Anda di halaman 1dari 7

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan April

2015 ,di laboratorium mikrobiologi klinik GG, terhadap Jamur

Kontaminan Pada Karpet Mushollah Al-Misbah Universitas

Indonesia Timur.

Tabel 4.1 identifikasi Jamur Kontaminan Pada Karpet


Mushollah AL-Misbah Universitas Indonesia
Timur.

Media SDA
No Kode Sampel Sediaan Keterangan
Langsung KOH Warna Bentuk Koloni
1 A Hifa Putih Bulat, putih Asperigilus

kapas flavus

2 B Hifa Hitam Bulat, serbuk- Asperigilus

serbuk hitam niger

3 C Misselium Hitam Bulat, serbuk- Asperigilus

serbuk hitam niger

4 D Hifa Hitam Bulat, serbuk- Asperigilus

serbuk hitam niger

5 E Hifa Hitam Bulat, serbuk- Asperigilus

serbuk hitam niger


26

Berdasarkan tabel 4.1 hasil pemeriksaan dengan kode

sampel , (A) Terdapat hifa dari Asperigillus flavus , (B) Terdapat

hifa dari Asperigillus niger , (C) Terdapat Misselium dari Asperigillus

niger , (D) Terdapat hifa dari Asperigillus niger , (E) Terdapat hifa

dari Asperigillus niger.

Tabel 4.2 Presentase Hasil

No Kode sampel Media SDA Keterangan

1 A Asperigillus flavus Positif

2 B Asperigillus niger Positif

3 C Asperigillus niger Positif

4 D Asperigillus niger Positif

5 E Asperigillus niger Positif

Berdasarkan pada tabel 4.2 dapat diuraikan bahwa sampel

debu karpet Mushollah tersebut, dapat di hitung menggunakan

rumus pesentase hasil yang positif .

P = t/n x 100%

P = 5/5 x 100%

P = 100%

Jadi sampel yang positif pada ke 5 sampel tersebut yang

telah di teliti adalah 100% positif


27

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk Mengidentifikasi adanya Jamur

Kontamin Pada Karpet Mushollah. Namun terlebih dahulu diambil

suspensi dari karpet mushollah, kemudian diisolasi pada media

Saburound dextrosa agar (SDA).

Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan kode sampel , (A)

Terdapat hifa dari Asperigillus flavus , (B) Terdapat hifa dari

Asperigillus niger , (C) Terdapat Misselium dari Asperigillus Niger , (D)

Terdapat hifa dari Asperigillus niger , (E) Terdapat hifa dari Asperigillus

niger. Semuanya merupakan jenis dari jamur Aspergillus sp.

Jadi berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 40%

terdapat jamur Asperigilus niger pada kode sampel (A,B,D dan E) dan

10% terdapat jamur Asperigilus flavus pada kode sampel (C) pada ke 5

sampel tersebut, jadi smpel debu karpet menunjukan bahwa 5 sampel

yang di teliti 100% positif .

Pada pemeriksaan langsung yang menggunakan KOH 10%,

ditemukannya hifa. KOH 10% Berfungsi sebagai larutan yang

melisiskan bahan-bahan lain selain jamur yang terkandung didalam

sampel tersebut sehingga memudahkan untuk melihat determinasi

jamur yaitu berupa koloni, hifa, dan spora. pada pemeriksaan

langsung tidak bisa tentukan jenis jamur secara spesifik, sebab yang

hanya dapat dilihat berupa koloni, Hifa dan spora. untuk menentukan
28

jenis jamur yag spesifik digunakan pemeriksaan kultur atau penanaman

suspensi koloni jamur pada media.

. Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen-filamen

panjang bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan

konidiospora. Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa

atau tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya

tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat

dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru.

Cici–ciri Aspergillus adalah mempunyai hifa berseptat dan

miselium bercabang, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan

merupakan hifa fertil, koloninya berkelompok, konidiofora berseptat

atau nonseptat yang muncul dari sel kaki, pada ujung hifa muncul

sebuah gelembung, keluar dari gelembung ini muncul sterigma, pada

sterigma muncul konidium–konidium yang tersusun berurutan mirip

bentuk untaian mutiara, konidium–konidium ini berwarna (hitam, coklat,

kuning tua, hijau) yang memberi warna tertentu pada jamur.

Aspergillus juga merupakan jamur yang menguntungkan

manusia, misalnya A. niger digunakkan untuk pembuatan asam

nitrat,dan A. wentii serta A. oryzae digunakkan untuk membuat kecap.

Aspergillus berkembang biak dengan pembentukan hifa atau

tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk spora. Sporanya


29

tersebar bebas di udara terbuka sehingga inhalasinya tidak dapat

dihindarkan dan masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru.

Aspergillus flavus merupakan kapang yang menghasilkan toksin

atau racun berupa aflatoksin. Aflatoksin adalah senyawa racun/toksin

yang dihasilkan oleh metabolit sekunder. Konidia grup ini bewarna

kuning sampai hijau dan mungkin membentuk skerotia.

Penyakit akut yang disebabkan oleh mikotoksin dapat

menyerang system saraf pusat, mempengaruhi hati, dan ginjal.

Beberapa diantaranya bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan

kanker pada hati apabila dimakan dalam jumlah kecil untuk jangka

panjang yang cukup lama.

Konidiofora tidak berwarna, kasar bagian atas agak bulat sampai

kolumner, vesikel agak bulat sampai berbentuk batang pada kepala

yang kecil, sedangkan pada kepala yang besar bentuk globusa. Konidia

kasar dengan bermacam – macam warna.

Ciri-ciri Aspergillus flavus memiliki konidiofor yang

panjang (400-800 μm) dan relatif kasar, bentuk kepala konidial

bervariasi dari bentuk kolom, radial, dan bentuk bola, hifa

berseptum,dan koloni kompak. Koloni dari Aspergillus flavus umumnya

tumbuh dengan cepat berkisar 1 minggu pada umumnya Aspergillus

flavus memiliki warna putih kapas pada Media SDA ,sedangkan koloni

yang sudah tua memiliki warna hijau tua.


30

Aspergillus niger Konidia atas berwarna hitam, hitam kecoklatan,

atau coklat violet. Bagian aStas membesar dan membentuk globusa.

Konidiofora halus, tidak berwarna atas tegak berwarna coklat kuning.

Vesikel berbentuk globusa dengan bagian atas membesar, bagian

ujung seperti batang kecil, Konidia kasar menunjukkan lembaran atau

pita bahkan berwarna hitam coklat.

Pada umumnya Media SDA biasanya digunakan untuk

pertumbuhan jamur khususnya jamur Aspargilus sp sesuai dengan

komposisi medianya, diantaranya : Sabaraound Dextrosa Agar, pH 5,6

± 0,2, larutan NaOH 0,01N, HCl 0,01N, antibiotik kloramfenicol 0,5

gram/100 ml, di media ini pertumbuhan jamur akan optimal pada suhu

25 - 30 derajat celcius. media Soboroud Dextrose Agar (SDA) ini

merupakan media berbentuk padat (solid). Fungsi dari media tersebut

Agar merupakan media selektif untuk pertumbuhan jamur dan

menghambat pertumbuhan bakteri.

Sabaround dextrosa agar berperan sebagai nutrisi, larutan NaOH

0,01N sebagai pengatur pH basa, larutan HCl 0,01N sebagai pengatur

pH asam sedangkan antibiotik kloramfenicol 0,5 gram/100 ml berfungsi

untuk menghambat pertumbuhan mikroganisme kecuali jamur.


31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan observasi

laboratorik yang disajikan secara deskriktif untuk mengidentifikasi

jamur kontaminan yang terdapat pada karpet Mushollah Al-Misbah

Universitas Indonesia Timur terdapat jenis jamur Aspergillus sp yaitu

speses Aspergillus flavus dan Aspergillus niger.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka di sarankan agar :

1. Mahasiswa universitas indonesia timur makassar khuusnya

dikampus 1,2,3 dan 4 agar kiranya pada saat selesai

melaksanakan ibadah sholat harus kembali membersihkan

tangan dan kaki karena terdapat jamur yang dapat

menyebabkan gangguan kesehatan terhadap bakteri.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian diberbagai

mushollah dan masjid-masjid yang lain.

31

Anda mungkin juga menyukai