Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kasus Bedah

HERNIA SCROTALIS DEXTRA

OLEH :

dr. Amaliah Syamra

PENDAMPING :

dr. Sukardi Yunus, Sp.An, M.Kes

RUMAH SAKIT BHAYANGKARA KOTA KENDARI


SULAWESI TENGGARA
2018

1
KASUS MEDIK

Topik : Hernia Scrotalis Dextra


Tanggal Kasus : 06 Juli 2018 Presenter : dr. Amaliah Syamra
Tanggal Presentasi : - Pendamping : dr. Sukardi Yunus, Sp.An, M.Kes
Tempat Presentasi : RS Bhayangkara Kota Kendari
Objektif Presentasi
 Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
 Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi Anak □ Remaja  Dewasa Lansia □ Bumil
Pasien laki-laki 50 tahun, masuk dengan keluhan benjolan di kantong buah
zakar sebelah kanan sekitar 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya terasa di
lipatan paha kanan yang dirasakan sejak 20 tahun yang lalu, benjolan
□ Deskripsi hilang timbul, masih bisa masuk kembali bila ditekan dengan jari. Sekitar 5
tahun yang lalu, benjolan di lipat paha tidak dapat dimasukkan kembali.
Nyeri perut (+) sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada riwayat
demam dan trauma sebelumnya. BAB belum 2 hari, BAK lancar.
□ Tujuan Mengetahui cara diagnosis dan penatalaksanaan hernia inkarserata.

Bahan Bahasan  Tinjauan Pustaka □ Riset  Kasus □ Audit


Cara  Presentasi dan
□ Diskusi □ Email □ Pos
Membahas Diskusi
Data Pasien Nama : Tn. DS No. Registrasi : 0787xx
Nama RS : RS Bhayangkara Kota Kendari Telp : - Terdaftar sejak : -

Data Utama untuk Bahan Diskusi :


1. Diagnosis / Gambaran Klinis :
 Hernia Scrotalis Dextra
 Pasien laki-laki 50 tahun, masuk dengan keluhan benjolan di kantong buah zakar sebelah
kanan sekitar 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya terasa di lipatan paha kanan yang dirasakan
sejak 20 tahun yang lalu, benjolan hilang timbul, masih bisa masuk kembali bila ditekan
dengan jari. Sekitar 5 tahun yang lalu, benjolan di lipat paha tidak dapat dimasukkan
kembali. Nyeri perut (+) sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada riwayat
demam dan trauma sebelumnya. BAB belum 2 hari, BAK lancar.

2
2. Riwayat Pengobatan :
Belum ada upaya pengobatan sebelumnya.

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :


Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama seperti pasien.
5. Riwayat Pekerjaan :
Pasien bekerja sebagai petani
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Pasien tinggal bersama istri dan anaknya.
7. Riwayat Imunisasi : riwayat imunisasi tidak diketahui.
Daftar Pustaka :
1. De Jong Wim, Sjamsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed 2. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
2. A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. 2000. Kapita
SelektaKedokteran. Edisi III, Jilid II. Jakarta : Penerbit Media Aesculapius,Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
3. R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. 2001. Abominal Wall Hernias
(Principlesand Management) Edisi I. New York:Penerbit Sringer-Varlag.
Hasil Pembelajaran :
1. Patofisiologi
2. Etiologi
3. Diagnosis
4. Penatatalaksanaaan
5. Prognosis

3
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN

1. Subjektif :
Pasien laki-laki 50 tahun, masuk dengan keluhan benjolan di kantong buah
zakar sebelah kanan sekitar 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya terasa di
lipatan paha kanan yang dirasakan sejak 20 tahun yang lalu, benjolan
hilang timbul, masih bisa masuk kembali bila ditekan dengan jari. Sekitar
5 tahun yang lalu, benjolan di lipat paha tidak dapat dimasukkan kembali.
Nyeri perut (+) sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Tidak ada riwayat
demam dan trauma sebelumnya. BAB belum 2 hari, BAK lancar.

2. Objektif :
 Status Present:
Sakit Sedang/Gizi baik/Composmentis

 Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 100kali/ menit (Reguler, kuat angkat)
Pernapasan : 20kali/ menit (Thoracoabdominal)
Suhu : 36.8oC (axial)
 Kepala:
Ekspresi : Meringis
Simetris Muka : Simetris
Deformitas : (-)
Rambut : Hitam, lurus, sulit dicabut
 Mata:
Eksoptalmus/ Enoptalmus : (-)
Gerakan : Ke segala arah
Tekanan Bola Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak Mata : Edema palpebral (-), ptosis (-)
Konjungtiva ODS : Anemis (-)
Sklera ODS : Ikterus (-)
Kornea ODS : Jernih, reflex kornea (+)
Pupil ODS : Bulat, isokor ∅2,5mm; RCL +; RCTL +
 Telinga:
Bentuk : Simetris

4
Pendengaran : Dalam batas normal
Sekret : (-)
 Hidung:
Deviasi septum : (-)
Perdarahan : (-)
Sekret : (-)
Hiperemis : (-)
 Mulut:
Bibir : Kering (-), stomatitis (-)
Gigi Geligi : Karies (-)
Gusi : Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings : Hiperemis (-)
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-)
Lidah : Kotor (-)
 Leher:
Kel. Getah Bening : Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok : Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
Kaku Kuduk : (-)
Tumor : (-)
 Dada:
- Inspeksi : Simetris hemithoraks kiri dan kanan
- Bentuk : Normothoraks
- Buah Dada : Tidak ada kelainan
- Sela Iga : Tidak ada pelebaran
- Lain-lain : Barrel chest (-), massa tumor (-)
 Paru:
o Inspeksi :bentuk simetris, pergerakan simetris,
retraksi
Intercostals (-), irama nafas regular
o Palpasi:
 Fremitus Raba : Kiri = Kanan
 Nyeri Tekan : (-)
o Perkusi:
 Paru Kiri : Sonor
 Paru Kanan : Sonor
 Batas Paru Hepar : ICS VI anterior dextra
 Batas Paru Belakang Kanan :Vertebra thorakal IX
 Batas Paru Belakang Kiri :Vertebra thorakal X
o Auskultasi:
 Bunyi Pernapasan :Vesikuler

