Anda di halaman 1dari 9

Kubikel 20 kV

Oleh:
Tina Triasih
NIM 17721251011

A. Pengertian
Kubikel merupakan Perangkat Hubung Bagi pada Tegangan Menegah (PHB-TM)
yang berbentuk lemari panel tertutup yang terbuat dari bahan besi. Pada dasarnya, kubikel
merupakan instalasi 20 kV pada Gardu Induk yang terangkai dalam satu lemari panel.
Instalasi tersebut disebut dengan kubikel karena menggunakan lemari panel yang
berbentuk seperti kubus. Tujuan penggunaan lemari panel atau pembuatan kubikel adalah
untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan, efisiensi pengaturan serta keamanan
operasi.
B. Bagian-bagian Kubikel
Kubikel terdiri dari tiga bagian, yaitu Incoming, Metering dan Outgoing. Masing-
masing bagian memiliki kontak DS (Disconecting Switch) dan bagian kontak pentanahan
(grounding).
1. Incoming
Incoming adalah tempat masuknya tegangan dari sumber sebesar 20 KV yang mana
pada incoming tersebut terdapat 3 buah lampu indikator neon (R, S, T) yang akan menyala
apabila tegangan dari luar masuk ke incoming. Pada incoming juga terdapat 3 buah trafo
arus yang akan digunakan oleh KWH meter pada incoming dengan kode P7 untuk
mengukur daya yang dikeluarkan.
2. Metering
Metering adalah suatu bagian dari kubikel yang memiliki kemampuan pengukuran
besaran-besaran listrik. Pada metering terdapat alat-alat ukur pengukuran seperti
voltmeter, amperemeter, dan KV meter. Pada metering terdapat fuse-fuse pengaman
sebanyak 3 buah buatan merlin gerin dengan data fuse HV 20 KV; 6,3 A; W/O Striker.
Tepat di bawah fuse-fuse ini terdapat 3 buah transformator tegangan yang menurunkan
tegangan dari 20 KV menjadi 100 V AC yang akan digunakan oleh alat- alat ukur seperti
kv meter dan amperemeter serta voltmeter. Selain fuse-fuse juga terdapat MCB 3 fasa
yang akan mengamankan hubungan ke material-material pengukuran.
3. Outgoing
Outgoing berfungsi sebagai tempat keluarnya tegangan menengah setelah melalui
incoming dan metering. Outgoing memiliki kompartemen yang paling besar dimana pada
kompartemen bagian atas terdapat kontak grounding dan juga terdapat kontak
disconecting switch. Pada bagian atas juga terdapat 2 buah kunci dan satu kunci lagi
pada bagian bawah kompartemen. Kunci-kunci bekerja secara interlock dengan tipe kunci
50.

