Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayu Amalia Nurcahyani

Nim : 932120716

PRAGMATISME DAN MATREALISME

Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengharuskan kita melakukan tindakan


atau praktek berdasarkan dengan kenyataan yang ada dan hasilnya bermanfaat.
Adanya aliran pragmatisme ini di latar belakangi dengan adanya perubahan dunia
yang secara terus-menerus. Dan secara tidak langsung itu menyatakan bahwa dunia
semakin kedepan semakin berkembang pesat dan otomatis mempengaruhi tindakan
manusia. Dalam hal ini, agar manusia tidak tertinggal oleh perubahan dunia.
Pragmatisme mengharuskan manusia agar terus berkembang dan semakin aktif
menciptakan tindakan perubahan yang pastinya bermanfaat. Ibarat suatu barang yang
telah using atau kuno dan sudah tidak bermanfaat, maka harus di ganti oleh sesuatu
yang baru yang bermanfaat.

Pendidik yang memakai patokan aliran pragmatisme pastilah ia mampu


membuat konsep dimana saat proses belajar mengajar berlangsung ia dapat
menyisipkan suatu masalah tententu yang pemecahan masalahnya akan membuat
siswa lebih paham dengan lingkungan sosial maupun fisik mereka. dan ia mampu
menerapkannya dalam proses kehidupan sehari-hari.

Karena apabila peserta didik yang kesehariannya selalu mendapat asupan


materi saja tanpa ia diberi gambaran pada suatu masalah yang harus ia pecahkan
untuk menemukan penyelesaiannya, lama-kemalamaan ide-ide yang ada pada dirinya
justru mati dan tidak berkembang.

Dalam aliran pragmatisme ini, peserta didik diwajibkan untuk lebih aktif dari
pendidik karena pada dasarnya peserta didik secara alamiah pastilah memiliki rasa
ingin tau yang sangat besar terhadap sesuatu apapun.
Maka fungsi dari pemberian suatu permasalahan pada peserta didik ialah
untuk memancing peserta didik agar ia mampu mengembangkan sifat alamiah mereka
yaitu aktif bertanya karena rasa ingin tahuan mereka yang sangat tinggi, sehingga
pada saat pendidik memberikan suatu permasalahan para peserta didik terbiasa untuk
mencari bagaimana penyelesaiannya. Karena peserta didik yang setiap hari hanya
menerima materi terus-menerus saja tanpa diberi kesempatan untuk berpikir tentang
apa yang dia terima itu bisa mengurasa keingin tahuan mereka.

Sehubungan dengan hal itu, kurikulum yang dipakai dalam aliran


pragmatisme pastilah berubah-ubah sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan.
Dalam artian, kurikulum yang sudah tidak relevan lagi maka ia harus diganti dengan
kurikulum yang baru yang lebih sesuai.

Sedangkan aliran materialisme adalah suatu aliran yang hanya menilai dari
sesuatu yang tampak oleh panca indra saja.dalam arti, siswa yang mendapat peringkat
satu pastilah lebih pandai darpada siswa yang mendapat peringkat 20 dikelasnya,
sehingga diamana yang mendapat peringkat satu pantas diberikan penghargaan.

Aliran materialism muncul pada zaman yunani kuno. Pada abad awal masehi
aliran matrealisme tidak terlalu mendapat tanggapan yang serius bahkan dianggap
asing. Sehingga, baru pada pencerahan sekitar abad 19 aliran ini mendapat tanggapan
yang akhirnya muncul para filsuf yang beraliran ini seperti Feuerbach, Haeckel,
Buchnerr, dan Molesschot.

Pendidik dalam aliran materialism ini cenderung mengontrol dan merancang


semua yang ada dikelas. Jadi proses belajar mengajar berjalan sesuai keinginan
pendidik, dan peserta didik hanya perlu mengikuti skenario yang telah dibuat oleh
pendidik tanpa ada peran yang peserta didik mainkan didalamnya. Dalam harapan
peserta didik mampu mempersiapakan kehidupan yang sesuai dengan kienginan guru
dan orang tuanya.
Sedangkan peserta didik dituntut untuk rajin belajar padahal ia tidak diberi
kesempatan untuk menuangkan idenya sehingga akhirnya potensi yang dimiliki oleh
peserta didik sulit berkembang dengan baik. Karena aliran ini hanya melihat sesuatu
melalui hal yang terlihat oleh panca indra saja.

Anda mungkin juga menyukai