Syndrome Kompartemen
adanya sirkulasi ke bagian bawah luka/ patah tulang. Hal ini bisa terjadi karena:
Akibat pembalutan yang terlalu kuat sehingga menekan pembuluh darah yang
Tindakan Kegawatannya:
fungsi neurologis dengan lebih dulu mengembalikan aliran darah lokal, melalui
namun beberapa hal, seperti timing, masih diperdebatkan. Semua ahli bedah
melakukan fasciotomy.
Pemilihan terapi ini adalah jika diagnosa kompartemen masih dalam bentuk
c. Pada kasus gigitan ular berbisa, pemberian anti racun dapat menghambat
2. Terapi Bedah
diobservasi dengan cermat dan diperiksa lagi pada jam-jam berikutnya. Kalau
Terdapat dua teknik dalam fasciotomi yaitu teknik insisi tunggal dan
insisi ganda.Insisi ganda pada tungkai bawah paling sering digunakan karena
lebih aman dan lebih efektif, sedangkan insisi tunggal membutuhkan diseksi
yang lebih luas dan resiko kerusakan arteri dan vena peroneal.
B. Luka Bakar
Luka bakar merupakan masalah yang besar dan serius. Luka bakan
kehilangan fungsinya. Semakin banyak kulit yang hilang, akan semakin berat
kehilangan cairan.
Tindakan kegawatannya:
Manajemen luka bakar dimulai pada saat kali pertama korban ditemukan.
Pada saat korban ditemukan, biasanya api sudah mati. Dan apabila korban
masih dalam keadaan terbakar, maka dapat dilakukan tindakan atau car acara
karena bensin atau minyak tanah, karena jumlah air dalam penyiraman
Dengan cara ini, penolong harus waspada jangan sampai turut terbakar.
mengurangi proses pendalaman ini, luka dapat disiram dengan air bersih
Bila masih ada pakaina yang menyala atau membara, harus segera dilepaskan,
demikian pula semua jenis perhiasan. Karena pakaian atau perhiasan akan
kawat gigi.
3. Circulation
Kulit yang terbuka akan menyebabkan penguapan air yang berlebihan dari
akan terjadi agak lambat, namun pemasangan infus pada luka bakar diatas
Rumus ini pun tidak mutlak tepat karena banyak faktor tidak
Contoh:
Korban gawat darurat dengan BB 50 kg, luas luka bakar 20%. Maka korban
Seperuhnya 2000cc (4 kolf) dalam 8 jam pertama, dan separuhnya lagi 2000cc
Rumus ini hanya merupakan patokan awal, dan menilai cukupannya cairan
yang diberikan lebih tepat dengan menilai produksi urin setiap jam, yaitu 30-
50cc setiap jam pada orang dewasa. Atau dapat menggunakan ukuran 1 – 1,5
cc/ kgBB/ jam. Contohnya, korban yang BB-nya 50Kg, maka produksi
Bila masa pra-rumah sakit hanya singkat, maka tidak perlu pemasangan
kateter uretra (pemasangan DC). Namun dalam keadaan khusus dimana masa
pra-rumah sakit yang lama (transportasi yang sangat lama), maka perlu
4. Airway
keadaan ekstrim bisa saja airway terganggu, misalnya karena lama berada
dalam ruangan tertutup yang terbakar sehingga terjadi pengeruh panas yang
lama terhadap jalan napas. Menghisap gas atau partikel karbon yang terbakar
dalam jumlah banyak juga akan dapat mengganggu airway. Pada permulaaan
penyumbatan airway tidak total, sehingga akan tibul suara stridor (crowing).
Bila menimbulkan sesak berat dan bila dimonitor O2 kurang dari 95%, maka
ini merupakan indikasi mutlak untuk segera intubasi. Obstruksi parsial ini
kematian. Pada luka bakar wajah, kepala dan dada harus selalu diwaspadai
dan dimonitor jalan napas. Karena bisa terjadi tanda obstruksi setelah 6 jam
5. Breathing
disebabkan kerena:
Inhalasi partikel –partikel panas yang menyebabkan proses peradangan dan
edema pada saluran jalan napas yang paling kecil. Mengatasi sesak yang
Asap dari api mengadung CO. Apabila korban gawat darurat berada dalam
Fraktur yang paling umum dari tulang belakang terjadi pada toraks
servikal, vertebralis, dan lumbalis dari suatu trauma yang mengenai tulang
Tindakan kegawatannya:
Pada fase pra-rumah sakit yaitu dengan menggunakan prinsip penanganan dimana
nyawa.
Bila cedera ekstremitas yang mengganggu CAB misalnya syok karena luka
2. Survei Sekunder
mengancam CAB.
4. Dan dalam melakukan transportasi atau mobilisasi pada korban fraktur tulang
belakang ataupun fraktur servikal lakukan teknik log roll. Serta imobilisasi
kematian.
D. Fraktur Servikal
Cedera sevikal merupaka penyebab yang paling dari kecacatan dan kelemahan
setelah trauma. Tulang servikal terdiri dari 7 tulang C1 atau atlas, C2 atau axis,
C3, C4, C5, C6, dan C7. Benturan keras atau benda tajam yang mengenao tulang
servikal ini tidak hanya akan merusak struktur tulang saja namun dapat
menyebabkan cedera pada medulla spinalis apabila benturan yang disebabkan ini
sampai pada bagian posterior tulang servikal. Struktur tulang servikal yang usak
mengenai serabut saraf spinal dapat menghambat impuls sensorik dan motorik
tubuh.
Tindakan Kegawatannya:
Pada fase pra-rumah sakit yaitu dengan menggunakan prinsip penanganan dimana
nyawa.
Bila cedera ekstremitas yang mengganggu CAB misalnya syok karena luka
2. Survei Sekunder
mengancam CAB.
4. Dan dalam melakukan transportasi atau mobilisasi pada korban fraktur tulang
belakang ataupun fraktur servikal lakukan teknik log roll. Serta imobilisasi