Bab Ii
Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
Atresia esophagus terjadi pada sekitar 1 dalam 3000 kelahiran hidup. Pada 85%
kasus terdapat atresia esophagus proksimal degnan fistula diantara esophagus distal dan
traktus respiratorius, biasanya trakea. Kombinasi yang jarang terjadi adalah atresia
esophagus tanpa fistula (10%), fistula tanpa atresia (2%) dan fistula antara esophagus
satu dalam setiap 4500 kelahiran. Pada beberapa area di dunia (misal Finlandia) angka
kejadiannya sebanyak satu dalam 2440 kelahiran. Sebuah tinjauan terbaru melaporkan
terdiagnosis pada saat preoperative adalah sebesar 21,7%. Atresia esophagus lebih
sering terjadi pada pria daripada wanita (1,26 : 1). Sekitar 6% bayi yang menderita
malformasi tracheosophageal adalah bayi kembar. Orang tua yang memiliki satu anak
keturunan selanjutnya yang menderita atresia esophagus. Jika lebih dari satu keturunan
2
3
2.3 ANATOMI
Esofagus adalah tabung otot cekung sepanjang 25-30 cm, dimulai pada C6
(setinggi kartilago krikoid), dan berakhir pada T11, yang menembus diafragma dan
tergabung dengan bagian kardia lambung. Esofagus terletak di sebelah anterior kolumna
vertebra dan otot longus colli, di sebelah posterior trakea, dan berdekatan dengan aorta
dan abdominal. Panjang antara laringofaring dan esofagus servikal adalah segmen
secara oblik dan ke arah superior dari asalnya pada kartilago tiroid. Introitus esofagus
adalah bagian paling inferior dari konstriktor faringeal inferior. Transisi antara serabut
oblik dari otot thyrofaringeus dan serabut transversum dari otot cricopharyngeus
menciptakan sebuah titik yang berpotensi menjadi kelemahan (Killian’s Triangle) pada
tidak tersusun atas cincin otot sirkular, tetapi terdiri dari otot haluan yang
sebelah posterior trakea, tetapi struktur ini berjalan ke sebelah kiri trakea sehingga lebih
mudah dicapai melalui insisi leher di bagian kiri. Esofagus servikal terletak di bagian
anterior dari fascia prevertebral dan dapat dipisahkan dari perlekatan serabut longgarnya
di bagian posterior dengan diseksi menggunakan jari tangan pada ruang prevertebral.
Pada setiap sisi esofagus servikal terbentang pembungkus karotis dan kelenjar tiroid,
yang dilewati oleh serabut saraf laringeal di kedua sisi dalam lekukan antara esofagus
dan trakea.6
4
aortik dan pembuluh besar, dan berbelok ke arah kiri trakea di belakang bronkus kiri.
kembali ke bagian tengah dan di sebelah anterior aorta thoraks dan berlanjut di belakang
perikordium hingga ke vertebra thoraks yang ketujuh. Pada titik ini, esofagus
berdeviasi.6
2.4 EMBRIOLOGI
primitive cabang foregut dari embrio kedalam mesenkim yang mengitari pada
system organ besar terjadi antara minggu keenam dan kedelapan gestasi saat tiga lapisan
elongasi dan pemisahan foregut (esophagus) dan jalan napas (trakea). Pada saat minggu
keempat, sebagian dorsal yolk sac bersatu menjadi foregut. Ini pada akhirnya tidak
hanya berkembang menjadi esophagus, perutm dan duodenum, tetapi juga faring,
system respirasi bagian bawah, hepar, pancreas, dan saluran empedu. Pada awal minggu
foregut. Foregut memanjang ke bagian kaudal dan dipisahkan dari foregut oleh
membentuk laring, trakea, bronkus, dan paru-paru) dan membentuk esophagus pada
bagian dorsal.7, 8
fistula trakea-esofagal, yang umumnya terkait dengan atresia esophagus. Pada akhir
2.5 ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan
terjadinya kelainan atresia esofagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar 2 % jika
salah satu dari saudara kandung yang terkena. Atresia esofagus lebih berhubungan
dengan sindroma trisomi 21, 13 dan 18 dengan dugaan penyebab genetik. Namun saat
ini, teori tentang terjadinya atresia esofagus menurut sebagian besar ahli tidak lagi
terus berlanjut.6
Selama embriogenesis proses elongasi dan pemisahan trakea dan esofagus dapat
trakeoesofagus akan terbentuk. Jika elongasi melebihi proliferasi sel sebelumnya, yaitu
sel bagian depan dan belakang jaringan maka trakea akan membentuk atresia
esofagus.2,8
Gangguan ginjal dan saluran kencing (seperti ginjal polisistik atau horseshoe
Gangguan muskuloskeletal
Lebih dari setengah bayi dengan fistula atau atresia eofagus memiliki
2.6 PATOFISIOLOGI
lipatan epithelial lateral, dan lain-lain tidak cukup untuk menjelaskan keseluruhan
spectrum dari malformasi ini. Teori terakhir berdasarkan pada penelitian mikroskopik
Pada hari ke-26 perkembangan embriologi, foregut bagian dorsal telah terpisah
dari trakea bagian ventral. Mekanisme utama dari atresia masih belum diketahui.
