Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Manajemen Darurat Bencana di Desa Kepuharjo


Sejarah Nama
Desa Kepuharjo dahulu bernama Kepuhsari. Pada waktu itu
kedudukan kantor desa mengikuti domisili Lurah. Lurah pertama berdomisili
di Padukuhan Kepuh, Lurah kedua berdomisili di Padukuhan Batur, Lurah
ketiga berdomisili di Padukuhan Petung, Lurah keempat berdomisili di
Padukuhan Kopeng. Berhubung Lurah pertama adalah penduduk asli
Padukuhan Kepuh maka nama Padukuhan tersebut diabadikan menjadi nama
Kelurahan yaitu Kelurahan Kepuhsari, yang kemudian diubah menjadi
“Kepuharjo”.
Arti nama Kepuharjo secara harfiah yaitu : Kepuh diambil dari nama
Padukuhan dimana Lurah pertama berdomisili, Harjo (Raharjo) artinya
Makmur/Tentram, sehingga diharapkan masyarakat Kepuh akan menjadi
makmur dan tentram.

Terjadinya Desa Kepuharjo


Terjadinya Desa Kepuharjo berdasarkan Maklumat Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 1946 yang secara resmi ditetapkan berdasarkan
Maklumat Nomor 5 Tahun 1948 tentang Perubahan Daerah-Daerah
Kelurahan.

Letak Wilayah Desa


Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan
Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki
aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain
di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya. Wilayah Desa Kepuharjo
secara geografis berada di koordinat 7º46’48”07º40’42.7”LS –
07043’00.9”LS dan 110027’59.9”BT – 110028’51.4”BT. Dilihat dari
topografi, ketinggian wilayah Kepuharjo berada pada 600 – 1200 m
ketinggian dari permukaan air laut dengan curah hujan rata-rata 2500
mm/tahun, serta suhu rata-rata per tahun adalah 16-17° C. Desa Kepuharjo
dilalui Sungai Gendol yang berbatasan dengan Desa Glagaharjo di sebelah
timur sebagai penyedia pasir dan batu yang terbawa oleh banjir ketika puncak
Merapi turun hujan, dengan kondisi seperti itu setiap datang musim penghujan
pemerintah Desa Kepuharjo bekerja sama dengan instansi terkait dan
beberapa relawan di Kepuharjo dan sekitarnya antara lain SKSB, Palem,
Jajaran Cakra, Komunitas Balerante berusaha semaksimal mungkin
memberikan peringatan sedini mungkin akan datangnya banjir ketika
penambang dan armada masih beraktifitas di sungai Gendol. Secara umum
masyarakat Desa Kepuharjo mengandalkan hidup dari sektor pertanian,
peternakan, galian C dan sebagian kecil wiraswasta dan PNS.

KONDISI GEOGRAFIS

Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Kepuharjo adalah 875 Ha yang terbagi dalam
peruntukan seperti bangunan umum, jalan, ladang, permukiman, pekuburan,
tempat wisata, Lapangan Golf, lapangan olah raga dan lain-lain.
Rincian penggunaan lahan sebagai berikut :

No Peruntukan Luas (Ha)

1. Bangunan Umum 1.6880

2. Jalan 5.2237

3. Tegalan 260.3075

4. Permukiman 1.0600
5. Pekarangan 188.1100

6. Pekuburan dan Sultan Ground (SG) 7.4450

7. Lain-lain termasuk lapangan olahraga 1.2000

Peta Wilayah
Batas Wilayah

1. Utara : Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali

2. Selatan : Desa Wukirsari

3. Barat : Desa Umbulharjo

4. Timur : Desa Glagaharjo

Jarak Orbitasi

1. Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : 7 km

2. Jarak dari Ibukota Kabupaten : 28 km

3. Jarak dari Ibukota Propinsi : 32 km

4. Jarak dari Ibukota Negara : 535 km

Padukuhan

Desa Kepuharjo terdiri dari 8 Padukuhan, 16 RW 33 RT. Dengan rincian


sebagai berikut :