C. Komponen-komponen Kubikel
1. Busbar
Busbar merupakan tempat untuk mengumpulkan tenaga listrik dengan tegangan 20
kV serta membaginya ke tempat-tempat yang diperlukan.
2. Kompartemen Rell
Kompartemen rell merupakan tempat kedudukan busbar/rell yang dilengkapi
dengan isolator penyangga yang berfungsi untuk menyangga kedudukan rell agar kuat.
3. Kompartemen Lemari Kendali
Kompartemen lemari kendali berfungsi sebagai pusat terminal kendali, sumber DC,
dan peralatan pendukung seperti amperemeter, relai proteksi, kWH meter, tombol
close/open, dan juga pusat kendali jaringan (wiring control). Panel ini sering disebut
dengan lemari Low Voltage (LV) karena tegangannya adalah tegangan rendah.
4. Pemisah Rell
Pemisah rell berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban.
Kontak penghubung pemisah rell tidak dilengkapi dengan media peredam busur api.
5. Pemisah (PMS)/Disconnecting Switch (DS)
Pemisah berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemisah
hanya dapat dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban.
6. Pemutus Beban/Load Break Switch (LBS)
Pemutus beban berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV.
Pemutus beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada kabel
masuk atau keluar gardu distribusi. Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar pembumian
yang bekerja secara interlock dengan LBS. Untuk pengoperasian jarak jauh (remote
control), Remote Terminal Unit (RTU) harus dilengkapi catu daya penggerak.
7. Pemutus Tenaga (PMT)/Circuit Breaker (CB)
Pemutus tenaga berfungsi sebagai pemutus dan penghubung arus listrik dengan
cepat dalam keadaan normal maupun gangguan hubung singkat. Peralatan Pemutus
Tenaga (PMT) ini sudah dilengkapi degan relai proteksi arus lebih (Over Current Relay)
dan dapat difungsikan sebagai alat pembatas beban. Komponen utama PHB-TM tersebut
diatas sudah terakit dalam kompartemen kompak (lengkap), yang sering disebut Kubikel
Pembatas Beban Pelanggan. Kontak penghubung PMT dilengkapi dengan media peredam
busur api. Closing Coil berfungsi menggerakkan mekanik untuk menghubung/close
kontak utama PMT, sedangkan tripyng coil berfungsi menggerakkan mekanik untuk
membuka/open kontak utama PMT. Motor berfungsi untuk mengisi pegas/spring charge
mekanik PMT yang siap dieksekusi closing coil/tripyng coil.
8. LBS – TP (Transformer Protection)
Transformator distribusi dengan daya ≤ 630 kVA pada sisi primer dilindungi
pembatas arus dengan pengaman lebur jenis HRC (High Rupturing Capacity). Peralatan
kubikel proteksi transformator, dilengkapi dengan LBS yang dipasang sebelum pengaman
lebur. Untuk gardu kompak, komponen proteksi dan LBS dapat saja sudah terangkai
sebagai satu kesatuan, dan disebut Ring Main Unit (RMU).
9. Pemisah Kabel
Pemisah kabel berfungsi untuk membuka dan menutup aliran listrik tanpa beban.
Kontak penghubung pemisah kabel tidak dilengkapi dengan media peredam busur api.
10. Kompartemen Kabel
Kompartemen kabel berfungsi sebagai ruang tempat kedudukan kabel in door. Pada
kompartemen ini terdapat:
a. terminasi kabel tegangan menengah,
b. tiga pembagi tegangan (potensial divider), dilengkapi pada setiap pada terminasi
kabel, yang disambung dengan tiga neon indikator yang dipasang di muka panel.
Fungsinya untuk melihat secara visual bahwa kabel tersebut dalam keadaan
bertegangan atau tidak, sehingga aman terhadap petugas yang melaksanakan
pengoperasian,
c. satu rangkaian hubung pendek dan pemisah tanah untuk sisi kabel, dioperasikan dari
depan panel, dilengkapi dengan mekanisme operasi kecepatan tinggi sehingga
mempunyai kecepatan masuk yang tidak tergantung kecepatan operator,
d. trafo arus,
e. trafo tegangan (sesuai permintaan), dapat tipe tetap atau lepasan, dilengkapi
dengan pelebur dengan kapasitas pemutusan tinggi.
11. Trafo Arus
Trafo Arus CT (Current Transformer) adalah suatu peralatan listrik yang dapat
memperkecil arus besar menjadi kecil, yang dipergunakan dalam arus bolak balik. Fungsi
CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak di ukur (sisi
