Disusun Oleh
Tim SKP
RSU YARSI PONTIANAK TAHUN 2017
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang memeiliki peran sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang dibutuhkan.
Mutu merupakan gambaran total sifat dari suatu jasa pelayanan yangberhubungan
dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan.Juran dan Wijono (1999
dalam Virawan, 2012), menyatakan bahwa mutupelayanan yang baik harus sesuai dengan
harapan konsumen yangmemungkinkan untuk mengurangi tingkat kesalahan, pekerjaan
ulang,kegagalan, ketidakpuasan pelanggan, pemakaian alat diagnostik yang
tidaksemestinya dan meningkatkan hasil kapasitas serta memberikan dampak biaya yang
lebih sedikit.
Peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pelayanan secara efisiendan
efektif yaitu dengan menyesuaikan standar profesi, standar pelayanan yangsesuai dengan
kebutuhan pasien, pemanfaatan teknologi tepat guna dan hasil penelitian untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan/keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan
yang optimal (Nursalam, 2012).Peningkatan mutupelayanan di rumah sakit dapat
dilakukan dengan mengembangkan akreditasi rumah sakit dimana indikator utamanya
adalah Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) (The Joint CommisionInternational [JCI],
2011).
Keselamatan pasien (Patient Safety) rumah sakit adalah suatu systemdimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.Sistem tersebut meliputi penilaian risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungandengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis pasien, kemampuan belajar dariinsiden dan tindak lanjutnya serta implementasi
solusi untuk meminimalkantimbulnya risiko (DepKes, 2008).
Pelaksanaan program keselamatan pasiendalam pelayanan rumah sakit
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiridari: organisasi dan manajemen, lingkungan
kerja yang bersifat blaming danbeban kerja berlebih, team work, faktor tugas seperti
ketersediaan SOP danfaktor individu yang meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kondisifisik/mental (Cahyono, 2008).
Keselamatan pasien terdiri dari 6 sasaran yaitu (1) mengidentifikasi pasiendengan
benar, (2) meningkatkan komunikasi efektif, (3) mencegah kesalahanpemberian obat, (4)
mencegah kesalahan prosedur, tempat dan pasien dalamtindakan pembedahan, (5)
mencegah risiko infeksi dan (6) mencegah risikopasien cedera akibat jatuh (JCI, 2011).
Untuk meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu dilakukan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.Pelaksanaan
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan karenamerupakan indicator mutu
pelayanan rumah sakit Umum Yarsi Pontianak. Sebelum memulai tahap pelaksanaan
melakukan perencanaan yaitu meliputi audit fasilitas penunjang keselamatan pasien,
pembuatan anggaran dan pelaporan yang ditujukan ke Direktur rumah sakit. Untuk
melakukan audit kepatuhan itu sangat dibutuhkan fasilitas penunjang karena rumah sakit
dituntut untuk melakukan pelayanan prima sesuai dengan standar prosedur yang sudah
ditetapkan oleh kementrian kesehatan republik Indonesia. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas maka tim SKP membuat laporan hasil audit fasilitas disetiap unit
pelayanan kesehatan rumah sakit umum Yarsi Pontianak. Laporan hasil audit fasilitas ini
merupakan salah satu factor pendukung yang sangat penting untuk mendapat dukungan
dari pimpinan dan seluruh manajemen rumah sakit umum Yarsi Pontianak.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dengan mengutamakan “PATIENT
SAFETY “
2. Tujuan khusus
2.1 Sebagai pedoman bagi Direktur dan seluruh jajaran manajemen rumah sakit
umum Yarsi Pontianak dan unit pelayanan di rumah sakit dalam menyusun
anggaran pembelanjaan terkait dengan program kerja sasaran keselamatan
pasien.
2.2 Sebagai alat penggerak sumber daya yang ada di rumah sakit yang ditujukan
khususnya kepada penerima fasilitas kesehatan ( pasien dan pengunjung ),
petugas medis maupun non medis untuk melakukan kepatuhan sesuai dengan
standar prosedur yang sudah ditetapkan oleh kementrian kesehatan.
2.3 Sebagai alat ukur dan indicator keberhasilan rumah sakit umum yarsi dalam
menerapkan program kerja sasaran keselamatan pasien .
2.4 Memudahkan komite keselamatan pasien untuk memantau, monitoring dan
mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan program kerja sasaran keselamatan
pasien.
C. SASARAN
Seluruh departemen dan unit fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit umum
Yarsi Pontianak tanpa terkecuali.
fasilitas
No. Ruangan (%)
Ada Tidak
1 INTERNA 12.12% 87.87%
2 BEDAH 0% 100%
3 ICU 100% 0%
4 RB 5.8% 94.2%
5 HD 73.3% 26.67%
6 ANAK 63.63% 36.36%
7 IGD 28% 72%
TOTAL 40.40% 59.58%
Dari hasil audit fasilitas bedside di RSU Yarsi Pontianak adalah sebagai berikut: fasilitas yang
sudah ada sebanyak 40.40% dan masih belum memenuhi standar pelyanan minimal yang sudah
ditetapkan oleh Kemenkes. Sedangkan fasilitas bedside SKP yang belum tersedia di setiap unit
medis dengan total 59.58%.
Tabel hasil audit fasilitas pintu WC terbuka keluar Tim SKP
di RSU Yarsi Pontianak
fasilitas
No. Ruangan (%)
Ada Tidak
1 INTERNA 0% 94%
2 BEDAH 0% 100%
3 ICU 0% 100%
4 RB 0% 100%
5 HD 0% 100%
6 ANAK 100% 0%
7 IGD 0% 100%
TOTAL 14.28% 84.85%
Dari hasil audit fasilitas bedside di RSU Yarsi Pontianak adalah sebagai berikut: fasilitas yang
sudah ada sebanyak 14.28% dan masih belum memenuhi standar pelayanan minimal yang
sudah ditetapkan oleh Kemenkes. Sedangkan fasilitas bedside SKP yang belum tersedia di
setiap unit medis dengan total 84.85%.
No. Ruang Jenis fasilitas Jumlah Keterangan
1 Internis 1. Ruangan 17
2. Tempat tidur 33
a. Ada bedside 4 Ruang VIP
b. Bedside tidak 29
ada/rusak
3. WC 17
a. Pintu terbuka ke 16
dalam
b. Pintu terbuka ke luar 1 WC admin
c. Tidak ada pegangan 3
d. Ada pegangan 14
4. Lemari obat/ tas obat
emergency
2 ICU 1. Ruangan 1
2. Tempat tidur 2
a. Ada bedside 2
b. Bedside tidak
ada/rusak
3. WC 1
a. Pintu terbuka ke 1
dalam
b. Pintu terbuka ke luar
d. Ada pegangan -
A. Kesimpulan
Dari data hasil audit fasilitas SKP di RSU Yarsi Pontianak yang dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa jumlah fasilitas bedside yang ada pada di RSU Yarsi Pontianak sebanyak
40,40% tetapi masih belum memenuhi tandar pelayanan yang sudah ditetapkan oleh
Kemenkes dan WC yang terbuka keluar 14.28% .
B. Saran
Kami dari Tim SKP RSU Yarsi berharap sekali kepada Direktur dan Pihak manajemen yang
terkait untuk kiranya memenuhi fasilitas yang masih belum tersedia. Karena fasilitas yang
diajukan dari Tim SKP RSU Yarsi adalah jenis fasilitas wajib yang harus dipenuhi dengan
kriteria standar Pelayanan Minimal, fasilitas tersebut sudah kami modifikasi sesuia standar
pelayanan minimal dengan memperhatikan cost effective. Sehingga wajib untuk dipenuhi
dengan memperhatikan efektifitas fungsi fasilitas tersebut untuk meningkatkan pelayanan
bermutu di RSU Yarsi. Program SKP di RSU Yarsi sudah mulai berjalan sedikit demi sedikit
seperti sosialisasi tentang 6 sasaran POKJA SKP, meskipun masih belum
sepenuhnya.kegiatan ini semua terbentur oleh biaya dan fasilitas Rumah Sakit yang masih
minim sehingga menjadi kendala untuk menerapkan keselamatan pasien oleh semua petugas
yang ada di dilingkungan RSU Yarsi.
Mengetahui
Ketua Tim SKPI RSU Yarsi Pontianak Sekretaris Tim SKP RSU Yarsi Pontianak