No Padukuhan Jumlah RT Jumlah RW Nama Dukuh

1. Kaliadem 4 2 Sakijo

2. Jambu 4 2 Kuwat

3. Petung 4 2 Pairin

4. Kopeng 5 2 Tri Susana


5. Batur 4 2 Tugiman

6. Pagerjurang 4 2 Suwabi

7. Kepuh 4 2 Panggung Widodo

8. Manggong 4 2 Sudarmo

Berikut tabel keluasan wilayah Desa Kepuharjo per Padukuhan, dan grafik
keluasan lahan dan pekarangan :
JUMLAH
NAMA LUAS
NO LUAS TEGALAN LUAS
DUSUN PEKARANGAN
TOTAL
1. KALIADEM 420.820 296.600 717.420
2. JAMBU 375.975 218.250 594.225
3. PETUNG 570.580 405.860 976.440
4. KOPENG 3.229.465 294.645 617.610
5. BATUR 371.505 318.865 691.370
6. PAGERJURANG 227.495 322.325 549.820
7. KEPUH 255.795 400.325 65.612
8. MANGGONG 174.930 256.815 431.745
JUMLAH
5.626.565 2.513.685 4.644.242
TOTAL

Apabila terjadi erupsi Gunung Merapi, ke delapan dusun tersebut


sangat berpotensi terkena dampak dari erupsi Gunung Merapi. Manajemen
yang dilaksanakan yaitu :
1. Skenario impulsif yaitu hanya memindahkan 3 dusun ke timur balai Desa
Kepuharjo lebih tepatnya di barak pengungsian dengan kapasitas 500
orang, apabila barak pengungsian dirasa tidak mencukupi maka dilakukan
pendirian tenda kompi dengan kapasitas 100 orang. Di barak pengungsian
juga terdapat dapur umum dan wc/kamar mandi berjumlah 13 buah.
2. Skenario eksplosif, 8 dusun turun ke desa penyangga yaitu Desa
Wukirsari dengan kapasitas lebih besar. Apabila terjadi bencana erupsi,
kegiatan sekolah/belajar mengajar tidak ada masalah karna sudah terdapat
MOU dengan pihak tertentu.
Dusun paling atas atau yang paling mendekati dengan Gunung Merapi
yaitu Dusun Kopeng.Di Dusun Kopeng sudah tidak ada Huntara (Hunian
Sementara) karena sudah habis terkena erupsi Gunung Merapi, kemudian
huntara-huntara yang berada di atas sekarang sudah pindah di dusun
bawah tetapi menjadi Huntap (Hunian Tetap).
Di Kecamatan Cangkringan terdapat 6 Huntap, yaitu :
a. Huntap di Dusun Gondang
b. Huntap di Dusun Dongkelsari
c. Huntap di Dusun Petung
d. Huntap di Dusun Batur
e. Huntap di Dusun Randusari
f. Huntap di daerah Desa Glagaharjo

Sumber mata air yang ada di Desa Kepuharjo sebelum tahun 2010
menggunakan mata air yang bersumber dari Gunung Merapi dari arah
Klaten yaitu tepatnya di Desa Glagaharjo. Setelah tahun 2010,
menggunakan air yang bersumber dari Desa Umbulharjo yaitu air PAM
tetapi yang mengelola adalah masyarakat sekitar.

1. Standar jumlah dan lokasi pembangunan jamban pada daerah


pengungsian akibat bencana.
Cakupan pemanfaatan sarana pembuangan kotoran, merupakan
salah satu faktor penting untuk diperhatikan dalam
kegiatan Surveilans Faktor Risiko pada keadaan darurat bencana.
Survailans faktor risiko dilakukan terhadap kondisi lingkungan disekitar
lokasi bencana atau lokasi penampungan pengungsi yang dapat
menjadi faktor risiko timbulnya atau persebaran penyakit terhadap
pengungsi.
Selain cakupan jamban, identifikasi data pada kegiatan surveilans
faktor risiko pada keadaan darurat bencana, juga mencakup berbagai
data, antara lain : cakupan pelayanan air bersih; Pengelolaan
sampah; Pengamanan makanan; Tingkat kepadatan
vektor; Kebersihan lingkungan; Tempat-tempat yang berpotensi
menjadi tempat perindukan vektor (genangan air, sumber pencemaran,
dan lainnya).
Di barak pengungsian Desa Kepuharjo, terdapat 13 wc/kamar
mandi untuk 600 orang pengungsi, berikut perhitungan kebutuhan wc
bagi pengungsi:
600 orang / 13 wc = 47 orang/wc
Se dangkan ketentuannya 1 wc adalah untuk 20 orang pengungsi :
600 orang / 20 orang = 30 wc
Maka, banyaknya wc yang seharusnya tersedia di barak
pengungsian Desa Kepuharjo yaitu :
30 wc – 13 wc = 17 wc, agar kebutuhan pengungsi terpenuhi dan
merasa nyaman.

Terkait dengan pembuangan kotoran pada wilayah bencana,


berikut beberapa langkah untuk proses identifikasi dan standar yang
diperlukan:
1) Pada awal terjadinya pengungsian perlu dibuat jamban umum
yang dapat menampung kebutuhan sejumlah pengungsi. Contoh
jamban yang sederhana dan dapat disediakan dengan cepat
adalah jamban kolektif (jamban jamak).
2) Pada awal pengungsian, diperlukan standar 1 (satu) jamban
untuk 50 – 100 org. Pemeliharaan terhadap jamban harus
dilakukan dan diawasi secara ketat dan lakukan desinfeksi
di area sekitar jamban dengan menggunakan kapur, lisol
dan lain-lain.
3) Pada hari hari berikutnya setelah masa
emergency berakhir, pembangunan jamban darurat harus
segera dilakukan dan 1 (satu) jamban disarankan dipakai
tidak lebih dari 20 orang.

2. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih


Rata-rata jumlah air yang digunakan untuk minum, memasak,
dan kebersihan pribadi masing-masing rumah tangga setidaknya
adalah 15 liter per orang per hari .
Jadi, perhitungan kebutuhan air bersih di Barak Pengungsian
Desa Kepuharjo yaitu :
15 liter x 600 orang x 1 hari = 9.000 liter air yang dibutuhkan
setiap harinya bagi setiap orang pengungsi.
Jika mereka mengungsi selama 1 bulan, maka kebutuhan air bersih
yang harus dibutuhkan yaitu :
15 liter x 600 orang x 30 hari = 270.000 liter/orang/bulan.
Apabila, di bulan selanjutnya kebutuhan air bersih per orang
bertambah menjadi 30 liter, maka :
30 liter x 600 orang x 1 hari = 18.000 liter/orang/hari atau jika
satu bulan menjadi 540.000 liter/orang/hari.
Setelah mengetahui perhitungan kebutuhan air bersih yang harus
ada bagi setiap pengungsi, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menghitung kebutuhan air bersih, yaitu sebagai berikut :
1) Pada tahap awal diperhitungklan 15 liter per orang per hari
pada bulan pertama dan meningkat menjadi 30 liter per
orang per hari pada bulan-bulan berikutnya).
2) Jarak terjauh antara tempat pengungsian dan titik air
terdekat adalah 500 meter.
3) Lamanya antrian di sumber air, ketika warga ingin
mengambil air tidak melebihi 15 menit.
4) Waktu yang diperlukan untuk memenuhi tempat air dengan
volume air 20 liter tidak melebihi 3 menit.
5) Sumber dan sistem air dipelihara sedemikian rupa sehingga
volume air yang tepat secara konsisten atau secara berkala
dapat diperoleh.
Ketersediaan air bersih akan dipengaruhi oleh jumlah pasokan
dan ketersediaan wadah (misal gentong) baik pengungsian utama
di penampungan maupun pengungsian bagi per keluarga. Dengan
perhitungan yang cermat, tidak akan terjadi kekurangan air bersih,
meskipun pada saat puncak jumlah pengungsian. Karena masalah
kesehatan dapat timbul akibat kurangnya air atau air yang
dikonsumsi adalah air tercemar. Secara kualitas rasa air harus
dapat diterima dan kualitasnya harus memadai.

B. Manajemen Darurat Bencana di Kawasan Pantai Parangtritis


Pantai Parangtritis merupakan obyek wisata pantai yang sangat
terkenal diantara pantai-pantai lain yang tersebar di wilayah
Yogyakarta.Parangtritis menurut kisah legenda pada zaman Kerajaan
Majapahit, ada seorang pelarian dari Kerajaan tersebut yang bernama
Dipokusumo yang ditempat itu sedang melakukan semedi. Ketika sedang
melakukan semedi, ia melihat air menetes ( tumaritis ) yang berasal dari
celah-celah batu karang ( parang ). Kemudian Dipokusumo memberi nama
daerah itu Parangtritis yang artinya air yang menetes dari batu.
Pantai ini diyakini oleh masyarakat setempat sebagai perwujudan
kesatuan dari Gunung Merapi, Keraton Jogja dan Parangtritis
sendiri.Sehingga masyarakat selalu menghubungkan bilamana ada fenomena
alam yang sedang terjadi di antara ketiga tempat hal tersebut.
Parangtritis memiliki pemandangan yang unik yang tidak terdapat
pada obyek wisata lain, yaitu pantai yang memiliki ombak yang besar dan
terdapatnya gunung-gunung pasir disekitar kawasan pantai tersebut yang
disebut dengan gumuk. Pada musim kemarau angin biasanya akan bertiup
lebih cepat dan ombak akan bisa mencapai ketinggian 2 – 3 meter. Karena
ombaknya yang besar maka pengunjung Pantai Parangtritis dilarang untuk
berenang di seputaran pantai, untuk itu sudah disediakan fasilitas pemandian
umum yang bisa digunakan untuk para pengunjung yang ingin berenang
dengan aman dan nyaman.

Lokasi
Pantai Parangtritis adalah pantai yang paling populer yang terletak di Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul Yogyakarta. Pantai ini
terletak sekitar 25 km sebelah selatan kota Yogyakarta.

Akses
Berjarak sekitar 27 km arah selatan Yogyakarta dapat memilih 2 jalur yang
dipakai untuk sampai ke lokasi ini.Yang pertama adalah jalur Yogyakarta – Jl.
Parangtritis – Kretek – Parangtritis. Jalur yang kedua dari Yogyakarta –
Imogiri – Parangtritis. Jalur yang kedua ini lebih jauh akan tetapi dalam
perjalanannya akan mendapatkan pemandangan alam yang menarik lebih
bagus dari pada menggunakan jalur yang pertama. Sepanjang jalanakan
melawati persawahan yang menghijau, sungai yang berkelok perbukitan dan
bila menyempatkan mengunjungi Makam Raja di Imogiri, maka akan
mendapatkan sesuatu yang menarik di Imogiri.
Fasilitas
Obyek wisata pantai parangtritis ini sudah sejak lama dikelola dengan baik
oleh Pemkab Bantul sehingga fasilitas yang mendukung kepariwisataan sudah
cukup lengkap. Fasilitas – fasilitas tersebut antara lain :
1. Banyak terdapat hotel atau penginapan dengan harga yang bervariasi,.
2. Terdapat banyak toko souvenir dan oleh-oleh khas Jogja / Bantul, juga
banyak toko-toko kelontong dan warung makan.
3. Lahan parkir yang luas ditambah lagi penyewaan kamar mandi yang
dapat dimanfaatkan pengunjung untuk membersihkan diri.
4. Disepanjang pantai terdapat penyewaan dokar ( kereta kuda ), motor ATV
( All Terrain Vechile ), menaiki kuda, maupun Paralayang.
5. Kawasan Gumuk Pasir bagaikan suasana di gurun pasir.

Titik Koordinat Hasil Tracking di Pantai Parangtritis

No. Koordinat Keterangan

1. 49- 426443 9112721 Bibir Pantai


2. 49- 426444 9112727 5m dari pantai
3. 49- 426445 9112731 10m dari pantai
4. 49- 426448 9112736 15m dari pantai
5. 49- 426448 9112741 20m dari pantai
6. 49- 426451 9112745 25m dari pantai
7. 49- 426453 9112749 30m dari pantai
8. 49- 426454 9112753 35m dari pantai
9. 49- 426454 9112757 40m dari pantai
10. 49- 426457 9112762 45m dari pantai
11. 49- 426457 9112767 50m dari pantai
12. 49- 426459 9112771 55m dari pantai
13. 49- 426459 9112775 60m dari pantai
14. 49- 426460 9112779 65m dari pantai
15. 49- 426463 9112784 70m dari pantai
16. 49- 426464 9112788 75m dari pantai
17. 49- 426465 9112793 80m dari pantai
18. 49- 426467 9112797 85m dari pantai
19. 49- 426468 9112802 90m dari pantai
20. 49- 426469 9112808 95m dari pantai
21. 49- 426469 9112811 100m dari pantai
22. 49- 426471 9112816 105m dari pantai
23. 49- 426472 9112820 110m dari pantai
24. 49- 426474 9112825 115m dari pantai
25. 49- 426475 9112830 120m dari pantai
26. 49- 426476 9112834 125m dari pantai
27. 49- 426478 9112839 130m dari pantai
28. 49- 426479 9112844 135m dari pantai (tempat bilas)
29. 49- 426481 9112848 140m dari pantai
30. 49- 426482 9112854 145m dari pantai (kolam renang anak)
31. 49- 426483 9112858 150m dari pantai
32. 49- 426485 9112863 155m dari pantai
33. 49- 426487 9112869 160m dari pantai
34. 49- 426489 9112874 165m dari pantai
35. 49- 426491 9112878 170m dari pantai (Tempat Parkir)
36. 49- 426493 9112883 175m dari pantai (Jalan)
37. 49- 426494 9112890 180m dari pantai
38. 49- 426493 9112895 185m dari pantai
39. 49- 426491 9112900 190m dari pantai
40. 49- 426493 9112904 195m dari pantai
41. 49- 426505 9112905 200m dari pantai (Rm. Rahayu)
42. 49- 426507 9112910 205m dari pantai (sela-sela gang)
43. 49- 426510 9112915 210m dari pantai (Penginapan Projo
Tamansari
44. 49- 426512 9112920 215m dari pantai
45. 49- 426515 9112925 220m dari pantai (Penginapan Wiyoto)
46. 49- 426517 9112930 225m dari pantai (Kamar mandi)
47. 49- 426520 9112936 230m dari pantai (Rm. Raharjo)
48. 49- 426522 9112941 235m dari pantai
49. 49- 426526 9112948 240m dari pantai (Rm. Warga)
50. 49- 426531 9112955 245m dari pantai
51. 49- 426535 9112966 250m dari pantai (Rm. Soponyono)
52. 49- 426540 9112975 255m dari pantai (Rm. Lestari)
53. 49- 426543 9112984 260m dari pantai (Rm. Mawan)
54. 49- 426546 9112993 265m dari pantai
55. 49- 426550 9113000 270m dari pantai
56. 49- 426558 9113013 275m dari pantai
57. 49- 426565 9113027 280m dari pantai
58. 49- 426572 9113040 285m dari pantai
59. 49- 426577 9113047 290m dari pantai
60. 49- 426582 9113054 295m dari pantai
61. 49- 426583 9113059 300m dari pantai
62. 49- 426586 9113065 305m dari pantai
63. 49- 426589 9113072 310m dari pantai
64. 49- 426592 9113079 315m dari pantai
65. 49- 426594 9113087 320m dari pantai
66. 49- 426597 9113094 325m dari pantai
67. 49- 426599 9113101 330m dari pantai
68. 49- 426601 9113108 335m dari pantai
69. 49- 426603 9113114 340m dari pantai (Jalan Raya)

Titik koordinat tersebut merupakan titik koordinat yang didapatkan melalui tracking
di Pantai Parangtritis dengan jarak masing-masing kelompok adalah 150m. Melakukan
penitikan pada setiap jarak 5m dimulai dari bibir pantai sampai ke Jalan Raya Parangtritis.
Gambar 1. Peta zona rawan bencana tsunami di pantai parangtritis gelombang 1m
Gambar 2. Peta zona rawan bencana tsunami di pantai parangtritis gelombang 4m
Gambar 3. Peta zona rawan bencana tsunami di pantai parangtritis gelombang 3m
Gambar 4. Peta zona rawan bencana tsunami di pantai parangtritis gelombang 16m

Gambar-gambar diatas menunjukkan klasifikasi jarak dari garis pantai,


dimana gelombang tsunami masuk melalui pantai dan berdasarkan hasil
klasifikasi ini dapat diketahui jangkauan tsunami untuk masing – masing
tinggi runup tsunami. Semakin jauh suatu daerah dengan sumber penyebab
tsunami akan menyebabkan daerah tersebut mempunyai tingkat kerawanan
yang semakin kecil dan waktu tempuh tsunami yang menjalar kearahnya
semakin lama.

Gelombang tsunami akibat gempa bumi dasar laut akan menjalar


keseluruh arah. Akibat adanya perbedaan kedalaman perairan, maka akan
terjadi perubahan arah dan tinggi gelombang tsunami. Topografi daratan
merupakan faktor penting dalam menunjukkan limpasan berdasarkan runup
gelombang tsunami. Gelombang ini digunakan empat scenario runup
gelombang tsunami yaitu runup 1m, 4m, 8m dan 16m. Tataguna lahan
merupakan faktor yang penting diperhatikan dalam analisa limpasan tsunami.
Hal ini disebabkan kelas-kelas tataguna lahan yang sangat penting dan sangat
rawan bila terlimpas tsunami yang dapat berakibat tergenangnya daerah
tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai limpasan tsunami dengan runup
gelombang tsunami 1m, 4m, 8m dan 16m dapat dilihat kembali di gambar 1.

Jalur utama untuk evakuasi Desa Parangtritis adalah Jalan Parangtritis,


Jalan Parangtritis-Depok dan Jalan Depok. Pada beberapa lokasi juga ada
pengontrolan arus lalulintas menuju pantai dan jembatan saat keadaan darurat
tsunami. Jalur evakuasi ini didasarkan pada peta kerawanan tsunami Desa
Parangtritis dan dilengkapi dengan rambu evakuasi ke zona aman atau TES
(Tempat Evakuasi Sementara) tsunami. TES tsunami yang diusulkan
mengikuti aturan yang ditetapkan oleh BNPB (2012). Sehingga terpilihlah 12
TES tsunami yang cocok untuk evakuasi saat keadaan darurat. TES yang
diusulkan memiliki dua tipe yaitu, TES horizontal yang berada di zona aman
terletak di perbukitan Desa Parangtritis dan TES vertical berada di zona rawan
tsunami berupa gedung berlantai yang luas.

Berdasarkan peta kerawanan tsunami, peta skenario limpasan runup


tsunami Desa Parangtritis dan syarat TES maka TES tsunami yang diusulkan
dapat diprioritaskan untuk dijadikan rujukan utama warga dalam
menyelamatkan diri. Adapun syarat dari BNPB (2012) tentang syarat TES
tsunami adalah bangunan yang diusulkan lahan gempa bumi memiliki jumlah
lantai yang cukup aman, dan dalam kondisi normal (tidak terjadi bencana
tsunami) bangunan tersebut dapat berfungsi sebagai bangunan umum,
sehingga memenuhi aspek keberlanjutan (sustainability).
DAFTRAR PUSTAKA

https://cangkringankec.slemankab.go.id/?page_id=1238, diakses pada Rabu, 11 Juli


2018.

https://kepuharjodes.slemankab.go.id/, diakses pada Rabu, 11 Juli 2018.

https://inspeksisanitasi.blogspot.com/2016/09/menghitung-kebutuhan-jamban-
pada.html, diakses pada Rabu, 11 Juli 2018.

Buku Pedoman Teknis Penanggulangan Krisis Kesehatan akibat Bencana yang


mengacu kepada standar internasional (Technical Guidelines of Health Crisis Responses
on Disaster), Depkes RI, 2007

https://asetyaaji.com/standar-minimal-pasokan-air-bersih-dan-sanitasi-dalam-respon-
bencana/, diakses pada Rabu, 11 Juli 2018.

https://www.njogja.co.id/bantul/pantai-parangtritis/, diakses pada Rabu, 11 Juli 2018.

Handoyo, P., Agus A.D. Suryo Putro., Petrus Subardjo., Ilmu Kelautan Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, UNDIP., 2017., Peta Kerawanan Tsunami Serta
Rancangan Jalur Evakuasi di Pantai Desa Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Vol 10, No 2.

Anda mungkin juga menyukai