sekunder) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem, arus yang hendak di ukur (yang
selanjutnya di sebut sisi primer) terhadap sirkit dimana instrument tersambung (yang
selanjutnya di sebut sisi sekunder). Berbeda dengan transformator tenaga yang
arusnya tergantung dari sisi sekundernya merupakan alat pendukung yang digunakan
dalam instalasi Gardu Induk Sisi 20 kV. Alat ini untuk mendukung dalam pengukuran arus
yaitu sebagai pengukuran dan sebagai proteksi terhadap arus lebih. Trafo arus ini
berfungsi untuk menurunkan arus yang bekerja/mengalir berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet, yaitu timbulnya arus dalam suatu sirkit listrik (sisi sekunder) akibat dari
pengaruh sirkit yang lain (sisi primer) secara fisik tidak saling berhubungan dalam
rangkaian tertutup. Peristiwa ini terjadi karena adanya perpotongan garis medan magnet
yang berubah-ubah memotong penghantar tersebut.
Trafo arus berfungsi untuk: (1) mentransformasikan besaran arus dari nilai arus
yang besar ke arus yang kecil digunakan untuk pengukuran dan proteksi. Arus primer ke
arus sekunder yang digunakan untuk pengukuran yaitu Ampermeter dan KWh meter serta
untuk proteksi yaitu relay proteksi. (2) sebagai isolasi antara sisi tegangan yang
diukur/diproteksi dengan alat ukurnya atau alat proteksinya.
12. Trafo Tegangan
Trafo Tegangan adalah peralatan listrik yang dapat memperkecil tegangan tinggi
menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi
trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan
yang hendak dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan tegangan
tinggi merupakan suatu peralatan listrik yang digunakan dalam instalasi Gardu Induk Sisi
20kV. Alat ini membantu dalam pengukuran tegangan dan digunakan untuk pengukuran
tegangan pada KWh meter. Alat ini juga membantu dalam sistem proteksi yaitu untuk
relay UFR (Under Frekwensi Relay) mendeteksi frekuensi dari tegangan tersebut.
Trafo tegangan berfungsi untuk: (1) mentransformasikan besaran tegangan dari
nilai tegangan yang besar ketegangan yang kecil digunakan untuk pengukuran dan
proteksi, (2) sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur/diproteksi dengan alat
ukurnya atau alat proteksinya.
13. Pemanas (Heater)
Merupakan alat pemanas berfungsi untuk memanaskan ruang terminal kabel dalam
kubikel agar kelembabannya terjaga. Keadaan ini diharapkan dapat mengurangi efek
corona pada terminal kubikel tersebut. Corona akan menyebabkan turunnya kualitas
isolasi/breakdown peralatan. Sehingga apabila ada kenaikan tegangan/arus akibat
gangguan, maka titik lemah dari isolasi ini akan terancam untuk rusak/meledak/terbakar.
D. Pemeliharaan Kubikel
1. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan yaitu suatu kegiatan yang meliputi pekerjaan pemeriksaan,
pencegahan, perbaikan dan penggantian peralatan pada sistem distribusi yang dilakukan
secara terjadwal (schedule) ataupun tanpa jadwal. Pemeliharaan dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan keandalam pada sistem distribusi dlam rangka mengurangi
kerusakan peralatan yang sifatnya mendadak, menurunkan biaya pemeliharaan dan
mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Sistem distribusi harus direncanakan dengan baik dan benar, memakai
bahan/peralatan yang berkualitas baik sesuai dengan standar yang berlaku.
b. Sistem distribusi yang baru dibangun harus diperiksa secara teliti, apabila terdapat
kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga.
c. Staf / petugas dan pemeliharaan harus terlatih baik dengan jumlah petugas cukup
memadai.
d. Mempunyai peralatan kerja yang baik dengan jumlah cukup memadai untuk
pemeliharan dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan dalam
keadaan bertegangan.
e. Mempunyai buku / brosur peralatan dari pabrik pembuat dan dipelihara untuk
bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya.
f. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat kemungkinan
penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
g. Harus diamati tindakan pengaman dalam pelaksanaan pemeliharaan, gunakan
peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar.