penurunan jumlah pleksus Auerbach, yang menjelaskan elemen neuronal dari perubahan
fungsi motorik esophagus dan menjelaskan sifat dismotilitas kronik yang terlihat pada
berkaitan dengan kelainan embriologi yang lain, yang dapat disingkat menjadi
Polihidramnion biasanya hanya muncul pada 30% ibu yang memiliki janin yang
menderita atresia esophagus dan TEF distal karena cairan dapat mencapai usus neonatus
Janin juga mendapatkan beberapa keuntungan nutrisional yang berasal dari mencerna
cairan amniotic, sehingga janin dengan atresia esophagus mungkin memiliki berat
badan yang cukup kecil untuk usia gestasional mereka. Pada periode postnatal, bayi
tidak akan mampu untuk menelan hasil sekresinya sendiri, saliva, ataupun makanannya.
Jika kita tidak waspada, muntahannya dapat masuk kedalam jalan napas dan parenkim
Fistula di bagian distal biasanya tidak terlalu besar tetapi masih memungkinkan
masuknya udara dari trakea ke dalam traktus gastrointestinal ketika bayi menangis, atau
saat mendapatkan ventilasi, keadaan ini dapat menyebabkan perforasi lambung akut,
TEF/EA umum terjadi dan terjadi diakibatkan oleh imaturitas spinkter esophagus
bagian bawah dan motilitas esophagus bagian bawah yang buruk. Refluks asam
lambung atau kandung empedu kedalam traktus respiratorius melalui fistula dapat
Bagian membranous trakea, pars membranacea, seringkali melebar dan membuat trakea
berbentuk seperti huruf D, yang berkebalikan dengan bentuk trakea yang seperti huruf
tracheomalacia. Kelemahan ini dapat menyebabkan batuk yang berbunyi sonor karena
trakea intrathoraks beresonansi dan sebagian akan mengalami kolaps karena ekspirasi
9
yang terlalu dipaksa. Sekresi sulit untuk dibersihkan dan dapat menyebabkan
pneumonia.11
2.7 KLASIFIKASI
Klasifikasi asli oleh Vogt tahun 1912 masih digunakan sampai saat ini. Gross
pada tahun 1953 memodifikasi klasifikasi tersebut. Adapun klasifikasi atresia esofagus
dilatasi dan penebalan dinding otot berujung pada mediastinum superior setinggi
vetebra thoracal III/IV. Esofagus distal (fistel), yang mana lebih tipis dan sempit,
memasuki dinding posterior trakea setinggi carina atau 1-2 cm diatasnya. Jarak
antara esofagus proksimal yang buntu dan fistula trakheaesofagus distal bervariasi
segmen esofagus proksimal, dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir
setinggi mediastinum posterior sekitar vetebra thorakalis II. Esofagus distal pendek
cukup intak dengan trakhea. Traktus yang seperti fistula ini bisa sangat tipis/sempit
10
dengan diameter 3-5 mm dan umumnya berlokasi pada daerah servikal paling
bawah. Biasanya single tapi pernah ditemukan dua bahkan tiga fistula.6
Gambaran kelainan yang jarang ditemukan namun perlu dibedakan dari jenis
terisolasi. Fistula bukan pada ujung distal esofagus tapi berlokasi 1-2 cm diatas
Pada kebanyakan bayi, kelainan ini sering terlewati dan di terapi sebagai
atresia proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi saluran pernapasan
dan diperbaiki keseluruhan. Seharusnya sudah dicurigai dari kebocoran gas banyak
sebagai berikut:1
Tipe A – atresia esofagus tanpa fistula atau atresia esofagus murni (10%)
proses pemberian makanan dan aspirasi segera setelah lahir. Varian anatomi EA dan
TEF dapat diprediksi dengan manifestasi klinis. Jika esophagus memiliki ujung baik itu
seperti kantung atau sebagai fistula kedalam trakea (seperti pada tipe A, B, C, atau D).
Bayi menampakkan gejala pengeluaran air liur yang berlebihan, yang diikuti oleh
tersedak atau batuk segera setelah pemberian makan sebagai akibat dari aspirasi yang
Tanda EA/TEF yang pertama pada bayi yang baru lahir adalah gelembung
mucus berbusa putih pada mulut bayi dan seringkali juga terdapat di hidung.
