Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aulia Yuninda Sasmita

NIM : 165020307111074
Kelas : Metodologi Penelitian CA

RINGKASAN MATERI KULIAH METODOLOGI PENELITIAN


“Pengambilan Variabel”

Teknik Pengambilan Sampel : Nonprobability Sampling

Pengertian Nonprobability Sampling atau Definisi Nonprobability Sampling adalah teknik


pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik Sampling Nonprobality ini
meliputi :Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Purposive Sampling,
Sampling Jenuh, Snowball Sampling.

1. Sampling Sistematis
Pengertian Sampling Sistematis atau Definisi Sampling Sistematis adalah teknik
pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Contoh Sampling Sistematis, anggota populasi yang terdiri dari 100
orang, dari semua semua anggota populasi itu diberi nomor urut 1 sampai 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor urut 1, 5, 10, 15, 20 dan
seterusnya sampai 100.
2. Sampling Kuota
Pengertian Sampling Kuota atau Definisi Sampling Kuota adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
kuota yang diinginkan.Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian tentang
Karies Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum
memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai. Bila
pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul
data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota
sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
3. Sampling Insidental
Pengertian Sampling Insidental atau Definisi Sampling Insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan atau
insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang
orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
4. Purposive Sampling
Pengertian Purposive Sampling atau Definisi Purposive Sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Purposive Sampling, akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian
Kualitatif atau penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
5. Sampling Jenuh (Sensus)
Pengertian Sampling Jenuh atau Definisi Sampling Jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang
ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
6. Snowball Sampling
Pengertian Snowball Sampling atau Definisi Snowball Sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola
salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang
sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin
banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan
Snowball. Contohnya akan meneliti siapa provokasi kerusuhan, maka akan cocok
menggunakan Purposive Sampling dan Snowball Sampling.

Cara Pengambilan Sampel dengan Probabilitas Sampling

Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan
sampel dengan probabilitas sampling. Keempat teknik tersebut, yaitu cara acak, stratifikasi,
klaster, dan sistematis.

1. Sampling Acak
Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama
tersebut termasuk di antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya
teknik ini sangat populer dan banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses
penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoretis, semua anggota dalam populasi
mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Untuk mendapat responden yang hendak dijadikan sampel, satu hal penting yang
harus diketahui oleh para peneliti adalah bahwa perlunya bagi peneliti untuk
mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Teknik memilih secara acak
dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan menggunakan
tabel random.
a. Cara Tradisional
Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan. Teknik
acak ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut: tentukan jumlah
populasi yang dapat ditemui; daftar semua anggota dalam populasi, masukkan
dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan; kocok kotak tersebut dan
keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat; nomor anggota yang keluar
adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian; lakukan terus sampai
jumlah yang diinginkan dapat dicapai.
b. Menggunakan Tabel Acak
Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan
tabel yang dihasilkan oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori
penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri dari kolom dan angka lima digit yang
telah secara acak dihasilkan oleh komputer. Dengan menggunakan tabel tersebut,
angka-angka yang ada digunakan untuk memilih sampel dengan langkah sebagai
berikut: identifikasi jumlah total populasi; tentukan jumlah sampel yang
diinginkan; daftar semua anggota yang masuk sebagai populasi; berikan semua
anggota dengan nomor kode yang diminta, misalnya: 000-299 untuk populasi
yang berjumlah 300 orang, atau 00-99 untuk jumlah populasi 100 orang; pilih
secara acak (misalnya tutup mata) dengan menggunakan penunjuk pada angka
yang ada dalam tabel; pada angka-angka yang terpilih, lihat hanya angka digit
yang tepat yang dipilih. Jika populasi 500 maka hanya 3 digit dari akhir saja. Jika
populasi mempunyai anggota 90 maka hanya diperlukan dua digit dari akhir saja;
jika angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi
menjadi individu dalam sampel. Sebagai contoh, jika populasinya berjumlah 500,
maka angka terpilih 375 masuk sebagai individu sampel. Sebaliknya jika populasi
hanya 300, maka angka terpilih 375 tidak termasuk sebagai individu sampel;
gerakan penunjuk dalam kolom atau angka lain; ulangi langkah nomor 8 sampai
jumlah sampel yang diinginkan tercapai. Ketika jumlah sampel yang diinginkan
telah tercapai maka langkah selanjutnya adalah membagi dalam kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain penelitian.
2. Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui
kondisi populasi yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual
dengan karakteristik berbeda. Di sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan
kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut jenis kelamin responden menjadi
kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Di masyarakat, populasi dapat berupa
kelompok masyarakat, misalnya petani, pedagang, pegawai negeri, pegawai swasta,
dan sebagainya. Keadaan populasi yang demikian akan tidak tepat dan tidak terwakili;
jika digunakan teknik acak. Karena hasilnya mungkin satu kelompok terlalu banyak
yang terpilih sebagai sampel, sebaliknya kelompok lain tidak terwakili karena tidak
muncul dalam proses pemilihan.

Teknik yang paling tepat dan mempunyai akurasi tinggi adalah teknik sampling
dengan cara stratifikasi. Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika
peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang
memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan
teknik stratifikasi juga lebih dapat ditingkatkan dengan menggunakan proporsional
besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh besar kecilnya jumlah
anggota populasi dalam lapisan yang ada.

Seperti halnya teknik memilih sampel secara acak, teknik stratifikasi juga mempunyai
langkah-langkah untuk menentukan sampel yang diinginkan. Langkah-langkah
tersebut dapat dilihat seperti berikut : Identifikasi jumlah total populasi. Tentukan
jumlah sampel yang diinginkan. Daftar semua anggota yang termasuk sebagai
populasi. Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki.
Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam
teknik random di atas. Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada.
Sampai jumlah sampel dapat dicapai.

3. Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan
prinsip probabilitas. Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan
dengan kedua teknik yang telah dibahas di atas. Teknik klaster atau Cluster
Sam¬pling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih
didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami
berkumpul bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan
yang wilayahnya mungkin luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih
dapat menghemat biaya dan tenaga dalam menemui responden yang menjadi subjek
atau objek penelitian. Memilih sampel dengan menggunakan teknik klaster ini
mempunyai beberapa langkah seperti berikut. a. Identifikasi populasi yang hendak
digunakan dalam studi. b. Tentukan besar sampel yang diinginkan. Tentukan dasar
logika untuk menentukan klaster. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada
setiap klaster. Daftar semua subjek dalam setiap klaster dengan membagi antara
jurnlah sampel dengan jumlah klaster yang ada. Secara random, pilih jumlah angggota
sampel yang diinginkan untuk setiap klaster. Jumlah sampel adalah jumlah klaster
dikalikan jumlah anggota populasi per klaster.
4. Teknik Secara Sistematis
Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic
sampling. Teknik pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah
dengan menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka
pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10. Syarat yang perlu diperhatikan
oleh para peneliti adalah adanya daftar atau list semua anggota populasi. Untuk
populasi yang didaftar atas dasar urutan abjad pemakaian metode menggunakan
teknik sistematis juga dapat diterapkan. Walaupun mungkin saja terjadi bahwa suatu
nama seperti nama yang berawalan su, sri dalam bahasa Indonesia akan terjadi
pengumpulan nama dalam awalan tersebut. Sisternatis proporsional k dapat memilih
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai