UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS FARMASI
2018
CASE STUDY
Bapak Jefri, berusia 56 tahun datang ke RS untuk kunjungan rutin. Pasien diketahui
menderita NSTEMI (non-ST segment elevation myocardial infarction) dan dilakukan PTCA
(Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty) 2 tahun lalu diikuti dengan pemasangan stent
pada arteri coroner. Dua bulan setelahnya pasien menjalani rehabilitasi jantung. Pasien mengaku
membiasakan diri untuk jalan santai 1 jam setiap hari. Sebelum dilakukan operasi pasien juga
mengaku perokok aktif dan berhenti sejak dilakukan pemasangan stent pada jantungnya.
BMI : 24 kg/m2
HDL : 45 mg/dL
Klopidogrel 75 mg/hari
Perindopril 4 mg/hari
Simvastatin 20 mg/hari
Pasien juga mengaku sering mengabaikan konsumsi obat-obatan ini dikarenakan kurang
memahami tentang pengobatan yang dijalankan.
2
ANALISIS SOAP
a. Subjektif
b. Objektif
c. BMI : 24 kg/m2
f. HDL : 45 mg/dL
h. Assessment
3
Denyut nadi 76 bpm 60–80 bpm normal
Tekanan darah tinggi, pasien diabetes harus memiliki tekanan darah dibawah 130/80
mmHg (JNC 8, )
ACEI atau ARB dapat menjadi pilihan terapi hipertensi pada pasien diabetes. Selain itu
CCB juga bisa dipertimbangkan, sesuai dengan guideline penalaksanaan hipertensi
berikut :
4
Gambar 1. Algoritma penatalaksanaan hipertensi (JNC 8, )
Penggunaan beta blocker non selective merupakan pilihan obat yang kurang tepat bagi pasien
COPD
Pasien menderita BPH dan pada Doxazosin, alpha blocker dapat mengontrol gejala BPH dengan
baik. Namun, pusing dan sakit kepala yang dirasakan kemungkinan adalah efek samping dari
doxazosin. Sehingga dapat disarankan bahwa konsumsi Doxazosin lebih baik di malam hari.
a) Plan
Hentikan penggunaan naproxen. Hal ini dikarenakan karena penanganan utama adalah
hipertensi, bukan paliatif. Serta, naproxen memiliki banyak interaksi terhadap obat-obat
5
yang diresepkan. Jika dibutuhkan, pilih alternatif lain (seperti parasetamol) untuk terapi
nyeri
Terus awasi tekanan darah, konsentrasi K, fungsi ginjal, glukosa, serta profil lemak
Ubah jadwal dosis menjadi qhs untuk mengurangi kemungkinan doxazosin memicu
pusing dan sakit kepala.
6
Gambar 2. Penatalaksanaan Terapi DM tipe 2 (ADA, 2018)
7
ANALISIS DRP
Pasien menderita hipertensi, DM tipe 2, dan COPD tingkat 2. Dari data hasil
laboratorium, pemeriksaan fisik, serta tanda vital, tidak ditemukan adanya indikasi penyakit
lain
Enam jenis obat yang diresepkan yaitu : Hydrochlorothiazide 25mg, Doxazosin 2mg,
Carvedilol 12.5mg, Mucinex D, Naproxen 220mg, Metformin 500 mg diindikasikan sebagai
terapi hipertensi, DM tipe 2, gejala pusing dan batuk. Tidak ditemukan obat tanpa indikasi
dalam kasus ini
Naproxen diberikan sebagai terapi gejala pusing dan sakit kepala yang diderita pasien.
Naproxen juga dianggap kurang tepat digunakan karena memiliki banyak interaksi terhadap
obat-obat yang diresepkan. Selain itu, naproxen, yang merupakan NSAID, dapat
meningkatkan resiko CVD dimana akan sangat berbahaya pada pasien resiko tinggi seperti
pasien DM dan Hipertensi (Medsape, 2018).
8
d) Dosis obat kurang dan berlebih
e) Interaksi obat
pengawasan)
Carvedilol HCT Sedang Carvedilol meningkatkan kadar kalium
(Tingkatkan darah, sedangkan HCT sebaliknya.
pengawasan)
Naproxen HCT Sedang Naproxen meningkatkan kadar kalium
(Tingkatkan darah, sedangkan HCT sebaliknya.
pengawasan) HCT meningkatkan kadar naproxen oleh
reaksi kompetitif anionic pada ginjal.
Minor
HCT Metformin Minor HCT meningkatkan kadar metformin
oleh reaksi kationik kompetitif pada
ginjal
9
HCT menurunkan efek metformin oleh
reaksi farmakodinamik antagonis. Dosis
tiazid yang lebih besar dari 50 mg/hari
dapat meningkatkan kadar gula darah
10
g) Kegagalan terapi
Belum ditemukan kegagalan terapi. Namun, disarankan untuk memantau secara ketat
terhadap target terapi, gejala-gejala lain yang timbul sebelumnya, serta efek samping obat.
Jika target terapi tidak tercapai, dapat mengacu kembali terhadap guideline JNC 8 dan ADA
2018 untuk penanganan hipertensi dan DM tipe 2.
11
DAFTAR PUSTAKA
Adusumilli, P. K., & Adepu, R. (2014). Drug related problems: an over view of various
classification systems. Asian J Pharm Clin Res, 7(4), 7-10.
American Diabetes Association. 2018. Standards Of Medical Care In Diabetes. Available in :
https://diabetesed.net/wp-content/uploads/2017/12/2018-ADA-Standards-of-Care.pdf
(Accessed on September 7th 2018).
Dipiro,J.T., et al. 2015. Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition.United States : McGraw-
Hill Education.
Hsu, W. T., Shen, L. J., & Lee, C. M. (2016). Drug-related problems vary with medication
category and treatment duration in Taiwanese heart failure outpatients receiving case
management. Journal of the Formosan Medical Association, 115(5), 335-342.
Lew, V., Ghassemzadeh, S. 2018. SOAP Notes. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing.
Tersedia di : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482263/
Pharmaceutical Care Network Europe. 2017. Classification for Drug Related Problems.
Available online at http://www.pcne.org/upload/files/230_PCNE_classification_V8-
02.pdf (Diakses pada tanggal 7 Agustus 2018).
The Eight Joint National Committee (JNC 8). 2014. Guidelines for the Management of
Hypertension in Adults – AAFP. Available at :
http://www.nmhs.net/documents/27JNC8HTNGuidelinesBookBooklet.pdf (Accessed
Sep 7th 2018).
12