Gelembung-gelembung ini muncul kembali jika lendir ini dihisap. Walaupun bayinya
dapat menelan secara normal, orang tua bayi seringkali dapat mendengar suara berderik
di sepanjang dada dengan adanya batuk dan tersedak. Bergantung dari tingkat
keparahan defek, beberapa bayi dapat mengalami sianosis, yang disebabkan oleh
kurangnya oksigen dalam system sirkulasi. Abdomen bayi akan mengalami distensi
karena trakea yang abnormal akan memungkinkan udara untuk terkumpul dalam perut
12
dan mengisi ruangan disekitar organ abdomen. Karena abdomen mengalami distensi,
bayi menjadi lebih sulit bernapas. Hal ini menyebabkan atelektasis. Ludah dan cairan
dari perut dapat teraspirasi kedalam paru-paru melalui pembukaan trakea bayi yang
abnormal. Aspirasi dapat menyebabkan infeksi atau bahkan asfiksia. Pada pasien
dengan lesi tipe C dan D, cairan lambung mengalami regurgitasi dan melewati fistula,
cairan ini akan terkumpul dalam trakea dan paru-paru dan menyebabkan pneumonitis
Anomali Penyerta
Lebih dari 50% bayi dengan atresia esofagus memiliki 1 atau lebih kelainan
tambahan. Sistem yang terlibat adalah :3
Kardiovaskuler (29%)
Anorektal (14%)
Genitourinari (14%)
Gastrointestinal (13%)
Vertrebral/skeletal (10%)
Respirasi (6%)
Genetik (4%)
2.9 DIAGNOSA
bayi lahir. Salah satu tanda awal dari atresia esofagus diketahui dari pemeriksaan USG
prenatal yaitu polihidramnion, dimana terdapat jumlah cairan amnion yang sangat
banyak. Tanda ini bukanlah diagnosa pasti tetapi jika ditemukan harus dipikirkan
Selain itu, diagnosa esofagus juga bisa ditentukan pada waktu di ruang
persalinan, karena aspirasi paru adalah faktor yang menentukan prognosis. Kesulitan
13
Akan tetapi untuk penentuan diagnosis yang terbaik akan dijelaskan secara
1. Gejala Klinik
jika kateter yang digunakan untuk resusitasi pada waktu lahir tidak
makanan.2,3,7,9
trakeoesofagus yang ada. Pada bayi yang dengan hanya atresia, diagnosis
biasanya dibuat setelah kelahiran. Saliva tidak bisa tertelan serta mengisi mulut
dan nostril kemudian mengalami regurgitasi. Bayi dengan fistula pada bagian
bayi dengan atresia dan fistula distal, saliva yang banyak dan regurgitasi muncul
bersamaan dengan sianosis dan pneumonia sekunder yang terjadi akibat refluks
dari isi lambung. Selain itu, udara biasanya masuk ke perut, sehingga perut
pernapasan. Jika kedua fistula proksimal dan distal ada, biasanya fistula
proksimal yang memberikan gejala. Tipe yang berikutnya merupakan tipe fistula
trakeoesofagus tanpa atresia atau fistula tipe-H, akan menimbulkan gejala batuk
14
intermitten. Pada beberapa kasus yang jarang, kelainan dapat didiagnosis pada
Tracheomalacia berarti trakea menjadi lebih lunak dan rigiditas lebih rendah
tambahan.5
2. Gambaran Radiologi
endoskopi.10
esofagus oleh karena tekanan peristaltic dan gravitasi. Proses ini dikenal sebagai
esofagus transit yang berbeda dengan esofagus clearance yang merupakan suatu
dari usus.10
15
berikut :
Foto Thoraks
difus pada mediastinum dengan air fluid level dapat disuspek dengan akalasia.
Untuk massa pada esofagus cukup jarang dideteksi dengan foto rontgen dada.
perlu kateter diisi kontras nonionik. Diagnosis atresia esofagus dapat dilakukan
dengan pemeriksaan foto dada posisi posteroanterior (PA) dan lateral. Dimana
kantung esofagus. Selain itu, lokasi arkus aorta juga dapat terlihat serta beberapa
kelainan vertebra dan kelainan jantung juga dapat terlihat. Pneumonia aspirasi
(khususnya pada bagian lobus kanan atas) dan atelektasis juga sering
didapatkan.2, 9
Selain itu, gangguan motilitas akan ditemukan pada anak dengan atresia
Berikut gambaran foto thoraks yang didapatkan sesuai dengan tipe atresia
Tidak adanya udara atau gas pada abdomen menunjukkan adanya suatu
Ultrasonografi (USG)
USG merupakan pemeriksaan yang tidak rutin dilakukan untuk
diagnosis atresia esofagus setelah kelahiran, akan tetapi dapat digunakan
sebelum kelahiran. Pada pemeriksaan ini ditemukan adanya gelembung
udara pada perut fetus yang dikombinasikan dengan polihidramnion pada
ibu yang mengarah ke diagnosis atresia esofagus. Diagnosis akurat
meningkat jika terdapat area anehoik pada bagian tengah leher fetus, tanda
ini membedakan atresia esofagus dengan penyakit-penyakit gangguan
menelan.13
Laryngotracheoesophageal cleft
Espohageal webs/rings.
Esophageal diverticulum.
Tracheal agenesis
2.11 PENATALAKSANAAN
2.12 KOMPLIKASI
Kebocoran anastomosis
Striktur anastomosis
Fistula rekuren
Terjadi pada 5-14% kasus
Reflux Gastroesofageal
Trakeomalasia
Dismotility Esofagus.
2.13 PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada jenis kelainan anatomi dari atresia dan adanya
komplikasi.(1,2,3)