2. Macam-Macam Pemeliharaan
Pada dasarnya pemeliharaan terbagi menjadi dua bagian yaitu:
• Pemeliharaan rutin (terjadwal)
• Pemeliharaan tanpa jadwal / mendadak.
a. Pemeliharaan rutin
Dalam pelaksanaannya pemeliharaan rutin ini terdiri dari dua katagori pekerjaan
yaitu
1) Pemeliharaan servis, pemeliharaan dengan jangka waktu pendek meliputi
pekerjaan ringan kecil. Misalnya: memberishkan ROW jaringan.
2) Pemeliharaan inpeksi, pemeliharaan jangka waktu panjang meliputi pekerjaan
penyetelan, perbaikan dan penggantian peralatan dab bagian – bagian dari sistem
distribusi.
b. Pemeliharaan tanpa jadwal / mendadak
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini berakibat gangguan
atau kerusakan atau hal-hal lain diluar kemampuan kita, sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan/pengecekan perbaikan ataupun penggantian peralatan, tetapi masih
dalam kurun waktu pemeliharaan.

3. Jenis-jenis Pemeliharaan
Jenis-jenis pemeliharaan peralatan adalah sebagai berikut :
a. Predictive Maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang
dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan
kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan
memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejala kerusakan secara dini. Cara
yang biasa dipakai adalah memonitor kondisi secara online baik pada saat peralatan
beroperasi atau tidak beroperasi. Untuk ini diperlukan peralatan dan personil khusus
untuk analisa. Pemeliharaan ini disebut juga pemeliharaan berdasarkan kondisi
(Condition Based Maintenance).
b. Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba-tiba dan untuk
mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya.
Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala dengan berpedoman kepada Instruction
Manual dari pabrik, standar-standar yang ada (IEC, CIGRE, dll) dan pengalaman
operasi di lapangan. Pemeliharaan ini disebut juga dengan pemeliharaan
berdasarkan waktu (Time Based Maintenance).
c. Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana
pada waktu-waktu tertentu. Ketika peralatan listrik mengalami kelainan pada saat
menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula
disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi. Pemeliharaan ini disebut juga
Curative Maintenance, yang bisa berupa Trouble Shooting atau penggantian
pembagian yang rusak.
d. Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi
kerusakan mendadak dan sifatnya darurat.
Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 3 macam :
1) Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator atau
patroli bagian Gardu Induk yang tidak dijaga (GITO - Gardu Induk Tanpa Operator).
2) Pemeliharaaan transformator yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas
Pemeliharaan setiap bulan untuk Gardu Induk yang dijaga maupun Gardu induk
yang tidak dijaga.
3) Pemeliharaan transformator yang berupa pemeriksaan, pengukuran dan pengujian
dan dilakukan oleh petugas Pemeliharaan setiap tahun untuk Gardu induk yang
dijaga maupun Gardu Induk yang tidak dijaga.

4. Langkah-langkah Pemeliharaan Kubikel


Ada 4 tahap penting dalam pemeliharaan kubikel yaitu:

a. Mengeluarkan kontak hubung, yaitu tahapan untuk melepas beban dan


memadamkan aliran listrik.
b. Membuka pintu kubikel, Harus dalam keadaan benar-benar tidak bertegangan,
karena ada sistem interlock bahwa pintu hanya dapat dibuka apabila saklar
pentanahan pada posisi ON / masuk. Pada tahap ini harus ada koordinasi dimana
aliran listrik baik dari saluran sisi masuk maupun keluar sudah dinyatakan padam.
Pemeriksaan atau pemeliharaan pada bagian dalam kubikel dilaksanakan pada
tahap ini.
c. Menutup pintu kubikel, Tahap ini menandakan pekerjaan pemeriksaan /
pemeliharaan telah dilakukan dan dengan hasil baik, berarti kubikel siap
dioperasikan kembali.
d. Memasukkan kontak hubung (LBS, PMT), tahap ini berarti memasukkan tegangan
dari:
- Saluran / penyulang ke busbar untuk kubikel in coming
- Busbar ke saluran ke busbar untuk kubikul out going
- Busbar ke beban ke busbar untuk kubikel PB

5. Pemeliharaan Komponen – Komponen Kubikel


a. Pemeliharaan PMT / LBS
Dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan

1) Pemeriksaan visual dan pembersihan bagian luar


2) Pemeriksaan dan perbaikan bagian-bagian mekanik
3) Percobaan keluar masuk manual maupun dengan simulasi relai
4) Pemeriksaan dan perawatan media pemadaman busur api (untuk minyak dan
gas)
5) Pemeriksaan dan perawatan alat-alat kontak
6) Pemeriksaan dan perawatan motor penggerak (bila ada)
7) Pengukuran tahanan isolasi
8) Pengukuran tahanan kontak
9) Pemeriksaan keserempakan alat kontak
10) Pengukuran dan pemeriksaan terhadap tahanan pentanahan
11) Pemeriksaan / perbaikan terhadap peralatan interlock mekanik maupun listrik
b. Pemeliharaan pemisah ( PMS )
Dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan

1) Pemeliharaan dan perawatan pada pisau-pisau kontaknya


2) Pengencangan pada baut-baut yang kendor
3) Pemeriksaan pada isolator
4) Pemeriksaan pada pegas-pegas kontaknya
5) Percobaan keluar masuk
6) Pemeriksaan pada peralatan mekanis interlocknya
c. Pemeriksaan sumber arus searah
1) Pengukuran besarnya tegangan ( 90 – 110 V DC )
2) Pemeriksaan terhadap MCB sebagai pengamanan sumber DC
3) Pemeriksaan sel batere ( basah dan kering )
d. Pemeriksaan sumber arus bolak-balik ( Pemakaian Sendiri / PS)
1) Pengukuran besarnya tegangan ( 190 - 240 V AC )
2) Pemeriksaan terhadap MCB sebagai pengamanan sumber AC
e. Pemeliharaan relai
1) Pemeriksaan dan perawatan pengawatan relai yaitu antara trafo arus dan bagian
perasa.
2) Pemeriksaan dan perawatan pengawatan antara relai dan tripping coil PMT.
3) Pemeriksaan dan perawatan pengawatan antara sumber tegangan dan tripping
coil.
4) Pemeriksaan dan pengukuran sumber tegangan untuk tripping.
5) Pengetesan relai.
f. Pemeliharaan pelebur (fuse)
1) Pemeriksaan kedudukannya
2) Pemeriksaan dan perawatan terminal kontaknya dan jepitnya
3) Pemeriksaan nilai nominal arusnya.
4) Pemeriksaan kondisinya
g. Pemeliharaan pentanahan
1) Pemeriksaan / perbaikan kondisi hantaran pentanahan
2) Pengukuran tahanan pentanahan
3) Penggantian / penambahan elektroda pentanahan
h. Pemeliharaan terhadap peralatan kontak
1) Pembersihan dan pengolesan dengan vaselin permukaan kontak terminal-
terminal alat-hubung, sepatu kabel busbar.
2) Pengencangan kembali dengan torsi yang benar pada baut pengikat rel / busbar.

E. Daftar Pustaka

1. PT PLN (Persero) Pusdiklat. Pengenalan Kubikel 20 KV dan Komponen-Komponennya


2. Marsudi, Djiteng. (2005). Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Erlangga.
3. L., Bonggas Tobing. (2012). Peralatan Tegangan Tinggi, Edisi Kedua, Jakarta: Erlangga.
4. Hariansyah, M. & Awaluddin, J. Aplikasi Penggunaan Kubikel 20 Kv Pada Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle Dieng. Bogor: Universitas Ibn. Khaldun
Bogor. Diakses dari http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/JUTEKS/article/download/743/eng.
5. Kelompok Kerja Standar Kontruksi Disribusi Jaringan Tenaga Listrik dan
6. Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia. 2010. Buku 4: Standar
Konstruksi gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik. Jakarta: PT PLN Persero.

Anda mungkin juga menyukai