyakinan pribadi
mengenai kebenaran-kebenaran yang sifatnya mendasar. Keempat, studi

7
perbandingan ajaran panacasila dengan ajaran lain. Kelima, pengolahan ilmiah
mengenai pelaksanaan pancasila.
Berdasarkan pertimbangan diatas, ada dua dimensi yang perlu diperhatikan
dalam mengembangkan pendekatan ilmiah untuk mempelajari pancasila. Pertama,
mengembangkan suatu teori ilmiah untuk mempelajari pancasila, dimensi ini
menyentuh aspek proses dan metodologi. Kedua, mengembangkan teori-teori
ilmiah dengan pancasila sebagai landasannya, dimensi ini menyentuh aspek
substansi (1985:377).

b. Kebebasan akademik

PP No.30 Tahun 1990 tentang pendidikan tinggi menegaskan


kebebasan akademik dan otonomi keilmuan, antara lain sebagai berikut.

1) Kebebasan akademik merupakan kebebasan yang dimiliki


anggota akademik untuk secara bertanggung jawab dan
mandiri melaksanakan kegiatan akademik yang terkait
dengan pendidikan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2) Kebebasan mimbar akademik berlaku sebagai bagian dari
kebebasan akademik yang memungkinkan dosen
menyampaikan pikiran dan pendapat di perguruan inggi yang
bersangkutan sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan.
3) Otonomi keilmuan merupakan kegiatan keilmuan yang
berpedoman pada norma dan kaidah keilmuan yang harus
ditaati oleh para anggota sivitas akademik.

4. Kampus sebagai moral force pengembangan hokum dan HAM


Menurut Arbi Sanit (1998)Pertama, kampus mengambil inisiatif
melalui penawaran karya, gerakan pembaruan, dan perbaikan kondisi
masyarakat sampai pada gerakan politik. Kedua, kampus bersikap pasif atau
hanya menampung dan memberikan reaksi kepada inisiatif pihak luar
sehingga kampus dijadikan arena pertarungan kekuatan-kekuatan poltik
ataupun patner yang tidsaak sederajat (alat) oleh birokrasi Negara dalam
melaksanakan tugasnya. kompleksitas kehidupan kampus beserta
problematikanya meliputi empat gejala kehidupan kampus yaitu:
a. Kampus dan politik
b. Kampus dan dominasi birokrasi
c. Pembangunan hukum
Permasalahan yang actual tentang hokum di Indonesia yang mendesak
untuk dicarikan solusinya adlah masalah independensi institusi lembaga
peradilan, law enforcement, dan masalah hak asasi manusia (HAM).
d. Pembangunan HAM.

8
E. Masyarakat Madani
Pembentukan masyarakat madani dapat dilihat melalui cirri-cirinya (indikasi),
yaitu: kian bertambahnya kelas menengah osial ekonomi yang berpendidikan tinggi
dan mempunyai kekuatan ekonomi, dan semakin terbukanya akses kepada informasi.

1. Masyarakat madani dan demoktratisasi


Titik temu antara pemberdayaan masyarakat madani (civil society) dan proses
demoktratisasi, terletak pada geasan kewaranegaraan (citizenship), yaitu perjuangan
untuk pemenuhan hak-hak dasar, khususnya hak-hak sipil, hak poltik, hak sosial
ekonomi dan cultural.
Menurut Robert A. Dahl yang harus ada dalam proses demokratisasi yaitu,
kompetisi bersaing, partisipasi politik, dan kebebasan sipil berpolitik.

2. Good governance
Good governance dapat bermakna sebagai kinerja suatu lembaga yang
mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi masalah public.
Pengaruh Good governance di Indonesia di latar belakangi oleh faktor
tuntutan eksternal dan internal, yaitu sebagai berikut.
 Faktor eksternal, adalah oengaruh globalsasi yang mendorong Negara-negara
menghormati prinsip pasar dan demokratis, Negara luar menyoroti kondisi
objektif situasi perkembangan ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia yang
menjadi persyaratan terjadinya pergaulan internasional yang saling
menguntungkan.
 Tuntutan internal, yaitu krisis multidimensional yang terwujudmya korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), keadaan ini telah merusak tatanan kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa.

