Pada bab sebelumnya sudah dibahas tentang diferensial (turunan), sekarang akan dibahas
tentang integral. Hubungan antara turunan dengan integral yaitu integral merupakan invers
(kebalikan) dari diferensial (turunan). Oleh karena itu, integral juga disebut anti diferensial (anti
turunan). Suatu fungsi F dikatakan sebagai anti turunan (integral) dari fungsi f apabila F’(x) =
f(x) untuk setiap x dalam domain dari F. Integral dari f (x) dinotasikan sebagai : ∫ f (x) dx = F(x) +
C jika dan hanya jika F’ (x) = f (x), dengan C sembarang konstanta.
( www.matematika-pas.blogspot.com)
Kegunaan integral sebagai ilmu bantu dalam geometri, teknologi, biologi dan ekonomi
tak dapat disangkal lagi. Orang yang tercatat dalam sejarah pertama kali mengemukakan ide
tentang integral adalah Archimedes seorang ilmuwan bangsa Yunani yang berasal dari Syracusa
(287 – 212 SM). Modul 12.
Archimedes menggunakan ide integral tersebut untuk mencari luas daerah suatu
lingkaran, daerah yang dibatasi oleh parabola dan tali busur dan sebagainya. Sejarah mencatat
orang yang paling berjasa dalam hal pengembangan kalkulus integral adalah Georg Friederich
Benhard Riemann (1826 – 1866).
1. k dx = kx+C
x n 1
x dx C , bila n ≠ -1
n
2.
n 1
a
3. ax n dx x n1` c, dengan n 1
n 1`
4. ( f ( x) g ( x))dx f ( x)dx g ( x)dx
𝑑𝑥
dapat dicari dari subtitusi z=5x-4
𝑑𝑧
𝑑𝑧 𝑑𝑥 1
Untuk = 5 sehingga =
𝑑𝑥 𝑑𝑧 5
Integralnya menjadi
dx 1 1
ʃ z 6 dx = ʃ z 6 . dz = ʃ z 6 dz = ʃ z 6 dz
dz 5 5
1 𝑧7
terakhir , kita harus menuliskan variabel awalnya = 5 . + 𝑐
7
(5𝑥−4)7 (5𝑥−4)7
= +𝑐= +𝑐
5.7 35
𝑒 4x
ʃ 𝑒 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑒 𝑥 + 𝑐 ∴ ʃ 𝑒 4𝑥 𝑑𝑥 = + c
4
2.2.3 Integral Tentu & Penggunaanya
Integral tertentu dinotasikan dengan :
b
f ( x) dx = F ( x)
b
a = F(b) – F(a)
a
Keterangan:
Pada bagian ini akan dibahas teknik integrasi yang disebut metode substitusi. Konsep
dasar dari metode ini adalah dengan mengubah integral yang kompleks menjadi bentuk yang
lebih sederhana. Jika u = g(x) maka du = g’(x) dengan g suatu fungsi yang dapat diturunkan dan
F adalah
integral dari f, maka: ∫ f (g(x)) ⋅ g'(x) dx =∫ f (u) du = F(u) + C
Bentuk umum integral substitusi adalah sebagai berikut :
1
𝑢n du = 𝑛+1 𝑢 n+1 + C dengan n ≠ −1
𝑘
𝑘𝑢n du = 𝑛 +1 𝑢 n+1 + C dengan n ≠ −1
Keterangan :
u : fungsi dalam x
du : turunan pertama dari u
Contoh:
a. ∫ (2x – 1)2 dx =
Penyelesaian:
1 1
∫ (2x – 1)2 dx = (2𝑥 − 1)2+1 + C = (2𝑥 − 1)3 + C
2.(2+1) 6
𝑓 ′ (𝑥)
Integral berbentuk 𝑑𝑥 dan ∫ f(x) – f’ (x) dx
𝑓(𝑥)
𝟐𝒙+𝟑
Bila kita meninjau integral ∫ 𝒙𝟐 +𝟑𝒙+𝟓 dx ; integral ini bukan salah satu dari integral standart.
Semua integral yang pembilangnya merupakan turunan dari penyebutnya akan berbentuk
𝒇′(𝒙)
𝒅𝒙 = 𝐥𝐧 𝒇(𝒙) + 𝒄 .
𝒇(𝒙)
contoh :
3𝑥 2 𝒅𝒛 𝑑𝑧
𝑑𝑥 akan berbentuk karena 𝑑𝑥 𝑥 3 − 4 = 3𝑥 2
𝑥 3 −4 𝒛
Satu hal yang harus di perhatikan adalah bahwa salah satu faktor dari hasil kalinya adalah
turunan dari faktor yang satunya lagi, atau merupakan kelipatannya.
Contoh
ln 𝑥 1
1. 𝑑𝑥 = ln 𝑥 . 𝑑𝑥
𝑥 𝑥
𝑙𝑛𝑥 2
= ln 𝑥 𝑑 (ln 𝑥) = +𝑐
2
𝑠𝑖𝑛 −1 𝑥 1
2. 𝑑𝑥 = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑥. 𝑑𝑥
1−𝑥 2 1−𝑥 2
= 𝑠𝑖𝑛−1 𝑥 𝑑 (𝑠𝑖𝑛−1 𝑥)
2
𝑠𝑖𝑛 −1 𝑥
= +𝑐
2
Maka kita harus mencari metode lain untuk dapat menyelesaikan integral ini.
𝑑 𝑑𝑣 𝑑𝑢
Aturan : jika u dan v adalah fungsi dari x, maka kita tahu 𝑑𝑥 𝑢. 𝑣 = 𝑢 + 𝑣 𝑑𝑥
𝑑𝑥
Jadi 𝑥 2 . ln 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑢 𝑑𝑣
= 𝑢 𝑣 − 𝑣 𝑑𝑢
𝑥3 1 1
= ln 𝑥 − 3 𝑥 3 . 3 𝑑𝑥
3
𝑥3 1
= ln 𝑥 − 3 𝑥 2 𝑑𝑥
3
𝑥3 1 𝑥3 𝑥3 1
= . ln 𝑥 − . +𝑐= (ln 𝑥 − + 𝑐
3 3 3 3 3
Contoh 2. 𝑥 2 . 𝑒 3𝑥 𝑑𝑥
Misal 𝑢 = 𝑥 2 … 𝑑𝑢 = 2𝑥 𝑑𝑥
1
𝑑𝑣 = 𝑒 3𝑥 𝑑𝑥 … 𝑣 = 𝑒 3𝑥
3
Jadi 𝑒 2 . 𝑒 3𝑥 𝑑𝑥 = 𝑢𝑣 − 𝑣 𝑑𝑢
𝑒 3𝑥 2
= 𝑒2 − 3 𝑒 3𝑥 . 𝑥 𝑑𝑥
3
Maka : jika salah satu faktor adalah suatu fungsi logaritma, faktor itu harus diambil sebagai u.
Jika tidak terdapatfungsi logaritma tetapi ada pangkat dari x, pangkat dari x itu harus dijadikan
U. Jika tidak terdapat fungsi logaritma maupun pangkat dari x maka fungsi eksponesial dijadikan
sebagai u.