Oleh :
Eva Anna Wulandari
SN172027
1
Analisis Sintesis Tindakan Pemasangan Infus Pada Tn. S
Hari : Selasa
Jam : 14.35
A. Keluhan utama
Pasien mengatakan dadanya sakit, lemas, jika beraktifitas mudah capek, pusing, dan
sesak nafas.
B. Diagnosis medis
CHF & Dyspepsia
C. Diagnosis keperawatan
gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya perpindahan cairan kedalam
alveoli sekunder Oedem paru
Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS:
pasien mengatakan terasa nyeri dan sesak dadanya, lemas dan mudah capek saat
beraktifitas.
DO:
Pasien tampak lemah
TD : 110/60 mmhg
N : 80 x/menit
S : 37,5 c
RR : 26 x/mnt
2
D. Dasar pemikiran
Prinsip pemasangan terapi intravena (infus) memperhatikan prinsip steril, hal ini
yang paling penting dilakukan tindakan untuk mencegah kontaminasi jarum
intravena (infus).
b. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus
melalui intra vena
f. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah
kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
3
4. Analisa Tindakan Keperawatan
1) Persiapan pasien
2) Persiapan alat
a) Standar infus
f) Perlak
g) Tourniquet
h) Kapas alkohol
i) Plester
j) Gunting
k) Bengkok
l) Kassa
m) Sarung tangan
n) Salf antibiotik
b. Tahap Orientasi
4
2) Perkenalkan diri, jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
c. Tahap Kerja
1) Cuci tangan
5) Hubungkan cairan infuse dengan selang infuse sehingga tidak ada udara
didalamnya’Kencangkan klem sampai infus tidak menetes dan pertahankan
kesterilannya sampai pemasangan pada tangan disiapkan
6) Kencangkan tourniquet
9) Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tusukan
10) Pegang jarum pada posisi 30 derajat pada vena yang akan ditusuk, setelah
pasti masuk lalu tusuk perlahan dengan pasti
11) Rendahkan posisi jarum sejajar dengan dan tarik jarum sedikit lalu teruskan
plastik i.v catether kedalam vena
5
15) Oleskan zalf antibiotik siatas penusukan kemudian ditutup dengan kassa
steril
17) Atur tetesan infus sesuai ketentuan, pasang stiker yang sudah diberi tanggal
d. Tahap Terminasi
3) Pasien nyaman
5) Cuci tangan
e. Dokumentasi
6
G. Kontraindikasi
1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
2. Pembuluh darah tidak rata.
3. Adanya luka bekas jaitan.
4. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri vena (A-V shunt) pada tindakan hemodiali.
5. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran
darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
H. Analisis tindakan
Dalam tindakan pemasangan infus sebaiknya kita memperhatikan beberapa hal yaitu
memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan
dilakukan, cek program terapi cairan pasien serta persiapan alat. Dan sebagai perawat
kita harus mampu menghitug dosis tetesan infus sesuai advis dokter.
a. Hematoma
b. Infiltrasi
d. Emboli udara
e. Perdarahan
f. Reaksi alergi
S :
pasien mengatakan masih nyeri dada, sesak nafas dan masih lemas
O:
pasien tampak lemah
klien tampak terbaring
7
TTV : TD :110/60 mmhg
N : 80 x/menit
RR : 26 x/menit
Suhu : 37,50C
A : masalah belum teratasi
L. Evaluasi diri
Perlu lebih lagi memperhatikan kestrerilan tindakan untuk mengurangi infeksi pada
klien, selain itu perlu penjelasan prosedur yang jelas kepada klien sebelum dilakukan
pemasangan infus karena tindakan tersebut memungkinkan adanya resiko infeksi,
plebitis, masuknya udara ke pembuluh darah, adanya bengkak didaerah penusukan,
dan pecahnya pembuluh darah.
M. Daftar pustaka/referensi
Mengetahui
Mahasiswa praktikan, Pembimbing Klinik/CI
8
9