PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Takaffulul Ijtima'.
2. Untuk mengetahui Ukhuwah.
3. Untuk mengetahui Ta'awuh.
4. Untuk mengetahui Tasamuh.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.2. Ukhuwah
Ukhuwah secara Bahasa persaudaraan, dari akar kata yang berarti
memperhatikan. Ukhuwah fillah atau persaudaraan sesama muslim adalah
suatu modal pergaulan antara manusia yang perinsipnya telah digariskan
dalam al-qur'an dan al-hadist, yaitu suatu wujud persaudaraan karena allah
SWT.
Persaudaraan muslim sebagai pilar masyarakat islam sesungguhnya
sebaggai perekat pilar-pilar sosial islam lainnya seperti unsur persamaan
(egaliter) kemerdekaan, persatuan dan musyawarah. Ibarat suatu bangunan
rumah kemerdekaan adalah pondasinya, sedangkan egaliter sebagai
penyanggga utamanya dan persaudaraan muslim sebagai balok-balok
perekat dann pengikat tiang utama sebagai tiang yang berfungsi sebagai
penentu bangunan rumah.
Sedangkan unsur persatuan addalah tembok dan dinding yang
memperkokoh bangunan rumah, sedangkan musyawarah sebagai pintu
dan jendela atau sebagai ventelasi yang mengatur keluar masuk udara.
Dengan menyatu unsur-unsur tersebut akan membentuk suatu bangunan
rumah yang utuh, kokoh dan ideal.1
2.1.3. Ta’awun
Ta’awun adalah menurut bahasa berasal dari bahasa arab yang artinya
berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau
perbuatan manusia yang didasari pada hati nurani dan semata-mata
mencari ridho Allah SWT. Ta’awun bisa dilakukan dengan apa saja tanpa
ada aturan persyaratan semua bisa melakukannya, baik yang masih kecil,
muda ataupun tua, dalam mengerjakan kebaikan dan kebajikan.
1
Cecep Sudirman anshori, jurnal Pendidikan agama islam ukhuwah islamiah sebagai fondasi
terwujudnya organisasi yang mandiri dan professional Vol.14 No.1 (Bandung, Ta'lim , 2016) hal
118.
2
Shahîh Muslim Syarh Nawawi, tahqîq:Khalîl Makmûn Syiha, (Dârul-Ma’rifah, Beirut, Libanon,
…)336-337
َِ ّللَشدِيدَُٱ ۡل ِعقا
ْ ٢ْ ب َِ ْۚ وَلَتعاونُواَعلىَٱ ۡ ِۡل ۡث َِمَوَٱ ۡلعُ ۡد َٰو
َنَوَٱتَقُواََٱ َه
ََ ّللَإِنَََٱ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksa-Nya3
Syaikh Al-Qordhawi menyebut konsep at-ta’awun atau konsep
takaful (kesetiakawanan) Islam mengajarkan kepada kita agar hidup dalam
masyarakat senantiasa terjalin hubungan kesetiakawanan antara sesama
umat Islam dalam rangka “alal birri wat taqwa” kebajikan dan takwa,
Allah tidak melarang kita menjalin hubungan kesetiakawanan kerjasama,
saling menolong dengan saudara kita, yang beragama lain sepanjang hal
tersebut perkara-perkara sosial, muamalah dan kemasyarakatan, Islam
sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa mempersiapkan
hari depan yang baik agar tidak meninggalkan generasi yang melarat, tidak
punya sumber penghasilan, tidak memiliki warisan atau wasiat berupa
harta yang dapat menjadi modal awal untuk berusaha dan menghidupin
keluarganya, termasuk menyikapi tingkat pendidikan dan lapangan
pekerjaan bagi generasi penerus keluarga, bangsa dan negara.4
2.1.4. Tasamuh
Secara etimologi berasal dari kata toleransi yang berarti sikap
membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa
memerlukan persetujuan. Yang dikenal dalam Bahasa arab dikenal dengan
tasamuh, yang berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.5
Tasamuh dalam ajaran islam memiliki Batasan atau aturan yang jelas,
seperti dalam hal pelaksanaan ibadah dan akidah. Namun dalam aspek
social kemasyarakatan, seperti bergaul, bertetangga, berdagang, dan
aktifitas sosial ( keduniawian ) lainnya diperbolehkan. Dengan demikian,
dalam toleransi memiliki rambu-rambu yang harus dipatuhi yaitu
3
Depaq RI Ar–Rifa'i mu Muhammad Nasib, Al-qur'an dan terjemah surat Al-ma'idah ayat ke-2
cet 1 (Jakarta: Gema Insani press 1999)
4
M.Syakir Sula.Asuransi Syari’ah(Jakarta: Gema Insani ) :Hal :204
5
Said Aqil Husin Al-Munawar, fikih hubungan antar agama, ( Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005 ),
hal. 13
mengakui hak semua orang, menghormati keyakinan orang lain, lapang
dada menerima perbedaan, saling pengertian, kesadaran dan kejujuran.6
6
Muhaemin, Al-Qur'an Dan Hadist, ( Bandung, Grafindo Media Utama, 2008 ), hal. 71
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam akhlak sesama banyak yang harus diperhatikan terutama menjaga
perasaan dalam berteman dan bergaul sesama manusia baik kecil, muda, dan tua
harus saling memperahtikan dan memiliki rasa toleransi dalam besosialisasi
kemasyarataan harus memperhatikan memberi pengakuan terhadap sesama.
Saran
Said Aqil Husin Al-Munawar, fikih hubungan antar agama, ( Jakarta: PT. Ciputat Press,
2005 ).
Ahmad Amin, Zuhr al-Islam cetakan ke-3, juz 2 (Kairo: Dar al-Misriyah,1995)