PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap proses serta hasil kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkesinambungan, berkala, menyeluruh,
transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Penilaian menjadi bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari kegiatan belajar
mengajar. Jika pembelajaran mempunyai peran penting dalam mendukung pengembangan
keagamaan peserta didik, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai penyedia informasi untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang berjalan. Tanpa kehadiran
kegiatan evaluasi, tidak mungkin dapat ditemukan informasi mengenai kekurangan dan
kelebihan dari aktifitas belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Hasan Langgulung menyarankan untuk lebih memperhatikan evaluasi dalam pendidikan
Islam karena tujuan pendidikan memiliki keistimewaan untuk menyembah dan berbakti kepada
Allah sepanjang hayat. Maka kriteria penilaian juga harus berlainan dengan pendidikan dari
falsafah-falsafah lain. Bukan sekedar lulus ujian saja, walaupun ini juga diharuskan, tetapi harus
dimasukkan juga kebijakan dan budi mulia sebagai kriteria penilaian dalam pendidikan muslim.
Tidak semestinya bersifat materialistik, artinya ganjaran materi jangan terlalu diutamakan
kalaupun dipergunakan harus ditunjukkan bahwa hanyalah sebagai alat bukan tujuan.
Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses pembelajaran saling berkaitan satu sama lain
sebab hasil merupakan akibat dari proses. Selama ini pelaksanaan evaluasi pendidikan agama
Islam belum ideal. Karena dalam penilaian sering terjadi banyaknya pengajar cara melaksanakan
penilaian terhadap hasil belajar peserta didik tidak secara teratur dan menyambung dari waktu ke
waktu serta aspek yang dinilai untuk hasil belajar kebanyakan diambilkan dari aspek kognitif
saja, sehingga tujuan dalam pembelajaran yang telah direncanakan tidak tercapai dengan baik,
atau seorang pendidik tidak memiliki catatan atau perhatian khusus sehingga peserta didik
belajarnya tidak sungguh-sungguh karena merasa tidak diawasi dan tidak dimonitor
perkembangan kemampuannya, yang pada akhirnya masalah yang paling rumit dalam sistem
pendidikan, yaitu kurangnya evaluasi yang efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
1. Penyusunan instrument penilaian kognitif. Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan
dengan tes tertulis. Bentuk tes kognitif diantaranya adalah tes atau pertanyaan lisan di kelas,
pilihan ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian
singkat, menjodohkan, portopolio dan performans,
2. Penyusunan instrument penilaian afektif. Hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (a)
pengamatan langsung (observasi) dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
pembelajaran praktik berlangsung, (b) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan
memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap,
(c) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.
Penilaian ini dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik
melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik,
3. Penyusunan instrument penilaian psikomotorik. Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang
perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis
penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu: a) laporan diri oleh siswa yang
biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, b) pengamatan sistematis oleh guru
terhadap afektif siswa dan perlu lembar pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, Undang-UndangRI Nomor 20 Tahun 2003, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi,
2003
Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, Bandung: PT Alma’arif,
2002
Haryanti, Nik. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Bandung: Alfabeta, 2014
Buchori, M. Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Semarang: Jemars, 1983
Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013
Hariyati, Mimin. Model dan Teknik Peningkatan pada Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007
Azwar, Saifudin. Test Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Pretasi Belajar,
Yogyaakrta: Liberty, 1987
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajran, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2000