Pada prinsipnya karakter dasar Good governance adalah semangat pluralism,


saling toleransi dan tegaknya prinsip-prinsip demokrasi.

F. Globalisasi
1. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari aspek
hubungan antara manusia karena perkembangan teknologi informasi. Para pemikir
barat menyatakan bahwa globalisasi adalah sebagi suatu proses kehidupan yang serba
luas dan meliputi segala aspek kehidupan, seperti politik, ideology, sosial budaya,
ekonomi yang dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia (dunia tanpa
batas).
Ada tiga penyebab perkembangan pesat globalisasi, yaitu:
 Kemajuan teknologi atau revolusi reformasi
 Permintaan pasar dunia, dan
 Logika kapitalis.

9
2. Proses globalisasi
Empat unsur akibat globalisasi menurut Robertson :
 Individu yang menimbulkan individualisme.
 Masyarakat nasional, yaitu menimbulakan pembentukan masyarakat sebagai
Negara bangsa yang modern.
 System masyarakat internasional, saling ketergantungan antar bangsa dalam
berbagai pengaturan.
 Kemanusian, yang menimbulkan humanisasi yang tidak membedakan ras,
kelas dan gener dalam kaitan dengan kesempatan hak asasi manusia.

Karakteristik dari Proses Globalisasi sebagai berikut :

 Globalisasi lahir bersamaan dengan moderernisasi di barat sejak abad ke XVI,


saat dimulai terjadi sistematisasi kehidupan ekonomi, hubungan internasional
antarnegara, dan lahirnya budaya global.
 Globalisasi yang berarti terjadinya hubungan sistemik dari semua hubungan-
hubungan sosial di bumi ini.
 Globalisasi mencakup fenomenologi kontraksi.
 Fenomena globalisasi sifatnya refleksi, artinya menimbulkan kesadaran atas
kemanusiaan.
 Pemisah itu terikat dalam konteks ruang dan waktu.
 Globalisasi berarti menghadapi kenyataan serba-muka antar resiko dengan
kepecayaan.

3. Peranan Negara dalam globalisasi


Peran Negara-negara sebetulnya masih ada di era global, yaitu
membuat kebijakan perpajakan (pajak tarif rendah), sehingga Negara masih
memiliki kesempatan untuk mensejahterakan rakyatnya melalui kebijakan-
kebijakan yang populis.
Globalisasi juga mempunyai dampak terhadap kekuasaan suatu
Negara. Proses globalisasi sering mempengaruhi pergeseran kekuasaan yang
tidak selalu mendukung mereka yang berkuasa.

Pengaruh globalisasi terhadap kehidupan ekonomi.


Menurut tanri abang, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi
dalam bentuk-bentuk berikut:

 Globalisasi produksi

Di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara dengan sasaran agar biaya produksi
menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea
masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik
yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global.

10
 Globalisasi pembiayaan

Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan


investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai
contoh, PT. Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga
dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola
BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.

 Globalisasi tenaga kerja

Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai
kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki
pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang.
Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

 Globalisasi jaringan informasi

Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari
negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV,radio,media cetak
dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke
berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's,
atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang
berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.

 Globalisasi Perdagangan

Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan
berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi
semakin cepat, ketat, dan adil.


 Dampak Positif Globalisasi Terhadap Perekonomian

Dalam dampak positif globalisasi disini perekonomian kita akan semakin membaik,
dimana akan ditandai dengan:
 Produksi global dapat ditingkatkan
 Meningkatkan kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
 Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri
 Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
 Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi

11
 Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Perekonomian

Seperti halnya dampak positif, maka dampak negative globalisasi terhadap


perekonomian kita akan sangat berpengaruh terhadap kemakmuran dan kemajuan masyarakat
dalam bidang ekonomi, seperti :
 Menghambat pertumbuhan sektor industry
 Memperburuk neraca pembayaran
 Sektor keuangan semakin tidak stabil
 Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang

12

Anda mungkin juga menyukai