Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada

bagian subdermal, yang hanya mengandung levonorgestrel yang dibungkus

dalam kapsul silastic silicon polidymetri silicon dilepaskan kedalam darah secara

difusi melalui dinding kapsul. Levonorgestrel ( LNG ) adalah suatu progestin

yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi dengan masa

kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita.7

2.2. Kontrasepsi Implan

Folkman dan Long pada tahun 1964 memperkenalkan penemuan

tabung silastik berisikan obat yang dapat dikeluarkan sedikit demi sedikit dalam

waktu lama. Dua tahun kemudian Dziuk dan Cook menemukan kapsul silastik

yang dapat mengeluarkan konsentrasi obat secara invitro dengan konstan.

Segal dan Croxatto pada tahun 1966 dalam pertemuan tahunan American

Fertility Society mengusulkan untuk menggabungkan beberapa prinsip tersebut

pada pemakaian hormon steroid, hasilnya menunjukkan bahwa hormon steroid

dalam kapsul silastik yang dimasukkan di bawah kulit tersebut dapat

dikeluarkan secara terus-menerus sedikit demi sedikit dalam waktu lebih dan

satu tahun. Penemuan ini menjadi dasar dan konsep pengembangan

kontrasepsi jangka panjang bawah kulit. Tujuannya adalah untuk

Universitas Sumatera Utara


mengembangkan jenis kontrasepsi baru yang dapat memberikan alternatif bagi

perempuan dalam mengambil keputusan memilih kontrasepsi yang efektif

untuk beberapa tahun. 11,12

Norplant merupakan jenis kontrasepsi implan generasi pertama yang

diperkenalkan pertama kali di Chile pada tahun 1972-1974. Kemudian terus

Pada tahun 1968 di Amerika Serikat pertama kali dilakukan uji klinik implan yang

dipasang subdermal dimulai. Uji klinik ini gagal karena kapsul silikon yang

berisikan progestin, klormadinonasetat berhubungan dengan timbulnya kanker

payudara pada binatang percobaan. Antara tahun 1970 sampai dengan tahun

1978 dilakukan uji klinik implan berisikan megesterol asetat. Uji klinik ini tidak

dilanjutkan karena pada anjing percobaan menunjukkan adanya pertumbuhan

nodul payudara serta dijumpai adanya massa adneksa dan sejumlah kehamilan

ektopik Berdasarkan pengalaman itu maka percobaan diteruskan dengan

menggunakan progestin dosis rendah,namun megestrol asetat kurang kuat

dalam menghambat ovulasi. Selanjutnya, digunakan implan norethindrone,

norgestrienone clan. levonorgestrel (LNG). Enam kapsul berisi norethindrone

tidak memberikan harapan baik. Hasil uji klinik norgestrienone dan LNG dapat

mencegah kehamilan lebih baik dan angka kelangsungan pemakaian lebih

tinggi. Setelah implan LNG terpasang didapatkan siklus anovulasi pada setiap

siklus menstruasi selama tahun pertama. 5, 13,15

Diperkenalkan ke berbagai negara hingga mencapai lebih kurang 60

negara pada tahun 1990-an. Di Indonesia, Norplant sebagai metoda kontrasepsi

mulai diperkenalkan kepada masyarakat secara terbatas pada dua pusat

Universitas Sumatera Utara


penelitian yaitu Klinik Raden Saleh Jakarta dan Bagian Kebidanan/Kandungan

Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Sejak tahun 1982 penelitian

dikembangkan pada 9 pusat penelitian lainnya, sehingga total menjadi 11 yaitu:

Jakarta, Bandung, Medan, Padang, Palembang, Semarang, Jogyakarta,

Surabaya, Denpasar, Ujung Pandang, dan Menado. Pada tahun 1985 mulai

dilakukan program expanded field trial di seluruh propinsi di Indonesia sampai

tahun 1987, sehingga pada tahun tersebut Norplant sudah dapat dilayani di

seluruh propinsi. 1, 5, 10, 13

Grafik 2.1. Proporsi jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB aktif di Provinsi

Sumatera Utara tahun 2006 – 2008 (Sumber: Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara 2008)

2.3. Jenis – jenis Kontrasepsi Implan

2.3.1. Norplant

Dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga

dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg

levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya

Universitas Sumatera Utara


berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian

menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini

norplant yang paling banyak dipakai. Norplant merupakan nama dagang

kontrasepsi implan subdermal yang mengandung levonorgestrel yaitu suatu

hormon progestin yang merupakan derivat dari 19- nortetosteron. LNG terdapat

dalam bentuk kristal yang ditempatkan pada bagian interior dari kapsul. Pada

Norplant, levonorgestrel akan dilepaskan sebanyak 50-80 mcg/hari selama satu

tahun pertama pemasangan. Jumlah ini sama dengan yang didapat dari pil

kontrasepsi yang hanya mengandung progestin dan kira-kira sepertiga sampai

setengah dari dosis harian pil kontrasepsi kombinasi (estrogen dan progestin).

Pelepasan pada tahun berikutnya sampai dengan tahun ke 6 pemakaian adalah

30-35 mcg/hari.5,8,14

2.3.2. Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi

ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable,

dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA

(Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama

kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah

60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama

masa kerjanya.14,15

2.3.3. Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan

lama kerja 3 tahun. Indoplant adalah jenis-jenis implan LNG terbaru yang terdiri

Universitas Sumatera Utara


dari dua batang lentur dan di dalamnya berisi campuran dalam jumlah yang

sama antara LNG dengan elastomer silikon. Batang implan dibungkus tabung

silikon berdinding tipis yang pada ujung-ujungnya ditutup dengan Silastic

(polydimetyl-siloxane) Medical Grade Adhesive. Indoplant dan Duplant, terdiri

dari dua batang kapsul silastik masing-masing mempunyai panjang 44 mm

dengan diameter 2,4 mm, setiap batang berisi 75 mg LNG. Baik pada Indoplant

maupun Duplant akan melepaskan hormon levonorgestrel 30 mcg/hari..14, 15, 16,


19

2.3.4. Duplant

Duplant terdiri dari dua batang kapsul silastik masing-masing

mempunyai panjang 44 mm dengan diameter 2,4 mm, setiap batang berisi 75

mg LNG Duplant merupakan implan baru yang sedang dalam tahap fase III uji

coba klinis dan merupakan copy dari Sinoimplan yaitu implan 2 batang dengan

ukuran, kandungan dan cara kerja yang identik dengan Indoplant. Sebagai zat

aktif kontrasepsi implan, levonorgestrel merupakan hormon steroid dengan


1, 11, 12, 14, 15,
aktivitas progesteron yang kuat dan aktivitas androgen yang lemah..
16, 17, 18

2.3.5. Uniplant

Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang

mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar

100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun. 11,14

2.3.6. Capronor

Universitas Sumatera Utara


Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan

progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut

dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan

lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia

tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat

diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara

bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-

kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan

panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang

4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12-18 bulan.

Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat

dibandingkan silastic.15,16

Jenis-jenis implan mempengaruhi lama kerja alat kontrasepsi tersebut.

Lama kerja ini dipengaruhi oleh jenis hormon yang digunakan serta dosis

hormon yang terkandung dalam kapsul implan. Implan yang dapat mengalami

biodegradasi menghantar progestin dalam kadar konstan untuk suatu periode

waktu yang bervariasi dari sebuah wahana yang larut dalam jaringan tubuh.

Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan

kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah.11,14,15,16,17

2.4. Cara Kerja Kontrasepsi Implan :

1. Lendir serviks menjadi kental

Universitas Sumatera Utara


Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap

mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang

membentuk sawar untuk penetrasi sperma.

2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi

implantasi. Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi

siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan

atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi

fertilisasi, meskipun demikian tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang

dapat dideteksi pada pengguna implan.

3. Mengurangi transportasi sperma

Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga

menghambat pergerakan sperma.

4. Menekan ovulasi

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing

hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting

untuk ovulasi.11,20

2.5. Patofisiologi Haid

Dalam setiap siklus haid yang normal, proses ovulasi dan perubahan

endometrium dikendalikan oleh kerjasama antara hormon korteks serebri,

hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium yang disebut sebagai poros

Universitas Sumatera Utara


hipotalamus-hipofisis-gonad. Peran terbesar dimainkan oleh hipotalamus dan

hipofisis melalui mekanisme umpan balik positif dan negatif, balk lengkung

panjang maupun lengkung pendek. Dalam prosesnya, poros ini peka terhadap

intervensi dari luar maupun dari dalam seperti penyakit sistemik. Bila poros

berjalan normal maka siklus haid akan berjalan normal. Perdarahan haid dengan

siklus yang teratur secara tidak langsung menunjukkan fungsi normal dari poros

tersebut. Sebaliknya bila poros berjalan tidak normal akan mengakibatkan

kegagalan ovulasi dan pola perdarahan yang abnormal. 21, 22, 23

Siklus haid normal diawali oleh proses neuroendokrinologis yang akan

menghasilkan isyarat hormonal pada masing-masing tingkat. Isyarat ini dimulai

dari nukleus arkuatus di mediobasal hipotalamus setelah menerima rangsangan

dari korteks serebri. Akibat perangsangan ini, hipotalamus akan melepaskan

gonadotropin releasing hormon ( GnRH) atau luteinizing hormon releasing

hormon (LHRH). Sekresi hormom pelepas ini dikendalikan oleh mekanisme

umpan balik lengkung panjang yang oleh steroid ovarium dan mekanisme

umpan balik lengkung pendek yang diatur oleh gonadotropin hipofisis.

Pelepasan GnRH merupakan syarat awal untuk terjadinya peristiwa siklus

berikutnya. GnRH merupakan suatu hormon dekapeptida yang dilepaskan

secara pulsatil dengan frekuensi dan amplitudo tertentu. Gangguan terhadap

sekresi GnRH akan menyebabkan gangguan terhadap poros di bawahnya,

dengan akibat terjadinya anovulasi, amenore dan gangguan haid lainnya.

Sebagai respon terhadap pelepasan GnRH maka hipofisis akan melepaskan

hormon perangsang folikel (follicle stimulating hormone,FSH) dan hormon

Universitas Sumatera Utara


luteinisasi (luteinising hormone,LH). FSH berperan merangsang pematangan

folikel ovarium, sedangkan LH dalam jumlah tertentu diperlukan sepanjang

siklus haid untuk merangsang sintesis pembakal androgen di dalam stroma

ovarium yang akan diubah menjadi estrogen di dalam folikel. Kadar estrogen

yang terus menerus tinggi di folikel menyebabkan peningkatan kadar LH pada

pertengahan siklus haid. LH hanya akan bekerja jika ada FSH, kedua hormon ini

bersifat sinergistik. Lonjakan LH yang terjadi akan merangsang terjadinya

ovulasi dan terbentuknya korpus luteum. Terjadinya gangguan pada sekresi

salah satu atau rangsangan FSH dan LH pada ovarium akan menyebabkan

folikel-folikel mengalami proses pembentukan menjadi folikel yang matang dan

kemudian akan mengalami proses ovulasi. Pengaruh kedua hormon ini pada

folikel-folikel menyebabkan sekresi estrogen serta sedikit progesteron dan

sedikit sekali androgen. Teka intema merupakan tempat utama produksi

hormon-hormon tersebut. Setelah ovulasi, sekresi progesteron dilanjutkan oleh

corpus luteum. Pola sekresi hormon-hormon ovarium sendiri telah diketahui

dengan jelas. Pada saat terjadi haid, kadar estrogen cepat merosot dan

menetap dalam kadar yang rendah pada tahap dini fase folikuler. kedua hormon
21, 22, 24,
tersebut akan mengakibatkan perubahan pola ovulasi dan perdarahan.
25, 26

Universitas Sumatera Utara


Gambar 1. Fungsi sekresi dari hipotalamus, juga pelepasan releasing faktor dari hipofisis
24
yang mengendalikan fungsi endokrin dari ovarium dan kelenjar - kelenjar adrenal.

Dengan berkembangnya folikel, estrogen meningkat dengan cepat

hingga mencapai puncak. Pada saat ini terjadi lonjakan LH yang mengakibatkan

ovulasi. Setelah ovulasi, kadar estrogen cepat menurun kembali, disusul dengan

peningkatan progesteron sebagai hasil sekresi korpus luteum. Kenaikan level

serum dari hormon sex steroid menyebabkan umpan balik negatif yang

menghambat pelepasan GnRH dan hormon gonadotropin. Hormon sex steroid

mempunyai efek yang berbeda terhadap endometrium dan miometrium.

Sementara inhibin yang diproduksi di ovarium mempunyai efek umpan balik

negatif terhadap pelepasan gonadotropin, seperti digambarkan pada gambar

2.22, 23, 24, 25, 26

Universitas Sumatera Utara


Gambar 2. Diagram umpan balik positif dan negatif yang melibatkan sumbu HPO.

Pelepasan secara pulsatil hormon GnRH menyebabkan pelepasan LH dan FSH dari

hipofisis anterior yang mana keduanya merangsang pematangan folikel, ovulasi dan
25
produksi hormon sex steroid ( estrogen, progesteron dan testosteron ).

Pada fase folikuler kadar progesteron rendah kemudian setelah ovulasi

kadamya mulai meningkat sebagai hasil produksi korpus luteum. Hormon ini

berperanan dalam mempersiapkan endometrium untuk implanasi. Gangguan

pada hormon ini akan mempengaruhi siklus endometrium sehingga

menimbulkan pola perdarahan yang tidak teratur. Tidak terbentuknya korpus

luteum aktif karena anovulasi mengakibatkan rendahnya kadar progesteron

sementara kadar estrogen tetap normal. Pengaruh estrogen ini menyebabkan

endometrium mengalami proliferasi yang malar, sehingga mengakibatkan

pengelupasan endometrium tak beraturan. Pada insufisiensi korpus luteum,

akan terjadi regresi korpus luteum sehingga kadar progesteron` menjadi rendah.

Keadaan ini akan mengakibatkan pemendekan siklus haid, polimenore atau

Universitas Sumatera Utara


bercak prahaid. Selain itu berubahnya nisbah estrogen/progesteron juga dapat

mengakibatkan pengelupasan endometrium yang tidak teratur. 21, 22, 24

2.6. Keuntungan dan Efek samping Kontrasepsi Implan

2.6.1. Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :

1. Daya guna tinggi

Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan

yang aman dan sangat efektif.

2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa

kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh :

uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.

3. Pengembalian kesuburan yang cepat

Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk

dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian

besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam

bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun

pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada

wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha

untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa

depan. Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi

tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal.

Universitas Sumatera Utara


Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena

kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.

4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan

atas.

5. Bebas dari pengaruh estrogen

Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung

hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon

estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.

6. Tidak mengganggu kegiatan sanggama

Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena

diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

7. Tidak mengganggu ASI

Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui.

Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi

tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat

nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera

Postpartum.

8. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

9. Dapat dicabut setiap saat

10. Mengurangi jumlah darah haid

Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

11. Mengurangi / memperbaiki anemia

Universitas Sumatera Utara


Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari

perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin

para pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam

jumlah rata-rata darah haid yang hilang.11

2.6.2. Efek samping Kontrasepsi Implan, meliputi:

1. Perubahan pola haid

Kerugian atau efek samping kontrasepsi implan pada kebanyakan klien

dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak

(spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta

amenorea.10,11,12

Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama

penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi

perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran

darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan

amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun

pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi

pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun

kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun. Efek

samping yang paling sering terjadi pada pemakaian implan LNG adalah

perubahan pola perdarahan haid. Perdarahan bercak atau perdarahan

terus-menerus sering terjadi terutama pada 6-9 bulan pertama

pemakaian. Dari hasil penelitian didapatkan pola perdarahan tersebut

Universitas Sumatera Utara


lebih sering dijumpai pada siklus dimana kadar estrogen rendah (yaitu

pada siklus anovulasi atau siklus ovulasi terganiggu). Sebaliknya

perdarahan yang tidak teratur jarang dijumpai pada siklus yang

berovulasi. Rata-rata jumlah darah yang keluar biasanya lebih sedikit

dibandingkan saat memakai implan. Kadar hemoglobin meningkat

dengan dilanjutkannya pemakaian implan dan jarang sekali yang

mengalami perdarahan berat sehingga menyebabkan penurunan kadar

hemoglobin. Dalam pengamatan selama 3 tahun tidak didapatkan angka

penghentian pemakaian yang disebabkan oleh perubahan pola

perdarahan pada kedua jenis implan tersebut. Perubahan perdarahan

yang sering terjadi terutama adalah perdarahan yang lama dan tidak

teratur. Perubahan tersebut akan berkurang sejalan dengan waktu

pemakaian. Penghentian pemakaian selama 5 tahun yang disebabkan

oleh perubahan pola perdarahan haid secara kumulatif adalah 4,2-30,7

per 100 pemakai implan, meskipun demikian tahun pertama

kelangsungan pemakai implan LNG berkaitan dengan efek samping

tersebut lebih baik dari IUD, pil KB dan kontrasepsi suntik.

2. Nyeri kepala

Timbulnya keluhan seperti nyeri kepala yang dialami oleh pengguna

kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.

3. Peningkatan berat badan

Universitas Sumatera Utara


Wanita yang menggunakan implan lebih sering mengeluhkan

peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan.

Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan dikacaukan

oleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan

nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik

levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidak mempunyai dampak

klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75

wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak

adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan

antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).

4. Jerawat

Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan

keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat

disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan

suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar

globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin),

menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel

maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi

yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar

SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam

androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan

jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik

Universitas Sumatera Utara


dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian

antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau

reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian

besar pengguna untuk terus menggunakan implan.

5. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi

sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru

manapun, wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat

keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri

saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak

wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan.

Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan

dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya.

Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur

tersebut kecil dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil

yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.

6. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur

pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat

memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi.

Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%,

Universitas Sumatera Utara


suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan

yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta

pencabutan implan.

7. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual

termasuk AIDS.

Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit

menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS,

gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit

menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan

metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.

8. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.

9. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin)

atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini,

penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan

risiko kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam

darah.5,11,12

Pada pemakaian implan LNG umumnya akan mengalami satu atau

beberapa efek samping tetapi jarang menjadi masalah yang berat. Kebanyakan

Universitas Sumatera Utara


efek samping yang terjadi ringan tetapi pada kenyataanya dapat menyebabkan

beberapa pemakai menghentikan pemakaian implan. Beberapa efek samping

penggunaan implan LNG yang dilaporkan oleh Erskine dan rekan seperti terlihat

di tabel I. 27

Tabel 1. Efek samping penggunaan kontrasepsi implan LNG yang dilaporkan oleh Erskine

et al.

Perdarahan ireguler 43 39% Payudara tegang 3 3%


Amenore 28 25% Kurangnya dorongan 3 3%
seksual
Perdarahan Bercak 21 19% Kelelahan 2 2%
Pertambahan berat badan 10 9% Nyeri lengan 2 2%
Jerawat 7 6% Nausea 1 1%
Nyeri kepala 7 6% Peningkatan bulu di wajah 1 1%
Keram 7 6% Kehilangan berat badan 1 1%
Depresi 5 5% Pusing 1 1%
Ketegangan pra-haid 4 4% Pingsan 1 1%
Perubahan mood 3 3% Mata kering 1 1%
Kerontokan rambut 3 3% Insomnia 1 1%
Nyeri kepala sebelah 3 3% Ruam kulit 1 1%

2.7. Patologi Perdarahan Pada Pemakaian Kontrasepsi Progestin

Pemakaian progestin secara terus menerus akan mengakibatkan

berubahnya struktur lapisan endometrium, sehingga secara otomatis akan

merusak dinding kapiler arteriol di endometrium. Perdarahan terjadi melalui

arteriol yang rusak dan akan terbentuk hematom, atau akan langsung keluar dan

arteriol yang pecah. Eritrosit dapat langsung keluar dari kapiler yang rusak

Universitas Sumatera Utara


secara diapedesis. Manifestasi dan proses tersebut adalah adanya perdarahan

bercak Bila keadaan ini berlangsung terus menerus maka perdarahan yang

lama dan banyak akan terjadi. Adanya faktor pemicu lain seperti morfologi

kapiler yang abnormal, kerusakan desidua, lekopeni, iskemi pada endometrium

dan faktor lain yang belum diketahui dapat mengakibatkan perdarahan yang

berlanjut. Pada keadaan perdarahan yang banyak dan lama, kemungkinan telah

terjadi gangguan sistem hemostasis yang berhubungan dengan faktor

pembekuan yang berkurang, atau telah terjadi props aktifitas antikoagulan yang

berlebihan. Pada tingkat ini proses regenerasi endometrium telah terganggu

akibat defisiensi estrogen yang terus menerus. Proses regenerasi dari sistem

kapiler juga kemungkinan tidak terbentuk, disebabkan adanya defisiensi protein.


21,22,24

2.8. Gangguan perdarahan pada pemakaian kontrasepsi progestin

Gangguan yang utama pada pemakaian kontrasepsi yang mengandung

hormon progestin adalah gangguan pada pola perdarahan haid. Pada tahun

pertama hanya sekitar 40% akseptor yang memakai kontrasepsi progestin akan

mendapatkan siklus haid yang teratur. Sisanya akan mengalami perdarahan

yang tidak teratur (irreguler bleeding), perdarahan bercak (spotting) dan

amenorea.11

Dalam salah satu penelitian, didapatkan bahwa pada tiga bulan setelah

pemasangan Norplant sebanyak 30 % akseptor mengeluh mendapat

perdarahan selama 30 hari atau lebih dan kemudian angka ini berkurang

Universitas Sumatera Utara


menjadi hanya 12% pada bulan ke-9 sampai ke-12. Hasil penelitian lain

melaporkan bahwa sebanyak 25% akseptor mengalami perdarahan yang lebih

dari 11 hari pada tahun pertama pemakaian dan angka ini akan menurun

menjadi hanya 10% pada tahun ke-2,3,4. Dalam hal ini perdarahan yang banyak

dan lama jarang terjadi pada pemakaian kontrasepsi progestin. Gangguan

perdarahan ini merupakan alasan terbanyak penghentian pemakaian

kontrasepsi progestin pada tahun pertama. Keluhan perdarahan akan berkurang

sesuai dengan waktu.

Qin dan rekan meneliti penggunaan Norplant 2 selama 4 tahun dan

mendapatkan bahwa gangguan perdarahan atau menstruasi yang tidak teratur

sampai dengan keadaan amenore sebagai salah satu efek samping yang

banyak dialami oleh akseptor.

Grafik 2. Rerata pola perdarahan ( perdarahan memanjang, oligomenore dan amenore )

pada akseptor Norplant 2 selama 4 tahun.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai