Anda di halaman 1dari 2

Jernang, Primadona Baru Petani di Kec.

Gajah Putih

Budidaya tanaman buah jernang kini menjadi primadona baru bagi petani di Kabupaten Bener Meriah,
selain tanaman kopi Arabika, jernang dinilai cocok ditanam di wilayah itu karena bisa ditanam secara
tumpang sari diantara tanaman kopi dan coklat.
Dikatakan, prospek tanaman buah jernang dinilai sangat menjanjikan. Sekali panen buah jernang dia
bisa memperoleh hasil mencapai Rp500 juta.

"Untuk gelondong harganya Rp480 ribu/Kg. Kalau sudah diolah kualitas nomor satu harganya mencapai
Rp4 juta," tutur Irman.

Petani ini mengaku saat pertama kali dia memutuskan menanam jernang, masih banyak warga yang
mempertanyakan prospek tanaman tersebut.

Lima tahun lalu, kata Irman, tanaman jernang masih terdengar asing bagi petani di Kabupaten Bener
Meriah.

Namun sejak tanaman jernang milik Irman mulai menghasilkan profit mencapai ratusan juta dalam
sekali panen, kini banyak petani di daerah itu mulai melirik budidaya tanaman tersebut.

Bahkan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah saat ini juga mulai mendorong para petani disana untuk
menanam jernang, mengingat prospek tanaman ini sangat baik untuk bisa mendongkrak perekonomian
warga di daerah tersebut.

Bupati Bener Meriah, Ahmadi, baru-baru ini mengatakan pihaknya melalui dinas terkait juga mulai
mensosialiasikan budidaya tanaman buah jernang kepada masyarakat di daerah itu, agar para petani
dapat terbantu untuk bisa membudidayakan tanaman tersebut secara benar.

Dia meyakini kedepannya tanaman jernang akan semakin diminati oleh masyarakat.

"Budidaya buah jernang merupakan prospek atau peluang usaha baru bagi masyarakat, yang sangat luar
biasa. Karena tumbuhan ini bisa ditanam tumpang sari dengan tumbuhan lainnya, seperti tanaman kopi
dan coklat," tutur Ahmadi.

"Insya Allah SWT selain kopi Kabupaten Bener Meriah akan memiliki tanaman primadona baru untuk
kedepannya," katanya lagi.

Untuk saat ini, kata Ahmadi, tanaman buah jernang memang masih asing bagi sebagian petani di Bener
Meriah.

Menurutnya, budidaya tanaman ini baru mulai berkembang di beberapa kawasan saja seperti di wilayah
Kecamatan Pintu Rime Gayo dan Kecamatan Gajah Putih.

Namun melihat prospeknya yang sangat menjanjikan, Ahmadi berharap kedepannya akan semakin
banyak petani di daerah itu menanam jernang, karena bisa ditanam diantara tanaman kopi, guna
menambah pendapatan ekonomi para petani.

"Seperti milik Pak Irman yang kita panen ini usia tanaman jernangnya sudah mencapai lima tahun,
dengan luas kebun dua hektare, dengan sekali kutip (memanen) hampir mencapai satu ton setengah,
jadi hampir Rp500 juta sekali panen, ini sangat luar biasa," tutur Ahmadi.

Anda mungkin juga menyukai