5
 Bunyi Tambahan :
Ronkhi - - Wheezing - -
- - - -
- - - -

 Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi :Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung
kanan:linea parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea
midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
 BJ I/II : Murni reguler
 Bunyi Tambahan : Bising (-)
 Perut:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, caput medusa (-)
o Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan (+) pada seluruh
bagian perut
 Hati : Tidak teraba
 Limpa : Tidak teraba
 Ginjal : Ballotement (-)
o Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)
o Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
 Alat Kelamin
Regio Skrotalis
o Inspeksi : tampak benjolan pada skrotum dekstra
o Palpasi : teraba benjolan pada skrotum dekstra, uk. 10x5cm,
nyeri (+)
 Anus dan Rektum : Tidak ada kelainan
 Kulit : Hiperemis (-)
 Punggung : Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
o Palpasi : Gibbus (-)
o Nyeri Ketok : (-)
o Auskultasi : Rh -/- Wh -/-
 Ekstremitas
- Bentuk : Simetris, refleks fisiologis (+/+), refleks
patologis (-/-)
- Akral : Dingin, sianosis perifer (-),bintik
pendarahan (+)
- Kuku dan jari : Lengkap, normal

6
- Capillary refil test : < 2’’

3. Assessment :
Setelah dilakukan anamnesis (subjektif), pemeriksaan fisik dan penunjang
(objektif) pada pasien, ditegakkan diagnosis Dengue Haemorrhagic fever grade 3.
Penegakkan diagnosis dipikirkan berdasarkan penjelasan berikut ini:
Pasien laki-laki 50 tahun, masuk dengan keluhan benjolan di kantong buah zakar
sebelah kanan sekitar 2 tahun yang lalu. Benjolan awalnya terasa di lipatan paha
kanan yang dirasakan sejak 20 tahun yang lalu, benjolan hilang timbul, masih
bisa masuk kembali bila ditekan dengan jari. Sekitar 5 tahun yang lalu, benjolan di
lipat paha tidak dapat dimasukkan kembali. Nyeri perut (+) sejak 1 hari sebelum
masuk rumah sakit. Tidak ada riwayat demam dan trauma sebelumnya. BAB
belum 2 hari, BAK lancer. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang dapat disimpulkan diagnosis hernia scrotalis dextra pada
pasien tersebut.
Diagnosis :
 Hernia Scrotalis Dextra

4. Plan :

Pengobatan
Pada pasien ini diberikan terapi:

 Posisi Tredelenburg + kompres hernia dengan


menggunakan air dingin
 IVFD RL 28 tpm
 Inj Ceftriaxone 1gr/12j/iv
 Inj Ketorolac 1 amp/8j/iv
 Konsul cito Sp.B untuk dilakukan Herniorrhaphy

Konsultasi
Perlu dilakukan konsultasi (cito) ke dokter spesialis bedah.

Rujukan
Pada kasus ini, rujukan tidak perlu dilakukan karena kasus ini

7
masih dapat ditangani di rumah sakit setempat dan penanganan berupa
herniorrhaphy dapat dilakukan oleh ahli bedah setempat.

Kontrol
Kontrol post operasi herniorrhaphy pada pasien ini perlu dilakukan
untuk follow-up perawatan luka dan jahitan serta mencegah
kemungkinan infeksi dan keluahan lain yang mungkin terjadi
sehubungan dengan kasus ini.

A. RINGKASAN MATERI
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan pada hernia abdomen, isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari bagian muskulo-
aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab
yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-
laki dibanding pada perempuan. Faktor yang dipandang berperan kausal adalah
adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga
perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.
Disebut hernia inguinalis lateralis karena menonjol dari perut di lateral
pembuluh epigastrik inferior. Umumnya keluhan pada orang dewasa berupa
benjola di lipat paha yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau
mengangkat beban berat, dan menghilang pada waktu istirahat baring. Hernia
inguinalis dapat didiagnosis dari pemeriksaan fisis berupa inspeksi dan palpasi.
Pada inspeksi muncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke
medial, tonjolan berbentuk lonjong. Palpasi dilakukan dalam keadaan ada
benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan dicoba mendorong apakah benjolan
dapat di reposisi. Hernia inguinalis lateralis dapat disebut juga hernia skrotalis
jika mencapai skrotum. Disebut inkarserata juga sudah terjadi gangguan pasase
usus, tetapi tanda vital masih baik. Hal ini termasuk kasus kegawatdaruratan.

8
Penanganan pertama yang dilakukan adalah memposisikan pasien dengan
kaki lebih di atas (posisi Tredelenburg), kompres air dingin pada benjolan,
resusitasi cairan, dan memberikan antibiotik profilaksis. Pengobatan operatif
merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis. Indikasi operasi
sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Tindakan operatif yang umumnya
dilakukan yaitu herniorrhaphy, dimana dilakukan pembebasan kantung hernia dan
direposisi, kemudian memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat
dinding belakang kanalis inguinalis.

Anda mungkin juga menyukai