OLEH :
PENDAMPING :
1
KASUS MEDIK
2
2. Riwayat Pengobatan :
Belum ada upaya pengobatan sebelumnya.
3
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN
1. Subjektif :
Pasien laki-laki 50 tahun, masuk dengan keluhan benjolan di kantong buah
zakar sebelah kanan sekitar 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya terasa di
lipatan paha kanan yang dirasakan sejak 20 tahun yang lalu, benjolan
hilang timbul, masih bisa masuk kembali bila ditekan dengan jari. Sekitar
5 tahun yang lalu, benjolan di lipat paha tidak dapat dimasukkan kembali.
Nyeri perut (+) sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada riwayat
demam dan trauma sebelumnya. BAB belum 2 hari, BAK lancar.
2. Objektif :
Status Present:
Sakit Sedang/Gizi baik/Composmentis
Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 100kali/ menit (Reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 20kali/ menit (Thoracoabdominal)
Suhu : 36.8oC (axial)
Kepala:
Ekspresi : Meringis
Simetris Muka : Simetris
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, sulit dicabut
Mata:
Eksoptalmus/ Enoptalmus : (-)
Gerakan : Ke segala arah
Tekanan Bola Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak Mata : Edema palpebral (-), ptosis (-)
Konjungtiva ODS : Anemis (-)
Sklera ODS : Ikterus (-)
Kornea ODS : Jernih, reflex kornea (+)
Pupil ODS : Bulat, isokor ∅2,5mm; RCL +; RCTL +
Telinga:
Bentuk : Simetris
4
Pendengaran : Dalam batas normal
Sekret : (-)
Hidung:
Deviasi septum : (-)
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Hiperemis : (-)
Mulut:
Bibir : Kering (-), stomatitis (-)
Gigi Geligi : Karies (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)
Leher:
Kel. Getah Bening : Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
Kaku Kuduk : (-)
Tumor : (-)
Dada:
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan
- Bentuk : Normothoraks
- Buah Dada : Tidak ada kelainan
- Sela Iga : Tidak ada pelebaran
- Lain-lain : Barrel chest (-), massa tumor (-)
Paru:
o Inspeksi :bentuk simetris, pergerakan simetris,
retraksi
Intercostals (-), irama nafas regular
o Palpasi:
Fremitus Raba : Kiri = Kanan
Nyeri Tekan : (-)
o Perkusi:
Paru Kiri : Sonor
Paru Kanan : Sonor
Batas Paru Hepar : ICS VI anterior dextra
Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal IX
Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal X
o Auskultasi:
Bunyi Pernapasan :Vesikuler
5
Bunyi Tambahan :
Ronkhi - - Wheezing - -
- - - -
- - - -
Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi :Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan:linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
BJ I/II : Murni reguler
Bunyi Tambahan : Bising (-)
Perut:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, caput medusa (-)
o Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (+) pada seluruh
bagian perut
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
o Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)
o Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Alat Kelamin
Regio Skrotalis
o Inspeksi : tampak benjolan pada skrotum dekstra
o Palpasi : teraba benjolan pada skrotum dekstra, uk. 10x5cm,
nyeri (+)
Anus dan Rektum : Tidak ada kelainan
Kulit : Hiperemis (-)
Punggung : Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
o Palpasi : Gibbus (-)
o Nyeri Ketok : (-)
o Auskultasi : Rh -/- Wh -/-
Ekstremitas
- Bentuk : Simetris, refleks fisiologis (+/+), refleks
patologis (-/-)
- Akral : Dingin, sianosis perifer (-),bintik
pendarahan (+)
- Kuku dan jari : Lengkap, normal
6
- Capillary refil test : < 2’’
3. Assessment :
Setelah dilakukan anamnesis (subjektif), pemeriksaan fisik dan penunjang
(objektif) pada pasien, ditegakkan diagnosis Dengue Haemorrhagic fever grade 3.
Penegakkan diagnosis dipikirkan berdasarkan penjelasan berikut ini:
Pasien laki-laki 50 tahun, masuk dengan keluhan benjolan di kantong buah zakar
sebelah kanan sekitar 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya terasa di lipatan paha
kanan yang dirasakan sejak 20 tahun yang lalu, benjolan hilang timbul, masih
bisa masuk kembali bila ditekan dengan jari. Sekitar 5 tahun yang lalu, benjolan di
lipat paha tidak dapat dimasukkan kembali. Nyeri perut (+) sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Tidak ada riwayat demam dan trauma sebelumnya. BAB
belum 2 hari, BAK lancer. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan diagnosis hernia scrotalis dextra pada
pasien tersebut.
Diagnosis :
Hernia Scrotalis Dextra
4. Plan :
Pengobatan
Pada pasien ini diberikan terapi:
Konsultasi
Perlu dilakukan konsultasi (cito) ke dokter spesialis bedah.
Rujukan
Pada kasus ini, rujukan tidak perlu dilakukan karena kasus ini
7
masih dapat ditangani di rumah sakit setempat dan penanganan berupa
herniorrhaphy dapat dilakukan oleh ahli bedah setempat.
Kontrol
Kontrol post operasi herniorrhaphy pada pasien ini perlu dilakukan
untuk follow-up perawatan luka dan jahitan serta mencegah
kemungkinan infeksi dan keluahan lain yang mungkin terjadi
sehubungan dengan kasus ini.
A. RINGKASAN MATERI
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab
yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-
laki dibanding pada perempuan. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah
adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga
perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
Disebut hernia inguinalis lateralis karena menonjol dari perut di lateral
pembuluh epigastrik inferior. Umumnya keluhan pada orang dewasa berupa
benjola di lipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau
mengangkat beban berat, dan menghilang pada waktu istirahat baring. Hernia
inguinalis dapat didiagnosis dari pemeriksaan fisis berupa inspeksi dan palpasi.
Pada inspeksi muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke
medial, tonjolan berbentuk lonjong. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada
benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan
dapat di reposisi. Hernia inguinalis lateralis dapat disebut juga hernia skrotalis
jika mencapai skrotum. Disebut inkarserata juga sudah terjadi gangguan pasase
usus, tetapi tanda vital masih baik. Hal ini termasuk kasus kegawatdaruratan.
8
Penanganan pertama yang dilakukan adalah memposisikan pasien dengan
kaki lebih di atas (posisi Tredelenburg), kompres air dingin pada benjolan,
resusitasi cairan, dan memberikan antibiotik profilaksis. Pengobatan operatif
merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis. Indikasi operasi
sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Tindakan operatif yang umumnya
dilakukan yaitu herniorrhaphy, dimana dilakukan pembebasan kantung hernia dan
direposisi, kemudian memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis.